KESEHATAN
KELOMPOK 5
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan berkat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Makalah ini menjelaskan tentang ‘Benchmark danGugusKendaliMutu
(GKM)’.
Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah berperan
dalam penyusunan makalah ini terutama kepada dosen mata kuliah Managemen
Mutu Pelayanan Kesehatan ibu drg. Hermiyanti, M.Kes yang sudah memberikan
tugas ini. Kami juga berterima kasih kepada teman-teman yang sudah berperan
dalam membantu penyelesaian makalah ini.
Kami sangat menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang
terdapat pada makalah ini. Oleh karna itu kami selaku penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk perbaikan makalah ini
kedepannya.
Terimah kasih, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembacanya.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................................
C. Tujuan .......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi, Tujuan, Manfaat, Dan Asas GKM .............................................
B. CiriPelaksanaan GKM, Struktur Organisasi .............................................
C. Langkah-Langkah GKM ...........................................................................
D. Definisi, Tujuan, Manfaat, Dan Alasan Dilakukannya Benchmark .........
E. Sasaran, Jenis, Dan Cara Melaksanakan Benchmark ...............................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................
B. Saran .......................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini,
setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia
industri akan memberikan perhatian penuh pada kualitas. Perhatian penuh
kepada kualitas akan memberikan dampak positif kepada bisnis melalui
dua cara, yaitu dampak terhadap biaya produksi dan dampak terhadap
pendapatan (Gaspersz, 2001). Sejarah menunjukkan bahwa kebangkitan
Jepang dalam bidang industri setelah kekalahannya dalam Perang Dunia II
dimulai dengan sistem kualitas modern. Profesor W.E. Deming dan J.M.
Juran memperkenalkan kepada Jepang teknologi pengendalian mutu, yang
pada hakekatnya merupakan suatu pengendalian mutu komprehensif
secara statistik (Paramita, 1989). Di Jepang, QC (Quality Control) ini
diperluas menjadi Total Quality Control (pengendalian mutu terpadu)
yang dalam pelaksanaannya dilakukan dengan Quality Control Circle atau
Gugus Kendali Mutu (Musri, 2001).
Menurut Musri (2001), Gugus Kendali Mutu (GKM) adalah
sekelompok pekerja kecil daripada wilayah kerjanya yang secara sukarela
dan berkala mengadakan kegiatan pengendalian mutu dengan cara
mengidentifikasikan, menganalisa dan mencari pemecahan masalah.
Karena GKM berkembang di Jepang, maka beberapa pengamat
(Broeckner & Hess; Van Wassenhove; Defrank, Matteson, Schweiger,
Ivanchevich, dalam Ariyoto, 1989) menganggap bahwa GKM
menyandang sesuatu yang bersifat budaya, sehingga sulit dikembangkan
di negara dengan budaya lain. Namun, beberapa peneliti lainnya (Lawlwer
III & Mohan, Ingle; Hutchins; Meyer & Scott; Schonberger; Wheelwright,
dalam Ariyoto, 1989) menganggapnya tidak demikian. Di dalam situasi
budaya barat pun GKM akan mampu hidup, asalkan beberapa persyaratan
dipenuhi. Pada tahun 2007, PT PDP mulai memberlakukan GKM karena
adanya kebijakan dari manajemen tentang perbaikan kualitas.
GKM diberlakukan pada bagian Production Engineering,
Production, Warehouse, Quality Control. Pada bulan Mei 2007 sampai
pada bulan Juli 2007, diadakan training dan sosialisasi ke operator serta
pembahasan masalah (pada bulan Juli akhir). Dari bagian-bagian tersebut
maka terbentuklah 13 grup GKM. Pada saat GKM diberlakukan, terdapat
banyak masalah yang dihadapi oleh fasilitator–fasilitator yang memberi
training kepada karyawannya. Masalah–masalah yang muncul di antaranya
adalah para karyawan kurang mengerti akan metode GKM yang masih
baru, sebagian besar anggota masih pasif, tidak semua orang mengerti
akan masalah yang dihadapi karena adanya perbedaan latar belakang
pekerjaan, produksi yang semakin tinggi dan tidak ada waktu untuk
membuatnya meningkat, dan sebagainya. Dikhawatirkan dari masalah–
masalah yang muncul akan mengakibatkan kinerja dan kepuasan kerja
karyawan menurun. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, tujuan yang
ingin dicapai adalah untuk: (1) mengetahui apakah GKM berpengaruh atau
tidak terhadap kinerja karyawan; (2) mengetahui apakah GKM
berpengaruh atau tidak terhadap kepuasan kerja pekerja; dan (3)
mengetahui apakah kepuasan kerja berpengaruh atau tidak terhadap
kinerja pekerja.
Benchmarking adalah suatu proses yang biasa digunakan dalam
manajemenn atau umumnya manajemen strategis, dimana suatu unit atau
bagian atau organisasi mengukur dan membandingkan kinerjanya terhadap
aktivitas atau kegiatan serupa unit atau bagian atau organisasi lain yang
sejenis baik secara internal maupun eksternal. Dari hasil benchmarking,
suatu organisasi dapat memperoleh gambaran dalam (insight) mengenai
kondisi kinerja organisasi sehingga dapat mengadopsi best practice untuk
meraih sasaran yang diinginkan. Kegiatan benchmarking tidaklah harus
peristiwa yang dilakukan satu kali waktu, namun bisa juga merupakan
kegiatan berkesinambungan sehingga organisasi dapat memperoleh
manfaat dalam meraih praktek aktifitas organisasi yang terbaik untuk
mereka.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yaitu:
1. Apa pengertian, tujuan, manfaat, asas, ciri, struktur, tugas, serta langkah
dalam gugus kendali mutu?
2. Apa pengertian, tujuan, manfaat, alasan, sasaran, jenis, dan cara
pelaksanaan Benchmark?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian, tujuan, manfaat, asas, ciri, struktur,
tugas, serta langkah dalam gugus kendali mutu?
2. Untuk mengetahui pengertian, tujuan, manfaat, alasan, sasaran, jenis,
dan cara pelaksanaan Benchmark?
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
1. GKM adalah sejumlah karyawan dengan pekerjaan yang sejenis yang
bertemu secara berkala untuk membahas dan memecahkan masalah-
masalah pekerjaan dan lingkungannya dengan tujuan meningkatkan mutu
usaha dengan menggunakan perangkat kendali mutu,tujuanya antara lain
Meningkatkan keterlibatan karyawan anggota pada persoalan-persoalan
pekerjaan dan paya pemecahannya.Manfaatnya, Perbaikan mutu dan
peningkatan nilai tambah. Langkah untuk menyelesaikan masalah yang
sedang dihadapi oleh GKM merupakan siklus PDCA yaitu Plan (rencana),
Do (mengerjakan), Check (memeriksa), Action (tindakan).
2. Banchmarting merupakan upaya untuk mengetahui tentang bagaimana dan
mengapa suatu perusahaan yang memimpin suatu industri dapat
melaksanakan tugasnya secara lebih baik dibandingkan dengan yang lain.
Tujuannya Untuk menilai dan meninjau ulang ekonomis, efisiensi,
efektivitas, serta kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam fungsi
tersebut terkait dengan kondisi yang terjadi. Manfaat menciptakan
pemahaman yang lebih baik. Benchmark dapat dilakukan perusahaan
untuk meningkatkan mutu suatu proses. ini merupakan proses meniru atau
belajar dari pihak lain atau mitra benchmark tang telah sukses menerapkan
proses yang sama. Proses benchmark akan menghasilkan peningkatan
mutu yang dilakukan secara proaktif oleh manajemen
3.2 Saran
Dalam perbaikan mutu dalam sebuah institusi sebaiknya menerapkan konsep
GKM dimana dalam penerapanya menerapkan konsep PDAC PDCA yaitu
Plan (rencana), Do (mengerjakan), Check (memeriksa), Action (tindakan)
agar dapat membantuh dalam memecahkan masalah dan peningkatan mutu
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Barra, Ralph J, 2002, Putting Quality Circles to Work, terjemahan Agus Maulana,
Penerbit Erlangga, Jakarta. Chia, Johny Sik Leung, Olga I Coucer dan Cyril
Canney, 2003, Gugus Kendali Mutu, Terjemahan Anassidik, Penerbit Bumi
Aksara, Jakarta. Headquarters, QC, JUSE, 2003, Gugus Kendali Mutu,
Terjemahan Rochmulyati Hamzah Penerbit Binaman Pressindo, Jakarta. Hutchins,
David, 2003, Quality Control Circles in Management, Japanase Style, Penerbit
Djambatan, Jakarta Ibrahim, Budi, 2007, Total Quality Management, Penerbit
Djambatan, Jakarta Pusat Produktivitas Nasional, 2000, Departemen Karyawan
Republik Indonesia. Pengantar Produktivitas, Edisi Revisi, Jakarta Nasution,
Mulya, 2004, Pengantar Bisnis, Penerbit Djambatan, Jakarta Ndraha, talizidulu,
2005 , Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta ,
Jakarta Ravianto,J, 2004, Manajemen Produksi dan Produktivitas, Penerbit Bina
Pustaka Idaman, Jakarta Rivai, Veethzal, 2009, Manajemen Sumber Daya
Manusia Untuk Perusahaan, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta