Anda di halaman 1dari 9

Pengertian HAM Adalah

Pengertian HAM adalah hak-hak dasar manusia yang dimiliki sejak berada dalam
kandungan dan setelah lahir ke dunia (kodrat) yang berlaku secara universal dan
diakui oleh semua orang.

HAM adalah singkatan dari Hak Asasi Manusia, dimana masing-masing kata
tersebut memiliki makna. Kata “Hak” dalam hal ini berarti sebagai kepunyaan atau
kekuasaan atas sesuatu, sedangkan “Asasi” adalah sesuatu hal yang utama dan
mendasar. Jadi, pengertian HAM secara singkat adalah suatu hal yang mendasar dan
utama yang dimiliki oleh manusia.

Pada praktiknya, ada banyak sekali pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di
berbagai penjuru dunia. Pelanggaran HAM tersebut dilakukan semata-mata untuk
kekuasaan dan kepemilikan sumber daya yang ada di suatu tempat.

Pengertian HAM Menurut Para Ahli


Agar lebih memahami apa itu HAM, maka kita dapat merujuk kepada pendapat
beberapa ahli. Berikut ini adalah pengertian HAM (Hak Asasi Manusia) menurut
para ahli:

1. John Locke
Menurut John Locke, pengertian HAM adalah hak-hak yang langsung diberikan
Tuhan kepada manusia sebagai hak yang kodrati. Oleh karena itu, tidak ada kekuatan
apapun di dunia yang bisa mencabutnya. HAM ini sifatnya mendasar (fundamental)
bagi kehidupan manusia dan pada hakikatnya sangat suci.

2. Jan Materson
Menurut Jan Materson, pengertian HAM adalah hak-hak yang ada pada setiap
manusia yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.

3. Miriam Budiarjo
Menurut Miriam Budiarjo, pengertian HAM adalah hak yang dimiliki setiap orang
sejak lahir ke dunia, hak itu sifatnya universal sebab dimiliki tanpa adanya
perbedaan kelamin, ras, budaya, suku, dan agama.
4. Prof. Koentjoro Poerbopranoto
Menurut Prof. Koentjoro Poerbopranoto, pengertian HAM adalah suatu hak yang
sifatnya asasi atau mendasar. Hak-hak yang dimiliki setiap manusia berdasarkan
kodratnya yang pada dasarnya tidak akan bisa dipisahkan sehingga bersifat suci.

Ciri-Ciri HAM / Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia memiliki ciri khusu yang tidak terdapat pada jenis hak lainnya.
Berikut ini adalah ciri khusus Hak Asasi Manusia:

1. HAM tidak diberikan kepada seseorang, melainkan merupakan hak semua


orang, baik itu hak sipil, hak politik, hak ekonomi, hak sosial, dan hak budaya.
2. HAM tidak dapat dicabut, dihilangkan, atau diserahkan
3. HAM bersifat hakiki, yaitu hak yang sudah ada sejak manusia lahir ke dunia
4. HAM sifatnya universal sehingga berlaku bagi semua manusia tanpa
memandang status, suku, gender, dan berpedaan lainnya.
Macam-Macam HAM
Setelah memahami apa pengertian HAM dan ciri-cirinya, selanjutnya kita juga perlu
mengetahu apa jenis-jenis HAM. Berikut ini adalah macam-macam HAM:

1. Hak Asasi Pribadi (Personal Rights)


Ini merupakan hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan pribadi setiap
individu. Beberapa contoh hak asasi pribadi diantaranya:

 Kebebasan untuk bepergian, bergerak, berpindah ke berbagai tempat.


 Kebebasan dalam menyampaikan pendapat.
 Kebebasan dalam berkumpul dan berorganisasi.
 Kebebasan dalam memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan
kepercayaan sesuai keyakinan masing-masing individu.

2. Hak Asasi Politik (Political Rights)


Ini merupakan hak asasi yang terkait dengan kehidupan politik seseorang. Beberapa
contoh hak asasi politik diantaranya:

 Hak untuk untuk dipilih dan memilih dalam suatu pemilihan.


 Hak dalam keikutsertaan kegiatan pemerintahan.
 Hak dalam mendirikan partai politik dan organisasi politik.
 Hak dalam membuat usulan petisi.

3. Hak Asasi Hukum (Legal Equality Rights)


Ini adalah hak mendapatkan kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.
Beberapa contoh hak asasi hukum diantaranya:

 Hak untuk mendapat perlakukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.
 Hak seseorang untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil.
 Hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanaan hukum.
4. Hak Asasi Ekonomi (Property Rigths)
Ini merupakan hak masing-masing individu terkait dengan kegiatan perekonomian.
Beberapa contoh hak-hak asasi ekonomi diantaranya:

 Kebebasan dalam kegiatan jual-beli.


 Kebesasan dalam melakukan perjanjian kontrak.
 Kebebasan dalam penyelenggaraan sewa-menyewa dan hutang-piutang.
 Kebebasan dalam memiliki sesuatu.
 Kebebasan dalam memiliki pekerjaan yang pantas.

5. Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights)


Ini merupakan hak untuk mendapat perlakuan sama dalam tata cara pengadilan.
Beberapa contoh hak-hak asasi peradilan diantaranya:

 Hak untuk mendapatkan pembelaan hukum di pengadilan.


 Hak untuk mendapatkan persamaan atas perlakuan penggeledahan,
penangkapan, penahanan, dan penyelidikan di muka hukum.

6. Hak Asasi Sosial Budaya (Social Culture Rights)


Ini merupakan hak individu terkait dengan kehidupan bermasyarakat. Beberapa
contoh hak asasi sosial budaya diantaranya:

 Hak untuk menentukan, memilih, dan mendapatkan pendidikan.


 Hak untuk mendapatkan pengajaran.
 Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat.

Undang-Undang Tentang HAM


Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 mengatur tentang Hak Asasi
Manusia yang diatur dalam pasal 28A hingga 28J. Adapun penjelasan singkat
mengenai Undang-Undang HAM adalah sebagai berikut:

1. Pasal 28A Mengatur Tentang Hak Hidup


Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak untuk mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
2. Pasal 28C Mengatur Tentang Hak Memperoleh Pendidikan
 (1) Setiap orang berhak mengembangkan diri lewat pemenuhan keperluan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan mendapatkan fungsi berasal dari
ilmu-ilmu dan teknologi, seni dan budaya, demi menambah mutu hidupnya
dan demi kesejahteraan umat manusia.
 (2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya didalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.

3. Pasal 28G Mengatur Hak Perlindungan Diri


 (1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
safe dan pemberian berasal dari ancaman keresahan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
 (2) Setiap orang berhak untuk bebas berasal dari penyiksaan dan perlakuan
yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak mendapatkan suaka
politik berasal dari negara lain.

4. Pasal 28h Mengatur Tentang Kesejahteraan dan Jaminan Sosial


 (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
medapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan.
 (2) Setiap orang mendapat kemudahan dan perlakuan tertentu untuk
mendapatkan kesempatan dan fungsi yang serupa fungsi capai persamaan dan
keadilan.
 (3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang terlalu mungkin
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
 (4) Setiap orang berhak membawa hak milik privat dan hak milik selanjutnya
tidak boleh diambil alih alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.
Kasus Pelanggaran HAM
Pembunuhan Munir
HINGGA saat ini, kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib masih
menjadi misteri. Aktivis yang akrab disapa Cak Munir itu meninggal dunia pada 7
September 2004.

munir (istmunir)

Munir diracun dalam penerbangan Garuda Indonesia GA-974 dari Jakarta menuju
Amsterdam, yang transit di Singapura.

Saat itu, pendiri Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan
(Kontras) itu hendak melanjutkan jenjang pendidikan di Belanda. Proses peradilan
telah dilakukan untuk mengadili pelaku pembunuhan Munir.

Dalam kasus ini, pengadilan telah menjatuhkan vonis 14 tahun penjara terhadap
Pollycarpus Budihari Priyanto, pilot Garuda yang saat itu sedang cuti tetapi ada di
penerbangan yang sama dengan Munir, sebagai pelaku pembunuhan Munir.

Sejumlah fakta persidangan juga menyebut adanya dugaan keterlibatan petinggi


Badan Intelijen Negara (BIN) dalam kasus pembunuhan ini.

Namun, pada 13 Desember 2008, mantan Deputi V BIN Mayjen Purn Muchdi
Purwoprandjono yang juga menjadi terdakwa dalam kasus ini divonis bebas dari
segala dakwaan.
Belasan tahun berselang, istri almarhum Munir, Suciwati, dan para aktivis HAM
lainnya tetap meminta pemerintah mengusut tuntas kasus tersebut dan mengungkap
siapa yang menjadi dalang sebenarnya.

Menurut Suciwati, Presiden Joko Widodo pernah berjanji akan menuntaskan kasus
Munir saat mengundang 22 pakar hukum dan HAM pada 22 September 2016.

Pada 14 Oktober 2016, Presiden Jokowi—sebutan atau panggilan untuk Joko


Widodo—menunjuk dan meminta Jaksa Agung segera bekerja menindaklanjuti
kasus Munir berdasarkan temuan Tim Pencari Fakta (TPF) Kasus kematian Munir.

Namun, hingga saat ini, Suciwati menilai pemerintah terkesan saling lempar
tanggung jawab meski Komisi Informasi Pusat (KIP) mengabulkan permohonan
informasi dan meminta pemerintah mengumumkan hasil investigasi TPF.

Upaya Suciwati dan Kontras berlanjut pada gugatan ke KIP. Dalam sidang
putusan, KIP menyatakan bahwa pemerintah diminta segera mengumumkan hasil
penyelidikan TPF kasus kematian Munir seperti yang dimohonkan oleh Pemohon,
yakni Kontras.

Kemudian, Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) mengajukan banding


atas putusan tersebut. PTUN Jakarta mengabulkan banding itu.

Atas Putusan PTUN, Kontras mengajukan kasasi ke MA pada 27 Februari 2017.


MA memutuskan menolak kasasi tersebut.

Hingga saat ini belum diketahui alasan pembunuhan Munir. Sejauh ini, dugaan
yang muncul adalah pembunuhan terkait upaya Munir dalam mengungkap dan
menuntut pertanggungjawaban atas sejumlah pelanggaran HAM berat di masa lalu
ANALISIS HUKUM PELANGGARAN HAM BERAT
Uraian singkat kasus tersebut telah memperlihatkan bahwa dibalik kematian sang
aktivis HAM Munir tersebut ada sebuah Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat yang tidak
bisa di pungkiri. Menurut UU no 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM,
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orng termasuk aparat
negara baik disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi,
dan atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin
oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan, atau dikhawatirksn tidak akan memperoleh
penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang
berlaku. Pelanggaran HAM Berat dalam UU No 26 tahun 2000 tentang pengadilan
HAM dibagi menjadi 2 yaitu Genosida dan Kejahatan Terhadap Kemanusiaan
(KTK) yang mana hal ini merupakan adopsi dari Statuta Roma dan tertuang dalam
Pasal 7, Pasal 8, dan Pasal 9 UU 26 tahun 2000. Kasus Munir yang tadi dijelaskan
oleh penulis diatas dapat dikategorikan sebagai Pelanggaran HAM Berat yang termasuk
sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Dimana Pasal 9 menjelaskan:
Kejahatan terhadap kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b adalah salah
satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil,
berupa:
a. pembunuhan;
b. pemusnahan;
c. perbudakan;
d. pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
e. perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara
f. sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum
g. internasional;
h. penyiksaan;
i. perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan
j. kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk
k.kekerasan seksual lain yang setara;
l. penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari
m .persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin
n.atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang
o.menurut hukum internasional;
p.penghilangan orang secara paksa; atau
q.kejahatan apartheid.

Sekian pendapat dari saya, bila ada kesalahan mohon untuk dimaafkan
Daftar Pustaka
Pengertian HAM, ciri-ciri, macam-macam, Hukum :
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-
ham.html
Pembunuhan Munir :
http://makassar.tribunnews.com/2018/12/09/hari-
hak-asasi-manusia-ham-berikut-7-kasus-
pelanggaran-ham-berat-masa-lalu-yang-tetap-
misterius
Analisis Hukum :
https://www.academia.edu/37724678/ANALISIS_H
UKUM_KASUS_PELANGGARAN_HAM_BERA
T_MUNIR_SAID_THALIB_YANG_TEWAS_KA
RENA_RACUN_ARSENIK

Anda mungkin juga menyukai