Anda di halaman 1dari 21

NODUL TYROID

I. KONSEP TEORI
A. DEFINISI
Suatu karsinoma kelenjar yang membentuk foliker dengan perabaan
dapat ditemukan nodul soliter kelenjar tiroid.
Nodul Tiroid adalah benih tumor yang muncul dalam tiroid. Karena
tumornya kecil dan tersebar, ia disebut gondok lokal.
Kelenjar ini adalah bagian dari sistem endokrin yang memproduksi
hormon tiroid membantu mengendalikan proses metabolisme. Nodul
tiroid adalah partikel-partikel tumor yang disebut armor tiroid. Sebaran
gondok lokal diakibatkan oleh infeksi. Kebanyakan tumor tiroid biasanya
jinak atau berupa kista yang berisi cairan, namun pada kondisi melanoma
juga menunjukan hal yang sama.
Terminologi nodul tiroid mengacu pada setiap pertumbuhan
abnormal yang membentuk massa pada kelenjar tiroid. Nodul tiroid dapat
terjadi pada setiap bagian dari kelenjar tiroid. Sebagian nodul dapat diraba
dengan mudah, sedangkan sebagian lainnya sulit untuk diperiksa karena
letak yang profunda.
Nodul tiroid adalah partikel-partikel tumor yang disebut armor tiroid.
Sebaran gondok lokal diakibatkan oleh infeksi. Kebanyakan tumor tiroid
biasanya jinak atau berupa kista yang berisi cairan, namun pada kondisi
melanoma juga menunjukan hal yang sama. Karena beberapa gondok
lokal kemungkinan berpotensi kanker maka sebaran gondok lokal harus
diperiksa.
B. KLASIFIKASI HISTOPATOLOGI KARSINOMA TIROID
Terdapat beberapa tumor tiroid, antara lain seperti :
1. Clear Cell Ca
Sel-selnya mirip clear cell dari kelenjar paratiroid. Sel-sel dengan
sitoplasma jernih karena penumpukan glikogen, lipid, mucin a
tiroglobulin.
2. Oxyphilic Ca (Oncocytic Ca, Eosinophilic cell Ca, Hurthele cell Ca) .

Stikes Lakipadada Tana Toraja Orinapa Remak


Sel selnya berasal dari sel oxyphilic yaitu sel-sel dengan sitoplasm
bergranul dan acidophilic. Biasanya melihat gambaran folikular atau
trabekular
C. ETIOLOGI
1. Radiasi
Merupakan salah satu faktor etiologi karsinoma tiroid. Banyak kasus
karsinoma pada anak-anak yang sebelumnya dapat radiasi pada kepala
dan leher karena penyakit lain. Biasanya efek radiasi timbul setelah 5
-25 tahun dan rata-rata 10,9 tahun.
2. Stimulasi TSH
Stimulasi TSH yang lama merupakan salah satu faktor etiologi
karsinoma tiroid. Pemberian diet tanpa garam Jodium pada binatang
percobaan, pemberian zat radioaktif atau sub total tiroidektomi
berakibat stimulasi TSH meningkat dan dalam jangka waktu yang
lama dapat terjadi karsinoma tiroid.
Penyebab nodul tiroid yang sering ialah :
1. Koloid
2. Kista
3. Tiroiditis Limfositik
4. Neoplasma jinak
a) Hurthle
b) Folikulare
5. Neoplasma ganas
a) Papilare
b) Folikulare
Penyebab yang jarang ialah :
1. Tiroiditis granulomatosa
2. Infeksi (abses, tuberkulosis)
3. Neoplasma ganas
a) Medulare
b) Anaplastik

Stikes Lakipadada Tana Toraja Orinapa Remak


c) Metastasis
4. Limfoma
D. PATOFISIOLOGI
Karsinoma folikuler biasanya menyebar melalui hematogen,
sehingga sering menyebabkan metastase jauh pada waktu diagnosa, jarang
limfogen yaitu ke parau, tulang, hati, ginjal, dan otak pada tulang
terutama, bahu, tulang dada, tulang tengkora & tulang iliaca. metastase
ketulang hati, atau otak, keparu, limfoid. Karsinoma folikuler dapat
menginvasi jaringan sekitarnya seperti trakea, otot, kulit, pembuluh darah
dan. Laringeus Recurren serta jaringan lemak.
Tumor ini ditemukan 20% dari tumor ganas tiroid, dan nomor dua
paling sering dari karsinoma tiroid. Karsinoma folikuler murni jarang
dijumpai, sering campuran dengan gambaran lain dan Karsinoma tiroid
sepertl Papilari atau Undifferentiated.
Wanita lebih sering dari pada laki-laki dan dapat terjadi pada semua
umur, biasanya pada usia lanjut (45-60 tahun) dan insiden bertambah
dengan bertambanya umur.
E. GEJALA KLINIS
Sebagian besar karsinoma Folikuler tumbuh lambat, kadang-kadang
berpuluh tahun sering berasal dari adenoma jinak.
Gejala klinis dari karsinoma Folikuler yaitu :
1. Pembengkakan kelenjar tiroid berupa nodul padat.
2. Suara parau karena perluasan tumor pada jaring atau tekanan
terhadap n. rekueren.
3. Disfagia karena tumor meluas ke esofagus
4. Berat badan menurun
5. Frakrur Paralogis.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Dalam menghadapi pasien dengan nodul tiroid, langkah pertama
yang dianjurkan ialah menentukan status fungsi tiroid dengan

Stikes Lakipadada Tana Toraja Orinapa Remak


memeriksa kadar TSH (sensitif) dan T-4 bebas. Pada keganasan tiroid,
umumnya fungsi tiroid normal. Tetapi perlu diingat bahwa
abnormalitas fungsi tiroid baik hiper/hipotiroid tidak dengan
sendirinya menghilangkan kemungkinan keganasan. Pemeriksaan
kadar antibodi antitiroid peroksidase (dulu disebut antibodi
antimikrosomal) dan antibodi antitiroglobulin penting untuk diagnosis
tiroiditis kronik Hashimoto, terutama bila disertai peningkatan kadar
TSH. Antibodi-antibodi ini positip hampir 85% pada penyakit
Hashimoto ini. Sering pada Hashimoto juga timbul nodul baik
uni/bilateral, sehingga pada tiroiditis kronik Hashimoto-pun masih
mungkin terdapat keganasan.
2. Radiologis.
a. Foto X-ray: untuk melihat obstruksi trakea karena penekanan
tumor dan melihat klasifikasi pada massa tumor. Juga untuk
melihat metastase keparu dan tulang.
b. Barium Meal: Bila ada disfagi
c. USG: Untuk membedakan tumor solid dan Kistik
d. CT Scan: Untuk melihat perluasan tumor
e. Scintigrafi: dengan menggunakan radio isotop dapat membedakan
hotnodul dan coldnodul, daerah coldnodul dicurigai tumor ganas.
G. PENATALAKSANAN
Penanganan pada tumor tiroid dapat dilakukan terapi seperti dibawah ini :
1. Bedah yaitu lobektomi totalis beserta ismus dan KGB regional,
pengangkatan KGB bersifat preventif.
2. Tiroidektomi lokal (diseksi leher radikal)
Bila terjadi metastase kedalam kelenjar dari lobus yang berlawanan
dan khususnya bila dicurigai metastase ke limfnod.
3. Radio Iodin: Apabila oeprasi tumor tidak bersih dan khususnya pada
pengobatan metastase. Terapi J 131 dengan dosis tinggi yang
didahului TSH, namun pemberian radioaktif ini membutuhkan
penangan dan perawatan khusus

