ﺗﺄﻟﻒ
.ﻫﻢ.م إﺑﻦ ﺳﻨﻄﻮﺻﺎ
DIKTAT
BAHASA ARAB
DISUSUN
IBNU SANTOSO, M. HUM.
2
PERBEDAAN BAHASA ARAB DENGAN BAHASA INDONESIA
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan memahami karakteristik bahasa
Arab yang berbeda dengan bahasa Indonesia untuk selanjutnya digunakan untuk
memahami pelajaran-pelajaran berikutnya.
Bahasa adalah cara berpikir manusia untuk menyampaikan apa yang terdapat dalam
benak hatinya. Cara berpikir tersebut terlihat pada pola pengembangan gagasan dalam
sebuah alinea. Kaplan (1984:53) setelah melakukan penelitian terhadap 600 karya tulis
para mahasiswa asing yang belajar di Amerika Serikat menyimpulkan bahwa sedikitnya
ada lima pola yang jelas dalam membuat struktur sebuah alinea ekspositori (alinea yang
pola Inggris, 2) pola Romance, 3) pola Rusia, 4) pola Semitis, dan 5) pola Oriental. Dalam
budaya-budaya barat misalnya, ia membedakan pola Inggris dengan pola Romance dan
Rusia. Pola Inggris dikategorikan sebagai pola linear, yaitu langsung bergerak dari gagasan
sentral ke penjelasan dan contoh, sedangkan pola Romance dan Rusia menurutnya
Kaplan juga mengidentifikasi adanya pola Semitis yang meliputi tradisi Arab,
pengembangan suatu gagasan melalui paralelisme, yaitu pembuatan suatu pernyataan dan
kemudian diulangi dengan variasi yang menambah atau mencerminkan, atau menyangkal
arti aslinya.
Pola berikutnya yang diidentifikasi Kaplan adalah pola oriental yang umum. Ia
dan menghindari penilaian atau kesimpulan yang jelas. Pola ini banyak dijumpai pada
budaya Asia Timur meliputi Indonesia, Jepang, Thailand, Korea, dan Cina.
3
Fenomena di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan pola penyampaian gagasan
bahasa Arab dengan bahasa Indonesia. Kita sebagai bangsa Indonesia yang merupakan
bagian dari masyarakat Asia Timur telah memiliki retorika kita sendiri yang diturunkan
secara turun temurun. Retorika inilah yang kita gunakan sejak kecil sampai kita menerima
kenyataan bahwa ada retorika lain yang berbeda dengan retorika yang kita gunakan.
Fenomena berikutnya menunjukkan bahwa retorika lain itulah yang harus kita fahami dan
kita pelajari sehingga kita mampu menangkap gagasan yang disampaikan oleh bangsa
Arab dengan pola yang ternyata berbeda dengan pola penyampaian yang sering kita
gunakan.
Secara gramatikal bahasa Arab adalah termasuk bahasa dengan ciri-ciri sebagai
bahasa fleksi, yaitu bahasa yang memiliki perubahan bentuk kata sesuai dengan
perbedaaan waktu, jenis kelamin, dan jumlah subjek. Hal ini berbeda dengan bahasa
Indonesia yang merupakan bahasa yang mempunyai ciri bahasa aglutinatif, yaitu tidak
memiliki perubahan bentuk kata seperti di atas tetapi perbedaan waktu, jenis kelamin, dan
4
TRANSLITERASI
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan memahami bentuk alfabet bahasa Arab
untuk selanjutnya digunakan untuk membaca teks yang ditulis dengan huruf Arab
k
ك Dl
ض d
د a
ا
l ل th ط dz ذ b ب
m م dh ظ r ر t ت
n ن ‘ ع z ز ts ث
w و gh غ s س j ج
h ه f ف sy ش ch ح
y ي q ق sh ص kh خ
Tanda Vokal
Fathah ◌َ A
Kasrah ◌ِ I
Dlammah ◌ُ U
Fathatain ◌ً An
Kasratain ◌ٍ In
Dlammatain ◌ٌ Un
5
Latihan
Bacalah
ِ و ِﻣﻦ ﻣﻌ
ِ ﺎﺻﻰ اﻟﻠﱢﺴ
ﺎن
Wa min ma’ashil lisani
َ ََ ْ َ
Alghibatu wahiya dzikruka akhakal َ اﻟ ِْﻐ ْﻴﺒَﺔُ َو ِﻫ َﻲ ِذ ْﻛ ُﺮ َك اَ َﺧ
ﺎك
Muslimu bima yakrahuhu wa in kana اﻟ ُْﻤ ْﺴﻠِ ُﻢ ﺑِ َﻤﺎ ﻳَ ْﻜ َﺮُﻫﻪُ َوإ ْن َﻛﺎ َن ﻓِ ْﻴ ِﻪ
fihi
6
اﻷو ُل
س ﱠ ُ اَﻟ ﱠﺪ ْر
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari pelaran yang pertama ini mahasiswa memahami susunan bahasa Arab
dalam bentuk jumlah ismiyah
Dalam gramatika bahasa Arab, kalimat yang didahuli oleh kata benda / isim ( ) إ ﺳﻢ
disebut kalimat nominal (jumlah ismiyah).
Perhatikanlah sekali lagi kalimat nominal (jumlah Ismiyah) di atas !
Pada kalimat 1 – 5 kata pertamanya selalu diberi kata sandang al ( ) اَلdan harakat terakhir-
nya selalu berupa harakat tunggal (bukan tanwin), sedangkan pada kata kedua selalu tidak
diberi kata sandang dan berharakat tanwin. Kalimat keenam tidak diberi artikel al () اَل
dan tidak diberi tanwin.
Dalam gramatika bahasa Arab hal-hal yang berkaitan dengan masalah kalimat nominal
adalah sebagai berikut.
7
v Kalimat nominal (jumlah Ismiyah) selalu terdari atas dua unsur, yaitu
mubtada’ (pokok kalimat) dan khabar (predikat).
v Posisi mubtada’ selalu di depan sedangkan posisi khabar selalu setelah
mubtada’.
v Mubtada’ harus berstatus definit / tertentu (ma’rifat), sedangkan khabar selalu
berada pada posisi indefinit /tidak tertentu (nakirah).
v kata benda/ism ( ) إ ﺳﻢyang telah diberi kata sandang al ( ) اَلberarti telah
berstatus "tertentu" /ma’rifat /definit sedangkan yang tidak diberi kata sandang
v Kata ( َأﻧﺎ ) “saya” pada dasarnya secara maknawi sudah merupakan kata
definit (ma’rifah) karena sudah merujuk pada orang tertentu yang sudah
dikenal maka kata tersebut tidak diberi lagi kata sandang al ( ) اَلdan harakat
akhirnya tetap diberi dlammah ta nwin.
Latihan 1
Tentukan susunan berikut ini yang termasuk jumlah ismiyah, tentukan mubtada’ dan
khabarnya, serta terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia !
ُﻫ َﻮ ُﻣ َﻌﻠﱢ ٌﻢ 11 ﻳَـ ْﻮ ُم اﻟ ِْﻘَﻴ َﺎﻣ ِﺔ 6 س اﻷ ﱠَو ُلُ ﱠر
ْ اﻟﺪ1
ٌَﻫ ِﺬ ٍ ِﻣ ْﺴﻄََﺮة 12 ﺐ َﻋﺎﻟِ ٌﻢ ِﱠ
ُ اﻟﻄﺎﻟ 7 اﻹﻧْ َﺴﺎ ُن َﻣ ْﺨﻠُﻮ ٌق2
ْﺠﻨ ِﱠﺔ ِ ْﻢ ﻧَﺎﻓِ ٌﻊ ِ
َ ﺎح اﻟ ُ َﻣ ْﻔﺘ 13 ٌ ﻋﻠ 8 اء
ٌ ﺼ َﺪﻗَﺔُ َد َو
اﻟ ﱠ3
ٌ ﺐ ﻧَ ِﺸ ْﻴ
ﻂ ِ
ُ اﻟ َﻜﺎﺗ 14 اﻟْ ُﻘ ْﺮأ ُن َﻛ ِﺮﻳْ ُﻢ 9 ُاﻹﺳ ِﻤﻴَﺔ
ْ ُْﺠ ْﻤﻠَﺔ ُ اﻟ4
ٌْﺤﻴَﺎةُ ﻟَ ِﺬﻳْ َﺬةَ اﻟ 15 ٌ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٌﺪ َر ُﺳ
ﻮل 10 ﺎب َﺟ ِﺪﻳْ ٌﺪ ِ
ُ َ اﻟْﻜﺘ5
8
Kosa-kata Baru
9
Latihan 3
PETUNJUK B Pilihlah :
(A) jika (1), (2), dan (3) yang betul
(B) jika (1) dan (3) yang betul
(C) jika (2) dan (4) yang betul
(D) jika hanya (4) yang betul
(E) jika semuanya betul
1. Berikut ini yang berkategori jumlah ismiyah ialah …
1.
ُ اﻟ ﱠﺪ ْر
س اﻷ ﱠَو ُل اﻟ ﱠﺮ ْﺣ َﻤ ِﻦ اﻟ ﱠﺮِﺣْﻴ ِﻢ
3.
ِ ِ
2. ﻳـﻮم اﻟْﻘﻴﺎﻣﺔ
ِ
4. ﻫﻮ ﻣﺴﻠﻢ
ٌ ْ ُ َُ
َ َ ُ َْ
2. Bagian kedua yang bergaris bawah dari kalimat (ﻦ
ٌ ْ ) اَﻟ َْﻮ ْﻋ ُﺪ َدﻳterindikasi sebagai …
1. khabar 3. indefinite
2. berkasus nominative 4. berharakat dhammatain
3. Kata ( ) الdalam gramatika bahasa Arab berfungsi sebagai …
1. kata sandang 3. indikator definit (tertentu)
2. indikator kasus nominative 4. indikator indefinit (umum)
PETUNJUK C Soal terdiri atas tiga baian, yaitu Pernyataan, kata Sebab, dan alasan yang disusun
berurutan.
Pilihlah :
(A) Jika pernyataan betul, alasan betul, dan keduanya menunjukkan
hubungan sebab akibat
(B) Jika pernyataan betul, alasan betul, namun keduanya tidak
menunjukkan hubungan sebab akibat
(C) Jika pernyataan betul, alasan salah
(D) Jika pernyataan salah, alasan betul
(E) Jika pernyataan dan alasan salah
ِ ﻹﺳ
1. (ُﻤﻴَﺔ ْ ْا ُْﺠ ْﻤﻠَﺔ
ُ ) اﻟberarti kalimat nominal
Sebab
Kata jumlah bermakna kalimat
10
Angka Arab:
١٠ ٩ ٨ ٧ ۶ ۵ ۴ ٣ ۲ ۱
Angka Abjad
ي ط ح ز و ه د ج ب ا
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
ر ق ص ف ع س ن م ل ك
200 100 90 80 70 60 50 40 30 20
غ ظ ض ذ خ ث ت ش
1000 900 800 700 600 500 400 300
Contoh
11
Kata Ganti ﻀ َﻤﺎﺋُِﺮ
اَﻟ ﱠ
Standar Kompetens
Setelah mempelajari pelaran ini mahasiswa memahami jenis dan bentuk kata ganti dalam
bahasa Arab.
