Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/286862885

Pengaruh Pengasutan Motor Induksi Terhadap Kualitas Daya Listrik Kualitas


Daya

Working Paper · December 2015


DOI: 10.13140/RG.2.1.2424.2003

CITATIONS READS

0 1,376

2 authors, including:

Hamdani Rizal
University of Indonesia
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Hamdani Rizal on 14 December 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Pengaruh Pengasutan Motor Induksi Terhadap
Kualitas Daya Listrik
Muhammad Hamdani Rizal
Teknik Elektro
Universitas Indonesia
Depok, Jawa Barat, Indonesia
muhammad.hamdani51@ui.ac.id

Abstrak — Makalah ini menyajikan pengaruh beban motor


terhadap mutu daya listrik. Hal yng menjadi perhatian pada Kualitas tegangan pada PCC menjadi perhatian
beban motor adalah karakteristik motor pada saat starting. selama proses pengasutan motor tersebut. Terdapat tiga grafik
Starting motor dapat mengakibatkan munculnya drop tegangan, yang disajikan, yaitu pengasutan motor dilihat dari drop
sags, transien, dan flicker. Hal tersebut tentu mempengaruhi
kualitas daya listrik yang digunakan. Dalam makalah ini
tegangan , tegangan sag, dan batasan flicker.
disajikan data beberapa jenis pengasutan motor dan
karakteristiknya pada saat starting. Selain itu, penggunaan
shunt filter untuk mengurangi nilai THD juga menjadi
perhatian.

Katakunci : Pengasutan Motor, Kualitas Daya, Sag, Flicker,


Drop Tegangan, Shunt Filter.

I. PENDAHULUAN
Kualitas daya listrik yang disebabkan oleh pengasutan
motor induksi telah di investigasi sejak lama. Diketahui bahwa
pengasutan motor secara langsung seringkali menghasilkan
tegangan sags dengan durasi lebih dari 30 siklus, terutama
ketika motor dengan daya besar serta beban inersia tinggi
dihubungkan terhadap system daya yang buruk.
Gbr. 1.2. Kurva tegangan drop pada pengasutan motor.
Selain itu, flicker juga dapat meningkat dikarenakan
frekuensi pengasutan motor yang sporadic. Ketika sebuah A. Drop Tegangan
motor induksi dihubungkan atau diasut dalam sebuah sistem,
Prosedur pengasutan motor tidak diperbolehkan
plan engineer perlu mengetahui apakah pengasutan motor
ketika mengakibatkan drop tegangan hingga 5% atau lebih
tersebut menghasilkan tegangan sags, transien, dan flicker
pada PCC. Pada gambar 1.2, kurva mengindikasikan batas
sesuai standar.
atas, akbiat pengasutan motor secara langsung
Dalam makalah ini, akan dibahas pengaruh pengasutan menghasilkan drop tegangan yang tidak signifikan, dan
motor terhadap tegangan dan arus yang berimbas pada kualitas area bawah menunjukkan pengasutan motor secara
daya listrik. Pengasutan direct-on-line, star-delta, dan langsung dapat mengakibatkan drop tegangan lebih dari
autotransformer menjadi bahan yang akan dilihat karakteristik 5%.
dan pengaruhnya terhadap kualitas daya listrik. Disamping itu,
Sebagai contoh pada gambar 1.1, dimana sistem short
pengasutan dengan soft starter dan shunt filter menjadi
ciruit adalah 28 MVA pada PCC, dan daya motor 1,1 MW
perhatian terkait harmonik yang dihasilkan selama pengasutan
dipasang pada PCC. Pada gambar tersebut terdapat titik
awal motor.
merah yang berada pada area perhatian kualitas daya. Dapat
disimpulkan bahwa motor 1,1 MW dapat mengakibatkan
II. PRACTICAL CHARTS drop tegangan pada PCC ketika motor tersebut diasut
secara langsung. Selanjutnya, analisis pengasutan motor
secara mendetail diperlukan untuk investigasi masalah
tegangan drop tersebut.

Gbr. 1.1 Diagram pengasutan motor langsung dalam system distribusi


B. Kurva Tegangan Sag
Tegangan sag merupakan drop tegangan yang
berkaitan dengan durasi drop yang terjadi. Ketika motor
memiliki nilai inersia yang besar, maka proses starting
motor tersebut memerlukan waktu yang cukup lama untuk
mencapai putaran maksimumnya, disini kemungkinan
terjadinya tegangan sag besar.

Gbr 1.4. Kurva Area Flicker

III. PEMODELAN MOTOR INDUKSI


Pemodelan motor induksi dibagi menjadi dua bagian.
Pertama kita perlu menentukan perhitungan dan parameter
input dari mesin, kemudian membuat pemodelannya.

Gbr. 1.3. Kurva Tegangan Sag A. Parameter Input


Untuk mendapatkan perhitungan parameter input,
1) Pengasutan Motor Tidak Mempengaruhi Kualitas Daya rangkaian akuivalen elemen motor induksi dapat dilihat
Listrik. Pada contoh pertama, motor diasumsikan dengan pada gambar 3.1. Nilai dari masin-masing elemn dapat
ukuran rasio motor terhadap sistem short circuit pada PCC ditentukan dari pengukuran nilai tahanan winding stator,
adalah 0,032. Pada gambar 1.1, ketika motor dengan daya 0,9 pengukuran tegangan nominal No-load, dan pengukuran
MW (1250 hp) pada system short circuit PCC 28 MVA. Inersia short circuit.
konstan motor 1s. Titik C (0,032, 1) diketahui berada pada
daerah yang tidak memerlukan PQ concern, seperti
ditunjukkan pada gambar 1.3. Sehingga, pada titik C tidak akan
menghasilkan masalah tegangan sag.
2) Pengasutan Motor Mengahasilkan Masalah Kualitas
Daya. Pada gambar 1.3, poin D berkaitan dengan titik dimana
SM /SC = 0,044 dan H = 1,1 s. Titik ini berada diatas garis batas
kurva dan analisis lebih lanjut diperlukan terkait titik tersebut.
3) Titik Poin Dari Batas Kurva. Titik A dan B menunjukkan
kondisi ekstrim. Titik A dengan nilai SM /SC = 0,022, jika SM
/SC kurang dari 0,022 maka kurva ITIC tidak akan terganggu,
Gbr. 3.1 Rangkaian ekuivalen motor induksi
dengan berapapun nilai inersia konstannya. Pada titik B, ketika
SM /SC lebih besar dari 0,052, kurva ITIC akan selalu terganggu
Simulasi dan pengukuran berikut menggunakan motor
walaupun nilai inersianya kecil.
induksi tiga phasa (YY) dengan label dan parameter sbb.
C. Kurva Tegangan Flicker
Terjadinya tegangan flicker pada saat pengasutan
motor tidak hanya ditentukan oleh nilai drop tegangan,
tetapi juga besarnya frekuensi yang dihasilkan saat
pengasutan. Grafik flicker terdiri dari dua kurva : kurva Pst
dan kurva Plt . Gambar 1.4 menunjukkan Pst = 0,9 pada
kurva flicker pengasutan motor. Pada grafik tersebut, garis
x merupakan nilai pengasutan motor per 10 menit dan garis
y adalah tegangan drop di PCC per unit ( V/V).
Pengukuran setiap 10 menit dilakukan dikarenakan nilai Pst
dihitung setiap 10 menit oleh flicker meter IEC.
B. Model Simulasi
Pemodelan dan simulasi dapat dilihat pada gambar 3.2
berikut.

Gbr. 4.3 Gelombang elektromagnetik

Gambar 4.1 menunjukkan nilai maksimum arus stator


selama start-up. Pada 7,3 ms arus start mencapai nilai IST
=11,83 A RMS. Berdasarkan grafik tersebut, gelombang
Gbr. 3.2. Simulasi Pemodelan Motor pada Matlab - Simulink berada pada kondisi steady saat 0,26 s dan nilai arusnya I0 =
2,53 A. Pada gambar 4.2, kenaikan kecepatan motor terlihat
Pada gambar 3.2. pemodelan menggunaan pemrograman stabil hingga n0 = 1493 min-1 pada 0,26s. Gambar 4.3
sebagai sumber tegangan, dimana nilai tegangan dan menunjukkan nilai torsi transien mencapai peak 23,79Nm
frekuensinya diatur tetap. Nilai beban eksternal mesin induksi selama pengasutan awal motor.
adalah torsi mekanik ( Tm ). Nilai MZ = 0,2Nm ( No load torsi
mekanik).
B. Hasil Pengukuran

IV. HASIL DAN PERBANDINGAN

A. Hasil Simulasi

Gbr. 4.4 Grafik arus stator (RMS)

Gbr. 4.1. Gelombang arus stator

Gbr. 4.5. Grafik torsi mekanik dan kecepatan

Pada gambar 4.6. diketahui arus start motor pada 2,1s


adalah IST = 11,34A RMS. Pada waktu 2,3s motor berada
dalam keadaan steady dengan arus no-load I0 = 2,67A RMS.
Pada gambar 4.5. torsi mekanik maksimum mencapai MM =
10,2Nm pada 2,13s. Selanjutnya torsi mengalami penurunan,
dan setelah 0,3s torsi yang dihasilkan hanya 0,2Nm. Pada
gambar 4.6. karakteristik pengasutan dilihat pada osiloskop,
dimana gelombang biru merupakan tegangan stator, dan
gelombang merah merupakan arus stator.
Gbr. 4.2 Gelombang kecepatan
Gambar 4.7. merupakan perbandingan gelombang pengujian
dan simulasi kecepatan motor saat starting. Garis merah
merupakan hasil dari simulasi, dan garis biru merupakan hasil
dari pengukuran. Dari hasil tersebut ditunjukkan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan.

Gbr. 4.6. Grafik dari osiloskop selama akselerasi dan berhenti

C. Perbandingan Hasil Simulasi dan Pengukuran

TABEL 4.1 PERBANDINGAN DATA SIMULASI DAN PENGUKURAN

Gbr. 4.7. Kurva simulasi dan pengukuran kecepatan

Gambar 4.8 menunjukkan perbandingan arus stator


saat simulasi dan pengukuran selam starting motor. Kurva
simulasi menunjukkan nilai maksimum arus (amplitude),
sedangkan kurva pengukuran arus merupakan nilai efektif
(RMS).

Pada tabel perbandingan diatas dapat kita ketahui


waktu yang diperlukan ketika motor start hingga mencapai
kecepatan nominal (ta). Perhitungan nilai tersebut dapat
dihitung dengan persamaan berikut.

Arus no-load I0 yang dihasilkan dari simulasi dan


pengukuran, tidak dapat dibandingkan dengan dengan arus Gbr. 4.8. Grafik simulasi dan pengukuran (RMS) arus
rating (yang dihasilkan dari tegangan nominal U1N dan beban
keluaran P2N). Akan tetapi, dapat kita bandingkan dengan
perhitungan arus magnetisasi sesuai rumus (3), dimana V. PENGASUTAN MOTOR
parameter nilai yang dihitung adalah arus no load I0 dan faktor Terdapat tiga pengasutan yang disajikan dalam makalah ini,
daya cosbeban pada tegangan nominal U1N. dimana pengujian dilakukan dengan Power Systems Computer
Aided Design/Electromagnetic Transients including DC
(PSCAD/EMTDC) dimana hasil pengukuran hampir sama
dengan Fluke Power Quality Analyzer.

A. Pengasutan Direct On-line (DOL)


Berkaitan dengan kurva torsi elektromagnetik,
perhitungan pada rumus (4) dapat digunakan untuk menetukan
nilai momen transien dimana nilai tersebut dapat naik selama
motor strat-up. Nilai torsi startig motor MST kita dapatkan dari
nilai nominal torsi MN dan trosi start relatif dari katalog
produk. Faktor daya short-circuit cosditentukan melalui
pengukuran.


 Gbr. 5.1 Arus inrush selama pengasutan DOL
Pada gambar 5.1 diketahui bahwa arus inrush saat
pengasutan DOL cukup tinggi. Besarnya arus inrush tersebut
juga menunjukkan besarny torsi pengasutan yang juga besar.
Hal ini dikarenakan torsi start motor memerlukan arus start
yang besar untuk menghasilkan momen inersia pada rotor.

B. Pengasutan Star-Delta

Gbr. 5.4. Model simulasi pengasutan motor dengan soft-start dan shunt active
filter.

Rating motor induksi yang digunakan pada pengujian ini


adalah 39A. Ketika pengasutan dengan direct-on-line besarnya
arus starting mencapai 200A. Sedangkan saat pengasutan
dengan soft starter dengan sudut delay 1150, arus yang
ditunjukkan sebesar 100A (gambar 5.5). Total harmonik
distorsi (THD)juga mengalami penurunan, dari sebelumnya
54% dan menjadi turun menjadi 4,5% setelah dikompensasi
Gbr. 5.2 Arus inrush dua kali selama pengasutan Star-Delta (gambar 5.6).

Gambar 5.1. menunjukkan arus inrush selama pengasutan star


delta. Arus inrush pertama dihasilkan selama starting motor
induksi. Selama start-up, rotor berada dalam kondisi statis
dimana banyak arus yang bergerak pada rotor dan lonjakan
arus dapat diamati. Perubahan posisi dari star ke delta
mengakibatkan adanya breakdown tegangan walaupun
switching yang dilakukan sangat cepat. Tegangan breakdown
tersebut menghasilkan arus inrush.

C. Pengasutan Auto-Transformer

Gbr. 5.5. Hasil simulasi arus beban tiga phasa kontrol tegangan AC

Gbr. 5.3. Arus Inrush pada pengasutan auto-trafo

Arus inrush pada gambar 5.3 terjadi dikarenakan adanya drop


tegangan selama perubahan tegangan dari 240V menuju 415V.

D. Pengasutan Dengan Soft Starter dan Shunt Filter


Sistem konfigurasi pada gambar 5.4 merupakan pengasutan
motor 3 phasa 22kW dengan tegangan 415V, serta
terhubung dengan thyristor sebagai soft-starter. Sudut
operasi tegangan AC diatur pada 1150, dimana pada
kondisi ini motor induksi menimbulkan harmonik pada
sistem. VSI filter shunt reactive terhubung antara sumber
tiga phasa dan kontrol tegangan AC.

Gbr. 5.6a. THD sebelum kompensasi (54%)


memiliki karakteristik yang berbeda, dan pengujian ini
mungkin tidak sesuai.
Sedangkan penggunaan soft starter dan shunt filter menjadi
solusi pengasutan dengan nilai arus start yang lebih kecil (±
50%) dibandingkan dengan pengasutan direct-on-line. Selain
itu, nilai THD juga dapat dikurangi secara signifikan.

REFERENCES
[1] S. Pavel, S. Martin, and P. Svoboda, “Assessement Transients
During Starting of Induction Motor in Matlab Simulink And
Verification by Measurement,” Advance Research in Scientific
Areas. University of Ostrava. Ostrava, Czech Republic,
December 2012.
[2] H. Hui, Goh, C. Boon, and S. Ming, “ A Study of Induction
Motor Starting Methods In Terms of Power Quality”, 3rd
Engineering Conference on Advancement in Mechanical and
Manufacturing for Sustainable Environment. Kuching, Sarawak,
Gbr. 5.6b. THD setelah kompensasi (4,5 %) Malaysia. 14-16 April 2010.
[3] W. Xiaoyu, Y. Jing, X. Wilsun, and F. Walmir, “Practical Power
Quality Charts for Motor Starting Assessment”, IEEE
VI. KESIMPULAN Transactions on Power Delivery, Vol. 26, No. 2, April 2011
[4] Patil K. Vishal, C. Ajit, and M. Girish, “Mitigation Of Power
Pengasutan motor induksi dapat mengakibatkan arus inrush
Quality Problem Due To Staritng Of Induction Motor” SSGB’s
yang tinggi, sehingga dapat mengakibatkan drop tegangan College of Engineering & Technology, Internationa Journal and
yang mungkin melebihi batas yang diperbolehkan. Research in Engineering and Technology, Volume : 04,
Metode Star-Delta merupakan metode yang paling efisien Bhusawalm Jalgaon, India. April 2015.
digunakan dalam pengasutan motor dibandingkan dengan [5] S. Charles, G. Bhuvameswari, “Power Quality Studies on a Soft
pengasutan Direct-On-Line dan Autotransformer. –Start for an Induction Motor”, Indian Institute of Technology,
Perbandingan ini diakui pada motor dengan rating daya kurang International Journal of Recent Trends in Engineering, Vol 1,
dari 3hp atau 2,2kW. Untuk motor dengan daya keluaran besar No. 3, New Delhi, India. May, 2009.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai