Anda di halaman 1dari 10

STATUS UJIAN

OTOMIKOSIS

Disusun oleh:

Astrindita Ayu Wirasti

1102013046

Penguji:

Letkol CKM dr. M. Andi Fathurokhman, Sp. THT-KL

Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu THT

Rumah Sakit Moh. Ridwan Meuraksa Jakarta

Periode 24 Desember 2018 – 26 Januari 2019


I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.S
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 26 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SLTA
Alamat : Jakarta Timur
Tanggal Pemeriksaan : 11 Januari 2019

II. ANAMNESA
Dilakukan Autoanamnesa pada pasien.

KELUHAN UTAMA
Gatal dan nyeri pada liang telinga kiri sejak 3 hari sebelum datang kerumah sakit.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien datang ke Poli THT RS.Moh Ridwan Meuraksa pada tanggal 11 Januari
2019 dengan keluhan gatal dan nyeri pada liang telinga kiri sejak 3 hari sebelum
datang ke rumah sakit. Keluhan gatal dan nyeri pada liang telinga kiri dirasakan
terus-menerus, sampai mengganggu aktivitas sehari-hari dan membuat pasien sering
terbangun pada malam hari. Pasien mengatakan karena keluhan tersebut, beberapa
kali pasien mengorek telinga kirinya dengan cotton bud. Sebelumnya keluhan gatal
diawali dengan masuknya air ke telinga kiri pasien pada saat pasien berenang. Pasien
mengaku sering melakukan akivitas berenang setidaknya 2 minggu sekali.
Pasien juga mengeluhkan telinga kiri terasa penuh sejak 3 hari SMRS. Keluhan
berupa nyeri tekan pada telinga, keluar cairan dari dalam telinga, gangguan
pendengaran dan telinga berdenging disangkal oleh pasien. Keluhan lain seperti
demam, batuk dan pilek disangkal.

1
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
 Pasien mengaku baru pertama kali merasakan keluhan seperti ini.
 Riwayat alergi obat, makanan, debu, maupun udara dingin disangkal oleh pasien.
 Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Riwayat keluhan serupa di keluarga pasien disangkal. Tidak ada riwayat
hipertensi dan diabetes melitus pada keluarga pasien.

RIWAYAT SOSIAL DAN EKONOMI


Pasien merupakan ibu rumah tangga dan suaminya bekerja sebagai wiraswasta.
Pasien menggunakan layanan BPJS untuk berobat.

RIWAYAT KEBIASAAN
Pasien mengaku sering mengorek telinga menggunakan cotton bud. Pasien juga
mengatakan sering melakukan akivitas berenang setidaknya 2 minggu sekali.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital
- Tekanan darah : 120 / 80 mmHg
- Nadi : 85x /mnt
- Pernafasan : 20x /mnt
STATUS GENERALIS
Kepala : Normocephal
Mata
- Konjungtiva : Anemis (-/-)
- Sklera : Ikterik (-/-)
- Pupil : Bulat, Isokor, RCL (+/+), RCTL (+/+)

2
Leher : Pembesaran KGB (-), Nyeri tekan (-)
Thorax : Tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
- Edema :
- Sianosis :
Neurologis
- Refleks fisiologis : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Refleks patologis : Tidak dilakukan pemeriksaan
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan

STATUS LOKALIS
A. TELINGA
BAGIAN KELAINAN KANAN KIRI
Kongenital Fistula (-) Fistula (-)
Radang - -
PREAURIKULER Tumor - -
Trauma - -
Nyeri tekan tragus - -
Kongenital Mikro/makrotia (-) Mikro/makrotia (-)
Radang - -
AURIKULER
Tumor Kista (-) Kista (-)
Trauma Hematoma (-) Hematoma (-)
Edema - -
Nyeri tekan - -
Hiperemis - -
RETROAURIKULER
Sikatriks - -
Fistula - -
Fluktuasi - -

3
Kongenital Atresia (-) Atresia (-)
Hiperemis - (+)
-
Sekret - -
Serumen (+) serumen sedikit,
konsistensi lunak,
berwarna kuning.
CAE Edema - (+)
Jaringan granulasi - -
Massa - -
Tampak debris
berwarna putih
keabuan yang
menempel pada
dinding liang telinga
Warna Putih perak Putih perak
Intak (+) (+)
Refleks Cahaya (+) (+)
Hiperemis - -
Gambar
MEMB. TIMPANI

Dalam batas normal. Dalam batas normal.