Kata Ganti Tersambung ﺿﻤﻴﺮ Kata Ganti Berdiri Sendiri ﺿﻤﻴﺮ اﻟﻤﻨﻔﺼﻞ
اﻟﻤﺘﺼﻞ
… ku
ي.ِ.. Saya اَﻧَﺎ
… kami
ﻧَﺎ... Kami ﻧَ ْﺤ ُﻦ
…nya (lk)
ُه... Dia (lk) ُﻫ َﻮ
…nya (pr)
َﻫﺎ... Dia (pr) ِﻫ َﻲ
… mereka berdua (lk/pr)
ُﻫ َﻤﺎ... Mereka berdua (lk/pr) ُﻫ َﻤﺎ
… mereka (lk)
ُﻫ ْﻢ... Mereka (lk) ُﻫ ْﻢ
… mereka (pr)
ُﻫ ﱠﻦ... Mereka (pr) ُﻫ ﱠﻦ
…mu (lk)
َك... Kamu (lk) ﺖ
َ ْأَﻧ
…mu (pr)
ِك... Kamu (pr) ِ ْأَﻧ
ﺖ
…kamu berdua (lk/pr)
ُﻛ َﻤﺎ... Kamu berdua (lk/pr) أَﻧْـﺘُ َﻤﺎ
… kamu semua (lk)
ُﻛ ْﻢ... Kamu semua (lk) أَﻧْـﺘُ ْﻢ
… kamu semua (pr)
ُﻛ ﱠﻦ... Kamu semua (pr) أَﻧْـﺘُ ﱠﻦ
12
Pembahasan
v Kata ganti ( ◌ُ ) اَﻟﻀ َﱠﻤﺎﺋِﺮdalam gramatika Arab ada dua macam, yaitu kata ganti
yang berdiri sendiri/tidak tersambung dengan kata sebelumnya ( ﺿﻤﻴﺮ اﻟﻤﻨﻔﺼﻞ
) dan kata ganti yang selalu tersambung dengan kata sebelumnya (اﻟﻤﺘﺼﻞ ) ﺿﻤﻴﺮ
contoh : bukuku ( ) ﻛِﺘَﺎﺑِﻲ.
v Keduanya berstatus definit atau ma’rifat sehingga mempunyai potensi sebagai
mubtada’.
Latihan 1
ِ ﺖ ﻣ ْﻘﺼ ِ
1. Terjemahkanlah ke dalam bahsa Indonesia ( ﻮدي ُ َ َ ْ ) ِ◌اَﻟ ِﻬﻲ أﻧArtinya
A. Tuhanku, Engkaulah tujuanku C. Tuhan, Engkaulah yang aku tuju
B. Tuhan, Engkaulah tujuanku D. Tuhanku yang aku tuju
4 . Kata ganti terpisah /dlamir munfasil ( ) كdalam kalimat di atas sama dengan ...
14
س اﻟﺜﱠﺎﻧِﻲ
ُ اَﻟ ﱠﺪ ْر
Kalimat Verbal = ُْﺠ ْﻤﻠَﺔُ اْ ِﻟﻔ ْﻌﻠِﻴَﺔ
ُ اﻟ
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari pelaran ini mahasiswa memahami jenis dan bentuk susunan kalimat
verbal (jumlah fi’liyah) dalam bahasa Arab serta jenis-jenis fi’il dalam bahasa Arab.
Nabi SAW telah bersabda ﺻﻠَﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ ْﻢ َ ﺎل اﻟﻨﱠﺒِ ُﻲَ َ ﻗ1
Saya telah mendengar Rasulullah SAW ﻮل اﷲ َ ﺖ َر ُﺳ ُ َﺳ ِﻤ ْﻌ2
ﺎﻃ ُﻞ ِ ْﺤ ﱡﻖ وَزﻫ َﻖ اﻟْﺒ
ِ ﺟ3
َ َ َ ﺎء اﻟ
Kebenaran telah datang dan kebatilan
telah lenyap ََ
ِ َ ﺟﺎءﺗْﻨِﻲ اِ ْﻣﺮأَةٌ وﻣﻌ َﻬﺎ اِﺑْـﻨَﺘ4
Seorang perempuan telah datang
kepadaku dan bersamanya dua orang ﺎن َََ َ ََ
anak
15
Pembahasan :
Sebagaiamana yang telah kita pelajari di atas telah tersirat bahwa verba (fi’il / kata
kerja) dalam bahasa Arab terbagi atas tiga bentuk, yaitu kata kerja masa lampau atau fi’l
madhi, kata kerja masa sekarang (sedang berlangsung) atau fi’l muhari’, dan kata kerja
perintah (imperatif) atau fi’l amar. Setiap kata kerja tersebut selalu menunjukkan kala,
fungsi, dan subjeknya yang dibedakan atas jenis kelamin dan jumlahnya. Di samping itu,
Secara fisik, setiap jenis kata kerja tersebut dapat diketahui dari bentuknya karena setiap
kata kerja tersebut memiliki tanda-tanda (indikator) fisik atau tulisan yang mengacu pada
kala, fungsi, dan subjeknya.
Secara praktis dalam gramatika bahasa Arab, kata kerja dasar mengacu pada fi’il
madhi atau kata kerja masa lampau dengan subjek orang ketiga tunggal, yaitu kata dasar
ﻓَـ َﻌ َﻞ dengan tiga pola bentuk dasar ﻓَـ َﻌ َﻞ, ﻓَ ِﻌ َﻞ, dan ﻓَـ ُﻌ َﻞ. Kata terebut jika subjeknya orang
ketiga dual menjadi َﻓَـ َﻌﻼ, َﻓَ ِﻌﻼ, dan َ ﻓَـ ُﻌﻼbegitu seterusnya yang secara sistematis terpola
sebagaimana yang tercantum dalam tabel halaman 17. Dengan demikian, jika kita temukan
jika subjeknya orang ketiga dual maka kata tersebut menjadi َ رﻛِﺒﺎlihat table halaman 17.
َ
Secara fisik fi’l madhi ditandai dengan adanya huruf-huruf tambahan yang terletak di akhir
16
kata. Huruf-huruf tersebut berikut dengan harakatnya adalah ( , وا ا, ت
ْ , َﺗﺎ, َن, ت ِ,
َ,ت
sekarang (sedang berlangsung) atau fi’l muhari’. Sebagai contoh, kata dasar ﻓَـ َﻌ َﻞ, bisa
menjadi ِ
ُﻳَـ ْﻔ َﻌﻞ, ُ ﻳَـ ْﻔﻌﻞatau ُﻳَـ ْﻔ ُﻌﻞ. َ ﱠن أ, ى,
Secara fisik fi’l muhari’ diawali dengan huruf ( ,
dan ت
ُ.
17
Jenis-Jenis Kata Kerja atau Fi’l dalam Bahasa Arab dan Konjugasinya
ﻳَـ ْﻔ ُﻌ ُﻞ ﻳَـ ْﻔ ِﻌ ُﻞ ﻳَـ ْﻔ َﻌ ُﻞ ﻓَـ ُﻌ َﻞ ﻓَ ِﻌ َﻞ ﻓَـ َﻌ َﻞ
Tunggal
3M
ﻳَـ ْﻔ ُﻌﻼَ ِن ﻳَـ ْﻔ ِﻌﻼَ ِن ﻓَـ ُﻌﻼَ ﻳَـ ْﻔ َﻌﻼَ ِن ﻓَ ِﻌﻼَ ﻓَـ َﻌﻼَ
Dual
3M
ﺗَـ ْﻔ ُﻌ ُﻞ ﺗَـ ْﻔ َﻌ ُﻞ ﺗَـ ْﻔ ِﻌ ُﻞ ﺖ ﺖ ﻓَـ ُﻌﻠَ ْ ﻓَ ِﻌﻠَ ْ ﺖ
ﻓَـ َﻌﻠَ ْ
Tunggal
3F
ﺗَـ ْﻔ َﻌﻼَ ِن ﺗَـ ْﻔ ِﻌﻼَ ِن ﺗَـ ْﻔ ُﻌﻼَ ِن ﻓَ ِﻌﻠْﺘﺎَ ﻓَـ ُﻌﻠْﺘﺎَ ﻓَـ َﻌﻠَﺘﺎَ
Dual
3F
ِ◌اﻓْ ِﻌ ْﻞ ُ◌اﻓْـ ُﻌ ْﻞ ِ◌اﻓْـ َﻌ ْﻞ ﺗَـ ْﻔ َﻌ ُﻞ ﺗَـ ْﻔ ِﻌ ُﻞ ﺗَـ ْﻔ ُﻌ ُﻞ ْﺖْﺖ ﻓَـ ُﻌﻠ َ ﻓَ ِﻌﻠ َ ْﺖ
ﻓَـ َﻌﻠ َ
Tunggal
2M
ِ◌اﻓْ ِﻌﻼَ ُ◌اﻓْـ ُﻌﻼَ ِ◌اﻓْـ َﻌﻼَ ﺗَـ ْﻔ َﻌﻼَ ِن ﺗَـ ْﻔ ِﻌﻼَ ِن ﺗَـ ْﻔ ُﻌﻼَ ِن ﻓَ ِﻌﻠﺘُ َﻤﺎ ﻓَـ ُﻌﻠْﺘُﻤﺎَ ﻓَـ َﻌﻠْﺘُ َﻤﺎ
Dual
2M
ِ◌اﻓْ ِﻌﻠِﻲ ُ◌اﻓْـ ُﻌﻠِﻲ ِ◌اﻓْـ َﻌﻠِﻲ ﺗَـ ْﻔ َﻌﻠِ ْﻴ َﻦ ﺗَـ ْﻔ ِﻌﻠِ ْﻴ َﻦ ﺗَـ ْﻔ ُﻌﻠِ ْﻴ َﻦ ْﺖ ْﺖ ﻓَـﻌﻠ ِ ﻓَ ِﻌﻠ ِ ﻓَـﻌﻠ ِ
ْﺖ
Tunggal
2F ُ َ
ِ◌اﻓْ ِﻌﻼَ ُ◌اﻓْـ ُﻌﻼَ ِ◌اﻓْـ َﻌﻼَ ﺗَـ ْﻔ َﻌﻼَ ِن ﺗَـ ْﻔ ِﻌﻼَ ِن ﺗَـ ْﻔ ُﻌﻼَ ِن ﻓَ ِﻌﻠْﺘُ َﻤﺎ ﻓَـ ُﻌﻠْﺘُﻤﺎَ ﻓَـ َﻌﻠْﺘُ َﻤﺎ
Dual
2F
أَﻓْـ َﻌ ُﻞ أَﻓْ ِﻌ ُﻞ أَﻓْـ ُﻌ ُﻞ ْﺖْﺖ ﻓَـ ُﻌﻠ ُ ﻓَ ِﻌﻠ ُ ْﺖ
ﻓَـ َﻌﻠ ُ
Tunggal
1 M/F
ﻧَﺎ
18
Contoh Aplikasi
َرﻛِ ُﺒﻮا
Jamak
ﻳَ ْﺨ ُﺮ ُﺟ ْﻮ َن ﻀ ِﺮﺑُﻮ َن
ﻳَ ْ ﻳَ ْﺬ َﻫ ُﺒﻮ َن ﺑَـ ُﻌ ُﺪوا ذَ َﻫ ُﺒﻮا
3M
َرﻛِ ْ
Tunggal
3F ج
ﺗَ ْﺨ ُﺮ ُ ﻀ ِﺮ ُ
ب ﺗَ ْ ﺐ
ت ﺗَ ْﺬ َﻫ ُ
ﺑَـ ُﻌ َﺪ ْ ﺒﺖ ﺖ
َذ َﻫﺒَ ْ
َرﻛِ ْﺒﻨﺎَ
Jamak
3F ﻳَ ْﺨ ُﺮ ْﺟ َﻦ ﻀ ِﺮﺑْ َﻦ
ﻳَ ْ ﻳَ ْﺬ َﻫ ْﺒ َﻦ ﺑَـ ُﻌ ْﺪﻧﺎَ ذَ َﻫ ْﺒﻨﺎَ
اِ ْ ِ
َرﻛِ ْﺒ َ
Tunggal
2M اُ ْﺧ ُﺮ ْج ﺿ ِﺮ ْ
ب ﺐ
ا ْذ َﻫ ْ ج
ﺗَ ْﺨ ُﺮ ُ ﻀ ِﺮ ُ
ب ﺗَ ْ ﺐ
ﺗَ ْﺬ َﻫ ُ ﺑَـ ُﻌ ْﺪﺗﺎَ ﺖ ﺖ
ذَ َﻫ ْﺒ َ
اِ ْ اِ ْذ َﻫﺒﺎَ ﺗَ ْﺨ ُﺮﺟﺎَ ِن ﻀ ِﺮﺑﺎَ ِن ﺗﻤﺎَ ﺗَ ْﺬ َﻫﺒﺎَ ِن ِ
Dual
2M اُ ْﺧ ُﺮﺟﺎَ ﺿ ِﺮﺑﺎَ ﺗَ ْ ﺑَـ ُﻌ ْﺪ ُ ﺘﻤﺎَ
َرﻛ ْﺒ ُ ﺘﻤﺎَ
ذَ َﻫ ْﺒ ُ
اُ ْﺧ ُﺮِﺟﻲ اِ ْ اِ ْذ َﻫﺒِﻲ ِ ِ ِ رﻛِ ْﺒ ِ َذ َﻫ ْﺒ ِ
Tunggal
2F ﺿ ِﺮﺑِﻲ ﻴﻦ
ﺗَ ْﺨ ُﺮﺟ َ ﻀ ِﺮﺑِ َ
ﻴﻦ ﺗَ ْ ﻴﻦ
ﺑَـ ُﻌ ْﺪت ﺗَ ْﺬ َﻫﺒ َ ﺖ َ ﺖ
اِ ْ اِ ْذ َﻫﺒﺎَ ﺗَ ْﺨ ُﺮﺟﺎَ ِن ﻀ ِﺮﺑﺎَ ِن ﺗﻤﺎَ ﺗَ ْﺬ َﻫﺒﺎَ ِن ِ
Dual
2F اُ ْﺧ ُﺮﺟﺎَ ﺿ ِﺮﺑﺎَ ﺗَ ْ ﺑَـ ُﻌ ْﺪ ُ ﺘﻤﺎَ
