Anda di halaman 1dari 1

Studi Kasus

Sudah lama menjadi polemik, akhirnya BPOM mengeluarkan surat edaran untuk para
produsen Susu Kental Manis (SKM). Selama ini, susu kental manis (SKM) dikenal masyarakat
Indonesia sebagai pilihan susu bernutrisi dengan harga yang ekonomis. Dari data yang didapat
oleh Remotivi, hampir 50% bahan baku SKM adalah gula. Jika dijabarkan, dalam segelas susu yang
dibuat dari SKM mengandung dua sendok makan gula pasir. Jumlah ini sudah melebihi anjuran WHO
mengenai konsumsi gula pada anak-anak dalam sehari. Sedangkan, para produsen menyarankan untuk
meminum susu dari SKM sebanyak dua gelas sehari lewat iklannya.

Informasi yang tertanam selama ini adalah cairan pemanis bertekstur kental ini merupakan salah
satu produk susu. Sedangkan, BPOM pun telah secara resmi menyatakan bahwa produk yang sekian
lama dikenal sebagai susu kental manis tidak mengandung susu. Sesuai dengan BPOM, ada 4 hal yang
harus diperhatikan oleh produsen, importir, distributor produk susu kental, dan sejenisnya berupa
larangan atau syarat untuk beriklan dan membuat label, yaitu:

1. Dilarang menggunakan model atau menampilkan anak-anak berusia di bawah 5 tahun dalam bentuk
apa pun.
2. Dilarang mengklaim dan menggunakan visualisasi yang menyetarakan produk Susu Kental dan
sejenisnya (Kategori Pangan 01.3) dengan produk susu (susu sapi/susu yang dipasteurisasi/susu
yang disterilisasi/susu formula) sebagai penambah dan pelengkap gizi.
3. Dilarang menggunakan gambar susu cair dan atau susu dalam gelas serta disajikan dengan cara
diseduh untuk dikonsumsi sebagai minuman.
4. Khusus untuk iklan, dilarang ditayangkan pada jam tayang acara anak-anak.

Pada dasarnya, konsumsi susu kental manis tidak dilarang. Penggunaannya sebagai bahan
tambahan dalam makanan seperti martabak atau minuman es masih aman dalam batas normal. Namun,
dengan adanya surat edaran dan temuan dari BPOM ini, para orang tua diharapkan memiliki tambahan
pertimbangan untuk lebih bijak dalam memilih dan memberikan makanan pada anak.

Soal !

1. Berdasarkan kasus tersebut, simulasikan ke dalam dua peranan petugas humas menurutu Dozier
(1992) yaitu Communication Facilitator dan Technician Communication !
2. Analisislah penyelesaian kasus Frisian Flag agar sesuai dengan karakteristik Humas !
3. Bagaimana cara praktisi humas dalam menjaga dan membentuk saling percaya antara Frisian Flag
dengan masyarakat setelah adanya kasus tersebut ?
4. Pada kenyataannya, masyarakat terlanjur beranggapan bahwa Susu Kental Manis Berbahaya dan
Dilarang Dikonsumsi, padahal sebenarnya masih aman dikonsumsi apabila dalam batas aman.
Melihat fenomena tersebut, analisislah media humas yang dapat diaplikasikan dalam membantu
merubah citra negatif Frisian Flag menjadi citra positif di masyarakat !

Anda mungkin juga menyukai