Anda di halaman 1dari 5

Daftar Kasus

Ulkus Mulut  PPK hal 64


Glositis
Infeksi pada umbilikus  PPK hal 29
Infeksi Saluran Kemih  PPK hal 380
Pielonefritis tanpa komplikasi  PPK hal 382
Glomerulonefritis akut  glomerulonefritis
Glomerulonefritis kronik  glomerulonefritis
Kolik renal
Glositis
Masalah Kesehatan
Glositis adalah peradangan atau infeksi pada lidah yang ditandai dengan terjadinya deskuamasi
papila filiformis sehingga menghasilkan daerah yang kemerahan dan mengkilat. Glositis dapat
terjadi akut atau kronis. Penyakit ini merupakan kondisi murni dari lidah sendiri atau
merupakan cerminan dari penyakit tubuh yang penampakannya ada pada lidah. Glositis dapat
menyerang semua umur. Dalam beberapa kasus, glositis dapat menjadi masalah darurat medis
akibat pembengkakan lidah parah yang menghalangi jalan nafas.

Hasil Anamnesis (Subjective)


Keluhan

1. Perdangan pada lidah


2. Permukaan lidah yang halus
3. Sulit berbicara, menelan/ mengunyah
4. Warna lidah menjadi pucat jika disebabkan oleh anemia pernisiosa dan merah berapi-
api jika disebabkan oleh kekurangan vitamin B
5. Kadang kesulitan bernafas (bengkak hebat)
6. Mulut perih
Faktor resiko
Jenis kelamin, yaitu laki-laki lebih sering terserang dibandingkan perempuan.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, lidah yang mempunyai kelainan ini permukaannya akan terlihat halus
(pada anemia pernisiosa). Dapat ditemukan beberapa ulserasi atau borok, terlihat bengkak serta
adanya perubahan warna lidah. Lidah akan berwarna pucat pada penderita anemia pernisiosa
dan berwarna merah gelap bila penyebab glositis adalah kekurangan vitamin B.

Pemeriksaan Penunjang
Penyebab glossitis secara pasti dicari melalui pemeriksaan yang mendalam, seperti biopsi.

Penegakan Diagnosis (Assesment)


Diagnosis Klinis

Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis dapat
ditemukan keluhan nyeri lidah, sulit untuk mengunyah, menelan, atau berbicara.
Diagnosis Banding

1. Kandidiasis mulut
2. Geographic tongue
3. Fissured tongue
Komplikasi

1. Kegelisahan
2. Sumbatan jalan nafas
3. Kesulitan berbicara (disfonia)
4. Kesulitan dalam mengunyah atau menelan (disfagia)
5. Peradangan lidah kronis

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


1. Pengobatan glositis tergantung pada penyebabnya. Antibiotik digunakan untuk
pengobatan infeksi bakteri. Bila penyebabnya adalah defisiensi besi, maka diperlukan
suplemen zat besi.
2. Penatalaksanaan pembengkakan dan rasa tidak nyaman di mulut dilakukan dengan
pemberian obat-obatan secara oral. Obat kumur yaitu campuran setengah teh baking
soda dan dicampur dengan air hangat akan membantu keadaan ini. Bila pembengkakan
dirasakan parah, bisa diberikan kortikosteroid.
3. Kebersihan mulut yang baik sangat penting.
4. Hindari iritasi seperti tembakau, panas, pedas makanan dan alkohol.

Peralatan
Lampu Senter

Prognosis
Dalam beberapa kasus, glositis dapat menyebabkan lidah bengkak sehingga menghambat jalan
nafas. Namun dengan penanganan yang tepat dan adekuat, gangguan pada lidah ini dapat
teratasi dan dicegah kekambuhannya.

Glomerulonefritis
Masalah Kesehatan
Glomerulonefritis (GN) adalah penyakit inflamasi atau non-inflamasi pada glomerulus yang
menyebabkan perubahan permeabilitas, perubahan struktur, dan fungsi glomerulus. Data
imunopatologik dan eksperimental menyokong bahwa kerusakan glomerulus pada GN
merupakan mekanisme imunologik.