َرﻛ ْﺒ ُ ﺘﻤﺎَ
ذَ َﻫ ْﺒ ُ
َرﻛِ ْﺒ ُ
Tunggal
1 M/F ج
أَ ْﺧ ُﺮ ُ ﺿ ِﺮ ُ
ب أَ ْ ﺐ
ت أَ ْذ َﻫ ُ
ﺑَـ ُﻌ ْﺪ ُ ﺖ ﺖ
ذَ َﻫ ْﺒ ُ
َرﻛِ ْﺒﻨﺎَ
Jamak
1M/F ج
ﻧَ ْﺨ ُﺮ ُ ﻀ ِﺮ ُ
ب ﻧَ ْ ﺐ
ﻧَ ْﺬ َﻫ ُ ﺑَـ ُﻌ ْﺪﻧﺎَ ذَ َﻫ ْﺒﻨﺎَ
19
Latihan
1. Kata pertama dari kalimat ( ﱠﺎس ﻳَـ ْﻮِم اﻟ ِْﻘﻴَ َﺎﻣ ِﺔ
ِ ) ﺗَ ِﺠ ُﺪ ِﻣ ْﻦ ِﺷ َﺮا ِر اﻟﻨterindikasi sebagai …
1. fi’l madhi 3. berkasus nominatif
2. bersubjek orang kedua tunggal 4. berupa fi’l mabni ma’lum (aktif)
20
ُ ِس اﻟﺜﺎﱠﻟ
ﺚ ُ اَﻟ ﱠﺪ ْر
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari pelaran ini mahasiswa memahami susunan kalimat verbal (jumlah
fi’liyah) serta subjek dan objeknyadalam bahasa Arab.
Janganlah orang-orang mukmin mengambil ﱠﺨ ِﺬ اﻟ ُْﻤ ْﺆِﻣﻨُـ ْﻮ َن اْﻟ َﻜﺎﻓِ ِﺮﻳْ َﻦ أ َْو ﻟَِﻴﺎَء
ِ ﻻَ ﻳـﺘ
َ
orang-orang kafir sebagai wali dengan
meninggalkan orang-orang mukmin.
ﻟﻤﺆِﻣﻨِْﻴ َﻦ
ْ ِْﻣ ْﻦ ُد ْو ِن ا
Dan sayangilah mereka berdua sebagaimana
mereka berdua telah mendidik kami sejak ﺻ ِﻐ ْﻴـ ًﺮا
َ َو ْار َﺣ ْﻤ ُﻬ َﻤﺎ َﻛ َﻤﺎ َرﺑﱠـﻴَـﻨَﺎ
kecil
Pembahasan :
v Perhatikanlah kata-kata yang bergaris bawah ( َ اﻟْ َﺨـﻠ, اﻟْ َﺨ ْﻤ َﺮ,ً ﻛِﺘَﺎﺑﺎ, ﺴﺎ َن
ْﻖ َ ْاْ ِﻹﻧ
, ْ◌ﻟ َﻜﺎﻓِ ِﺮﻳْ َﻦ, ُﻫ َﻤﺎ,ﻧَﺎ ) yang berarti (mahluq, minuman keras, sebuah buku,
21
segumpal darah, orang-orang kafir, mereka berdua, dan kami). Kata-kata tersebut
jika kita lihat fungsinya dalam kalimat maka jelas berstatus sebagai objek, dan jika
kita lihat harakat atau tanda akhir dari kata-kata tersebut semuanya berharakat
fathah (baris atas) berikut dengan variannya.
v Berbeda dengan kata-kata yang telah dibahas di atas kata-kata ( ُ اﷲ, َزﻳْ ٌﺪ, dan
اﻟ ُْﻤ ْﺆِﻣﻨُـ ْﻮن ) yang berarti (Allah, Zaid, dan orang-orang mukmin) secara eksplisit
merupakan subjek. Jika kita amati lebih jauh ternyata harakat atau tanda akhir kata
tersebut adalah dlommah (baris depan) berikut dengan variannya.
v Dalam gramatika bahasa Arab posisi sebagai objek selalu berada pada kasus
akusatif atau i’rab nasab, sedangkan posisi sebagai subjek selalu berada pada kasus
nominatif atau i’rab rafa’.
v Tanda kasus akusatif atau i’rab nasab adalah harakat fathah atau “baris atas”
berikut dengan variannya sedangkan tanda kasus nominatif i’rab rafa’ adalah
“baris depan” .
v Berdasarkan teks yang sudah kita pelajari ternyata posisi kata yang berkasus
akusatif tidak hanya terletak pada posisi objek maf’ul saja tetapi juga ada pada
posisi keterangan (dlarf dan maf’ul mutlak) sedangkan kasus nominatif i’rab rafa’
di samping terletak pada posisi subjek fa’il juga pada posisi mubtada’ dan khabar
(Pelajaran Pertama).
v Fenomena di atas menunjukkan bahwa indikator suatu kata itu menempati posisi
objek atau fa’il ialah jika berkasus akusatif, sedangkan indikator yang
menunjukkan bahwa suatu kata menempati posisi subjek atau mubtada’ ialah jika
berkasus nominatif.
v Di samping kedua kasus tersebut isim atau kata benda juga bisa menempati kasus
genitif atau i’rab jar seperti yang terdapat pada kalimat kelima, yaitu ِﻣ ْﻦ َﻋﻠَ ٍﻖ
yang berarti “dari segumpal darah”
22
Bentuk-bentuk Tanda Kasus Pada Ism
Katsrah / baris bawah Fathah / baris atas Dlammah / baris depan Tunggal / mufrad
اﻟﻤﺆِﻣﻨَـ ْﻴ ِﻦ
ْ \ ﻣﺆِﻣﻨَـ ْﻴ ِﻦ
ْ ◌ُ اﻟﻤﺆِﻣﻨَـ ْﻴ ِﻦ
ْ \ ﻣﺆِﻣﻨَـ ْﻴ ِﻦ
ْ ◌ُ ِ َﺎن \ اَﻟْﻤ ْﺆِﻣﻨ
ﺎن ُ
ِ َﻣﺆِﻣﻨ
ْ ◌ُ Dual / mutsanna
Latihan
1. Objek kalimat ( َﺣ َﻮ ِى
ْ ﺜﺎءأ
ً ُ ) ﻓَ َﺠ َﻌﻠَﻪُ ﻏialah
A.ف
َ َ C. ◌ِ أ َْﺣ َﻮى
B. ◌َ َﺟ َﻌﻞ D. ُه
23
PETUNJUK B Pilihlah :
(A) jika (1), (2), dan (3) yang betul
(B) jika (1) dan (3) yang betul
(C) jika (2) dan (4) yang betul
(D) jika betul semua
24
س اﻟ ﱠﺮاﺑِ ُﻊ
ُ اَﻟ ﱠﺪ ْر
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari pelaran ini mahasiswa memahami jenis dan bentuk susunan frase
idhafah dalam bahasa Arab, fungsi, dan kasusnya dalam bahasa Arab.
Pembahasan :
ِ َﺷﻄْﺮ اْ ِﻹﻳْﻤ
ِ َﺷ ْﻌﺮ اﻟْ ُﻜ ْﻔ, ﺎن
◌ﺮ
Perhatikanlah kosa-kosa kata Arab yang diberi garis bawah (
َ َ ُ
ﺎد اﻟْﺒِﻼَ ِد ِ ﻟَﻴـﻠَﺔَ اﻟ ﱢ, ﻧِﺴﺎﺋِ ُﻜﻢ,
, ُ ﻋ َﻤ, ﺼﻴَ ِﺎم ْ ْ َ dan ﻚ ْ ِ)ﺑ
َ ﺎﺳ ِﻢ َرﺑﱢ yang berarti rambut kekufuran,
25
sebagai khabar, sedangkan “ﻢ ِ ِ َ اﺳ ِﻢ َرﺑﱢ
ﻚ
ْ ” ﻧﺴﺎﺋ ُﻜdan “ َ ْ ” keduanya berfungsi
sebagai majrur atau genitif.
v Frase idhafah di atas setidaknya terdiri atas dua kata benda atau ism. Kata
pertama disebut sebagai mudhaf sedangkan kata kedua disebut sebagai mudhaf
ilaih.
v Kata pertama tidak memiliki tanda definitif dengan kasus sesuai dengan
posisinya dalam kalimat, sedangkan kata kedua selalu memiliki tanda definitif
( )اَلdan selalu berkasus genitif atau majrur kecuali yang berupa dlamir
Latihan 1
Tentukan susunan berikut ini yang termasuk Frase idhafah, tentukan mudhaf dan mudhaf
ilaihya, serta terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia !
ﻗَﻠِ ْﻴ ُﻞ اﻟﺘﱠﻮﻓِ ْﻴﻖ َﺧ ْﻴـ ٌﺮ ِﻣ ْﻦ َﻛﺜِْﻴ ِﺮاﻟْﻌﻠ ِْﻢ ْﺤﻼَ ُل ﺑَـﻴﱢ ٌﻦ َ اَﻟ ِدﻳْ ُﻦ اْ ِﻹ ْﺳﻼَِم
ْﺠﻨ ِﱠﺔ ِ َﺲ اﻟ ﱢﺬ ْﻛ ِﺮ ِﻣ ْﻦ ِرﻳ
َ ﺎض اﻟ
ِ
ُ َﻣ َﺠﺎﻟ ﺑِﱡﺮ اﻟ َْﻮاﻟِ َﺪﻳْ ِﻦ اﷲ اَ ْﻛﺒَـ ُﺮ
ِ ﺼﺮ
اﷲ ُ ْ َإذَا ﺟﺎَ َء ﻧ ﺻﻼَةُ اﻟْ َﻔ ْﺠ ِﺮ
َ ﻟﻤ ْﺆِﻣﻨِْﻴ َﻦ ِ
ُ ْأﻣ ْﻴـ ُﺮ ا
ﺾ َﻋﻠَﻰ ﻃَ َﻌ ِﺎم اﻟ ِْﻤ ْﺴ ِﻜ ْﻴ َﻦ
َوﻻَ ﻳَ ُﺤ ﱡ ِ اَﻟﻄﱡ ُﻬﺮ َﺷﻄْﺮ اﻹﻳْﻤ
ﺎن ﻟَْﻴـﻠَﺔُ اﻟْ َﻘ ْﺪ ِر
َ ُ ُ
ِ ِﻣﺎَﻟ
ِ ﻚ اﻟﻨ
ﱠﺎس اﷲ اﻟ ﱠﺮ ْﺣ َﻤ ِﻦ اﻟ ﱠﺮِﺣ ْﻴ ِﻢ
ِ ﺑِﺴ ِﻢ
ْ
ِ ﺎل رﺳﻮ ُل
اﷲ ْ ُ َ َ َﻗ
ِ اﻟ َْﻮ ْﺳ َﻮ
اس َﺷ ﱢﺮ ِﻣ ْﻦ ْﺤ ْﻤ ُﺪ ﻟِﻠﱠ ِﻪ َر ﱢ
ب اﻟ َْﻌﺎﻟَ ِﻤ ْﻴ َﻦ َ اﻟ ﺼﻼَ ِة
إﻗﺎَ ُم اﻟ ﱠ
ِ اﻟْ َﺨﻨ
ﱠﺎس
26
ْﺤ ْﻤ ُﺪ ﻟِﻠﱠ ِﻪ ِ
ُﺳ ْﺒ َﺤﺎ َن اﷲ واﻟ َ اﻟ ﱠﺮ ْﺣ َﻤ ِﻦ اﻟ ﱠﺮ ِﺣ ْﻴ ِﻢ أﻗِ ِﻢ اﻟ ﱠ
ﺼﻼَ َة
27
ﺲ َِاَﻟ ﱠﺪرس اﻟْﺨﺎ
ﻣ
ُ ُْ
Pasif = َﻣ ْﺒﻨِﻰ َﻣ ْﺠ ُﻬﻮل
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari pelaran ini mahasiswa memahami jenis dan bentuk susunan kalimat
pasif (mabni majhul) dalam bahasa Arab.
ِ إﺳ ِﻢ ٍِ ِ
اﷲ اﻟ ﱠﺮ ْﺣ َﻤ ِﻦ ْ ◌ِ ﺴ َﻘﻰ ﻣ ْﻦ َﻋ ْﻴ ٍﻦ َءاﻧﻴَﺔ ب ْ ُﺗ
Diberi minum (dengan air) dari mata
air yang sangat panas
Pembahasan :
Perhatikanlah kata-kata di atas yang bergaris bawah, yaitu ( ﺑُﻨِ َﻲ, ﺐ ِ
َ ُﻛﺘ, ﺗُـ ْﺮ َﺟ ُﻌ ْﻮ َن, ) ﺗُ ْﺴ َﻘﻰ
yang berarti dibangun, ditetapkan, kamu akan dikembalikan, dan diberi minum.
Kata-kata tersebut merupakan kata pasif yang dibentuk dengan mengikuti pola sebagai
berikut.
ِ
Huruf depan diberi tanda dlammah (baris depan)
ﺐ
َ ُﻛﺘ ﺐ
َ ََﻛﺘ
Fi’l
Huruf sebelum akhir diberi tanda kasrah (baris bawah)
Madhi
Huruf akhir diberi tanda fathah (baris atas)
ﺐ
ُ َﻳُ ْﻜﺘ ﺐ
ُ ُﻳَ ْﻜﺘ
Fi’l Huruf depan diberi tanda dlammah (baris depan)
Mudhari’ Huruf sebelum akhir diberi tanda fathah (baris atas)
28
Latihan
1. Contoh kalimat pasif (ﺠ ُﻬﻮل
ْ َﻣ ) َﻣ ْﺒﻨِﻰialah
A.َوإذَا
ْ َِ◌ ﻓ
ﺎﺳﺘَ ِﻤ ُﻌﻮا
C. ُﻟَﻪ
D.ﺼﻄُﻮاِ ْوأﻧ
B. ن
ُ اﻟْ ُﻘ ْﺮَءا َ َ◌ ﻗُ ِﺮ
ىء َ
29
ِﺴ
س ُ اَﻟ ﱠﺪ ْر
ُ س اﻟ ﱠ
ﺎد
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari pelaran ini mahasiswa memahami jenis dan bentuk
susunan frase adjektivus dalam bahasa Arab.
= ف
ٌ ﺻ ْﻮ ﻮﻣ و ﺔ
ٌ ﻔ
َ ِ
ﺻ
Frase ajektivus ُ َْ َ
ِ ِ 1
Allah tidak menurunkan sesuatupun َﻣﺎ ﻧَـ ﱠﺰ َل اﷲُ ﻣ ْﻦ َﺷ ْﺊ ٍ◌ إﻻَ َ◌ َ◌ ّ◌ ﻓﻲ
ﻠﻞ َﻛﺒِْﻴ ٍﺮ
kecuali dalam kesesatan yang nyata
ٍﺿ َ
Dalam surga yang tinggi ﻓِﻰ َﺟﻨ ٍﱠﺔ َﻋﺎﻟِﻴَ ٍﺔ2
Api yang panas ٌﺎر َﺣ ِﺎﻣﻴَﺔ
ٌ َ ﻧ3
Dengan menyebut Asma Allah Yang Maha اﷲ اﻟ ﱠﺮ ْﺣﻤ ِﻦ اﻟ ﱠﺮِﺣ ْﻴ ِﻢ ِ ﺑِﺴ ِﻢ4
ْ
Pengasih lagi Penyayang
Maka apakah Kami letih dengan أﻓَـ َﻌﻴِﻴﻨَﺎ ﺑِﺎﻟْ َﺨﻠ ِْﻖ اﻷ ﱠَوِل5
penciptaan yang pertama
Pembahasan
اﻟ ﱠﺮ ِﺣ ْﻴ ِﻢ,اﻟْ َﺨﻠ ِْﻖ اﻷ ﱠَو ِل ) yang berarti kesesatan yang nyata, surga yang tinggi, Api
yang panas, Yang Maha Pengasih lagi Penyayang dan penciptaan yang pertama
30
v Dalam gramatika bahasa Arab, kata sifat disebut (sifat) sedangkan kata
yang diberi sifat disebut maushuf..
31
ﺴﺎﺑِ ُﻊ ُ اَﻟ ﱠﺪ ْر
س اﻟ ﱠ
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari pelaran ini mahasiswa memahami jenis dan bentuk
susunan larangan (annahyu) dalam bahasa Arab.
Larangan = اَﻟﻨﱠﻬﻲ
ب َﻋﻠَ ﱠﻲ ِ
ُ ﻻَ ﺗَ ْﻜﺬ1
Janganlah berdusta atas nama
saya
Ya Tuhan Kami, janganlah 2
Engkau hukum kami jika kami َرﺑﱠـﻨَﺎ ﻻَ ﺗُـ َﺆ ِﺧ ْﺬﻧﺎَ إِ ْن ﻧَ ِﺴ ْﻴـَﻨﺎ اَ ْو اَ ْﺧﻄَﺄْﻧَﺎ
lupa atau bersalah
ِ
ﺎء َ َوﻻَ ﺗَـ ْﻘ َﺮﺑُﻮا اﻟ ﱢﺰﻧَﺎ إﻧﱠﻪُ ﻛﺎَ َن ﻓَﺤ5
َ ﺴﺔً َو َﺳ
Dan janganlah kamu semua
mendekati zina, sesungguhnya
zina itu adalah perbuatan yang
keji dan jalan yang buruk ًَﺳﺒِْﻴﻼ
Pembahasan
v Perhatikanlah kata-kata yang bergaris bawah yang terdapat pada
kalimat 1 – 5 (ب ِ
ُ َ◌ﻻَ ﺗَ ْﻜﺬ, ﻻَ ﺗُـ َﺆ ِﺧ ْﺬﻧﺎ, َ◌ﻻَ ﺗَـ ْﻨﻈُْﺮ, ﻻَ ﺗَـ ْﻘﺮﺑَﺎ, )ﻻَ ﺗَـ ْﻘ َﺮﺑُﻮا.
v Kata-kata tersebut berpola sebagai kata yang bermakna larangan
(janganlah berdusta, janganlah Engkau hukum kami, janganlah engkau
32
melihat, janganlah kamu berdua mendekati, janganlah kamu semua
mendekati).
dengan menambah kata (َ ) ﻻyang bermakna “tidak” di depan kata kerja
33
ِ اَﻟ ﱠﺪرس اﻟﺜ
ﱠﺎﻣ ْﻦ ُْ
Inna dan Fungsinya
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari pelaran ini mahasiswa memahami inna dan fungsinya
dalam kalimat bahasa Arab serta jenis-jenis kasus isim yang berada di
belakangnya .
• Fungsi Inna
• Bermakna menyangatkan (sesungguhnya)
• Menasabkan/mengakusatifkan ism/mubtada' dan
merafa'kan/menominatifkan khabar
( ﺧﺒﺮ)رﻓﻊ ( ﻣﺒﺘﺪاء)رﻓﻊ
34
ﻏَ ُﻔ ْﻮٌر َرِﺣ ْﻴ ٌﻢ أﷲ ُ◌
ﺧﺒﺮ )رﻓﻊ ( إﺳﻢ )ﻧﺼﺐ ( إ ﱠن
ﻏَ ُﻔ ْﻮٌر َرِﺣ ْﻴ ٌﻢ أﷲ َ◌ إ ﱠن
35
ِ اَﻟ ﱠﺪرس اﻟﺘ
ﱠﺎﺳ ُﻊ ُْ
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari pelaran ini mahasiswa memahami jenis dan bentuk
susunan kalimat verbal (jumlah fi’liyah) dalam bahasa Arab serta jenis-jenis
fi’il dalam bahasa Arab.
Pembahasan
v Dalam gramatika Arab, kalimat perintah disebut sesuai dengan posisi orang yang
berbicara dihadapan orang yang diajak bicara. Jika yang berbicara manusia
sedangkan yang diajak bicara adalah Tuhan maka disebut “doa”. Jika yang berbicara
oarng yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dibandingkan orang yang diajak
bicara disebut “amr”. Jika status keduanya sederajat disebut “iltimas”.
36
v Kalimat perintah dibangun dengan menggunakan berbagai macam kata kerja. Kata
kerja yang paling utama ialah kata kerja imperatif “fi’l amr” ( أَﻗِ ِﻢ, ْإِﻗـ َْﺮأ,, اَﺗَِﻨﺎ ) yang
berarti dirikanlah, bacalah, dan berilah kami. Di samping itu, sering juga digunakan
ِ ) رsemoga
ﺿ َﻲ
kata kerja masa lalu atau fi’l madhi sebagai pengharapan dan doa (
َ
ﻓَـ ْﻠﻴَـ ُﻘ ْﻞdan ◌ْ ﺼ ُﻤﺖ ِ
meridhai. Juga fi’l mudhari’ seperti ( ْ َ )ﻟﻴyang berarti berkatalah
dan diamlah.
v Kata kerja imperatif atau fi’l amr dibentuk dengan berdasarkan fi’l mudhari’nya,
yaitu dengan pola mengganti harfu mudhara’ah dengan hamzah yang berharakat
sesuai dengan harakat huruf sebelum akhirnya.