Anda di halaman 1dari 11

PENGELOLAAN LRB SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

DAYA RESAP AIR PADA TANAH


Maria Ulfah, Endah Rita Sulistya Dewi, Praptining Rahayu, Lussana Rossita Dewi

PENGELOLAAII LRB SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA


RESAP AIR PADA TANAH

Maria Ulfah, Endah Rita Sulistya Dewi, Praptining Rahayu, Lussana Rossita Dewi
Universitas PGRI Semarang
ulfahartono @ gmail. com

Abstract

Lubang Resapan Biopori (LRB) ,s an alternative technologt of water


inJiltration, which ls appropriate, more economical ond eco-friendly.
Community service activities were carried out by having lecturing, discussion,
and practice. The program was designed as a training by having j0% theory
and 70 ok practice. It was carried out in Wonosari, Ngalian, Semarang. The
IbM activities thot was done, concerned with a troining of preporing and
managing "biopori" as a solution to environmental problems, especially the
problem of soil water absorption to control flood and soil water crisis which
have occurred in many areas. In general, this training equips the society with
knowledge about tlte functions, how to prepare, and monagement of
"biopori".

Keywords: Lubang Resapan Biopori, woter absorbtion, land, flood

Abstrak

LRB merupakan sebuah teknologi alternatif peresapan air tepat guna,


dipelihara dengan biaya lebih ekonomis, dan ramah lingkungan. Kegiatan
pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan dengan metode yaitu ceramah,
diskusi, tanya jawab dan praktek. Materi pelatihan disajikan dengan lebih
banyak praktek daripada teori, dengan rasio perbandingan 30 o/o teori dan70o/o
praktek. Tempat pelatihan di Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngalian
Semarang. Kegiatan IbM yang dilakukan memberikan pelatihan pembuatan
dan pengelolaan biopori kepada masyarakat sebagai salah satu solusi terhadap
masalah lingkungan khususnya masalah penyerapan air tanah untuk
menanggulangi banjir maupun krisis air tanah yang banyak terjadi di berbagai
daerah. Secara umum pelatihan ini dapat memberikan pengetahuan kepada
masyarakat tentang fungsi biopori, cara membuat biopori dan pengelolaannya.

Kata Kunci: Lubang Resapan Biopori, daya resap air, tanah, anjir

27
E-DIicfiAS
JU Rr AL P ENGAipAil'{r,PApi t4 A'Y ARttUT
VOLUME 07 NOMOROl MARET2O16

A. PENDAHULUAN dan tidak terkendali. Daerah resapan air


Permasalahan air yang sedang terjadi yang semakin menyempit, menyebabkan air
diwilayah Semarang telah mendorong hujan tidak dapat meresap dengan baik. Hal
kesadaran dan kepedulian masyarakat di inilah yang menyebabkan te{adinya banjir
wilayah Semarang. Seluruh masyarakat di beberapa daerah. Indriatmoko (2010),
diharapkan dapat memanfaatkan dan menyatakan bahwa perubahan penggunaan
melestarikan Sumber Daya Alam (SDA) lahan dari pertanian/perkebunan, tegalanl
dengan baik dan bijaksana. Pengelolaan hutan menjadi daerah pemukiman akan

SDA dengan menggunakan metode lama menyebabkan zofia infiltrasi alami.


sudah tidak efektif dalam mengatasi Akibafirya jumlah air hujan yang masuk
permasalahan air pada saat ini. Pengelolaan dalam tanah berkurang. Aktivitas
SDA tidak dapat diselesaikan oleh pembangunan pemukiman, perkantoran,
pemerintah saja, melainkan juga diperlukan apartemen, pembangunan sarana dan

peran aktif dari masyarakat. prasarana umum seperti pusat perbelanjaan,

PBB mencanangkan 2005-2015 taman, tempat rekreasi dengan halaman


sebagai "Internasional Decade for Action: diaspal, beton blok, atau dipadatkan
Water For Life Decade" mengingat air menyebabkan lahan terbuka hijau menjadi
merupakan kebutuhan hidup yang sangat berkurang.
vital bagi manusia dan makhluk hidup Menurut Aziz (2012), air hujan yang
lainnya. Bahkan tanpa air dapat dipastikan jatuh ke bumi seharusnya meresap ke dalam
tidak ada kehidupan. Sumber Daya Air tanah menjadi air tanah dan sebagian diikat
semakin hari persediannya semakin menipis. oleh akar-akar tanaman. Air tanah tersebut
Selanjutnya dalam pemanfaatan Sumber dapat digunakan oleh manusia melalui
Daya Air perlu adanya peningkatan usaha- sumur untuk memenuhi kebutuhan sehari-
usaha konservasi, pengendalian daya rusak, hari serta untuk melakukan aktivitas lainnya.
dan pendayagunaan Sumber Daya Air Sedangkan air hujan sebagian akan mengalir
melalui pembuatan Biopori. ke sungai. Namun seiring dengan semakin
Kondisi perubahan tata guna lahan padatnya penduduk di suatu daerah,
dari daerah resapan air menjadi area menyebabkan semakin luasnya tanah yang
pemukiman maupun industri, semakin luas tertutup beton serta hutan yang gundul.

28
PENGELOLAAN LRB SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
DAYA RESAP AIR PADA TANAH
Maria Ulfah, Endah Rita Sulistya Dewi, Praptining Rahayu, Lussana Rossita Dewi

Penanaman pepohonan, tanaman diperkenalkan kepada masyarakat. Namun


hias, dan rerumputan di lahan tersebut teknologi peresapan air tersebut belum dapat
diharapkan dapat memperbaiki struktur diterapkan secara meluas karena berbagai
tanah sehingga laju peresapan air hujan alasan, antara lain memerlukan tempat yang
dapat dipertahankan. Pada dasarnya, upaya relatif luas, waktu yang relatif lama, dan
peresapan air hujan ke dalam tanah biaya yang tidak ekonomis. Dengan
bertujuan untuk memelihara kelembaban demikian, masih perlu dikembangkan lagi
tanah di bawah bangunan. alternatif teknologi peresapan air yang lebih
Dampak pemanasan global sudah tepat guna, dipelihara dengan biaya lebih
mulai terasa, salah satunya adalah banjir dan ekonomis, dan ramah lingkungan yaitu
kekeringan yang datang silih berganti. dengan menggunakan lubang biopori.

Banjir selalu terjadi di beberapa daerah Lubang Biopori adalah lubang


rawan banjir ketika musim penghujan tiba. resapan air yang ditujukan untuk mengatasi
Jika curah hujan kecil, mungkin air dapat genangan air dengan cara meningkatkan
meresap ke dalam tanah dan bermanfaat daya resap air pada tanah. Lubang Resapan
untuk memelihara kelembaban tanah. Biopori (LRB) adalah lubang silindris yang
Namun, ketika curah hujan yang turun dibuat secara vertikal ke dalam tanah
begitu besarnya, air yang tidak meresap dengan diameter 10-cm dan kedalaman
melimpas di permukaan tanah dan jalan sekitar 100 cm atau dalam kasus tanah

terbuang melalui saluran drainase (Budi, dengan permukaan air tanah dangkal, tidak
2013). sampai melebihi kedalaman muka air tanah.
Yulia et al (2014), mengingat Lubang diisi dengan sampah organik.
kebutuhan air terus meningkat dan sumber Sampah berfungsi menghidupkan mikro-
air utama berasal dari curah hujan, organisme tanah, seperti cacing tanah.
diperlukan adanya upaya untuk meresapkan Cacing ini nantinya bertugas membentuk
air hujan yang efektif ke dalam tanah. pori-pori atau terowongan dalam tanah

Beberapa teknologi peresapan air ke dalam (biopori).


tanah seperti kolam resapan (infiltration Biopori secara harfiah merupakan
basin), parit resapan (infiltration trench), lubang-lubang (pori-pori makro) di dalam
dan sumur resapan (french droin) telah lama tanah yang dibuat oleh jasad biologi tanah.