Stikes Lakipadada Tana Toraja Orinapa Remak


4. Sinar Ro: Untuk karsinoma kambuhan pada leher atau tepat metastase
yang lebih jauh.
5. Radioterapi: Cobalt 60, dipergunakan pada stadium lanjut, inoperabel,
bersifat paliatif pada tumor primer atau metastase.
6. Kemoterapi: Adriamycin, sedikit memberi respon terhadap karsinoma
tiroid. Berbagai jenis kemoterapi dikenal, namun kurang memberi
respon terhadap karsinoma tiroid.
7. TSH (Tiroid Stimulating Hormon)
Hormon ini diberikan pasca bedah yang bertujuan menekan
pertumbuhan karsinoma follikular. Pemberian hormon ini dapat
membebaskan penderita dari gejala residif selama jangka waktu 10
tahun.
II. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identifikasi klien.
b. Keluhan utama klien.
1) Pre OP
Data subjektif
a) Pasien mengatakan takut akan di operasi
b) Pasien mengatakan dadanya berdebar debar
c) Pasien mengatakan malu dengan adanya benjolan di
lehernya
Data objektif
a) Takikardi
b) Bola mata exopthalmus
c) Kulit basah, terus keluar keringat
d) Muka merah
e) Tremor
f) Terdapat benjolan di lehernya
2) Post OP

Stikes Lakipadada Tana Toraja Orinapa Remak


Data subjektif : Pasien mengeluh nyeri pada area luka
operasi
Data objektif : Pasien tampak terpasang drain di area luka
operasi
c. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya didahului oleh adanya pembesaran nodul pada leher
yang semakin membesar sehingga mengakibatkan terganggunya
pernafasan karena penekanan trakhea eusofagus sehingga perlu
dilakukan operasi.
d. Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan riwayat penyakit dahulu yang berhubungan
dengan penyakit gondok, sebelumnya pernah menderita
penyakit gondok.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Ada anggota keluarga yang menderita sama dengan klien saat
ini.
f. Riwayat psikososial
Akibat dari bekas luka operasi akan meninggalkan bekas atau
sikatrik sehingga ada kemungkinan klien merasa malu dengan
orang lain.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Pada umumnya keadaan penderita lemah dan kesadarannya
composmentis dengan tanda-tanda vital yang meliputi tensi,
nadi, pernafasan dan suhu yang berubah.
b. Kepala dan leher
Pada klien dengan pre operasi terdapat pembesaran kelenjar
tiroid. Pada post operasi thyroidectomy biasanya didapatkan
adanya luka operasi yang sudah ditutup dengan kasa steril yang
direkatkan dengan hypafik serta terpasang drain. Drain perlu
diobservasi dalam dua sampai tiga hari.

Stikes Lakipadada Tana Toraja Orinapa Remak


c. Sistem pernafasan
Biasanya pernafasan lebih sesak akibat dari penumpukan sekret
efek dari anestesi, atau karena adanya darah dalam jalan nafas.
d. Sistem Neurologi
Pada pemeriksaan reflek hasilnya positif tetapi dari nyeri akan
didapatkan ekspresi wajah yang tegang dan gelisah karena
menahan sakit.
e. Sistem gastrointestinal
Komplikasi yang paling sering adalah mual akibat peningkatan
asam lambung akibat anestesi umum, dan pada akhirnya akan
hilang sejalan dengan efek anestesi yang hilang.
f. Aktivitas/istirahat
Insomnia, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat,
atrofi otot
g. Eliminasi
Urine dalam jumlah banyak, perubahan dalam faeces, diare.
h. Integritas ego
Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik, emosi
labil, depresi.
i. Makanan/cairan
Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan
meningkat, makan banyak, makannya sering, kehausan, mual
dan muntah, pembesaran tyroid.
j. Rasa nyeri/kenyamanan
Nyeri orbital, fotofobia.
k. Keamanan
Tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi
terhadap iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan), suhu
meningkat, diaforesis, kulit halus, hangat dan kemerahan,
rambut tipis, mengkilat dan lurus, eksoptamus : retraksi, iritasi

Stikes Lakipadada Tana Toraja Orinapa Remak


pada konjungtiva dan berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi
pada pretibial) yang menjadi sangat parah.
B. Diagnosa
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi partial
mekanik
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan adanya obstruksi
trakeofaringeal
3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan tindakan bedah
terhadap jaringan/otot dan edema pasca operasi.
4. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan disfagia
5. Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan fisiologis tubuh
(pembengkakan leher), perubahan struktur dan fungsi kulit.
6. Resiko infeksi berhubungan dengan masuknya organisme sekunder
terhadap pembedahan
7. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian dan pola
interakasi

Stikes Lakipadada Tana Toraja Orinapa Remak


D. Intervensi

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Gangguan Pertukaran gas 1. Respiratory Status : Gas exchange 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
2. Keseimbangan asam Basa, Elektrolit ventilasi
Berhubungan dengan :
3. Respiratory Status : ventilation 2. Pasang mayo bila perlu
1. ketidakseimbangan perfusi 4. Vital Sign Status 3. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
ventilasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 4. Keluarkan sekret dengan batuk atau
2. perubahan membran selama …. Gangguan pertukaran pasien suction
kapiler-alveolar teratasi dengan kriteria hasil: 5. Auskultasi suara nafas, catat adanya
DS: suara tambahan
1. Mendemonstrasikan peningkatan
6. Berikan bronkodilator:
- Sakit kepala ketika bangun ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
- ………………….
- Dyspnoe 2. Memelihara kebersihan paru paru dan
- Gangguan penglihatan bebas dari tanda tanda distress - ………………….
DO: pernafasan
7. Berikan pelembab udara
3. Mendemonstrasikan batuk efektif dan
- Penurunan CO2 8. Atur intake untuk cairan
suara nafas yang bersih, tidak ada
- Takikardi mengoptimalkan keseimbangan.
sianosis dan dyspneu (mampu
- Hiperkapnia 9. Monitor respirasi dan status O2
mengeluarkan sputum, mampu bernafas

Stikes Lakipadada Tana Toraja Orinapa Remak


- Keletihan dengan mudah, tidak ada pursed lips) 10. Catat pergerakan dada,amati
- Iritabilitas 4. Tanda tanda vital dalam rentang normal kesimetrisan, penggunaan otot tambahan,
- Hypoxia 5. AGD dalam batas normal retraksi otot supraclavicular dan
- Kebingungan 6. Status neurologis dalam batas normal intercostal
- Sianosis 11. Monitor suara nafas, seperti dengkur
- Warna kulit abnormal 12. Monitor pola nafas : bradipena,
(pucat, kehitaman) takipenia, kussmaul, hiperventilasi,
- Hipoksemia cheyne stokes, biot
- Hiperkarbia 13. Auskultasi suara nafas, catat area
- AGD abnormal penurunan / tidak adanya ventilasi dan
- pH arteri abnormal suara tambahan
- Frekuensi dan kedalaman 14. Monitor TTV, AGD, elektrolit dan ststus
nafas abnormal mental
15. Observasi sianosis khususnya membran
mukosa
16. Jelaskan pada pasien dan keluarga
tentang persiapan tindakan dan tujuan
penggunaan alat tambahan (O2, Suction,
Inhalasi)

Stikes Lakipadada Tana Toraja Orinapa Remak


17. Auskultasi bunyi jantung, jumlah, irama
dan denyut jantung
2 Pola Nafas tidak efektif 1. Respiratory status : Ventilation 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
berhubungan dengan : 2. Respiratory status : Airway patency ventilasi
3. Vital sign Status 2. Pasang mayo bila perlu
- Hiperventilasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Penurunan energi/kelelahan
selama………..pasien menunjukkan 4. Keluarkan sekret dengan batuk atau
- Perusakan/pelemahan
keefektifan pola nafas, dibuktikan dengan suction
muskulo-skeletal
kriteria hasil: 5. Auskultasi suara nafas, catat adanya
- Kelelahan otot pernafasan
suara tambahan
- Hipoventilasi sindrom 1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan
6. Berikan bronkodilator :
- Nyeri suara nafas yang bersih, tidak ada
-…………………..
- Kecemasan sianosis dan dyspneu (mampu
- Disfungsi Neuromuskuler mengeluarkan sputum, mampu bernafas -…………………….
- Obesitas dg mudah, tidakada pursed lips)
7. Berikan pelembab udara Kassa basah
- Injuri tulang belakang 2. Menunjukkan jalan nafas yang paten
NaCl Lembab
(klien tidak merasa tercekik, irama
8. Atur intake untuk cairan
nafas, frekuensi pernafasan dalam
DS: mengoptimalkan keseimbangan.
rentang normal, tidak ada suara nafas
9. Monitor respirasi dan status O2

Stikes Lakipadada Tana Toraja Orinapa Remak


- Dyspnea abnormal) 10. Bersihkan mulut, hidung dan secret
- Nafas pendek 3. Tanda Tanda vital dalam rentang trakea
DO: normal (tekanan darah, nadi, 11. Pertahankan jalan nafas yang paten
pernafasan) 12. Observasi adanya tanda tanda
- Penurunan tekanan
hipoventilasi
inspirasi/ekspirasi
13. Monitor adanya kecemasan pasien
- Penurunan pertukaran udara
terhadap oksigenasi
per menit
14. Monitor vital sign
- Menggunakan otot
15. Informasikan pada pasien dan keluarga
pernafasan tambahan
tentang tehnik relaksasi untuk
- Orthopnea
memperbaiki pola nafas.
- Pernafasan pursed-lip
16. Ajarkan bagaimana batuk efektif
- Tahap ekspirasi berlangsung
17. Monitor pola nafas
sangat lama
- Penurunan kapasitas vital
- Respirasi: < 11 – 24 x /mnt

3 Nyeri akut berhubungan 1. Pain Level, 1. Lakukan pengkajian nyeri secara


2. pain control, komprehensif termasuk lokasi,

Stikes Lakipadada Tana Toraja Orinapa Remak


dengan: 3. comfort level karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dan faktor presipitasi
Agen injuri (biologi, kimia,
selama …. pasien tidak mengalami nyeri, 2. Observasi reaksi nonverbal dari
fisik, psikologis), kerusakan
dengan kriteria hasil: ketidaknyamanan
jaringan
3. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu
DS: dan menemukan dukungan
penyebab nyeri, mampu menggunakan
4. Kontrol lingkungan yang dapat
- Laporan secara verbal tehnik nonfarmakologi untuk
mempengaruhi nyeri seperti suhu
DO: mengurangi nyeri, mencari bantuan)
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang
- Posisi untuk menahan nyeri 5. Kurangi faktor presipitasi nyeri
dengan menggunakan manajemen nyeri
- Tingkah laku berhati-hati 6. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
3. Mampu mengenali nyeri (skala,
- Gangguan tidur (mata sayu, menentukan intervensi
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
tampak capek, sulit atau 7. Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
gerakan kacau, menyeringai) napas dala, relaksasi, distraksi, kompres
berkurang
- Terfokus pada diri sendiri hangat/ dingin
5. Tanda vital dalam rentang normal
- Fokus menyempit 8. Berikan analgetik untuk mengurangi
6. Tidak mengalami gangguan tidur
(penurunan persepsi waktu, nyeri: ……...
kerusakan proses berpikir, 9. Tingkatkan istirahat
penurunan interaksi dengan 10. Berikan klien posisi yang nyaman

Stikes Lakipadada Tana Toraja Orinapa Remak


orang dan lingkungan) 11. Berikan informasi tentang nyeri seperti
- Tingkah laku distraksi, penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
contoh : jalan-jalan, berkurang dan antisipasi
menemui orang lain dan/atau ketidaknyamanan dari prosedur
aktivitas, aktivitas berulang- 12. Monitor vital sign sebelum dan sesudah
ulang) pemberian analgesik pertama kali
- Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah, merintih,
menangis, waspada, iritabel,
nafas panjang/berkeluh
kesah)
- Perubahan dalam nafsu
makan dan minum

4 Ketidakseimbangan nutrisi 1. Nutritional status: Adequacy of nutrient 1. Kaji adanya alergi makanan
kurang dari kebutuhan 2. Nutritional Status : food and Fluid 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
tubuh Intake menentukan jumlah kalori dan nutrisi
3. Weight Control yang dibutuhkan pasien

Stikes Lakipadada Tana Toraja Orinapa Remak


Berhubungan dengan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3. Yakinkan diet yang dimakan
selama….nutrisi kurang teratasi dengan mengandung tinggi serat untuk
Ketidakmampuan untuk
indikator: mencegah konstipasi
memasukkan atau mencerna
4. Ajarkan pasien bagaimana membuat
nutrisi oleh karena faktor 1. Albumin serum
catatan makanan harian.
biologis, psikologis atau 2. Pre albumin serum
5. Monitor adanya penurunan BB dan gula
ekonomi. 3. Hematokrit
darah
4. Hemoglobin
DS: 6. Monitor lingkungan selama makan
5. Total iron binding capacity
7. Jadwalkan pengobatan dan tindakan
- Nyeri abdomen 6. Jumlah limfosit
tidak selama jam makan
- Muntah
8. Monitor turgor kulit
- Kejang perut
9. Monitor kekeringan, rambut kusam, total
- Rasa penuh tiba-tiba setelah
protein, Hb dan kadar Ht
makan
10. Monitor mual dan muntah
DO:
11. Monitor pucat, kemerahan, dan
- Diare kekeringan jaringan konjungtiva
- Rontok rambut yang 12. Monitor intake nuntrisi
berlebih 13. Informasikan pada klien dan keluarga
- Kurang nafsu makan tentang manfaat nutrisi

Stikes Lakipadada Tana Toraja Orinapa Remak


- Bising usus berlebih 14. Kolaborasi dengan dokter tentang
- Konjungtiva pucat kebutuhan suplemen makanan seperti
- Denyut nadi lemah NGT/ TPN sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan.
15. Atur posisi semi fowler atau fowler
tinggi selama makan
16. Kelola pemberan anti emetik:.....
17. Anjurkan banyak minum
18. Pertahankan terapi IV line
19. Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas oval
5 Gangguan body image 1. Body image 1. Body image enhancement
berhubungan dengan: 2. Self esteem 2. Kaji secara verbal dan nonverbal respon
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien terhadap tubuhnya
Biofisika (penyakit kronis),
selama …. gangguan body image 3. Monitor frekuensi mengkritik dirinya
kognitif/persepsi (nyeri kronis),
4. Jelaskan tentang pengobatan, perawatan,
kultural/spiritual, penyakit, pasien teratasi dengan kriteria hasil:
kemajuan dan prognosis penyakit
krisis situasional,
1. Body image positif 5. Dorong klien mengungkapkan
trauma/injury, pengobatan
2. Mampu mengidentifikasi kekuatan perasaannya

Stikes Lakipadada Tana Toraja Orinapa Remak


(pembedahan, kemoterapi, personal 6. Identifikasi arti pengurangan melalui
radiasi) 3. Mendiskripsikan secara faktual pemakaian alat bantu
perubahan fungsi tubuh 7. Fasilitasi kontak dengan individu lain
DS:
4. Mempertahankan interaksi sosial dalam kelompok kecil
- Depersonalisasi bagian
tubuh
- Perasaan negatif tentang
tubuh
- Secara verbal menyatakan
perubahan gaya hidup
DO :

- Perubahan aktual struktur


dan fungsi tubuh
- Kehilangan bagian tubuh
- Bagian tubuh tidak
berfungsi

Stikes Lakipadada Tana Toraja Orinapa Remak


6 Risiko infeksi 1. Immune Status 1. Pertahankan teknik aseptif
2. Knowledge : Infection control 2. Batasi pengunjung bila perlu
Faktor-faktor risiko :
3. Risk control 3. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
- Prosedur Infasif Setelah dilakukan tindakan keperawatan tindakan keperawatan
- Kerusakan jaringan dan selama…… pasien tidak mengalami infeksi 4. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
peningkatan paparan dengan kriteria hasil: pelindung
lingkungan 5. Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai
1. Klien bebas dari tanda dan gejala
- Malnutrisi dengan petunjuk umum
infeksi
- Peningkatan paparan 6. Gunakan kateter intermiten untuk
2. Menunjukkan kemampuan untuk
lingkungan patogen menurunkan infeksi kandung kencing
mencegah timbulnya infeksi
- Imonusupresi 7. Tingkatkan intake nutrisi
3. Jumlah leukosit dalam batas normal
- Tidak adekuat pertahanan 8. Berikan terapi antibiotik:...................
4. Menunjukkan perilaku hidup sehat
sekunder (penurunan Hb, 9. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
5. Status imun, gastrointestinal,
Leukopenia, penekanan dan lokal
genitourinaria dalam batas normal
respon inflamasi) 10. Pertahankan teknik isolasi k/p
- Penyakit kronik 11. Inspeksi kulit dan membran mukosa
- Imunosupresi terhadap kemerahan, panas, drainase
- Malnutrisi 12. Monitor adanya luka
- Pertahan primer tidak 13. Dorong masukan cairan

