Kelompok Khusus Poksus
Kelompok Khusus Poksus
DISUSUN OLEH :
SEMARANG
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
proses yang dilalui dengan kegembiraan dan suka cita. Tetapi 5-10% dari
yang rendah ini disebabkan oleh sifat kematian ibu yang tersembunyi.Sekitar 99%
kematian ibu didunia berasal dari negara berkembang, sering terjadi dirumah dan
kematian ibu saat ini adalah perdarahan, sepsis, hipertensi dalam kehamilan,
mendapatkan bayi yang sehat.Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dan diatasi
dengan baik bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan
2
tindakan untuk memperbaikinya, dan kenyataannya, banyak dari faktor resiko ini
penanganan kesehatan bagi ibu hamil maupun bayi.Juga harus diperhatikan bahwa
masalah kemudian.Oleh karenanya sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk
untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya, sehingga bila terdapat
kelahiran hidup (KH). Angka ini masih jauh diatas target AKI untuk MDGs
Making Pregnancy Safer (MPS) sejak tahun 1999. Salah satu kegiatan dalam
MPS adalah peningkatan deteksi dan penanganan ibu hamil resiko tinggi.4,5,6
Deteksi dini resiko tinggi pada ibu hamil dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
Program ini dicanangkan oleh Menteri Kesehatan pada tahun 2007 yang
3
dalam rencana strategis Kementrian Kesehatan tahun 2010 dalam Kepmenkes no
HK.03.01/160/I/2010.7,8
angka kematian ibu dengan cara memantau, mencatat serta menandai setiap ibu
hamil. Program ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dibantu kader dan tokoh
calon pendonor darah pada rumah yang di dalamnya terdapat ibu hamil. Dengan
begitu diharapkan setiap ibu hamil sampai dengan bersalin dan nifas dapat
pelayanan yang sesuai standar sehingga proses persalinan sampai dengan nifas
termasuk rujukannya dapat berjalan dengan aman dan selamat, tidak terjadi
kesakitan dan kematian ibu serta bayi yang dilahirkan selamat dan sehat. 7,9
(siap, antar, jaga) dari dan untuk masyarakat serta kegiatan pendukung dari
pemerintah dan tokoh masyarakat. Fokus kegiatan P4K oleh masyarakat terdiri
ibu bersalin (tabulin) dan dana sosial bersalin (Dasolin), serta persiapan ambulan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Kehamilan
sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi
triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan
harus ada spermatozoon, ovum, pembuahan ovum (konsepsi) dan nidasi hasil
fundus uteri. Jika nidasi ini terjadi, barulah dapat disebut terjadi adanya
janin.Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
hari (40minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).Kehamilan 40
minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari
5
disebut kehamilan premature. Kehamilan post matur akan mempengaruhi
viabilitas (kelangsungan hidup) bayi yang dilahirkan, karena bayi yang terlalu
kehamilan trimester dua (antara 12-28 minggu), dan kehamilan trimester tiga
(antara 28-40 minggu). Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri pada
adalah beberapa situasi dan kondisi serta keadaan umum seorang selama
tinggi adalah keadaan pada ibu, baik berupa faktor biologis maupun non-
biologis, yang biasanya sudah dimiliki ibu sejak sebelum hamil dan dalam
6
C. Faktor Resiko
pada keadaan dan kesehatan ibu, plasenta dan keadaan janin. Jika ibu sehat
dalam jumlah yang cukup, maka pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam
transportasi dan pengeluaran dari tubuh ibu ke tubuh janin atau sebaliknya.
Jika salah satu atau beberapa fungsi di atas terganggu, maka pertumbuhan
wanita mengalami masalah pada kehamilan yang lalu, maka resikonya untuk
mengalami hal yang sama pada kehamilan yang akan datang adalah lebih
terhadap wanita hamil untuk menentukan apakah dia memiliki keadaan yang
kematian.
Faktor itu bisa digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor medis
dan faktor non medis. Faktor medis meliputi, usia, paritas, graviditas, jarak
7
kehamilan, riwayat kehamilan dan persalinan, dan faktor non medis adalah
mortalitas.
tentang umur, paritas, riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu, dan
8
Kriteria kehamilan beresiko yaitu primi muda, primi tua, primi tua
sekunder, tinggi badan kurang dari 145 cm, grandemulti, riwayat persalinan
muda terlalu muda umur kurang dari 20 tahun, primi tua, terlalu tua,
hamil pertama umur 35 tahun atau lebih, primi tua sekunder, terlalu lama
punya anak lagi, terkecil 10 tahun lebih, anak terkecil < 2 tahun, grande
multi, hamil umur 35 tahun atau lebih, tinggi badan kurang dari 145 cm,
kelainan letak, serta hamil lewat bulan. Pada kelompok faktor resiko II
9
c. Kelompok Faktor Risiko III (ada gawat obstetri), perdarahan sebelum
bayi lahir, pre eklamsia berat atau eklampsia. Pada kelompok faktor
risiko III, ini harus segera di rujuk ke rumah sakit sebelum kondisi ibu
tindakan pada waktu itu juga dalam upaya menyelamatkan nyawa ibu
yaitu usia yang terdiri dari usia 19 tahun atau kurang dan usia 35 tahun
keatas resiko tinggi, paritas yang terdiri dari primigravida dan grandemulti
(para lebih dari 6), jarak kehamilan yang terdiri dari < 2 tahun dan > 4
tahun, riwayat persalinan yang lalu yang terdiri dari l kali abortus atau
lebih, 2 kali partus prematus atau lebih, kematian janin dalam kandungan
10
E. Faktor Resiko Tinggi Yang Mempengaruhi Kehamilan
1. Usia
besar pada wanita yang hamil usia terlalu muda atau terlalu tua. Seiring
dengan semakin tua usia seorang wanita untuk hamil maka semakin tinggi
umur ibu yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun juga
Walaupun wanita hamil dengan usia tua lebih matang dalam berfikir,
pada usia< 20 tahun. Pada usia < 20 tahun secara fisik kondisi rahim
terhambat karena apabila usia ibu hamil kurang dari 20 tahun atau
terlalu muda dapat terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya
a. Keguguran
11
Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja.
bawaan.
saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20
tahun.
12
akan mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat
13
Adapun akibat resiko tinggi kehamilan usia dibawah 20 tahun antara
lain:
a. Mengalami perdarahan
otot rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi. selain itu
jalan lahir.
b. Kemungkinan keguguran/abortus
memakai alat.
14
d. Kematian ibu
2. Dari bayinya :
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari
hamil, umur ibu saat hamil kurang dari 20 tahun. dapat juga
c. Cacat bawaan
15
minggu (259 hari), kelahiran kongenital serta lahir dengan
asfiksia.(Manuaba,1998).
kurun waktu reproduksi sehat diketahui bahwa usia yang aman untuk
1999).
tahun kondisi kesehatan ibu dan fungsi berbagai organ dan sistem
kesehatan tubuh ibu sudah tidak sebaik pada umur 20-35 tahun dan
kemungkinan memperoleh anak cacat lebih besar. Pada usia lebih dari
16
berumur kurang dari 25 tahun. Ibu hamil yang dicurigai mengalami
Sakit (RS) yang memiliki fasilitas operatif dan transfusi darah dan
bersalin di RS tersebut.
2. Paritas
A. Primipara
prematur
B. Multipara
Adalah seorang wanita yang telah melahirkan lebih dari satu anak
C. Grandemulti
17
sesudah persalinan.Sering pula ditemukan inersia uteri (tidak cukupnya
karena degenerasi dan nekrosis pada bekas luka implantasi plasenta pada
menyebabkan daerah tersebut menjadi tidak subur dan tidak siap menerima
konsepsi kurang maksimal dan mengganggu sirkulasi darah ke janin. Hal ini
3. Jarak Kehamilan
18
Jarak dua kehamilan yang terlalu dekat juga menjadi faktor
sebaiknya diatas 2 tahun karena bila kurang dari 2 tahun akan bepengaruh
Jarak adalah selang waktu antara dua peristiwa, ruang antara dua
objek bagian. Jarak adalah masa antara dua kejadian yang berkaitan.
19
Pada kehamilan dengan jarak> 3 tahun keadaan endometrium
tidak selentur dulu, hingga saat harus mengkerut kembali bisa terjadi
Istilah KEK atau kurang energi kronik merupakan istilah lain dari
kurus dan lemah akibat kurang energi yang kronis. Definisi ini
20
dikatakan menderita risiko KEK bilamana LILA (Lingkar Lengan Atas)
<23,5 cm.
komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak
lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra
partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah
21
5. Riwayat obstetri
a) Jejas atau bekas luka dalam pada alat-alat kandungan, ataupun jalan
kemungkinan perdarahan.
siphilis serta infeksi lainnya baik oleh virus, bakteri maupun parasit.
(manual plasenta).
