Pendahuluan
Periodontitis dan diabetes adalah penyakit dengan prevalensi tinggi dan saling
memengaruhi satu sama lain. Studi epidimologis menunjukan bahwa diabetes
merupakan faktor resiko mayor dari periodontitis, meningkatkan resiko terjadi
nya periodontitis hingga 3x lipat dibanding dengan pasien non DM, utamanya jika
kadar gula tidak terkontrol. Hubungan angtara periodontitis dan diabetes menjadi
topik bahasan yang menarik di pelajari oleh doker, dokter gigi dan bahkan awam,
dikarenakan prevalensi ke 2 penyakit tersebut yang tinggi, dan adanya hubungan
saling memengaruhi antara ke dua nya. Tinjauan naratif ini bermaksud merngkum
pengetahuan kita mengenai hubungan antara diabetes dan periodontitis , serta
mendiskusikanpenerapan klinis terutama dalam dunia kedokteran gigi. Tinjauan
pustakadidapat dari database PubMed dan MedLine serta sumber-sumber lain
yang di cantumkan sebagai acuan.
Penyakit periodontal
Peradangan periodontal adalah salaah satu penyakit inflamasi krois yang paling
sering dijumpai, mengenai 90% dari populasi dunia (Jika termasuk ginggivitis).
Periodontitis berat (disertai kantong ≥6mm) dijumai pada 5-15% populasi dewassa
di seluruh dunia. Temuan ini sejalan dengan temuan 2009 Adult Dntal Health
Survey for England, Wales and Northern Ireland, yang menyatakan bahwa 8%
orang dewasa mempunyai setidaknya kantong ≥6mm. Proses inflamasi pada
jaringan periodontal dimulai dengan pembentukan biofilm subgingiva , namun
suseptibilitas seseorang terhadap proses inflamasi ini ditentukan oleh beberapa
faktor independen selain tingkat keparahan plak, seperti kebiasaan merokok dan
diabetes.
Diabetes
Diabetes merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan elevasi kadar gula
darah. Diabetes dibagi menjadi 3 tipe yaitu DM tipe 1, DM tipe 2 dan DM
Gestasional.
Diabetes Gestasional adalah diabetes yang terjadi saat wanita hamil, tanpa
riwayat DM sebelumnya. DM Gestasional ditandai dengan resistensi insulin
selama kehamilan yang dapat membaik setelah melahirkan, meskipun pada
bebefrapa kasus dapat melanjut menjadi DM tipe 2 .
Komplikasi diabetes berkaitan dengan hiperglikemia. Diabetes memengaruhi
hampir seluruh sistem tubuh, seperti sistem kardovaskular, ginjal, arteri perifer,
saraf dan mata. Evaluasi kadar gula darah pada penderita DM dapat diukur
menggunakan HbA1c. Indikator ini mengukur persentase hemoglobin yang
menyerap komponen gula. Masa hidup dari sel darah merah adalah sekitar 3
bulan, maka dari itu pengukuran HbA1c dapat digunakan untuk memberikan
gabaran kadar gula darah dalam tubuh seseorang dalam kurun waktu kurang lebih
3 bulan. Pada orang sehat, kadar HbAic berkisar 5.5%, pada penderita DM, kadar
HbA1c <7% dikatakan baik. Komplikasi pada diabetes sangat dipengaruhi oleh
kadar gula dalam darah. Studi menunjukan bahwa penurunan 1% HbA1c dapat
mengurangi terjadinya komplikasi kematian 21%, infark miokar 14% dan kelainan
mikrovaskular sebanyak 37%. Maka dari itu pengendalian kadar gula darah sangat
penting pada penderita diabates.
DM tipe 2 saat ini menjadi penyakit global dengan angka yang terus meningkat
setia tahunnya. Hal ini memengaruhi angka harapan hidup, morbiditas, kualitas
hidup serta biaya kesehatan. Diperkirakan 347 juta orang menderita DM di seluruh
dunia, dan diperikirakan mencapai 439 jt pada 2030. Di UK diperkirakan 6.5% dari
total populasi menderita diabetes.