Stikes Lakipadada Tana Toraja Orinapa Remak


adekuat (kerusakan kulit, 14. Dorong istirahat
trauma jaringan, gangguan 15. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
peristaltik) gejala infeksi
16. Kaji suhu badan pada pasien neutropenia
setiap 4 jam

7 Kecemasan berhubungan 1. Kontrol kecemasan Anxiety Reduction (penurunan


dengan 2. Koping kecemasan)
Setelah dilakukan asuhan selama …..
Faktor keturunan, Krisis 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
kecemasan klien dapat teratasi dengan
situasional, Stress, perubahan 2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
kriteria hasil:
status kesehatan, ancaman pelaku pasien
kematian, perubahan konsep 1. Klien mampu mengidentifikasi dan 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
diri, kurang pengetahuan dan mengungkapkan gejala cemas dirasakan selama prosedur
hospitalisasi 2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan 4. Temani pasien untuk memberikan
menunjukkan tehnik untuk mengontol keamanan dan mengurangi takut
cemas 5. Berikan informasi faktual mengenai
DO/DS: 3. Vital sign dalam batas normal diagnosis, tindakan prognosis
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa 6. Libatkan keluarga untuk mendampingi

Stikes Lakipadada Tana Toraja Orinapa Remak


- Insomnia tubuh dan tingkat aktivitas klien
- Kontak mata kurang menunjukkan berkurangnya kecemasan 7. Instruksikan pada pasien untuk
- Kurang istirahat menggunakan tehnik relaksasi
- Berfokus pada diri sendiri 8. Dengarkan dengan penuh perhatian
- Iritabilitas 9. Identifikasi tingkat kecemasan
- Takut 10. Bantu pasien mengenal situasi yang
- Nyeri perut menimbulkan kecemasan
- Penurunan TD dan denyut 11. Dorong pasien untuk mengungkapkan
nadi perasaan, ketakutan, persepsi
- Diare, mual, kelelahan 12. Kelola pemberian obat anti cemas:........
- Gangguan tidur
- Gemetar
- Anoreksia, mulut kering
- Peningkatan TD, denyut
nadi, RR
- Kesulitan bernafas
- Bingung
- Bloking dalam pembicaraan
- Sulit berkonsentrasi

Stikes Lakipadada Tana Toraja Orinapa Remak


DAFTAR PUSTAKA

Barbara C Long. 2014. Perawatan Medikal Bedah (Terjemahan), Yayasan IAPK


Padjajaran Bandung

Brunner & Suddarth, 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume
2.EGC. Jakarta

Doenges Marilynn E. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3,
Penerbit Buku Kedikteran : Jakarta: EGC

Nursalam. M.Nurs. , 2011. Managemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek


Keperawatan Profesional, Jakarta: Salemba Medika.

Mansjoer, arif dkk. 2012. Kapita selekta kedokteran, edisi ketiga jilid 1. Media
Aesculapius : Jakarta.

Safery, Ns Andra wijaya, S.Kep, 2013. KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah


(Keperawatan Dewasa). Yogyakarta : Nuha Medika

Sudoyo Aru W dkk, 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II Edisi V.
Jakarta : Erlangga

Syarifuddin, drs. AMK. 2014. Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan,


edisi 3. Jakarta.: EGC

Wahyuningsih, Esti 2012. Buku Saku Diagnosa keperawatan. Jakarta: EGC

Stikes Lakipadada Tana Toraja Orinapa Remak

Anda mungkin juga menyukai