A. Studi Kasus
1) Data Subyektif
a) Identitas pasien
Umur : 31 th Umur : 39 th
Jatilawang Jatilawang
b) Alasan datang
c) Keluhan utama
72
73
d) Riwayat kesehatan
(1) Sekarang
HIV/AIDS.
(2) Dahulu
HIV/AIDS.
(3) Keluarga
e) Riwayat obstetri :
(c) TT : TT 5
(d) ANC : 8x
Hemafort300 mg
(20 tablet) , kalk
2/3/17 Tidak ada 120/80 34+1 Makan banyak
keluhan Sulfas ferosus 300
mg (20 tablet), kalk
(e) Pemberian Fe : 120 tablet
Ibu mengatakan ini pernikahan yang pertama, menikah sah, usia ibu
g) Riwayat KB :
i) Keadaan psikososial
adalah suami.
77
baik.
kepercayaannya.
j) Tingkat pengetahuan
2) Data objektif
a) Pemeriksaan umum
Kg dari hamil.
b) Pemeriksaan fisik
78
hitam
putih
benjolan
kelenjar limfe
menular
c) Pemeriksaan obstetrik
(1) Inspeksi
keluar.
nigra
(2) Palpasi
TFU : 32 cm
WIB
HB : 11,4 gr/dL
b. Interpretasi data
Tidak ada
Tidak ada
mendatang
6) Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian atau jika ada
7) Buat dokumentasi asuhan di buku KIA, Kartu ibu dan buku register
f. Melaksanakan Perencanaan
10 tablet (1x1), liko kalk yang berisi kalsium 500 mg sebanyak 10 tablet
(1x1)
ada keluhan
7) Membuat dokumentasi pada buku KIA, kartu ibu, dan buku register
g. Evaluasi
hasilnya adalah :
anjuran.
dilakukan.
7) Dokumentasi sudah dibuat di buku KIA, kartu ibu dan buku register
S Ibu mengatakan datang untuk melakukan kunjungan ulang sesuai anjuran bidan.
Keluhan yang dirasakan saat ini adalah kenceng-kenceng namun saat dibawa tidur atau
istirahat kencengnya hilang.
O 1) Keadaan umum : Baik, Kesadaran: Composmentis
2) Tanda-tanda vital :
a) Tekanan darah : 120/80 mmHg
b) Respirasi : 20 kali/menit
c) Suhu : 36,5º C
d) Nadi : 78 kali/menit.
3) Berat badan : 56 kg
4) Pemeriksaan obstetrik :
a) Muka : tidak pucat, tidak ada kloasma gravidarum, tidak oedem
b) Mata : tidak oedem, konjungtiva merah muda, sclera putih, pandangan mata
tidak kabur
c) Mamae : Pembesaran simetris, hiperpigmentasi areola, puting susu menonjol,
kolostrum sudah keluar
d) Abdomen : Pembesaran sesuai UK, tidak ada luka bekas sc, tidak ada striae
gravidarum, ada linea nigra
(1) Leopold I : teraba bagian lunak, bulat dan tidak melenting
(2) Leopold II : teraba bagian-bagian kecil dibagian perut kanan ibu dan
teraba bagian yang keras, rata, memanjang dibagian perut kiri ibu.
(3) Leopold III : teraba bagian keras, bulat, melenting, tidak bisa
digoyangkan.
(4) Leopold IV : divergen
(5) Penurunan : 4/5
(6) TFU : 31 cm
TBJ : (31-11) x 155 = 3100 gr
(7) DJJ :140 kali/menit, regular, jumlah 1,punctum maksimum di bawah
pusat sebelah kiri
e) Vulva dan vagina : Tidak ada varises, tidak edema
5) Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
A Diagnosa : Ny. R umur 31 tahun G2P1A0 usia hamil 37+6 minggu janin tunggal hidup
intra uteri puki presentasi kepala
Masalah : sering kencing
Diagnosa potensial : tidak ada
Tindakan segera : tidak ada
P Tanggal : 25 Maret 2017 Pukul : 16.55 Wib
1. Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan pada ibu bahwa kondisinya sehat, janinnya
juga sehat.
Hasil : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan penyebab terjadinya kenceng-kenceng yaitu pergerakan bayi dalam
rahim, membawa beban yang terlalu berat, kekurangan cairan, setelah olahraga
atau setelah berhubungan suami istri. Cara menguranginya yaitu berjalan-jalan,
istirahat dari segala macam aktivitas yang dilakukan, relaksasi dengan cara menarik
nafas dan menghembuskan nafas secara teratur, minum air putih untuk mencegah
kekurangan cairan, tidak menahan keinginan BAK.
Hasil : ibu memahami penjelasan yang diberikan dan bersedia melakukan anjuran.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang tanda-tanda persalinan yaitu kenceng-
kenceng teratur, keluar lender bercampur darah, keluar air ketuban.
Hasil : ibu mengetahui tanda-tanda persalinan
4. Menganjurkan ibu untuk meningkatkan istirahat, jangan terlalu capai dan berhati-
hati ketika beraktivitas karena kehamilan ibu sudah semakin besar.
Hasil : ibu bersedia melakukan anjuran
85
VT
Penurunan Penipisan Ketuban Pembukaan
kepala
Hodge II 90 % Utuh 9 cm
Hodge III+ 100 % Utuh 10 cm
Hasil : Pemantauan sudah dilakukan dan telah dimasukkan dalam partograf
2) Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih, sepatu tertutup
kedap air, tutup kepala, masker dan kacamata.
Hasil : APD sudah dipakai
3) Melepas dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, mencuci tangan dengan
sabun dan air bersih mengalir kemudian mengeringkan tangan dengan tissue atau
handuk pribadi yang bersih dan kering
Hasil : perhiasan sudah dilepas dan tangan sudah dicuci.
4) Memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa
dalam.
Hasil : Sarung tangan telah dipakai.
5) Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (menggunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT dan steril dan memastikan tidak terjadi kontaminasi
pada alat suntik).
Hasil : Oksitosin telah berada dalam spuit
6) Membersihkan vulva dan perineum, menyeka dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.
Hasil: vulva dan perineum sudah dibersihkan
7) Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap. melakukan
amniotomi.
Hasil : Ibu mengetahui bahwa pembukaan telah lengkap, air ketuban jernih.
8) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelukpan tangan yang masih
memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, melepas sarung tangan
dalam keadaan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit. Mencuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepas. Menutup
kembali partus set.
Hasil: sarung tangan sudah di dekontaminasi.
9) Memeriksa DJJ setelah kontraksi setelah uterus relaksasi untuk memastikan DJJ
dalam batas normal (120-160 kali/ menit).
Hasil: DJJ dalam batas normal
10) Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,
kemudian membantu ibu dalam posisi yang nyaman dan sesuai keinginan ibu.
Hasil: ibu mengetahui hasil pemeriksaan
11) Meminta keluarga untuk membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa
ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi itu, ibu diposisikan setengah
duduk atau posisi lain yang diinginkan dan memastikan ibu merasa nyaman.
Hasil : Keluarga bersedia membantu proses persalinan
12) Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran atau
timbul kontraksi yang kuat.
Hasil : Ibu bersedia untuk meneran
13) Meganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang
nyaman, jika belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam selang waktu 60
menit.
Hasil : Ibu bersedia melakukan saran bidan
14) Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut bawah ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
Hasil : Handuk berada di perut bawah ibu.
15) Meletakan underpad sebagai alas bokong ibu.
Hasil : underpad sudah dipasang.
16) Membuka tutup partus set dan memeriksa kembali kelengkapan peralatan dan
bahan.
Hasil : Alat dan bahan sudah siap
17) Memakai sarung tangan DTT/ steril pada kedua tangan.
Hasil : Sarung tangan sudah dipakai
18) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering,
89
tangan yang lain menahan belakang kepala untuk mempertahankan posisi fleksi
dan membantu lahirnya kepala. menganjurkan ibu meneran secara efektif atau
bernafas cepat dan dangkal.
Hasil : Kepala bayi telah lahir.
19) Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat.
Hasil : tidak ada lilitan tapi pusat
20) Setelah kepala lehir, menunggu putaran paksi luar yang berlangsung secara
spontan
Hasil: kepala bayi sudah melakukan putaran paksi luar
21) Setelah putaran paksi luar selesai, memegang secara biparental. Menganjurkan
kepala ibu untuk meneran saat kontraksi, dengan lembut menggerakkan kepala ke
arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian menggerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
Hasil : Bahu bayi sudah lahir.
22) Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan bahu belakang,
tangan yang lain menelusuri dan memegang lengan dan siku bayi sebelah atas.
Hasil : Badan dan lengan bayi telah lahir.
23) Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusuri tangan atas berlanjut ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki. Memegang kedua mata kaki (memasukkan telunjuk
diantara kedua kaki dan memegang kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari pada
satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari
telunjuk).
Hasil : bayi lahir pukul 01.25 WIB
24) Melakukan penilaian (selintas):
Apakah kehamilan cukup bulan?
Apakah bayi menangis kuat dan/ atau bernapas tanpa kesulitan ?
Apakah bayi bergerak aktif?
Hasil : bayi cukup bulan, bayi menangis kuat, bergerak aktif, tonus otot baik
25) Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya
(kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan verniks. mengganti handuk basah
dengan handuk/kain yang kering, memastikan bayi dalam kondisi aman di perut
bagian bawah ibu.
Hasil: bayi sudah dikeringkan dan berada di perut bagian bawah ibu
26) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir (hamil
tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemeli).
Hasil: Tidak ada janin kedua
3) Psiko sosial : ibu senang dengan perannya, ibu sudah terbiasa dengan perannya.
Kelurga membantunya dalam merawat bayinya, tidak ada budaya yang
bertentangan dengan kesehatan.
O a) Keadaan umum : baik
Tanda-tanda vital :
a) Tekanan darah normal : 120/80 mmHg
b) Nadi normal : 82 x/menit
c) Nafas normal: 16 x/menit
d) Suhu: 37,20C
b) Pemeriksaan obstetrik
a) Mata: kelopak mata tidak oedema, konjungtiva merah muda, sklera putih
b) Mamae: membesar, putting susu menonjol, tidak ada luka/lecet, tidak ada
peradangan, tidak kemerahan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada abses,
hiperpigmentasi areola, pengeluaran ASI matur lancar.
c) Abdomen: TFU tidak teraba.
d) Vulva dan vagina : tidak ada pembesaran kelenjar bartholini dan skene, tidak
ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan, pengeluaran cairan berupa lokhea
alba jumlah ± 5 cc, bau khas dan tidak ada varises.
e) Ekstremitas
Atas : tidak ada oedem, tidak ada kebiruan pada kuku, fungsi gerak baik
Bawah : tidak oedem, tidak ada varises, fungsi gerak baik, tidak ada
kemerahan pada betis, reflek patella kanan dan kiri positif, tanda homan
negatif.
A Diagnosa: Ny. R Umur 31 tahun P2A0 nifas 2 minggu
Masalah: tidak ada
Diagnosa Potensial: tidak ada
Tindakan Segera: tidak ada
P Tanggal : 12 April 2017 Jam : 16.00 WIB
1) Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
Hasil: Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan
2) Memberi informasi tentang KB pascasalin dan memotivasi ibu dan suami untuk
segera menjadi akseptor KB. Macam-macam alat kontrasepsi pasca bersalin
meliputi: Metode Amenore Laktasi, Kontrasepsi Mantap, AKDR, AKBK, suntik
progestin, Minipil, Kondom.
Hasil: Ibu sudah mengerti penjelasan bidan dan bersedia memilih metode
kontrasepsi implant
3) Memotivasi ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai
bayi berusia 6 bulan.
Hasil: ibu bersedia memberikan ASI Eksklusif
4) Menganjurkan ibu untuk Istirahat yang cukup, untuk malam hari ± 6-8 jam
dan untuk siang hari ± 1 jam. Istirahat saat bayinya tertidur
Hasil: Ibu mengerti penjelasan yang telah diberikan.
5) Menganjurkan ibu untuk kontrol/ kunjungan ulang atau bila ada masalah/ keluhan
Hasil: Ibu bersedia kunjungan ulang
6) Melakukan dokumentasi asuhan
Hasil: Dokumentasi telah dilakukan
a) Pola nutrisi : makan 3 kali/hari, nasi, sayur, lauk. Porsi 1 piring. Minum
>8 kali/hari, jenis air putih. Ibu minum susu ibu menyusui 1 gelas rutin
setiap hari. Tidak ada pantangan makanan.
b) Pola eliminasi : BAK 4-5 kali/hari kuning jernih, cair. BAB 1x/hari
konsistensi lunak, kuning kecoklatan.
c) Pola istirahat : tidur siang 2 jam, tidur malam ± 6-7 jam.
d) Pola aktivitas : mengerjakan pekerjaan rumah, mencuci baju, memasak,
dan merawat bayi.
e) Pola seksual : ibu belum melakukan hubungan seksual.
3) Psiko sosial : ibu senang dengan perannya, ibu sudah terbiasa dengan perannya.
Kelurga membantunya dalam merawat bayinya, tidak ada budaya yang
bertentangan dengan kesehatan.
O 1) Keadaan umum : baik
Tanda-tanda vital :
a) Tekanan darah normal : 120/80 mmHg
b) Nadi normal : 82 x/menit
c) Nafas normal: 16 x/menit
d) Suhu: 37,20C
2) Pemeriksaan obstetrik
a) Mata: kelopak mata tidak oedema, konjungtiva merah muda, sklera putih
b) Mamae: membesar, putting susu menonjol, tidak ada luka/lecet, tidak ada
peradangan, tidak kemerahan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada abses,
hiperpigmentasi areola, pengeluaran ASI matur lancar.
c) Abdomen: TFU tidak teraba.
d) Vulva dan vagina : tidak ada pembesaran kelenjar bartholini dan skene, tidak
ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan, pengeluaran cairan berupa lokhea
alba jumlah ± 5 cc, bau khas dan tidak ada varises.
e) Ekstremitas
Atas : tidak ada oedem, tidak ada kebiruan pada kuku, fungsi gerak baik
Bawah : tidak oedem, tidak ada varises, fungsi gerak baik, tidak ada
kemerahan pada betis, reflek patella kanan dan kiri positif, tanda homan
negatif.
A Diagnosa: Ny. R Umur 31 tahun P2A0 nifas 2 minggu
Masalah: tidak ada
Diagnosa Potensial: tidak ada
Tindakan Segera: tidak ada
P Tanggal : 12 April 2017 Jam : 16.00 WIB
1) Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
Hasil: Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan
2) Memberi informasi tentang KB pascasalin dan memotivasi ibu dan suami untuk
segera menjadi akseptor KB. Macam-macam alat kontrasepsi pasca bersalin
meliputi: Metode Amenore Laktasi, Kontrasepsi Mantap, AKDR, AKBK, suntik
progestin, Minipil, Kondom.
Hasil: Ibu sudah mengerti penjelasan bidan dan bersedia memilih metode
kontrasepsi implant
3) Memotivasi ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai
bayi berusia 6 bulan.
Hasil: ibu bersedia memberikan ASI Eksklusif
4) Menganjurkan ibu untuk Istirahat yang cukup, untuk malam hari ± 6-8 jam
dan untuk siang hari ± 1 jam. Istirahat saat bayinya tertidur
Hasil: Ibu mengerti penjelasan yang telah diberikan.
5) Menganjurkan ibu untuk kontrol/ kunjungan ulang atau bila ada masalah/ keluhan
Hasil: Ibu bersedia kunjungan ulang
6) Melakukan dokumentasi asuhan
Hasil: Dokumentasi telah dilakukan
98
a. Kunjungan Neonatus I
4. Pengukuran antropometri
a. Berat lahir : 3000 gr
b. Panjang badan : 49 cm
c. Lingkar kepala 34 cm
d. Lingkar dada 33 cm
e. Lingkar lengan : 11 cm
5. Status present terdiri dari :
a. Kepala: tidak ada caput succedaneum, cephal hematoma, hidrosefalus,
mesochepal, ubun-ubun besar tidak membonjol
b. Mata: Simetris, tidak edema, sclera putih, tidak ada secret
c. Hidung: tidak ada polip dan sekret berlebih
d. Mulut: bibir bayi kemerahan dan lidah rata dan simetris , bibir, gusi,
langit-langit utuh dan tidak ada yang terbelah .
e. Telinga: simetris, pina setinggi kantus mata.
f. Leher: tidak ada massa, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis.
g. Dada: Simetris, tidak ada tarikan dinding dada ke dalam.
h. Pulmo/Jantung : bunyi nafas teratur, bunyi jantung teratur.
i. Abdomen: tidak ada perdarahan, tali pusat tampak putih kebiruan dan
lembab, bising usus positif.
j. Genitalia: terdapat lubang uretra pada ujung penis, testis sudah turun ke
skrotum.
k. Punggung : kulit utuh, tidak terdapat lubang dan benjolan pada tulang
belakang .
l. Anus: anus berlubang, mekonium sudah keluar.
m. Ekstremitas: simetris, tidak terdapat sindaktil, polidaktil, dan kelainan
posisi kaki . jumlah jari lengkap.
n. Kulit : bewarna merah muda, terdapat verniks caseosa dan lanugo, tidak
ada kemerahan atau bisul.
o. Reflek:
1) Rooting refleks : baik, jari menyentuh daerah sekitar mulut bayi,
maka ia akan membuka mulutnya dan memiringkan kepalanya ke
arah datangnya sentuhan.
2) Sucking refleks : baik, reflek bayi menghisap areola putting susu
tertekan gusi, lidah, dan langit-langit dengan kuat sehingga ASI
keluar.
3) Grasping refleks : baik, jari pemeriksa menyentuh telapak tangan
bayi jari-jari bayi langsung menggenggam tangan pemeriksa
4) Moro refleks: baik, bayi bergerak seperti memeluk saat terkejut atau
ada suara keras
5) Tonic neck refleks: baik, kepala bayi ditengokkan ke satu sisi, lengan
dan tungkai akan diekstensikan pada sisi tersebut, sedangkan lengan
dan tungkai sisi yang berlawanan difleksikan .
6) Babinski refleks: baik, Goresan sisi luar telapak kaki ke atas dari
tumit sepanjang bola kaki menyebabkan jari-jari kaki hiperekstensi.
A Diagnosa : Bayi Ny. R umur 6 jam Neotatus Cukup Bulan Sesuai Masa
Kehamilan
Masalah : tidak ada
Diagnosa potensial : tidak ada
Tindakan segera : tidak ada
P Tanggal : 29 Maret 2017 Jam : 07.50 WIB
1) Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan.
Hasil: Ibu mengetahui hasil pemeriksan
2) Menjaga kehangatan bayi dengan menunda memandikan bayi, kontak kulit
dengan ibu, menggunakan pakaian yang hangat, m engganti pakaian yang
100
basah dengan yang kering, menutupi kepala dengan topi dan melakukan
perawatan tali pusat dengan membungkus tali pusat menggunakan kassa
kering.
Hasil : suhu bayi 36,6º C
3) Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang ASI eksklusif, tanda
bahaya bayi baru lahir, perawatan bayi sehari-hari
Hasil : ibu mengerti penjelasan yang diberikan
4) Menganjurkan ibu dan keluarga kunjungan ulang 3 s/d 7 hari atau jika ada
keluhan.
Hasil: Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang.
5) Melakukan dokumentasi asuhan
Hasil: Dokumentasi sudah dilakukan
b. Kunjungan Neonatus II
B. Pembahasan
2) Data Subyektif
haid rutin setiap bulan siklusnya 28 hari, hari pertama haid terakhirnya
perkiraan lahir bayi tanggal 10 April 2017, berdasarkan hal tersebut saat
teori dan praktek, dimana menurut Kemenkes (2015; h. 55) ibu hamil
data subyektif yang diperoleh sesuai dengan teori, tidak ada kesenjangan
2) Data Objektif
ini kenaikan berat badan ibu 11,5 kg, menurut teori Manuaba (2007; h.
tetapi ibu mengalami kenaikan berat badan dari minggu yang lalu,
naik sekitar 0,5 Kg/ minggu serta TFU mengalami kenaikan dari minggu
adalah 150 cm, angka tersebut dianggap normal dimana dikatakan risiko
dan praktik. Pada pemeriksaan ststus present semua dalam batas normal,
Vulva tidak ada varises, tidak ada kondiloma, tidak edema. Pada saat
teraba bagian kecil-kecil pada sisi kanan ibu. Leopold III teraba bagian
dilakukan.
36+3 minggu dan TBJ 3100 gram, menurut teori Sofian (2012; h. 41) UK
3) Pemeriksaan penunjang
terdapat kadar Hb kurang dari 11 gr% dapat berpotensi bayi lahir dengan
partus lama, his yang tidak adekuat, atonia uteri primer maupun
tersebut sesuai dengan teori, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori
dan prkatek.
4) Interpretasi data
masalah.
sesuai dengan teori Saminem (2009), jika tidak ada masalah atau
segera.
persalinan mendatang
107
8) Penatalaksanaan
9) Evaluasi
dan menunjukan hasil yang sesuai, semua dalam batas normal dan sama
a. Subyektif
disampaikan saat ini adalah kenceng-kenceng namun saat dibawa tidur atau
istirahat kencengnya hilang. Hal ini sesuai dengan teori keluhan yang sering
terjadi pada trimester III yaitu sesak nafas, insomnia, sering kencing,
108
2010; h. 106-107). Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
Ibu mengatakan rutin meminum tablet Fe, pada kunjungan awal ibu
ini ibu sudah mengkonsumsi 107 tablet. Menurut teori Kemenkes (2013; h.
teori dan praktek karena ibu sudah mengkonsumsi 107 tablet Fe pada
b. Objektif
1) Pemeriksaan umum
badan 0,5 kg. Hal tersebut normal tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
sekitar 0,5 Kg/ minggu, sehingga ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
2) Pemeriksaan Obstetrik
palpasi leopold I dan II masih sama seperti minggu lalu, palpasi leopold
109
III bagian terbawah janin sudah tidak bisa digoyangkan dan leopold IV
kesenjangan.
UK 40 minggu TFU 37,7. Pada prakteknya TFU ibu sebesar 31 cm, hal
ini mengalami penurunan 1 cm dari minggu lalu. Hal itu terjadi karena
bagian bawah janin sudah turun ke pintu atas panggul sehingga tinggi
c. Analisa
Pada kasus ini dari hasil pengkajian diperoleh data fokus sehingga
minggu janin tunggal hidup intra uterin puki presentasi kepala. Terdapat
normal diagnose potensial dapat diabaikan, jika tidak ada masalah atau
d. Penatalaksanaan
Pada kasus ini diberikan asuhan kebidanan pada tanggal 25 Maret 2017 :
air ketuban.
semakin besar.
tablet (1x1), liko kalk yang berisi kalsium 500 mg sebanyak 10 tablet
(1x1)
mengikuti anjuran yang diberikan, ibu bersedia untuk istirahat yang cukup,
a. Persalinan Kala I
1) Data Subyektif
pengeluaran air ketuban tidak ada, hasil ini sesuai dengan teori tanda
bahwa ibu makan terakhir pukul 19.00 Wib, minum terakhir pukul 21.00
Wib, BAB terakhir tanggal 28 Maret 2017, BAK sudah 1x pukul 23.00
berupa makan dan minum terakhir, menurut Varney, Gegor dan Kriebs
dan status cairan, waktu BAB dan BAK terakhir kali, berkemih harus
2) Data Objektif
a) Tanda-tanda vital
Pada kasus ini, tekanan darah ibu 120/90 mmHg, suhu 36º C, nadi
praktek.
b) Pemeriksaan abdomen
kesehatan janin dicerminkan dari DJJ kurang dari 120 atau lebih
c) Pemeriksaan dalam
dilakukan setiap 4 jam sekali atau jika ada indikasi. Pada kasus ini,
dilakukan pemeriksaan dalam dua kali yaitu saat pasien datang dan
113
saat ada tanda gejala kala II. Pada pemeriksaan dalam yang pertama
didapat hasil vulva/vagina ada lender darah, tidak ada luka parut,
penurunan kepala Hodge II, POD UUK kiri depan, selaput ketuban
kiri depan, tidak ada molage, penurunan bagian terendah janin yaitu
3) Analisa
segera tidak ada. Berdasarkan data yang diperoleh semua sesuai antara
teori dan praktik sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik.
114
4) Penatalaksanaan
Secara teori asuhan yang diberikan pada ibu bersalin kala I yaitu
menjaga privasi ibu, menjaga kondisi ruangan agar tetap sejuk, memberi
mungkin, menyiapkan alat, bahan, obat dan perlengkapan bayi serta ibu,
kala I sesuai dengan teori hanya penulis tidak menganjurkan klien untuk
mandi karena ibu sudah tidak bisa berjalan ke kamar mandi dan tidak
mampu menahan rasa sakitnya. Hasil asuhan alat, bahan dan obat-
Hodge III+ , penyusupan 0, tidak ada bagian janin yang teraba, ada lendir
darah dan DJJ 146 x/menit, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktek.
115
1) Subjektif
tersebut sesuai dengan teori (Kemenkes RI, 2013; h. 39), bahwa tanda
dan gejala kala II adalah ibu mempunyai keinginan untuk meneran, ibu
praktik.
2) Data Obyektif
dilakukan pukul 01.15 WIB didapatkan hasil inspeksi terlihat tanda dan
gejala kala II yaitu perineum menonjol, vulva, vagina dan sfingter ani
sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. Hal tersebut
lamanya berkisar 40 detik (JNPK, 2008; h. 43), dan DJJ normalnya 120-
160 kali/menit (Kemenkes RI, 2013; 40), maka disimpulkan tidak ada
3) Analisa
Hamil 38+2 minggu janin tunggal hidup intra uterin, puki, presentasi
4) Penatalaksanaan
(APN) pada kala II dilakukan sesuai teori, bayi lahir spontan, menangis
kuat dan bergerak aktif jam 01.25 WIB. Kala II Ny. R yang merupakan
sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan
1 jam pada multi, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
1/3 bagian dibawah bokong ibu sebagai alas, pada saat praktek kain
1) Data Subyektif
826) Ibu merasa gembira, bangga pada dirinya, lega dan sangat lelah
2) Data Obyektif
setinggi pusat, kontraksi keras, tali pusat tampak di depan vulva. Sesuai
dengan teori plasenta belum lahir, tali pusat terlihat di vulva, kontraksi
uterus keras, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
3) Analisa
4) Penatalaksanaan
h. 177-178). Pada kasus ini, dilakukan langkah manajemen aktif kala III
sesuai dengan APN dengan hasil plasenta dan selaput ketuban lahir
Menurut teori lama kala III persalinan berlangsung rata-rata antara 5-10
menit. Akan tetapi, kisaran normal kala III sampai 30 menit (Varney,
menit, dengan kata lain tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
(2016) tali pusat diikat dengan menggunakan benang DTT atau steril.
umbilical cord ini dipilih karena lebih aman (kencang) sehingga tidak
menempel hingga tali pusat terlepas sendiri. Klem tali pusat ini dalam
kemasan steril dan sekali pakai. Tujuan penggunaan umbilcal cord ini
untuk mengurangi resiko perdarahan tali pusat dan infeksi tali pusat
pada bayi.
119
1) Data Subyektif
Pada kasus ini, ibu menanyakan sedikit lemas, lelah, dan darah
yang keluar banyak seperti hari pertama haid, menurut teori Rukiah
(2009; 184) Ibu mengatakan sedikit lemas, lelah dan tidak nyaman, darah yang
keluar banyak seperti hari pertama haid. sehingga tidak ada kesenjangan
2) Data Obyektif
plasenta lahir spontan lengkap pukul 01.35 Wib. TFU 2 jari di bawah
pusat, kontraksi keras, kandung kemih kosong, tidak ada laserasi, PPV
±120 ml. Hasil ini sesuai dengan teori bahwa tinggi fundus uteri, Setelah
lebih dua pertiga sampai tiga perempat antara simfisis pubis dan
3) Analisa
4) Penatalaksanaan
ibu setelah melahirkan. Hal ini sesuai dengan teori Saifuddin (2009; h.
101) bahwa kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam
pertama post partum, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek
dilakukan 1 jam. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
baru lahir, untuk segera menyusu sendiri pada ibunya dengan cara
meletakkan bayi pada dada ibu dan dibiarkan merayap untuk mencari
Air Susu Ibu Eksklusif pada Masa Neonatus Dini di Rumah Sakit
Umum Sanjiani Gianyar dan Bidan Praktik Manditri tahun 2012” hasil
memberi ASI Eksklusif pada neonates usia dini, Ibu yang berhasil
melakukan IMD dua kali lebih berhasil memberikan ASI eksklusif, IMD
121
tersebut maka dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
1) Data Subyektif
masih mulas namun bahagia. Menurut teori Dewi dan Sumarsih (2011;
muncul pada ibu nifas yaitu lelah, sulit tidur, kram perut, nyeri
2) Data Objektif
Pada kasus ini tanda-tanda vital ibu normal, sehingga tidak ada
genitalia pengeluaran cairan berupa lokhea rubra ±30 cc, bau khas, tidak
Hasil tersebut sesuai dengan teori bahwa tinggi fundus uteri pada
baik, konsistensi keras dan posisi uterus di tengah. Ibu nifas 6 jam harus
sudah berkemih. Pada hari pertama lokhea rubra akan muncul pada hari
3) Analisa
kebidanan Ny. R umur 31 tahun P2A0 6 jam post partum. Tidak ada
4) Penatalaksanaan
masa nifas
10 tablet.
melahirkan.
pada orang dewasa adalah 250 mg setiap jam, 500 mg setiap jam atau
infeksi.
peradangan, umumnya nyeri gigi, nyeri menstruasi, nyeri otot atau sendi
dan nyeri setelah melahirkan. Dosis awal pemberian untuk dewasa atau
6 jam atau 500 mg 2-3 kali sehari. Berdasarkan manfaat tersebut, bidan
1) Data subyektif
2) Data Objektif
teraba, pada genitalia, pengeluaran cairan berupa lokhea serosa ±10 cc,
hari masa nifas yaitu pertengahan pusat simfisis. Lokhea pada hari
3) Analisa
kebidanan Ny. R umur 31 tahun P2A0 6 hari Post partum. Tidak ada
Hal ini sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktik.
4) Penatalaksanaan
dirasakan setelah melahirkan pada hari ke enam yaitu putting susu lecet
Pada kasus ini, asuhan kebidanan pada ibu nifas 6 hari sudah
diberikan sesuai teori, dengan hasil ibu memahami penjelasan bidan dan
yang dirasakan pada ibu nifas hari ke enam yaitu putting susu lecet dan
dirasakan pada ibu nifas hari ke enam. Berdasarkan keluhan yang telah
selama 40 hari pasca salin. Berdasarkan pola nutrisi yang telah dikaji
1) Data Subyektif
keluhan, sesuai dengan teori bahwa ibu nifas 2 minggu sudah mulai
89).
127
2) Data Obyektif
peradangan, tidak kemerahan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada abses,
bartholini dan skene, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan,
pengeluaran cairan berupa lokhea alba jumlah ± 5 cc, bau khas dan tidak
ada varises.
Hasil ini sesuai dengan teori bahwa tinggi fundus uteri setelah
kesenjangan.
3) Analisa
kebidanan Ny. R umur 31 tahun P2A0 2 minggu Post partum. Tidak ada
Hal ini sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktik.
4) Penatalaksanaan
Pada kasus ini, asuhan kebidanan pada ibu nifas 2 minggu sudah
diberikan sesuai teori, dengan hasil ibu memahami penjelasan bidan dan
menggunakan KB Implant.
1) Data Subyektif
Pada kasus ini diperoleh data By. Ny. R lahir tanggal 29 Maret
2017 jam 01.25 Wib dengan jenis kelamin laki-laki, tidak ada
pekat konsistensi lembek. Hal ini sesuai teori bahwa bayi biasanya
buang air kecil dalam 24 jam setelah lahir dan mekonium keluar 24 jam
Pada kasus ini nilai apgar pada menit pertama 8, pada 5 menit
pertama 9, pada 5 menit kedua 10, sehingga bayi sehat tidak ada
kesenjangan.
bayinya menyusu dengan kuat sejak IMD, bayi sudah tertidur selama 3
praktek.
2) Data Objektif
tonus otot baik, bayi sadar penuh, dapat ditenangkan jika rewel. Pada
kasus ini dilakukan pemeriksaan reflek bagi bayi baru lahir sesuai
dengan teori dan diperoleh reflek bayi dalam keadaan baik, bayi
b) Pengukuran antropometri
Pada kasus ini diperoleh hasil pengukuran berat badan 3000 gram,
bahwa berat badan bayi baru lahir normal yaitu 2500-4000 gram,
panjang badan normal 48-52 cm, lingkar kepala normal 33-37 cm,
3) Analisa
kebidanan bayi Ny. R umur 6 jam neonatus cukup bulan sesuai masa
kebutuhan akan tindakan segera. Hal ini sesuai dengan teori sehingga
4) Penatalaksanaan
tanda bahaya pada bayi baru lahir. Hal tersebut sesuai dengan teori
1) Data Subyektif
Pada kasus ini, ibu mengatakan bayi sehat, tidak ada keluhan,
berkemih 6 kali dalam 24 jam dan warna jernih sampai kuning muda
(Varney, 2008; h. 897)., sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
2) Data Obyektif
kering dalam 1-2 minggu (Varney, 2007; h. 897). Pada kasus ini tali
pusat sudah lepas pada hari ke 5. Tali pusat lebih cepat lepas karena
dapat menunda atau memperlama pelepasan tali pusat pada bayi baru
badan 1 ons menjadi 3100 gram, pada umur 6 hari biasanya bayi
tidak harus atau setiap bayi pasti mengalami penurunan dan adanya
3) Analisa
Kebidanan bayi Ny. R umur 6 hari neonatus cukup bulan sesuai masa
kebutuhan akan tindakan segera. Hal ini sesuai dengan teori sehingga
4) Penatalaksanaan
dan memastikan tidak ada tanda bahaya pada bayi, memeriksa dan
umur 2 minggu atau jika ada keluhan. Hal ini sesuai dengan teori
1) Data Subyektif
menyusu ASI saja, menghisap kuat, frekuensi lebih dari 12x/hari, BAB
kuning jernih, bayi tidur malam selama 10 jam, tidur siang ± 6 jam. Hal
ini sesuai dengan teori, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik.
2) Data Obyektif
sebelumnya 3000 gram menjadi 3200 gram pada minggu ke-2 dan tidak
ada tanda bahaya atau kelainan pada bayi. Menurut penulis, kenaikan
berat badan bayi ini disebabkan oleh asupan nutrisi atau pemberian ASI
bergantian kanan dan kiri, reflek hisap bayi kuat, BAK >7x/hari
menunjukan jumlah pemberian ASI lebih banyak. Hal ini sesuai dengan
134
teori bahwa berat badan akan kembali normal pada hari ke-10 (Wong,
2009; h. 233), sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
3) Analisa
kebutuhan akan tindakan segera. Hal ini sesuai dengan teori sehingga
4) Penatalaksanaan
Hal ini sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktek.