Evaluasi Sasaran-
sasaran pada Peta
Jalan Menuju Jaminan
Kesehatan Nasional
-
2014 2015 2016 2017
(5,000.0)
(10,000.0)
(15,000.0)
(20,000.0)
Peningkatan defisit terus
Orang miskin dan tidak mampu ASN, TNI, dan Polri Pekerja formal swasta
terjadi pada segmen
Didaftarkan Pemda Bukan pekerja Pekerja informal peserta bukan pekerja dan
pekerja Informal
5,000.0
Yogyakarta Bengkulu
Jawa Timur Nusa Tenggara Timur
Jawa Tengah Sulawesi Utara
Sumatera Utara yang memiliki kapasitas SDM terbatas
mengalami hal yang sama, sulit akses
yang telah mengupayakan data tunggakan dan data iuran. Sehingga,
pertemuan koordinasi dengan BPJS pemerintah provinsi kesulitan dalam
Kesehatan agar terjadi komunikasi melakukan evaluasi dan monitoring
dan akses ke data kepesertaan yang tunggakan pada peserta JKN di daerah
lebih lengkap, tetap mengalami masing-masing.
kesulitan dalam mengakses data
tersebut.
Definisi Operasional :
Kebijakan JKN di tingkat pusat
berjalan selaras dengan kebijakan
daerah (Harmonis) dan dapat
diimplementasikan, sehingga
kebijakan JKN dapat mewujudkan
pelayanan kesehatan yang
memadai dan harga keekonomian
yang layak sesuai peraturan UU
SJSN, UU BPJS, UU Kesehatan.
POLEMIK LEGISLASI ;
Koordinasi dan Partisipasi
MA membatalkan ketiga Peraturan BPJS
Kesehatan
BPJS Kesehatan tidak berwenang
(1) Peraturan Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan mengatur aturan tersebut
Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Penjaminan Pelayanan
Katarak Dalam Program Jaminan Kesehatan, BPJS Kesehatan harus
(2) Peraturan Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan melakukan koordinasi dengan
Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Penjaminan Pelayanan kementerian lainnya sebelum
Persalinan Dengan Bayi Lahir Sehat, dan mengeluarkan peraturannya
(3) Peraturan Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan
Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Penjaminan Pelayanan
Rehabilitasi Medik. Kewenangan
Kelembagaan perlu
diperjelas antara BPJS
Kesehatan, DJSN dan
Kementerian Kesehatan.
Fenomena di 7 Provinsi
Context Outcome
Pemerintah daerah belum dapat mengidentifikasi secara jelas peserta pada segmen PBI dan tidak
dapat menggunakan data kepersertaan dalam program peningkatan cakupan.
• Pengelolaan data keuangan Mechanism • Perencanaan dan
JKN secara terbuka penganggaran tepat sasaran
digunakan untuk dan konsisten
kepentingan publik • OPD dapat menganalisa
(Kementerian, Pemda dan secara komprehensif
Institusi lainnya) dan BPJS perencanaan dan
Kesehatan termasuk data by penganggaran kebijakan Outcome
name by address kesehatan Kab/Kota
Context
Fragmented
Aturan teknis yang eksplisit mengenai
koordinasi kewajiban dan dukungan
belum cukup kuat memaksa BPJS
Kesehatan
Total 30 139 17 58 13 81
Sumber : diolah dari data Pemda Kab Malaka dan Dinkes Kab. Gowa , 2017
Alternatif solusi (1)
Defisit Kelompok peserta Kantong Uang PBI untuk PBI
Adil Kantong Uang PBPU untuk
PBPU JKN menggunakan
PBPU
dana PBI
kompartemen
Single pooling
Tepat Sasaran
Pooling
dengan
Single
Efisien
Fragmentasi
Kuat dan
semua
Aktor yang berwenang dalam mengontrol memaksa
BPJS Kesehatan belum kuat masalah
seluruh pihak
fragmentasi
Aturan teknis yang eksplisit mengenai
Wewenang Sesuai dengan
koordinasi kewajiban dan dukungan tiap aktor arah
belum cukup kuat memaksa BPJS
Kesehatan jelas kebijakan
BPJS Kesehatan belum mendukung sistem
desentralistik daerah
Alternatif Bagaimana tanggapan?
solusi (3) Anak Panah Tambahan untuk Perpress
82 tahun 2018
UU SJSN dan UU BPJS yang bersifat sentral perlu
disesuaikan dengan UU Pemerintahan dan UU
Kesehatan yang terdesentraliasasi
Fragmentasi Sistem