22
F. Penatalaksanaan Kehamilan Risiko Tinggi
ibu hamil untuk melakukan ANC atau pemeriksaan kehamilan secara teratur,
yang bermanfaat untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya, sehingga
mungkin. Juga hiduplah dengan cara yang sehat (hindari rokok, alcohol,
kehamilan.
pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil risiko tinggi atau
trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III (Rumus l -
l, 2-l, 3-2).
23
Adapun tujuan pengawasan antenatal adalah diketahuinya secara
2. Perencanaan persalinan
dilakukan untuk :
saluran perkemihan
24
G. Upaya Pencegahan
tergantung pada berbagai faktor dan tidak semata-mata tergantung dari sudut
kecenderungan untuk menikah pada usia muda dan tidak berpartisipasi dalam
keluarga berencana.
pelayanan yang bermutu akan dapat melayani ibu hamil untuk mendapatkan
asuhan anenatal yang baik, cakupannya luas, dan jumlah pemeriksaan yang
cukup.
dianggapcukup bila memeriksakan diri 4-5 kali. Jadi secara garis besar dapat
1. Asuhan antenatal yang baik dan bermutu bagi setiap wanita hamil.
kesehatan.
25
3. Peningkatan pelayanan gawat darurat sampai ke lini terdepan.
ekonominya.
berencana.
H. Program Pemerintah
seorang wanita yang terjadi selama kehamilan sampai dengan 42 hari setelah
kehamilan, yang disebabkan oleh atau dipicu oleh kehamilan atau penanganan
persalinan.
1. Penyebab langsung
26
2. Penyebab tidak langsung
disebabkan karena perdarahan, selain itu penyebab lain yang bisa menimbulkan
kematian pada ibu hamil yaitu terjadinya empat terlalu (4T) yaitu terlalu muda,
terlalu tua, terlalu sering (dekat) dan terlalu banyak. Kondisi ini kemudian
didukung oleh adanya tiga Terlamabat (3T) yaitu terlambat mengenali tanda-
pertolongan.. Faktor tesebut (4T dan 3T) merupakan masalah sosial yang turut
penolong persalinan yang mampu mengenal dan menangani secara cepat dan
Pencapaian ini tidak dapat terealisasi dengan baik karena sebagian besar
bukanlah menjadi suatu masalah, karena kematian ibu pada saat persalinan
merupakan takdir yang harus bisa diterima dengan ikhlas, bukan disebabkan
karena penolong persalinan, sikap inilah yang menjadi suatu tantangan dalam
menurunkan angka kematian ibu di Indonesia sehingga AKI masih tetap tinggi.
27
Program “Making Pregnancy safer” di Indonesia
bantuan negara donor, pada Oktober Tahun 2000 Departemen Kesehatan telah
angka kematian ibu dan kematian bayi baru lahir. Dalam Renstra ini difokuskan
padakegiatan yang dibangun atas dasar sistem kesehatan yang mantap untuk
ilmiah yang dikenal dengan sebutan "Making Pregnancy Safer (MPS)" yang pada
RI.2005).
kuncinya yaitu, setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap
komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat dan setiap
Wanita Usia Subur (WUS) mempunyai akses terhadap pencegahan akses terhadap
kehamilan dan persalinan dengan aman, dan bayi dilahirkan hidup dan sehat.
Sedangkan misi adalah menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru
ibu dan bayi baru lahir sebagai suatu prioritas dalam pembangunan nasional.
28
Target dan dampak MPS adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi
125 per kelahiran hidup, angka kematian neonatal menjadi 15 per 1000 kelahiran
hidup. Untuk mencapai target tersebut maka ditetapkan empat strategi utama
meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehtan ibu dan bayi baru lahir
perilakusehat dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir,
pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2001).
29
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
30
d. Keadaan keluarga: kaji sistem dukungan keluarga, hubungan ibu
hamil dengan suami, keluarga ayah, ibu, dan saudara, hubungan
dengan keluarga suami, riwayat cacat dan kelainan genetik. Riwayat
keluarga memberi informasi tentang keluarga pasien, orang tua,
saudara kandung, anak. Hal ini membantu mengidentifikasi gangguan
genetik, familial dan kondisi yang dapat mempengaruhi status
kesehatan wanita atau janin.
e. Pengkajian fisik: pemeriksaan fisik difokuskan pada pemeriksaan
ginekologi, payudara, abdomen, pemeriksaan panggul, inspeksi luar,
pemeriksaan dalam, palpasi luar, dan pemeriksaan yang menyangkut
keluhan utama dan riwayat kesehatan atau penyakit yang pernah
diderita pasien.
f. Tes kesehatan atau laboratorium yang pernah dilakukan selama hamil:
pemeriksaan darah (kadar Hb, Ht, sel darah putih, glukosa), tekanan
darah, tinggi badan, berat badan, urin (protein, sel darah putih, pH),
USG, VDRL, hepatitis, EKG, titer rubela, toxo, pap smear.
g. Pengkajian semua faktor resiko yang mungkin ada: Hipertensi,
jantung, diabetes, cacat bawaan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga perlu
dilakukan pengkajian yang berkaitan dengan tugas perawatan
kesehatan keluarga, yaitu:
a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan
Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui kemampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan adalah
1) Pengetahuan pasien dan keluarga tentang fakta dari masalah
yang meliputi pengertian, tanda kehamilan, gejala kehamilan
normal dan penyimpangan dari normal,
2) Persepsi keluarga terhadap kehamilan
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat
31
Hal yang perlu dikaji untuk mengetahui kemampuan
keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
yang tepat adalah :
1) Apakah kehamilan yang dialami dianggap suatu masalah?
2) Apakah keluarga takut dengan akibat perubahan yang terjadi
akibat kehamilan?
3) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap anggota
keluarga yang sedang hamil dan kehamilannya?
4) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan?
5) Apakah keluarga percaya terhadap petugas kesehatan?
c. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
Hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit adalah :
1) Sejauh mana keluarga mengetahui kehamilannya: kebutuhan,
perubahan dan perawatan.
2) Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan dan
perkembangan perawatan yang diperlukan.
3) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber sumber yang ada
dalam keluarga (penanggung jawab, sumber keuangan, fasilitas
fusik, psikososial, dukungan keluarga).
4) Bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang
sedang hamil?
d. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara
lingkungan rumah yang sehat.
Hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
adalah:
1) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber sumber yang
dimiliki.
32
2) Sejauh mana keluarga melihat keuntungan atau manfaat
pemeliharaan lingkungan.
3) Sejauh mana keluarga mengetahui pentingnya higiene sanitasi.
4) Sejauh mana keluarga mengetahui upaya pencegahan.
5) Sejauh mana kekompakan antar anggota keluarga.
e. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan
fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat.
Hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauhmana
kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan
di masyarakat adalah:
1) Sejauh mana keluarga tahu keberadaan fasilitas kesehatan
yang dapat digunakan untuk perawatan wanita hamil.
2) Sejauh mana keluarga mengetahui keuntungan yang dapat
diperoleh dari fasilitas kesehatan.
3) Sejauh mana keluarga mempercayai petugas dan fasilitas
kesehatan.
4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik
dengan petugas kesehatan?
5) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga?
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa ditegakkan berdasarkan data yang didapat selama
pengkajian. Diagnosa yang mungkin muncul adalah :
a. Ansietas yang berhubungan dengan kekhawatiran terhadap diri sendiri
dan janin, Krisis situasional atau maturasional, perubahan fisik selama
hamil, rasa tidak nyaman selama kehamilan, ancaman terhadap konsep
diri, stress, perubahan status peran, status kesehatan, pola peran,
keadaan ekonomi.
b. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan respon keluarga
terhadap diagnosa kehamilan.
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang pemahaman
terhadap penatalaksanaan kesehatan dan kehamilan.
33
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan Morning sicknes atau Emesis gravidarum.
e. Perubahan pola seksual yang berhubungan dengan rasa kurang
nyaman pada kehamilan, rasa takut bahwa senggama akan mencederai
janin.
f. Konflik peran orang tua berhubungan dengan ketidaktahuan peran
yang harus dijalankan, Perubahan status peran, perkawinan.
g. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan persepsi negatif terhadap
kehamilan, psikososial, perubahan fisik selama kehamilan.
Untuk diagnosa keperawatan keluarga etiologi berdasarkan hasil
pengkajian dari 5 tugas perawatan kesehatan keluarga.
3. Rencana Intervensi
Tujuan utama intervensi yang akan dilakukan pada asuhan keperawatan
yang diberikan pada masa kehamilan adalah :
a. Wanita akan menunjukan pengetahuan yang benar tentang adaptasi
yang dialami tubuh seorang ibu hamil terhadap perkembangan janin
sebagai dasar untuk memahami rasional dan pentingnya perawatan,
koping yang digunakan dan menjalankan perannya.
b. Wanita akan menggunakan pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi,
kebutuhan seksual, aktivitas sehari hari, rasa tidak nyaman akibat
kehamilan, dan perawatan diri.
c. Wanita akan mengenali gejala gejala yang menunjukan deviasi atau
penyimpangan dari kehamilan normal dan melaporkan hal hal
tersebutuntuk dapat segera diatasi.
d. Wanita dan keluarganya akan berpartisipasi secara aktifdalam
perawatannya selama kehamilan.
Dari beberapa masalah keperawatan yang muncul, perawat dapat
melakukan intervensi yang berkaitan dengan kebutuhan selama
kehamilan diantaranya adalah:
34
a. Ciptakan hubungan perawat-pasien-keluarga yang saling percaya. Hal
ini penting untuk menentukan intensitas, kualitas hubungan dan
keberhasilan intervensi yang direncanakan bersama
b. Kaji keluhan selama hamil: mual, muntah, pusing, perubahan pola
seksual, sering kencing dan pengalaman kehamilan dan persalinan
sebelumnya.
c. Berikan informasi adekuat tentang kehamilan: perubahan fisik,
perubahan emosi, psikologis dan perubahan peran serta tanda tanda
dari masalah kehamilan yang tidak normal.
d. Beri kesempatan pasien, pasangan, anggota keluarga, atau anak untuk
mengutarakan perasaan terhadap kehamilan yang dijalani, harapan dan
masalah yang mungkin ada terkait kehamilan anggota keluarganya.
e. Libatkan pasien, pasangan, anggota keluarga, atau anak dalam
kelompok yang sama untuk berbagi pengalaman, pendapat dan
perasaan.
f. Diskusikan bersama pasien, pasangan atau anggota keluarga yang lain
tentang kebutuhan selama hamil, harapan terhadap kehamilan
sekarang, dan rencana persalinan.
g. Ajarkan teknik persiapan yang diperlukan untuk proses persalinan dan
persiapan menjadi ibu: latihan nafas, senam hamil, teknik mengejan
yang benar, cara perawatan payudara, cara menyusui.
h. Berikan alternatif atau pilihan penyelesain terhadap masalah yang
dirasakan.
i. Berikan dukungan secara adekuat dan anjurkan pada keluarga untuk
melakukan hal yang sama terhadap perubahan yang tejadi selama
kehamilan.
j. Jelaskan cara senggama yang aman untuk wanita hamil, perawatan
diri yang diperlukan terkait perubahan selama kehamilan (payudara,
personal higiene,kulit).
k. Anjurkan keluarga ikut berperan pada perawatan ibu.
35
l. Beri informasi pada pasien dan anggota keluarga untuk mengakses
sumber informasi terkait kehamilan: buku, internet, konsultasi dengan
dokter kandungan.
m. Motivasi pasien untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara
teratur termasuk pemeriksaan darah, dan ginekologi.
n. Diskusikan dengan ibu dan atau anggota keluarga yang lain tentang
jadwal kunjungan dan pemeriksaan kehamilan.
36
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut :
B. Saran
kehamilan resiko tinggi dengan cara aktif mencari informasi tentang hal
37
maupun inisiatif mencari informasi melalui media-media informasi. Serta
ibu-ibu hamil yang beresiko tinggi. Dengan deteksi dini diharapkan untuk
2. Untuk Puskesmas
selama kehamilan.
terus-menerus kepada ibu hamil yang memiliki resiko agar jika terjadi
38
Diharapkan dapat melakukan kerjasama lintas sektoral melalui
lintas sektoral melalui PKK maupun Rukun Tetangga (RT) dalam hal
39
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2012. Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi
Baru Lahir di Indonesi. Available at :
http://www.gizikia.depkes.go.id/artikel/upaya-percepatan-penurunan-
angka-kematian-ibu-dan-bayi-baru-lahir-di-indonesia/?print=print
(Diakses pada tanggal 02 Oktober 2018).
40
FIGO Comitee for the Study of Ethical Aspects of Human Reproduction and
Women’s Health. 2012. Ethical Issues in Obstetric and Gynecology.
London: FIGO House
Info Datin: Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pedoman
Pelayanan Antenatal terpadu oleh Kementrian Kesehatan. Kementrian
Kesehatan RI. http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/678. Hasil
Riskesdas 2013 Terkait Kesehatan Ibu (Diakses 07 Oktober 2018).
Rahmadewi dan Rina. Gizi Indon 2011, 34(2): 120-128. Faktor- factor yang
Berhubungan dengan Kehamilan Berisiko Tinggi.(Diakses O7 Oktober
2018).
Anna Maria Sirait. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol. 15 No. 2 April 2012:
103-109. Prevalensi Hipertensi pada Kehamilan di Indonesia dan
41
Berbagai Faktor yang Berhubungan (Riset Kesehatan Dasar 2007).
(Dikases 07 Oktober 2018).
42