Hasil Anamnesis (Subjective)

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Penegakan Diagnosis (Assesment)
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Peralatan
Prognosis

Kolik renal
Masalah Kesehatan
Kolik renal merupakan nyeri viseral akibat spasme otot polos organ berongga yang umumnya
disebabkan karena hambatan pasase dalam rongga tersebut. Nyeri ini timbul oleh karena
hipoksia, dan dirasakan hilang timbul. Kolik renal dapat disebabkan oleh karena batu di ureter
atau di Pelvic Ureter Junction (PUJ) (urolithiasis). Gejala klasik dari kolik renal akut yaitu:
nyeri yang menjalar dari pinggang ke paha dan disertai hematuria mikroskopis (85%), warna
urin tidak jernih, mual dan muntah.

Hasil Anamnesis (Subjective)


Keluhan
1. Nyeri dengan onset akut dan intensitas berat, unilateral yang berawal dari daerah
pinggang atau daerah flank yang menyebar ke labia pada wanita dan pada paha atau
testis pada laki-laki. Nyeri berlangsung beberapa menit atau jam, dan bersifat hilang
timbul.
2. Nyeri kolik biasanya disertai dengan mual, muntah, sering BAK, disuria, oliguria dan
hematuria.
Faktor resiko

1. Jenis kelamin, sering pada laki-laki


2. Usia 30-60 tahun
3. Pasien yang telah menderita batu ginjal yaitu sekitar 60-80% atau rata-rata 50% setelah
10 tahun akan mengalami kolik renal berulang.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemerikasaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik didapati pasien banyak bergerak mencari posisi tertentu untuk
mengurangi nyeri. Lokasi nyeri berhubungan dengan prediksi letak batu namun bukan
merupakan hal yang akurat. Batu yang berada pada Pelvic Uretra Junction (PUJ) biasanya nyeri
dengan derajat berat pada daerah sudut kostovertebra dan menyebar sepanjang ureter dan
gonad. Jika batu pada midureter, maka rasa nyeri sama dengan batu di PUJ, namun pasien
mengeluhkan nyeri tekan pada regio abdominal bawah. Batu yang berada pada daerah distal
ureter akan menimbulkan rasa nyeri yang menyebar ke paha serta ke testis pada laki-laki dan
ke labia mayor pada perempuan.
Pemeriksaan Penunjang

1. Urinalisa
2. Foto polos abdomen
3. Ultrasonografi
4. Intravenous Urography (IVU)
5. Computed Tomography (CT)

Penegakan Diagnosis (Assesment)


Diagnosis Klinis
Konfimasi diagnosis kolik renal akut dapat ditegakkan melalui:

1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik


2. Foto polos abdomen (terlihat 70%)
3. Ekskresi bahan kontras yang terhambat pada pemeriksaan IVU
4. Dilatasi saluran ginjal unilateral pada pemeriksaan USG
5. Batu/serpihan dalam urin
6. Hematuria
Diagnosis Banding

1. Apendisitis
2. Divertikulitis
3. Pyelonefritis
4. Salpingitis
5. Ruptur aneurisma aorta
Komplikasi : -

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Terdapat dua prinsip pengobatan penghilang rasa nyeri pada kolik renal akut yaitu Nonsteroidal
anti inflammatory drugs (NSAIDS) dan opioid. Nyeri yang berhubungan dengan kolik renal
selama ini diterapi dengan opioid. Namun sesuai dengan berkembangnya penelitian terbaru
bahwa penggunaan NSAID (Non steroidal antiinflammatory drugs) dan COX-2 inhibitors
(Cyclooxygenase-2) lebih efektif dalam mengatasi nyeri dengan mekanisme memblok
vasodilatasi arteri afferen sehingga menurunkan diuresis, edema dan stimulasi otot polos ureter.
NSAID menyebabkan muntah yang minimal dibanding narkotik. Namun NSAID dapat
menyebabkan fungsi renal yang semakin buruk pada pasien dengan obstruksi. Penggunaan
intravena lebih, efektif dan cepat dalam mengatasi nyeri.
Peralatan
Pemeriksaan laboratorium urinalisa dan radiologi.

Prognosis

Anda mungkin juga menyukai