29
Lubang cacing tanah, lubang tikus, lubang penyerapan air. Faktor curah hujan yang
marmut, lubang anjing prairi, lubang semut, cepat atau lama dan kelembaban tanah yang

rayap, dan lain-lain, termasuk lubang bekas selalu berubah setiap saat mempengaruhi
akar yang mati dan membusuk, merupakan laju resapan pada lubang resapan biopori
contoh-contoh dari biopori di dalam tanah. (Silahooy dan Soplanit, 2012).
Biopori dalam tanah ini sangat optimal Widyastuti (2013), menyatakan
keberadaannya di daerah yang tidak bahwa dibandingkan dengan pori makro di
terganggu seperti pada lahan hutan dan antara agregat tanah, biopori bersifat lebih
kebun campuran. Pada lahan pertanian mantap karena diperkuat oleh senyawa
intensif dan di kawasan pemukiman, biopori organik, serta tidak mudah menutup karena
sangat sedikit dijumpai, karena kehidupan proses pengembangan tanah akibat
jasad biologi tanah tersebut terganggu oleh pembasahan. Karena dibentuk secara aktif
berbagai aktivitas manusia, jugu oleh oleh biota tanah maka jumlah biopori akan
pengaruh limbah dan aplikasi pestisida, terus bertambah mengikuti perkembangan
sehingga tanah menjadi sangat padat. akar tanaman serta peningkatan populasi
Keberadaan biopori yang banyak, akan dan aktivitas fauna tanah. Air meresap ke
mempertinggi daya serap tanah terhadap air, dalam tanah melalui permukaan resapan.
karena air akan lebih mudah masuk ke Permukaan resapan dapat diperluas dengan
dalam tubuh (profil) tanah. membuat lubang secara vertikal ke dalam
Budi (2013) mengatakan lubang tanah. Dengan adanya lubang ini maka
resapan biopori (LRB) dikembangkan atas permukaan resapan menjadi bertambah
dasar prinsip ekohidrologis, yaitu dengan karena adanya dinding lubang yang akan
memperbaiki kondisi ekosistem tanah untuk dapat meresapkan air ke samping melalui
perbaikan fungsi hidrologis ekosistem permukaan dinding lubang tersebut. Pada
tersebut. Lubang resapan biopori ini kondisi tanah tertentu, perbandingan antara
mempercepat peresapan air. Waktu sampai volume air yang harus meresap melalui
te{adi genangan berbeda-beda, bergantung permukaan resapan dapat menentukan
dari percepatan pembentukan humus pada besarnya laju resapan.

lubang pori. Makin cepat terbentuk humus Salah satu aspek kinerja lubang
makin kecil penggenangan dan makin cepat resap biopori adalah aspek kemanfaatannya

30
PENGELOLAAN LRB SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
DAYA RESAP AIR PADA TANAH
Maria Ulfah, Endah Rita Sulistya Dewi, Praptining Rahayu, Lussana Rossita Dewi

di dalam menjamin adanya imbuhan buatan 1. di tanah


Membuat lubang silindris
terhadap air tanah (groundwater). Sebab dengan diameter 10-30 cm dan
salah satu dampak dari berubahnya tataguna kedalaman 80-100 cm serta jarak antar
lahan dari lahan terbuka menjadi lahan yang lubang 50-100 cm.
terbangun dengan menutup permukaan 2. Mulut lubang dapat dikuatkan dengan

tanah tersebut adalah terhentinya proses semen setebal 2 cm dan lebar 2-3 cm
suplai terhadap air tanah melalui proses serta diberikan pengaman agar tidak ada

infiltrasi dan perkolasi. Dalam hal ini, jika anak kecil atau orang yang terperosok

proses imbuhan air tanah secara alami 3. Lubang diisi dengan sampah organik
terhenti, maka proses imbuhan air tanah seperti daun, sampah dapur, ranting
secara buatan (artificial recharge) adalah pohon, sampah makanan dapur non
penggantinya. Biopori adalah salahsatu kimia, dan sebagainya. Sampah dalam
metode peresapan buatan.lndikasi bahwa lubang akan menyusut sehingga perlu
biopori mampu melakukan peresapan air diisi kembali dan diakhir musim
hujan ke dalam lapisan tanah adalah adanya kemarau dapat dikuras sebagai pupuk
kenaikan muka air tanah (water table) pada kompos alami.
air tanah dibawah lokasi yang dipasang 4. Jumlah lubang biopori yang ada

biopori. Seberapa signifikan kecepatan sebaiknya dihitung berdasarkan besar


imbuhan buatan oleh biopori terhadap kecil hujan, laju resapan air dan wilayah
keberadaan air tanah, dapat ditinjau yang tidak meresap air dengan fl.lmas :
perbedaan level muka air tanah pada kondisi intensitas hujan (mm/jam) x luas bidang
yang bersamaan antara kawasan yang diberi kedap air $*11 laju resapan perlubang
lobang resap biopori dan kawasan yang (liter/jam).
tidak dipasang lobang resap biopori (Pungut
dan Widyastuti, 2013).

Cara Pembuatan Lubang Biopori


Resapan Air:

3l
VOLUME 07 NOMORO.I MARET2016

r&"' !a{*+
L.t

Gambar 1. Lubang Resapan Biopori

Konservasi air tanah menurut mengisi akuifer menjadi air tanah.


Danaryanto et al. (dalam Riastika, 2011) Konservasi air pada prinsipnya
adalah upaya melindungi dan memelihara adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah
keberadaan, kondisi dan lingkungan air seefisien mungkin dan pengaturan waktu
tanah guna mempertahankan kelestarian aliran yang tepat, sehingga tidak terjadi
atau kesinambungan ketersediaan dalam banjir yang merusak pada musim hujan dan
kuantitas dan kualitas yang memadai, demi terdapat cukup air pada musim kemarau.
kelangsungan fungsi dan kemanfaatannya Konservasi air dapat dilakukan dengan (a)
untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, meningkatkan pemanfaatan dua komponen
baik waktu sekarang maupun pada generasi hidrologi, yaitu air permukaan, dan air tanah
yang akan datang. Pada dasarnya konservasi dan (b) meningkatkan efisiensi pemakaian
air tanah tidak hanya ditujukan untuk air irigasi. Pengelolaan air permukaan
meningkatkan volume air tanah, tetapi juga (surface water managemenr) meliputi (a)
meningkatkan konservasi air permukaan. pengendalian aliran permukaan; (b)
Efisiensi penggunaannya sekaligus pemanenan air (water harvesting); (c)
mengurangr run off air permukaan yang meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah; (d)
diharapkan dapat meresap ke tanah dan pengolahan tanah; (e) penggunaan bahan

32
PENGELOLAAN LRB SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
DAYA RESAP AIR PADA TANAH
Maria Ulfah, Endah Rita Sulistya Dewi, Praptining Rahayu, Lussana Rossita Dewi

penyumbat tanah dan penolak air; dan (f) C. HASIL DAN PEMBAHASA}I
melapisi saluran air. Pengelolaan air bawah Kegitan IbM di kelurahan Wonosari
permukaan tanah (sub-surface water dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan,
management) dapat dilakukan dengan (a) meliputi penyampaian materi dan praktek
perbaikan drainase; (b) pengendalian pembuatan biopori masing-masing sebanyak

perkolasi (deep percolation) dan aliran satu kali pertemuan. Penyampaian materi
bawah permukaan (sub-surface Jlow); dan tentang pencemaran tanah, permasalahan
(c) perubahan struktur tanah lapisan bawah. dan perlindungan air tanah bertujuan untuk
Perbaikan drainase akan meningkatkan memberikan pemahaman kepada

efisiensi pemakaian air oleh tanaman, masyarakat tentang kondisi tanah dan air
karena hilangnya air yang berlebih (excess tanah di Semarang serta membangkitkan
water) akan memungkinkan akar tanaman kepedulian masyarakat terhadap kondisi
berkembang lebih luas ke lapisan tanah yang lingkungan khususnya penyerapan air tanah.
lebih dalam daripada hanya terbatas di Materi tentang biopori beserta praktek
lapisan atas yang dangkal yang akan cepat pembuatannya memberikan solusi kepada
kering jika permukaan air tanah menurun masyarakat tentang cara untuk
(Subagyono et al, 2004). menyelamatkan air tanah. Praktek
pembuatan biopori menghasilkan 100

B. PELAKSANAAN DAI\ METODE biopori yang dibuat oleh warga bersama

Kegiatan pengabdian kepada dengan tim IbM di lingkungan sekitar


masyarakat dilaksanakan dengan metode perumahan warga. Biopori yang telah dibuat
penyampaian materi dan praktek. Materi tersebut perlu untuk dikelola agar dapat
pelatihan disajikan dengan lebih banyak berfungsi dengan baik sebagai sarana

praktek daripada teori, dengan rasio peresapan air. Pengelolaan dilakukan rutin
perbandingan 30%o teori dan70% praktek. setiap 2 bulan sekali dengan cara mengambil

Tempat pelatihan di Kelurahan Wonosari sampah daun yang telah menjadi kompos di

Kecamatan Ngalian Semarang. dalam lubang biopori kemudian


menggantinya dengan sampah daun yang
baru.

JJ
VOLUME 07 NOMOROl MARET2016

Pelaksanaan kegiatan IbM dilakukan dan kursi demi lancarnya kegiatan pelatihan.

secara kolaboratif antara tim IbM dengan Pembuatan pedoman pelatihan oleh tim
Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngalian IbM. Metode pembelajaran lebih banyak
Semarang dengan beberapa tahap. ceramah, tanya jawab dan praktek. Materi
1. Survei Awal pelatihan disajikan dengan lebih banyak
Survei awal dilakukan dengan tujuan praktek dari teori, dengan rasio
untuk mengetahui kondisi lingkungan perbandingan 30Yo teori dan 70%o praktek.
Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngalian Pelatihan yang diberikan kepada para warga
Semarang. yaitu secara teori diberikan pengetahuan

2. Perencanaan cara-cara pembuatan biopori yang baik dan


Bekerjasama dengan warga benar. Adapun secara praktik diberikan
Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngalian pelatihan membuat biopori secara bertahap.
Semarang unfuk menyusun perencanaan Pelatihan difokuskan pada kegiatan
pelaksanaan pelatihan meliputi penentuan membuat biopori. Adapun materi pelatihan
jadwal pertemuan, tempat pertemuan, disajikan dalam tabel 1.

agenda, dan kepanitiaan.

3. Perijinan Tabel 1. Materi Pelatihan Pengelolaan


Melakukan perijinan kepada pihak- Lubang Resapan Biopori
pihak terkait untuk memberikan pelatihan
pembuatan biopori. No. Materi Metode
4. Penentuan Peserta Pelatihan 1 Pencemaran tanah Ceramah,
Peserta pelatihan adalah warga tanya jawab
Kelurahan Biopori Kecamatan Ngalian Permasalahan air tanah Ceramah,
Semarang. tanya jawab
5. Pelaksanaan Perlindungan air tanah Ceramah,
Pelatihan diberikan oleh Tim IbM, tanya jawab
sedangkan warga Kelurahan Kecamatan Biopori Ceramah,
Ngalian Semarang bertugas menyediakan tanya jawab
segala sesuatu yang dibutuhkan dalam Pembuatan biopori Praktek
pelatihan termasuk ruangan pelatihan, meja

34
PENGELOLAAN LRB SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
DAYA RESAP AIR PADA TANAH
Maria Ulfah, Endah Rita Sulistya Dewi, Praptining Rahayu, Lussana Rossita Dewi

Uraian kegiatan dan hasil kegiatan Kelurahan Wonosari Ngalian disajikan


Pengabdian Kepada Masyarakat tentang dalam tabel2.
pengelolaan Lubang Resapan Biopori di

Tabel2. Hasil Kegiatan IbM Pengelolaan Lubang Resapan Biopori


No Kegiatan Uraian Hasil
Persiapan Pada tahap ini dilalcukan studi Kondisi lingkungan di Kelurahan
lapangan, dan persiapan perijinan Wonosari sangat minim dengan

tempat peresapan air.


Warga kelurahan Wonosari belum
mengenal biopori dan belum bisa
membuat biopori.
Perencanaan Dilakukan perencanaan bersama Dihasilkan kesepakatan waktu dan
warga kelurahan Wonosari untuk tempat untuk pelatihan.
waktu dan tempat pelatihan. Tim IbM merencanakan kegiatan
Sedangkan tim IbM membuat pelatihan berupa teori 30% dan
perencanaan tentang bentuk praktekT0Yo.
kegiatan, materi pelatihan, serta Materi yang disampaikan yaitu
pembagian tugas anggota tim pencemaran tanah, permasalahan
air tanah, perlindungan air tanah

dan biopori.

Sedangkan untuk kegiatan praktek

pembuatan biopori, semua

anggota tim terlibat dalam


mengkoordinir dan mengarahkan
warga.

Pelaksanaan Pelatihan dilakukan terdiri dari:


pelatihan o Penyampaian materi. oWarga mengetahui pentingnya
membuat resapan air,

35
VOLUME 07 NOMOROl MARET2OlO

mengetahui fungsi biopori


sebagai resapan air.

o Pelaksanaan praktek oMengetahui cara pembuatan


pembuatan biopori biopori, mampu membuat
biopori, dan mengetahui cara
mengelola lubang biopori.
Biopori yang berhasil dibuat
berjumlah 100lubang.

Secara umum kegiatan IbM daerah. Secara umum pelatihan ini dapat

berlangsung dengan lancar sesuai dengan memberikan pengetahuan kepada

perencanaan yang telah dibuat,akan tetapi masyarakat tentang fungsi biopori, cara
belum seluruh warga terlibat dalam membuat biopori dan pengelolaannya.
pelatihan ini. Biopori yang berhasil dibuat
dalam pelatihan ini baru mencapai 1.00 E. DAFTARPUSTAKA
lubang sehingga masih perlu dibuat lebih Aziz UA- 2012. Kajian Kapasitas Serap
Biopori dengan Variasi Kedalaman
banyak lagi.
dan Perilaku Resapannya. Jurnal
Konskuksia Volume 4 No. 1.
Bappeda Jombang. 2011. Kajian Teknis
D. PENUTUP Pembuatan Lubang Barokah
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan (Biopori) pada Lahan di Kawasan
Kecamatan Wonosalam. Jombang:
IbM pelatihan pembuatan dan pengelolaan Bappeda bekerjasama dengan Pusat
biopori yang telah dilakukan kepada Pengkajian, Penelitian, dan
Pengembangan Agribisnis (P4)
masyarakat di Kelurahan Wonosari
Fakultas Pertanian Universitas Darul
Kecamatan Ngalian merupakan salah satu 'Ulum.
Budi BS. 2013. Model Peresapan Air Hujan
solusi terhadap masalah lingkungan
dengan Menggunakan Metode
khususnya masalah penyerapan air tanah Lubang Resapan Biopori dalam
Upaya Pencegahan Banjir. Wahana
untuk menanggulangi banjir maupun krisis
Teknik Sipil Vol. 18 No. 1
air tanah yang banyak terjadi di berbagai Indriatmoko RH. 2010. Penerapan Prinsip

36
PENGELOLAAN LRB SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
DAYA RESAP AIR PADA TANAH
Maria Ulfah, Endah Rita Sulistya Dewi, Praptining Rahayu, Lussana Rossita Dewi

Kebijakan Zero Delta O dalam


Pembangunan Wilayah. JAI Vol. 6
No. 1.
Pungut, Widyastuti S. 2013. Pengaruh
Artificial Recharge melalui Lubang
Resap Biopori terhadap Muka Air
Tanah. Jurnal Teknik WAKTU Vol.
11 No. I
Riastika M. 2012. Pengelolaan Air Tanah
Berbasis Konservasi di Recharge
Area Boyolali (Studi Kasus
Recharge Area Cepogo, Boyolali,
Jatya Tengah). Jurnal Ilmu
Lingkungan Vol. 9, Issue 2: 86-97.
Silahooy C, Soplanit R. 2012. Analisis
Daerah Rawan Genangan Banjir
dan Aplikasi Lubang Resapan
Biopori di Sebagian Kowasan Hilir
DAS Boyang Negeri Seith. Jurnal
Budidaya Pertanian Vol. 8 No. 2.
Subagyono, K., et aL.2004. Pengelolaan Air
pada Tanah Sowah. Bogor:
Puslitbangtanak.
Widyastuti S. 2013. Perbandingan Jenis
Sampah terhadap Lama Waktu
Pengomposan dalam Lubang
Resapan Biopori. Jurnal Teknik
WAKTU Vol. 11 No. 1
Yulia, et al. 2A14. Studi Laiu Infiltrasi
Kawasan dengan Menggunakan
Lubang Biopori sebagai Upoya
Penurunan Tinggi Genangan dan
Upaya Konservasi Tanah. Jumal
Teknik Sipil Pasca Sarjana
Universitas Syah Kuala Vol. 3 No. 3
(138-147).

37

Anda mungkin juga menyukai