Cone of light terlihat Cone of light terlihat
di arah pukul 5 di arah pukul 7
CAVUM TIMPANI Tidak dapat dinilai

4
TES PENDENGARAN KANAN KIRI
TES RINNE
TES WEBBER Tidak dilakukan pemeriksaan
TES SWABACH

B. HIDUNG
PEMERIKSAAN KANAN KIRI
KEADAAN LUAR Bentuk dan Ukuran Normal Normal
Mukosa Normal Normal
Sekret - -
Konka Inferior Eutrofi Eutrofi
RHINOSKOPI Septum deviasi - -
ANTERIOR Polip tumor - -
Pasase udara baik baik

Mukosa
RHINOSKOPI Sekret
POSTERIOR Choana
Tidak dilakukan
Fossa Rossenmuller
Massa/tumor
Os.tuba eustachius

C. CAVUM ORIS DAN OROFARING


BAGIAN KETERANGAN
MUKOSA Tenang
LIDAH Tidak ada deviasi
GIGI GELIGI Lengkap
UVULA Tidak ada deviasi

5
PILAR Tenang, simetris
HALITOSIS -
TONSIL
- Mukosa Tenang
- Besar T1 – T1

- Kripta Tidak melebar (-/-)


- Detritus (-/-)
- Perlengketan (-/-)

Faring
- Mukosa Tenang
- Granula (-)
- Post nasal drip (-)

Laring
- Epiglotis Tidak diperiksa
- Kartilago arytenoid Tidak dilakukan
- Plika aryepiglotika Tidak dilakukan
- Plika vestibularis Tidak dilakukan
- Plika vikalis Tidak dilakukan
- Rima glotis Tidak dilakukan
- Trakea Tidak dilakukan

6
D. MAXILLOFACIAL
BAGIAN KETERANGAN
MAXILLOFACIAL
- Bentuk Simetris
- Parese N. Cranialis -

E. LEHER
BAGIAN KETERANGAN
Leher
- Bentuk Simetris, deviasi trakea (-)
- Massa -

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan penunjang belum dilakukan.

V. RESUME
Pasien datang ke Poli THT RS.Moh Ridwan Meuraksa pada tanggal 11 Januari
2019 dengan keluhan gatal dan nyeri pada liang telinga kiri sejak 3 hari sebelum
datang ke rumah sakit. Keluhan gatal dan nyeri pada liang telinga kiri dirasakan
terus-menerus, sampai mengganggu aktivitas sehari-hari dan membuat pasien sering
terbangun pada malam hari. Pasien mengatakan karena keluhan tersebut, beberapa
kali pasien mengorek telinga kirinya dengan cotton bud. Sebelumnya keluhan gatal

7
diawali dengan masuknya air ke telinga kiri pasien pada saat pasien berenang. Pasien
mengaku sering melakukan akivitas berenang setidaknya 2 minggu sekali. Pasien
juga mengeluhkan telinga kiri terasa penuh sejak 3 hari SMRS.
Dari pemeriksaan fisik pada telinga kiri di dapatkan tampak hiperemis, edema
dan terdapat debris berwarna putih keabuan yang menempel pada canalis acusticus
externus auricularis sinistra.

VI. DIAGNOSIS KERJA


Otomikosis Auricula Sinistra

VII. DIAGNOSIS BANDING


Tidak ada

VIII. PERENCANAAN AWAL (INITIAL PLANNING)


Pemeriksaan Penunjang
 Memeriksa skuama diambil dari kerokan kulit liang telinga dan diperiksa
dengan KOH 10%.
 Skuama dibiakkan pada media agar soboraud.
Terapi Non Medikamentosa
 Membersihkan liang telinga kiri, menggunakan asam asetat 3 % dalam
alkohol 70% sebanyak 3 x 2 tetes perhari.
Terapi Medikamentosa
 Anti jamur topikal:
Salep mikonazole, dioleskan pada tampon telinga lalu dimasukkan ke
dalam liang telinga kiri selama 2x24 jam. Setelah 2x24 jam tampon dilepas
perlahan dan dilakukan evaluasi tanda-tanda peradangan pada liang
telinga, jika masih ada maka dilanjutkan pemasangan tampon. Apabila
sudah tidak terdapat tanda perdangan pengobatan dapat dilanjutkan
dengan mengoleskan salep menggunakan cotton bud sebanyak 3 x sehari.

8
 Anti gatal sistemik: Tablet cetirizine 1 x 10 mg (jika keluhan gatal masih
ada).
 Anti nyeri sistemik: Tablet paracetamol 3 x 500 mg (jika keluhan nyeri
masih ada).

IX. MONITORING
a. Subjektif
 Menilai apakah keluhan sudah berkurang
 Menilai apakah terdapat keluhan tambahan
 Menanyakan apakah terdapat gejala-gejala efek samping obat
b. Objektif
 Mengkaji hasil pemeriksaan penunjang kultur kerokan skuama pada
pemeriksaan menggunakan KOH 10% dan agar soboraud
 Memberikan terapi sesuai hasil kultur
 Monitoring hasil pemeriksaan fisik telinga menggunakan otoskop: apakah
masih terdapat hiperemis dan debris berwarna putih keabuan.

X. EDUKASI
 Edukasi mengenai penyakit dan cara pengobatan.
 Pasien dianjurkan untuk tidak mengorek-ngorek liang telinga.
 Sebaiknya kedua telinga tidak terkena air dulu. Bila mandi, kedua telinga
ditutup menggunakan kapas dan menghindari aktivitas berenang.
 Jika keluhan tidak berkurang, diberitahu agar kontrol kembali.

XI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai