Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu tujuan teknik kimia adalah menemukan bahan-bahan baru dan
mengembangkan bahan-bahan yang sudah ada serta tidak mengganggu lingkungan
hidup. Bahan-bahan terdapat disekitar kita dan telah menjadi bagian dari
kebudayaan dan pola berfikir manusia. Bahan telah menyatu dengan peradaban
manusia, sehingga manusia mengenal peradaban, yaitu zaman batu, zaman
perunggu dan zaman besi. Bahan diambil dari alam dan diproses menjadi bentuk
tertentu, seperti cangkul, pisau,dan lain-lain untuk membantu kehidupan manusia.
Ketika kita mengenali sifat bahan yang kita gunakan maka sudah barang tentu
penggunaan yang nanti kita lakukan akan menjadi efektif karena kita telah
mengetahui kekurangan dan kelebihan bahan yang kita gunakan. Dalam modul ini
kita akan fokus kepada bahan alumunium dan kromium.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam pengetahuan bahan alumunium ini terdapat beberapa rumusan masalah


yaitu sebagai berikut :

1. Sifat fisik, kimia dan mekanik dari Alumunium


2. Cara Pembuatan logam Alumunium beserta Kegunaannya
3. Klasifikasi Paduan Alumunium
4. Dampak dan Penanggulangan bahaya yang ditimbulkan logam alumunium bagi
manusia dan lingkungan

1.3 Tujuan

Dalam penyusunan makalah tentang pengetahuan bahan Alumunium ini terdapat


beberapa tujuan yaitu sebagai berikut :

1. Mengetahui Sifat-sifat terutama sifat mekanika bahan dari Alumunium


2. Memahami cara pembuatan logam alumunium
3. Mengetahui aplikasi atau kegunaan logam alumunium di industri

SMK Teknomedika Plus | 1


4. Mengetahui beberapa penggolongan logam paduan (alloy) dari alumunium
5. Mengetahui dampak Penanggulangan bahaya yang ditimbulkan logam
alumunium bagi manusia dan lingkungan.

SMK Teknomedika Plus | 2


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Aluminium adalah logam berwarna putih keperakan yang lunak. Aluminium
ditemukan oleh Sir Humprey Davy dalam tahun 1809 sebagai suatu unsur, dan
pertama kali direduksi sebagai logam oleh H. C. Oersted, tahun 1825. Secara
industri Paul Heroult di perancis dan C. M. Hall di amerika serikat secara terpisah
telah memperoleh logam aluminum dari alumina dengan cara elektrolisa dari
garamnya yang terfusi. Sampai sekarang proses Heroult Hal masih dipakai untuk
memproduksi aluminium.
Aluminium adalah logam yang paling banyak terdapat di kerak bumi, dan unsur
ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon. Aluminium terdapat di kerak bumi
sebanyak kira-kira 8,07% hingga 8,23% dari seluruh massa padat dari kerak bumi,
dengan produksi tahunan dunia sekitar 30 juta ton pertahun dalam bentuk bauksit
dan bebatuan lain (corrundum, gibbsite, boehmite, diaspore, dan lain-lain). Sulit
menemukan aluminium murni di alam karena aluminium merupakan logam yang
cukup reaktif.
Aluminium murni adalah logam yang lunak, tahan lama, ringan, dan dapat
ditempa dengan penampilan luar bervariasi antara keperakan hingga abu-abu,
tergantung kekasaran permukaannya.
Aluminium murni 100% tidak memiliki kandungan unsur apapun selain
aluminium itu sendiri, namun aluminium murni yang dijual di pasaran tidak pernah
mengandung 100% aluminium, melainkan selalu ada pengotor yang terkandung di
dalamnya. Pengotor yang mungkin berada di dalam aluminium murni biasanya
adalah gelembung gas di dalam yang masuk akibat proses peleburan dan
pendinginan/pengecoran yang tidak sempurna, material cetakan akibat kualitas
cetakan yang tidak baik, atau pengotor lainnya akibat kualitas bahan baku yang
tidak baik (misalnya pada proses daur ulang aluminium). Umumnya, aluminium

SMK Teknomedika Plus | 3


murni yang dijual di pasaran adalah aluminium murni 99%, misalnya aluminium
foil.
2.2 Sumber Alumunium
Aluminium merupakan logam yang paling banyak ditemukan di kerak bumi
(8.1%), tetapi tidak pernah ditemukan secara bebas di alam. Selain pada mineral
yang telah disebut di atas, ia juga ditemukan di granit dan mineral-mineral lainnya.
Aluminium ada di alam dalam bentuk silikat maupun oksida, yaitu antara lain:
1. Sebagai silikat misal feldspar, tanah liat, mika
2. Sebagai oksida anhidrat misal kurondum (untuk amril)
3. Sebagai hidrat misal bauksit
4. Sebagai florida misal kriolit.
2.3 Sifat – sifat aluminium
2.3.1 Sifat Fisik Aluminium
Sifat-sifat Kemurnian Al
99,996 % >99,0 %
Massa jenis (20 oC) 2,6989 2,71
Titik cair 660,2 653-657
Panas jenis (cal/g.oC)(100oC) 0,2226 0,2297
Hantaran listrik (%) 64,94 59 (dianil)
Koefisien pemuaian (20-100oC) 23,86 x 10-6 23,5 x 10-6
2.3.2 Sifat Kimia
1. Serbuk alumunium dipanaskan dalam uap air menghasilkan hidrogen dan
alumunium oksida. Reaksinya berlangsung relatif lambat karena adanya
lapisan alumunium oksida pada logamnya, membentuk oksida yang lebih
banyak selama reaksi.
2. Alumunium akan terbakar dalam oksigen jika bentuknya serbuk,
sebaliknya lapisan oksidanya yang kuat pada alumunium cenderung
menghambat reaksi. Jika kita taburkan serbuk alumunium ke dalam nyala
bunsen, maka akan kita dapatkan percikan. Alumunium oksida yang
berwana putih akan terbentuk.
3. Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan klor
kering di atas alumunium foil yang dipanaskan sepanjang tabung.

SMK Teknomedika Plus | 4


Alumunium terbakar dalam aliran klor menghasilkan alumunium klorida
yang kuning sangat pucat. Alumunium klorida ini dapat menyublim
(berubah dari padatan ke gas dan kembali lagi) dan terkumpul di bagian
bawah tabung saat didinginkan.
2.4 Proses pembuatan
Aluminium adalah logam yang sangat reaktif yang membentuk ikatan kimia
berenergi tinggi dengan oksigen. Dibandingkan dengan logam lain, proses ekstraksi
aluminium dari batuannya memerlukan energi yang tinggi untuk mereduksi Al2O3.
Proses reduksi ini tidak semudah mereduksi besi dengan menggunakan batu bara,
karena aluminium merupakan reduktor yang lebih kuat dari karbon
2.5 Daur ulang Aluminium
Salah satu keuntungan aluminium lainnya adalah mampu didaur ulang tanpa
mengalami sedikitpun kehilangan kualitas. Proses daur ulang tidak mengubah
struktur aluminium, daur ulang terhadap aluminium dapat dilakukan berkali-kali
(wasteonline.org).
Mendaur ulang aluminium hanya mengkonsumsi energi sebesar 5% dari yang
digunakan dalam memproduksi aluminium dari bahan tambang (economist.com).
Di Eropa, terutama negara Skandinavia, 95% aluminium yang beredar merupakan
bahan hasil daur ulang.
Proses daur ulang aluminium berawal dari kegiatan meleburkan dengan
pemanasan suhu tinggi beberapa sampah aluminium. Hal ini akan menghasilkan
endapan. Endapan ini dapat diekstraksi ulang untuk mendapatkan aluminium, dan
limbah yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan campuran aspal dan beton
karena merupakan limbah yang berbahaya bagi alam. Sebagai produk utama
dihasilkan alumunium yang meleleh kemudian dicetak kembali untuk
dikomersialkan.
2.6 Klasifikasi Alumunium
2.6.1 Aluminium Murni
Aluminium 99% tanpa tambahan logam paduan apapun dan dicetak
dalam keadaan biasa, hanya memiliki kekuatan tensil sebesar 90 MPa,
terlalu lunak untuk penggunaan yang luas sehingga seringkali aluminium
dipadukan dengan logam lain.

SMK Teknomedika Plus | 5


2.6.2 Aluminium Paduan
Elemen paduan yang umum digunakan pada aluminium adalah silikon,
magnesium, tembaga, seng, mangan, dan juga lithium sebelum tahun 1970.
Secara umum, penambahan logam paduan hingga konsentrasi tertentu
akan meningkatkan kekuatan tensil dan kekerasan, serta menurunkan titik
lebur. Jika melebihi konsentrasi tersebut, umumnya titik lebur akan naik
disertai meningkatnya kerapuhan akibat terbentuknya senyawa, kristal,
atau granula dalam logam.
Namun, kekuatan bahan paduan aluminium tidak hanya bergantung
pada konsentrasi logam paduannya saja, tetapi juga bagaimana proses
perlakuannya hingga aluminium siap digunakan, apakah dengan
penempaan, perlakuan panas, penyimpanan, dan sebagainya.
2.6.2.1 Paduan Aluminium-Silikon
Paduan aluminium dengan silikon hingga 15% akan
memberikan kekerasan dan kekuatan tensil yang cukup besar,
hingga mencapai 525 MPa pada aluminium paduan yang dihasilkan
pada perlakuan panas. Jika konsentrasi silikon lebih tinggi dari
15%, tingkat kerapuhan logam akan meningkat secara drastis
akibat terbentuknya kristal granula silika.
2.6.2.2 Paduan Aluminium-Magnesium
Keberadaan magnesium hingga 15,35% dapat menurunkan titik
lebur logam paduan yang cukup drastis, dari 660 oC hingga 450 oC.
Namun, hal ini tidak menjadikan aluminium paduan dapat ditempa
menggunakan panas dengan mudah karena korosi akan terjadi pada
suhu di atas 60 oC. Keberadaan magnesium juga menjadikan logam
paduan dapat bekerja dengan baik pada temperatur yang sangat
rendah, di mana kebanyakan logam akan mengalami failure pada
temperatur tersebut.
2.6.2.3 Paduan Aluminium-Tembaga
Paduan aluminium-tembaga juga menghasilkan sifat yang keras
dan kuat, namun rapuh. Umumnya, untuk kepentingan penempaan,
paduan tidak boleh memiliki konsentrasi tembaga di atas 5,6%

SMK Teknomedika Plus | 6


karena akan membentuk senyawa CuAl2 dalam logam yang
menjadikan logam rapuh.
2.6.2.4 Paduan Aluminium-Mangan
Penambahan mangan memiliki akan berefek pada sifat dapat
dilakukan pengerasan tegangan dengan mudah (work-hardening)
sehingga didapatkan logam paduan dengan kekuatan tensil yang
tinggi namun tidak terlalu rapuh.
Selain itu, penambahan mangan akan meningkatkan titik lebur
paduan aluminium.
2.6.2.5 Paduan Aluminium-Seng
Paduan aluminium dengan seng merupakan paduan yang
paling terkenal karena merupakan bahan pembuat badan dan
sayap pesawat terbang. Paduan ini memiliki kekuatan tertinggi
dibandingkan paduan lainnya, aluminium dengan 5,5% seng
dapat memiliki kekuatan tensil sebesar 580 MPa dengan elongasi
sebesar 11% dalam setiap 50 mm bahan. Bandingkan dengan
aluminium dengan 1% magnesium yang memiliki kekuatan tensil
sebesar 410 MPa namun memiliki elongasi sebesar 6% setiap 50
mm bahan.
2.6.2.6 Paduan Aluminium-Lithium
Lithium menjadikan paduan aluminium mengalami
pengurangan massa jenis dan peningkatan modulus elastisitas;
hingga konsentrasi sebesar 4% lithium, setiap penambahan 1%
lithium akan mengurangi massa jenis paduan sebanyak 3% dan
peningkatan modulus elastisitas sebesar 5%. Namun aluminium-
lithium tidak lagi diproduksi akibat tingkat reaktivitas lithium
yang tinggi yang dapat meningkatkan biaya keselamatan kerja.
2.6.2.7 Paduan Aluminium-Skandium
Penambahan skandium ke aluminium membatasi pemuaian yang
terjadi pada paduan, baik ketika pengelasan maupun ketika paduan
berada di lingkungan yang panas. Paduan ini semakin jarang
diproduksi, karena terdapat paduan lain yang lebih murah dan lebih

SMK Teknomedika Plus | 7


mudah diproduksi dengan karakteristik yang sama, yaitu paduan
titanium. Paduan Al-Sc pernah digunakan sebagai bahan pembuat
pesawat tempur Rusia, MIG, dengan konsentrasi Sc antara 0,1-
0,5% (Zaki, 2003, dan Schwarz, 2004).
2.6.2.8 Paduan Aluminium-Besi
Besi (Fe) juga kerap kali muncul dalam aluminium paduan
sebagai suatu "kecelakaan". Kehadiran besi umumnya terjadi ketika
pengecoran dengan menggunakan cetakan besi yang tidak dilapisi
batuan kapur atau keramik. Efek kehadiran Fe dalam paduan adalah
berkurangnya kekuatan tensil secara signifikan, namun diikuti
dengan penambahan kekerasan dalam jumlah yang sangat kecil.
Dalam paduan 10% silikon, keberadaan Fe sebesar 2,08%
mengurangi kekuatan tensil dari 217 hingga 78 MPa, dan
menambah skala Brinnel dari 62 hingga 70. Hal ini terjadi akibat
terbentuknya kristal Fe-Al-X, dengan X adalah paduan utama
aluminium selain Fe.
2.6.2.9 Paduan Alnico
Alnico merupakan paduan yang tersusun dari aluminium (Al),
nikel (Ni), dan kobalt (Co), dengan penambahan besi, tembaga dan
kadang titanium. Alnico mengandung 8-12% Al, 15-26% Ni, 5-
24% Co, lebih dari 6% Cu, lebih dari 1% Ti dan sisanya adalah Fe.
Kegunaan utama dari paduan alnico adalah sebagai magnet.
2.6.2.10 Paduan Duralumin
Duralumin (juga disebut duraluminum, duraluminium, atau
dural) adalah nama dagang dari salah satu tipe dari paduan
aluminium. Paduan utamanya terdiri dari tembaga, mangan, dan
magnesium. Paduan yang paling umum digunakan adalah tipe
AA2024, yang mengandung 4,4% tembaga, 1,5% magnesium,
0,6% mangan dan 93,5% aluminium. Besar yield strength adalah
450 MPa, dengan variasi yang bergantung pada komposisi dan
temper.

SMK Teknomedika Plus | 8


Meskipun penambahan tembaga memperbaiki kekuatan,
penambahan tembaga juga membuat paduan ini mudah terkorosi.
2.6.2.11 Paduan Silumin
Silumin adalah paduan aluminium yang mengandung silicon
sekitar 4% dan 22%. Silumin memiliki ketahanan korosi yang
tinggi, sehingga silumin sangat bermanfaat dalam peralatan basah.
Penambahan silicon pada aluminium juga membuat silumin lebih
cair.
Silumin sangat baik kecairannya, mempunyai permukaan yang
bagus, tanpa kegetasan panas, sangat baik untuk paduan coran, dan
koefisien pemuaian yang kecil. Koefisien pemuaian termal silumin
sangat rendah oleh karena itu paduannya pun mempunyai koefisien
yang rendah apabila ditambah Si lebih banyak.

2.7 Aplikasi atau Kegunaan Alumunium


Aluminium adalah logam non-besi yang paling banyak digunakan di seluruh
dunia. Ada beberapa kegunaan umum dari alumunium yaitu sebagai berikut :
1. Aluminium memiliki rasio kekuatan terhadap massa yang paling tinggi,
sehingga banyak digunakan sebagai bahan pembuat pesawat dan roket.
Aluminium juga dapat menjadi reflektor yang baik; lapisan aluminium murni
dapat memantulkan 92% cahaya.
2. Aluminium murni, saat ini jarang digunakan karena terlalu lunak. Penggunaan
aluminium murni yang paling luas adalah aluminium foil (92-99%
aluminium).
3. Paduan aluminium-magnesium umumnya digunakan sebagai bahan pembuat
badan kapal. Paduan lainnya akan mudah mengalami korosi ketika berhadapan
dengan larutan alkali seperti air laut.
4. Paduan aluminium-tembaga-lithium digunakan sebagai bahan pembuat tangki
bahan bakar pada pesawat ulang-alik milik NASA.
5. Uang logam juga terbuat dari aluminium yang diperkeras. Hingga saat ini,
sulit dicari apa bahan paduan uang pembuat uang logam berwarna putih
keperakan ini, kemungkinan dirahasiakan untuk mencegah pemalsuan uang
logam.

SMK Teknomedika Plus | 9


6. Velg mobil juga menggunakan bahan aluminium yang dipadu dengan
magnesium, silicon, atau keduanya, dan dibuat dengan cara ekstrusi atau
dicor.
7. Beberapa jenis roda gigi menggunakan paduan Al-Cu. Penggunaan paduan Cu
untuk mendapatkan tingkat kekerasan yang cukup dan memperpanjang usia
benda akibat fatigue.
8. Sektor pembangunan perumahan untuk kusen pintu dan jendela.
9. Sektor industri makanan ,untuk kemasan berbagai jenis produk.
10. Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang
kerajinan.
11. Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi (III)
oksida, digunakan untuk mengelas baja ditempat, misalnya untuk
menyambung rel kereta api.
12. Pembuatan Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3.18H2O) digunakan untuk industri
kertas dan karton, pewarna pada industri tekstil, dan pemadam kebakaran jenis
busa. (bila dicampur dengan NaHCO3 dan zat pengemulsi).
2.8 Dampak dan Penanggulangan Bahaya alumunium bagi manusia
2.8.1 Dampak yang ditimbulkan akibat terpapar serbuk al yaitu sebagai berikut :
1. Kerusakan pada sistem saraf pusat
2. Kerusakan Paru-paru
3. Demensia (Menurunnya kekuatan intelektual otak)
4. Kehilangan memori ingatan
5. Kelesuan
6. Gemetar berat
2.8.2 Penanggulangan yang dapat dilakukan diantaranya sebagai berikut :
1. Terapi farmakologis seperti menggunakan obat asetilkolinesterase
inhibitor, vitamin, dan antioksidan
2. Sesegera Minum air sebanyak mungkin ketika bahan yang mengandung
alumunium tertelan
3. Menggunakan obat hirup (Ventolin Inhaler)
4. Meminum obat levodopa, bromokriptin, pergolid, selegilin, atau
antikolinergik

SMK Teknomedika Plus | 10


2.9 Dampak dan Penanggulangan bahaya alumunium bagi Lingkungan
2.9.1 Dampak lingkungan yang terjadi akibat tercemar oleh al diantaranya :
1. Pencemaran kehidupan air
Ion alumunium bereaksi dengan protein dalam insang ikan dan embrio
katak yang mengakibatkan kematian. Hewan seperti burung atau bahkan
manusia yang memakan ikan tersebut juga akan otomatis terkontaminasi.
2. Pencemaran udara
Debu alumunium mudah terhisap oleh burung, serangga, atau manusia
yang mengakibatkan berat badan turun drastis, penurunan aktivitas hingga
terjadi kematian.
3. Pencemaran tanah
Alumunium terakumulasi dalam air tanah yang akan merusak akar
tanaman dan mencemari bagian dalam tanaman sehingga bila ada hewan
atau manusia yang memakan tanaman tersebut maka akan terpapar secara
tidak langsung. Selain itu alumunium juga dapat mengurangi kadar posfat
karena ion alumunium bereaksi dengan ion fosfat, sehingga organisme-
organisme tanah akan kekurangan fosfat sebagai protein yang akan
menyebabkan kemtaian organisme tersebut.
2.9.2 Penanggulangan yang dapat dilakukan diantaranya sebagai berikut :
1. Bioremoval atau penambahan biomassa/mikroorganisme yang dapat
mengurangi kandungan logam dalam air
2. Penyaringan air menggunakan filter mangan zeolit dan filter karbon aktif
yang dilengkapi dengan filter cartridge dan sterilisator Ultra Violet untuk
menangkap segala bentuk ion logam berbahaya dalam air
3. Perebusan tanaman dengan NaCl dan asam asetat konsentrasi rendah yang
akan menetralisir kandungan logam dalam tanaman.

SMK Teknomedika Plus | 11


BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Pada abad ke-19, sebelum ditemukannya proses elektrolisis, aluminium hanya


bisa didapatkan dari bauksit dengan proses kimia Wöhler Aluminium adalah
logam yang berwarna putih perak dan tergolong ringan yang mempunyai massa
jenis 2,7 gr cm3. Aluminium merupakan elemen yang berjumlah sekitar 8% dari
permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga
3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah tentang ilmu logam ini kami menginginkan kritik
dan saran dari pembaca, apabila dalam penulisan makalah ini, terdapat kesalahan-
kesalahan materi dari pembuatan makalah ini.

SMK Teknomedika Plus | 12


Daftar Pustaka

Anonim. Aluminium, dari [[http://webmineral.com/data/Aluminum.shtml]] diunduh pada


tanggal 15 Desember 2009
Christoph Schmitz, Josef Domagala, Petra Haag.2006. Handbook of aluminium
recycling: fundamentals, mechanical preparation, metallurgical processing, plant
design. Vulkan-Verlag GmbH.
Clark Jim. 2004. http://Reaksi-reaksi Kimia Unsur-unsur Periode 3 _ Chem-Is-Try.Org _
Situs Kimia Indonesia _.htm (Diakses pada tanggal 20 Des. 2011)
Departemen Kesehatan. 2007. http://bahaya%20kesehatan%20alumunium.htm (Diakses
pada tanggal 20 Des. 2011)
Dieter G. E.1988. Mechanical Metallurgy. McGraw-Hill.
Emsley, John.2001. Nature's Building Blocks: An A-Z Guide to the Elements. Oxford,
UK: Oxford University Press
Greenwood, Norman N.; Earnshaw, A.1997. Chemistry of the Elements (2nd ed.),
Oxford: Butterworth-Heinemann.
Polmear, I. J. 1995. Light Alloys: Metallurgy of the Light Metals. Arnold.
__________. 2006. Light alloys from traditional alloys to nanocrystals. Oxford:
Elsevier/Butterworth-Heinemann
Surdia Tata, dan Saito Shinroku.1985. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: PT
Dainippon Gitakarya Printing
Arsyad, M. Natsir. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka
Gabriel, J. F. 2001. Fisika Lingkungan. Jakarta: Hipokrates.
Sugiyarto, Kristian H. 2001. Kimia Anorganik II. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan
Kimia FMIPA UNY.
Manahan, Stanley E. 1994. Environmental Chemistry Sixth Edition. London: Lewis
Publisher CRC Pres. Inc.
Lee, J. D. 1991. Inorganic Chemistry Fourth Edition. Singapore: Fong & Sons Printers
Pte. Ltd.
Svehla, G. 1990. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro Edisi Kelima Bagian I. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka.

SMK Teknomedika Plus | 13

Anda mungkin juga menyukai