Anda di halaman 1dari 40

STRUKTUR PONDASI

Berkat Cipta Zega, S.Pd., M.Eng.


Pondasi umumnya berlaku sebagai komponen struktur
pendukung bangunan yang terbawah, dan telapak fondasi
berfungsi sebagai elemen terakhir yang meneruskan beban
ke tanah.
Dalam merencana pondasi, harus memperhitungkan
keadaan yang berhubungan dengan sifat-sifat dan
mekanika tanah. Pondasi harus direncanakan untuk
mencegah penurunan (settlement) atau perputaran
berlebihan dan memberikan keamanan yang cukup
terhadap pergeseran (sliding) dan guling (overturning).
Fondasi beton bertulang pada umumnya berupa fondasi
telapak setempat (spread footing).
Pondasi
Telapak
Kolom
Setempat

Pondasi
Pondasi
Telapak
Telapak
Tiang
Pancang Pondasi Dinding
Telapak
Beton

Pondasi
Pondasi
Telapak
Plat
Gabungan
Keruntuhan geser pondasi

d/2 d/2

Keruntuhan geser-tekan Keruntuhan tarik diagonal


1. Pondasi Telapak Kolom Setempat
• Pondasi telapak terpisah. Untuk menjamin keseimbangan dan efisiensi umumnya
berbentuk telapak bujur sangkar, tapi jika ruangnya terbatas dapat juga
berbentuk empat persegi panjang.
• Pada dasarnya pondasi tersebut berupa suatu plat yang langsung menyangga
sebuah kolom.
• Dalam menyangga beban konsentris, pondasi telapak berlaku dan diperhitungkan
sebagai struktur kantilever 2 arah (x dan y) dengan beban tekanan tanah arah ke
atas pada telapak pondasi.
• Tegangan tarik terjadi pada kedua arah dibagian bawah pondasi telapak.
• pondasi ditulangi dengan dua lapis batang baja yang saling tegak lurus dan
arahnya sejajar dengan tepi pondasi.
• Luas bidang singgung antara pondasi dan tanah yang diperlukan ditentukan dan
merupakan fungsi dari tekanan tanah ijin dan beban dari kolom.
• Karena pondasi telapak bekerja kearah x dan y, perhitungan
kuat gesernya harus mempertimbangkan dua jenis yang
berbeda. Yaitu kuat geser pons (geser dua sumbu) dan kuat
geser balok (geser satu sumbu)..
• Perencanaan fondasi yang bekerja pada dua arah
didasarkan pada nilai kuat geser Vn yang ditentukan tidak
boleh lebih besar dari Vc kecuali apabila dipasang
penulangan geser. Dari ketentuan SK SNI T-15-1991-03 pasal
3.4.11 ayat 2, Vc ditentukan dari nilai terkecil dari
persamaan-persamaan berikut:

2 Vc = Kekuatan geser nominal


𝑉𝑐 = 1 + 2 𝑓𝑐 ′ 𝑏0 𝑑
𝛽𝑐 𝛽c = Rasio sisi panjang terhadap sisi pendek
𝑉𝑐 = 4 𝑓𝑐 ′ 𝑏0 𝑑 d = Tinggi efektif pelat
𝛼𝑠 𝑑 1 b0 = Panjang keliling penampang kritis geser dua arah (d/2)
𝑉𝑐 = +2 𝑓𝑐 ′ 𝑏0 𝑑
𝑏0 12 𝛼𝑠 = 40 untuk kolom interior, 30 untuk kolom eksterior dan 20
untuk kolom sudut
• Penampang kritis geser satu arah pada pondasi adalah pada bidang vertical
memotong lebar ditempat yang berjarak sama dengan tinggi efektif dari muka
beban terpusat atau bidang reaksi.
• kuat geser beton pada pondasi telapak diperhitungkan sebagai berikut:
1
𝑉𝑐 = 𝑓𝑐 ′ 𝑏𝑤 𝑑
6
• Untuk kedua jenis kuat geser pada pondasi tersebut, apabila untuk keduanya
penulangan geser, sebagai dasar perencanaan kuat geser adalah Vu ≤ Vn,
dimana Vn = Vc.
• Untuk menentukan letak pangkal jepit kantilever atau penampang kritis momen
lentur, ditetapkan sebagai berikut:
✓Untuk fondasi yang menopang kolom atau pedestal adalah pada muka kolom
atau pedestal
✓Untuk fondasi yang menopang kolom dengan menggunakan plat baja adalah
pada separoh dari jarak antara muka kolom dengan tepi plat baja.
• Letak penampang kritis untuk panjang penyaluran batang tulangan baja pada
pondasi dianggap sama (berimpit) dengan penampang kritis momen lentur.
• Oleh karena itu, dalam keadaan bagaimanapun rencana kuat tumpuan untuk
bidang yang bertumpu tidak boleh lebih dari: (0,85.fc’.A1)(2). Di mana untuk
tumpuan beton digunakan nilai  = 0,70,
2. Pondasi Telapak Dinding
• Perancangannya mirip dengan yang diterapkan pada
plat penulangan satu arah, didasarkan pada setiap
lebar jalur 1 meter disepanjang dinding.
• Batang tulangan baja dipasang di bagian bawah
fondasi telapak tegak-lurus terhadap arah
memanjang dinding, menahan tegangan tarik lentur
yang timbul.
• Efek dan mekanisme kantilever perilakunya
didasarkan atas momen lentur maksimum yang
timbul pada garis sisi muka dinding apabila pondasi
mendukung dinding beton, atau pada pertengahan
antara sumbu dinding dan garis sisi muka dinding
apabila pondasi mendukung dinding bata.
Contoh 1:
• Rencanakan suatu fondasi telapak beton tanpa tulangan untuk menopang dinding
batu bata setebal 300 mm seperti terlihat pada gambar berikut. Beban guna
terdiri dari beban mati (termasuk berat sendiri dinding) 150 Kn/m dan beban
hidup 300 kN/m. fc’ = 20 MPa, tekanan tanah ijin 250 kPa, berat tanah we = 16
kN/m3.
Penyelesaian:
• Hitung beban rencana terfaktor:
Wu = 1,2 WDL + 1,6 WLL
= 1,2 (150) + 1,6 (300)
= 660 kN/m
• Dimisalkan tebal fondasi telapak 1,0 m
Berat fondasi: 1,0 (23) = 23 kN/m2 = 23 kPa
• Dimisalkan juga pula kedalaman dasar fondasi adalah 1,50 m terhadap permukaan
tanah, maka :
berat tanah yang berada di atas fondasi telapak = (0,5) (16) = 8 kN/m2 = 8 kPa
• Maka, tekanan tanah ijin netto untuk melawan beban kerja adalah:
250 – 23 – 8 = 219 kPa
• Tekanan tanah ijin maksimum khusus digunakan untuk perencanaan kekuatan
fondasi telapak (tekanan ijin tanah terfaktor) :
660
219 = 312,2 𝑘𝑃𝑎
450
• Lebar fondai telapak yang diperlukan dapat ditentukan sebagai berikut:
660
= 2,11 𝑚
312,2
gunakan 2,20 m
• Maka nilai tekanan tanah rencana yang digunakan untuk perencanaan fondasi
adalah:
660
= 300 𝑘𝑃𝑎
2,2
• Dengan mengacu pada gambar, momen rencana ditentukan sebagai berikut:
L = (lebar pondasi/2)-selimut beton=(2200/2)-75=1025mm=1,025m
q = beban terpusat = 300 kN/m
Mu = ½ (300) (1,025)2 = 157,6 kNm
• Tegangan tarik beton ft pada sisi permukaan dasar fondasi adalah:
𝑀𝑢
𝑓𝑡 =
𝑆
Dimana, S = modulus penampang = 1/6 bh2
b = 1,0 m dan h = tebal fondasi total (mm)
• Dari SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.2.5 ayat 3 ditentukan bahwa modulus keruntuhan
lentur beton ft = 0,70 fc’. Apabila diberikan batasan bahwa tegangan tarik maksimum ijin
yang timbul di dalam fondasi beton tanpa penulangan adalah 2/3  (ft), dengan  = 0,60.
• Maka:
2
𝑓𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0,70 𝑥 0,60 𝑓𝑐 ′ = 0,28 20 = 1,252 𝑀𝑃𝑎
3
• Tebal fondasi telapak yang diperlukan dapat ditentukan sebagai berikut:
𝑀𝑢
𝑆𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 =
𝑓𝑡
1 2 𝑀𝑢 157,6𝑥10−3
𝑏ℎ = =
6 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 𝑓𝑡 1,252
6𝑥(157,6𝑥10 −3 )
ℎ2 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = = 0,755𝑚2
1,252
ℎ𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,755𝑚2
𝒉𝒑𝒆𝒓𝒍𝒖 = 𝟎, 𝟖𝟔𝟗𝒎
• Tebal fondasi telapak yang diperlukan ditentukan sebagai berikut:
0,869 + 0,05 = 0,919 = 0,92 m
Contoh 2:
Rencanakan fondasi beton bertulang untuk dinding blok beton (bataco) tebal 300
mm seperti tampak pada gambar berikut. Beban kerja terdiri dari beban mati
(sudah termasuk berat sendiri dinding) 145 kN/m’ dan beban hidup 300 kN/m’, fc’ =
20 MPa, fy = 300 MPa, berat tanah 15,7 kN/m3, tekanan tanah ijin 240 kPa. Dasar
fondasi terletak pada kedalaman 1,50 m dari permukaan tanah.
Penyelesaian:
• Menghitung beban rencana terfaktor:
Wu = 1,2 WDL + 1,6 WLL
= 1,2 (145) + 1,6 (300)
= 654 kN/m’
• Memperkirakan tebal fondasi = 500 mm
Maka berat fondasi adalah : 23 (0,5) = 11,5 kN/m2
• Dasar fondasi terletak pada kedalaman 1,50 m dari permukaan tanah, di atas
fondasi terdapat tanah setebal 1,0 m yang beratnya adalah : 15,7 (1,0) = 15,7
kN/m2
• Tekanan tanah ijin yang akan menopang beban kerja adalah:
240 – 11,5 – 15,7 = 212,8 kPa
• Nilai tekanan tanah rencana yang digunakan untuk perencanaan fondasi adalah:
654
= 311,4 𝑘𝑃𝑎
2,10

• Tinggi efektif fondasi actual d :


d = tebal plat - selimut beton - ½ diameter tulangan
d = 500 – 75 – 12,5 = 412,5 mm
• Gaya geser mirip dengan kejadian pada balok atau plat penulangan satu arah,
penampang kritis geser terjadi di tempat dengan jarak sama dengan tinggi efektif fondasi
(412,5 mm) dari sisi muka dinding (SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.4.11)
Vu = pnet x bw xd = 311,4 x 2,1 x0,4125 = 269,75 kN.
• Kuat geser nominal total Vn
 Vn =  Vc =  (1/6 fc’) bwd
= 0,60 (1/6 20) (2100) (412,5)
= 387 kN
Maka, Vu <  Vn  269,75 kN < 387 kN  OK
• Momen rencana maksimum:
Mu = 311,4 (1/2) (0,975)2 = 148 kNm
• Luas penampang batang tulangan yang diperlukan dengan menggunakan cara seperti
biasa, dengan d = 412,5 mm, dan b = 1000 mm
𝑀𝑢 148𝑥106
𝑘𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 2
= 2
= 1,0872 𝑀𝑃𝑎 = 𝑅𝑛
∅𝑏𝑑 0,8𝑥1000𝑥412,5

• Nilai  yang diperlukan lebih kecil dari min = 0,0047, maka untuk perhitungan
selanjutnya digunakan nilai min
𝑓𝑦
1 2𝑚𝑅𝑛 1 2𝑥 1,0872 1,4
0,85𝑓𝑐
𝝆𝒑𝒆𝒓𝒍𝒖 = 1− 1− = 1− 1− = 0,0037 < 𝝆𝒎𝒊𝒏 = = 0,0047
𝑚 𝑓𝑦 𝑓𝑦 300 𝑓𝑦
0,85𝑓𝑐
As perlu =  b d = 0,0047 (1000) (500) = 2350 mm2
1 2
𝜋𝑑
digunakan batang D25 -200 (As = 2454 mm2) 4 𝑥1000 = Luas perlu
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
• Penulangan memanjang minimum sebagai berikut: (𝜌 = 0,002)
As perlu = 0,002 bh = 0,0020 (1000) (500)
= 1000 mm2/m’
Digunakan tulangan D16 - 200 (As = 1005 mm2)
Contoh 3:

Rencanakan suatu fondasi beton bertulang bujur sangkar yang mendukung


kolom beton 500x500 mm2 dengan pengikat tulangan sengkang. Data
perencanaan: beban kerja mati = 1000 kN, beban kerja hidup = 780 kN,
tekanan tanah ijin = 240 kPa pada kedalaman 1,70 m dari permukaan tanah,
fc’ kolom = 30 MPa, fc’ fondasi = 20 MPa, fy = 300 MPa, tulangan memanjang
kolom terdiri dari batang tulangan baja D25
Penyelesaian:

 Berat pondasi dan tanah di atasnya digunakan nilai berat rata-rata 19,6 kN/m3 untuk
kedalaman 1,7 m
 Tekanan tanah yang timbul di bawah fondasi akibat beban tanah
σ =1,7 (19,6) = 33,32 kN/m2
 Tekanan tanah ijin efektif untuk mendukung beban total :
σijin = 240 – 33,32 = 206,7 kN/m2
 Luas bidang telapak fondasi yang diperlukan :
1000+780
𝐴𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = = 8,61𝑚2
206,7

Digunakan telapak fondasi bujur sangkar :


2,90 m x 2,90 m = 8,41 m2
Penyelesaian:

 Tekanan tanah terfaktor yang diakibatkan oleh beban yang bekerja:


𝑃𝑢 1,2 1000 + 1,6(780)
𝑝𝑛𝑒𝑡 = = = 291𝑘𝑁/𝑚2
𝐴 8,41
 Dimisalkan tebal pondasi ditentukan 700 mm, dengan tebal selimut beton 75 mm, dan
menggunakan tulangan D25, maka :
d = 700 – 75 – 12,5 = 612,5 mm
 Kuat geser fondasi telapak kolom setempat dibedakan menjadi dua keadaan: (1) bekerja
pada dua arah sumbu: geser pons, dan (2) bekerja pada satu arah sumbu: geser balok
Keruntuhan tarik diagonal
500 mm

d/2 d/2

700mm d=612,5mm

2900mm
Penyelesaian:

Untuk gaya geser bekerja dua arah, :


B = lebar kolom + (1/2d)+(1/2d)
B = 500 + 306,25+306,25 = 1112,5 mm
 Gaya geser total terfaktor yang bekerja pada penampang kritis adalah:
Vu = pnet (W2 – B2)
= 291 (2,92 – 1,11252) = 2087,15 kN
 Kuat geser beton adalah:
2
𝑉𝑐 = 1 + 2 𝑓𝑐 ′ 𝑏0 𝑑 ≤ 𝑉𝑐 = 4 𝑓𝑐 ′ 𝑏0 𝑑
𝛽𝑐
Penyelesaian:

 Karena, c = 1, kuat geser maksimum akan menjadi,


𝑉𝑐 = 4 𝑓𝑐 ′ 𝑏0 𝑑 = 4 20 1112,5𝑥4 𝑥612,5 = 48757462,25 𝑁 = 48757 𝑘𝑁
 Vn =  Vc = 0,60 (48757) = 29254 kN
Maka,
Vu   Vn
2087,15 kN < 28336 kN OK
Penyelesaian:

Untuk arah kerja satu arah,


 Gaya geser total terfaktor yang bekerja pada penampang kritis adalah:
Vu = pnet x bw x d
= 291 (2,9) (0,7) = 506,3 kN
 Kuat geser beton adalah:
1 1
𝑉𝑐 = 𝑓𝑐 ′ 𝑏𝑤 𝑑 = 20 2900𝑥612,5 = 1324 𝑘𝑁
6 6
 Vn =  Vc = 0,60 (1324) = 794 kN
Maka, Vu   Vn
Dengan demikian, fondasi memenuhi persyaratan geser.
Penyelesaian:

 Pemeriksaan anggapan awal, mengenai berat pondasi berikut tanah di atasnya


nilai berat tanah adalah 15,7 kN/m3
23 (0,7) + 15,7 (1) = 31,8 kN/m2
 Anggapan yang dipakai 33,32 kN/m2 adalah agak konservatif (aman)
 Momen rencana dapat dihitung:
Mu = pu F (1/2F) (W)
= 291 (1,2) ½ (1,2) (2,9) = 607,61 kNm
 Perencanaan batang tulangan baja:
𝑀𝑢 607,6𝑥106
𝐾𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = = = 0,7275𝑀𝑃𝑎 = 𝑅𝑛
∅𝑏𝑑 2 0,8𝑥2900𝑥7002
Penyelesaian:

𝑓𝑦
1 2𝑚𝑅𝑛 1 2𝑥 0,7275 1,4
0,85𝑓𝑐
𝝆𝒑𝒆𝒓𝒍𝒖 = 1− 1− = 1− 1− = 0,002479 < 𝝆𝒎𝒊𝒏 = = 0,0047
𝑚 𝑓𝑦 𝑓𝑦 300 𝑓𝑦
0,85𝑓𝑐

 didapat perlu  min = 0,0047


 maka digunakan min
As perlu = bd = 0,0047 (2900) (612,5) = 8348,37 mm2
Digunakan D25-50 (As = 9818 mm2)
As perlu = bd = 0,002 (2900) (612,5) = 3552,5 mm2
Digunakan D25-125 (As = 3927 mm2)
3. Pondasi Telapak Gabungan
• Ada dua kondisi yang menjadikan alasan digunakannya pondasi jenis ini, ialah:
• Kolom tepi bangunan yang letaknya langsung bersebelahan dengan batas
tanah pemilikan orang lain, sedemikian rupa sehingga tidak mungkin untuk
membuat fondasi kolom setempat (terpisah), dan
• Dua buah kolom berjarak sedemikian dekatnya sehingga memakai fondasi
setempat menghasilkan struktur yang tidak ekonomis, atau bahkan terjadi
tumpang tindih.
• Perencanaan struktur fondasi gabungan yang berbentuk empat persegi panjang
atau trapezium didasarkan pada anggapan bahwa tekanan tanah merata di
bawah fondasi, meskipun pada kenyataannya pasangan beban kolom-kolom
boleh dikatakn hamper selalu memberikan garis kerja resultante yang tidak
berimpit dengan pusat berat luasan dasar fondasi.
• Sedangkan penentuan tebal fondasi dengan penulangannya didasarkan pada
beban dan tekanan tanah terfaktor, berarti menggunakan pendekatan metode
kekuatan.
• Jenis lain pondasi gabungan biasanya disebut
sebagai fondasi kantilever atau fondasi terikat
gabungan.
• Jenis pondasi tersebut dipilih apabila jarak batas
pemilikan tanah begitu dekat sedemikian rupa
sehingga menghalangi atau membatasi
penggunaan jenis pondasi yang lain. Sebagai
contoh, untuk menggunakan pondasi telapak
kolom setempat ternyata ruang yang tersedia
tidak mencukupi, sedangkan kolom lain yang
terdekat masih terlalu jauh dan tidak ekonomis
untuk digabungkan guna membentuk fondasi
gabungan empat persegi ataupun trapezium.
Dengan demikian fondasi terikat adalah dua
fondasi kolom setempat yang diikat dengan
balok pengikat.
• Pada gambar disamping tampak bahwa deretan
fondasi di tepi bangunan terpaksa dibuat
eksentris di bawah dinding tepi sehingga tidak
melanggar garis batas pemilikan tanah
bangunan. Keadaan tersebut akan
mengakibatkan timbulnya tekanan tanah di
bawah fondasi dengan distribusi yang tidak
merata, yang dapat mengakibatkan terjadinya
puntiran dan rotasi fondasi, yang pada gilirannya
dapat menyebabkan terjadinya penggulingan.
Untuk mengimbangi gerakan rotasi tersebut,
fondasi bagian tepi (eksterior) dihubungkan
melalui balok pengikat yang cukup kaku dengan
fondasi bagian dalam (interior) yang terdekat
letaknya sedemikian rupa sehingga struktur
fondasi secara keseluruhan lebih stabil dan
tekanan tanah yang terjadi di bawah fondasi
merata.
4. Pondasi Plat
Pondasi plat seperti disamping,
merupakan fondasi tapak menyeluruh
dengan telapak sangat luas dan
mendukung semua kolom dan dinding
struktur bangunan. Umumnya
digunakan apabila bangunan harus
didirikan di atas tanah dasar lembek.
5. Pondasi Telapak Tiang Pancang
Pondasi telapak tiang pancang (pile cap),
melayani pelimpahan beban kolom dari
atas kepada sekelompok tiang pancang di
bawahnya, yang kemudian diteruskan
kepada tanah melalui gesekan permukaan
atau tumpuan ujung tiang.
Thank You for Listening
Exercise
WL = 420 kN
WD = 200 kN

+ 0.00
fc = 30 MPa
fy = 390 Mpa
σtanah = 300 kPa
𝐵𝐽𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ = 22 𝑘𝑁/𝑚3
450x450mm
1,5 m

Rencanakan
Pondasi tersebut!

Anda mungkin juga menyukai