Anda di halaman 1dari 2

Pravalensi HIV/AIDS di Kalangan Remaja

AIDS adalah singkatan dari Acquered Immune Deficiency Syndrome. AIDS adalah
penyakit yang belum dapat ditemukan obatnya sampai sekarang. Penyakit ini menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga manusia mudah terserang penyakit lain. Penyakit
ini disebabkan oleh virus HIV. HIV adalah singkatan dari Human Immuno Virus. Virus ini
menyerang sel limfosit CD4 dalam tubuh manusia yang berperan sebagai system pertahanan
tubuh dari infeksi. Akibatnya sistem kekebalan menurun dan rentan terhadap segala infeksi.
Virus ini menular bila terjadi percampuran cairan tubuh yang mengandung HIV, yaitu
melalui hubungan seksual dengan seorang yang mengidap HIV, melalui transfusi darah dan
transplantasi organ yang tercemar HIV, melalui jarum suntik atau alat tusuk lainnya yang
tercemar HIV, dan pemindahan dari ibu hamil yang mengidap HIV kepada janinnya.

Masa remaja merupakan peralihan masa kanak-kanak menjadi dewasa yang


melibatkan perubahan berbagai aspek seperti biologis, psikologis, dan sosial-budaya. WHO
mendefinisikan remaja sebagai perkembangan dari saat timbulnya tanda seks sekunder
hingga tercapainya maturasi seksual dan reproduksi, suatu proses pencapaian mental dan
identitas dewasa, serta peralihan dari ketergantungan sosioekonomi menjadi mandiri. Secara
biologis, saat seorang anak mengalami pubertas dianggap sebagai indikator awal masa
remaja. Namun karena tidak adanya petanda biologis yang berarti untuk menandai
berakhirnya masa remaja, maka faktor-faktor sosial, seperti pernikahan, biasanya digunakan
sebagai petanda untuk memasuki masa dewasa.

Epidemi HIV/AIDS telah menyebar dengan cepat. Penyakit ini 20 tahun yang lalu
belum dikenal sama sekali, akan tetapi saat ini diperkirakan lebih dari 60 juta orang terinfeksi
dan lebih dari 21 juta orang meninggal karenanya. Rata-rata setiap harinya terdapat 14 ribu
orang terinfeksi, sebagian adalah usia remaja antara 15-24 tahun. AIDS telah menjadi
penyebab kematian terbesar keempat di seluruh dunia. Ancaman HIV/AIDS menyebabkan
perilaku seksual dan kesehatan reproduksi remaja muncul ke permukaan. Diperkirakan 20-
25% dari semua infeksi HIV di dunia terjadi pada remaja.

Secara kumulatif, jumlah kasus HIV dan AIDS sampai Juli 2015 laporan Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara adalah 2.903 kasus HIV dan 4.306 kasus AIDS. Ironisnya, secara
konsisten, jumlah kasus AIDS tertinggi terjadi pada kelompok usia 20 sampai 29 tahun (usia
produktif) yang mengindikasikan mereka telah terinfeksi HIV sejak 3 hingga 10 tahun
sebelumnya, di mana saat itu mereka masih pada tahap remaja awal. Jumlah kematian yang
berkaitan dengan AIDS di kalangan remaja yang berusia 15-19 tahun telah lebih dari dua kali
lipat sejak 2000. Secara global pada 2015, rata-rata ada 29 penularan baru setiap jam di
kalangan mereka yang berusia 15-19 tahun, kata UNICEF.

Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan tersebut hanyalah sebuah fenomena gunung es,
dimana kasus yang muncul ke permukaan atau yang dicatat tersebut hanyalah sebagian kecil
dari yang sebenarnya. Kalau kita tinjau dari jumlah kasus menurut kelompok umur maka
yang paling banyak adalah pada usia muda yaitu usia 15 – 49 tahun dengan yang tertinggi
adalah usia 20-29 tahun. Tingginya kasus HIV/AIDS pada remaja dan dewasa muda
kemungkinan disebabkan oleh ketidaktahuan mereka tentang apa itu HIV dan AIDS itu
sendiri, apa penyebabnya, bagaimana cara penularannya serta bagaimana mencegah agar
tidak tertular penyakit tersebut.
Jumlah kasus HIV tahun 2015 Total 36,7 juta (34.0 juta – 39.8 juta)
Dewasa 34.9 juta

Perempuan (15 tahun keatas) 17.8 juta

Anak – anak (> 15 tahun) 1,8 Juta


Jumlah kasus baru HIV tahun Total 2.1 juta (1.8 juta – 2.4 juta)
2015
Dewasa 1.9 juta

Anak – anak (> 15 tahun) 150.000


Kematian AIDS tahun 2015 Total 1.1 juta (940.000 – 1.3 juta)
Dewasa 1.0 juta

Anak – anak (> 15 tahun) 110.000

Anda mungkin juga menyukai