Anda di halaman 1dari 11

BENCANA ALAM DI INDONESA DARI TAHUN 2014 - 2018

BENCANA ALAM DI INDONESIA SEPANJANG 2014


Berada pada zona ring of fire (cincin api), Indonesia menjadi kawasan yang rawan terhadap
bencana gempa. Namun begitu, tak kalah mengerikan ialah adanya ancaman gunung berapi
yang sewaktu-waktu dapat mengancam keselamatan warga. Hal ini mengingat Indonesia
dikelilingi oleh ratusan gunung berapi.

Sepanjang 2014, peristiwa gunung meletus merajai bencana alam terdahsyat di Indonesia.
Mulai Gunung Sinabung di Tanah Karo, Sumatera Utara, hingga Gunung Sangeang di Bima,
Nusa Tenggara Barat. Tak hanya menimbulkan kerugian materi, letusan gunung juga
menelan korban jiwa yang tak sedikit jumlahnya. Memasuki awal tahun 2014, Indonesia
sudah mulai 'disapa' dengan bencana dahsyat. Yaitu air bah atau banjir bandang yang
menerjang Manado, Sulawesi Utara. Sebanyak 19 orang tewas tersapu air bah pada 15
Januari 2014 tersebut, dan rumah serta harta benda warga hilang terbawa arus banjir bandang.

Jelang tutup tahun 2014, bencana dahsyat kembali menghentakkan rakyat Indonesia. Tanah
longsor yang menimbun Desa Jemblung, Karangkobar, Banjarnegara pada Jumat 12
Desember 2014 sore itu menyisakan pilu yang mendalam bagi para keluarga korban.
Diperkirakan 108 orang tertimbun material longsor. Dan 97 korban ditemukan tewas.

Banjir Bandang Manado

Banjir bandang dan longsor menerjang sejumlah kota


dan kabupaten di Sulawesi Utara, pada 15 Januari 2014.
Daerah tersebut antara lain, Kota Manado, Kota
Tomohon, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa
Utara, Minahasa Tenggara, Kepulauan Sangihe dan
Kepulauan Sitaro. Data BNPB menyebutkan, 19 orang
tewas akibat bencana tersebut. Korban meninggal tersebut antara lain terdapat di Kota
Manado, Kabupaten Minahasa dan Kota Tomohon. Sementara kerugian dan kerusakan yang
ditimbulkana mencapai Rp 1,87 triliun

1
Sinabung dan Kelud Meletus
Gunung Sinabung di Sumatera Utara erupsi pada 1
Februari 2014. BNPB menyebut ada 15 orang tewas
setelah terkena sengatan awan panas yang meluncur
dari kawah gunung. Selain itu, ada 2 korban mengalami
luka bakarKejadian serupa juga terjadi pada Gunung
Kelud di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Gunung yang
memiliki ketinggian 5,679 kaki itu meletus dan menyemburkan material vulkaniknya pada
Kamis 13 Februari 2014 malam. 18 Orang dilaporkan hilang dan 2 warga tewas setelah
tertimpa rumah roboh akibat terkena material letusan Gunung Kelud.

Gunung Sangeang Meletus


Gunung Api Sangeang yang terletak di Pulau Sangeang,
Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat
mendadak meletus pada 30 Mei 2014. Warga mengungsi
ke Bima menggunakan kapal khawatir terjadi letusan
susulan lantaran gunung itu terus menyemburkan abu
vulkaniknya. Bahkan abu tersebut menyebar hingga ke
Australia. Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Kepala Pos Pemantau Gunung Sangeang
Api, Junaidin mengatakan, meletusnya gunung ini secara mendadak masih dalam pantauan.
Karena alat sesmograf yang memantau aktivitas gunung masih berfungsi baik. Gunung
Sangeang Api merupakaan salah satu gunung yang cukup sering meletus. Terhitung gunung
api ini sudah meletus 14 kali. Yakni pada tahun 1911, 1953, 1964, 1965, 1966, 1967, 1985,
1986, 1986, 1987, 1997, 1998, 1999, 2014.

Longsor Cariu Bogor


Tebing setinggi 20 meter di Kampung Neglasari RT
11/4, Desa Mekarwangi, Kecamatab Cariu, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat longsor pada Selasa 17 Juni 2014 dini
hari. Kepala Seksi Kedaruratan dan logistik BPBD
Kabupaten Bogor Budi Aksomo menuturkan, tebing
longsor terjadi saat hujan deras mengguyur wilayah

2
Bogor. Kala itu, sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, sebagian warga sedang tidur, namun tiba-
tiba terdengar suara gemuruh dan tebing yang ada di belakang rumah warga tersebut longsor
karena terkikis oleh air hujan.

Lava Pijar Gunung Slamet


Aktivitas vulkanik Gunung Slamet, Jawa Tengah, kian
bergeliat. Status pun menjadi siaga. Sejak Kamis 7
Agustus 2014 malam, sudah 7 kali lontaran lava pijar
dengan ketinggian 100-500 meter dari kawah gunung
berapi tersebut. Lontaran lava pijar kembali muncul
pada Rabu 16 Agustus 2014. Kepala Pos Pengamatan
Gunung Slamet, Sudrajat, mengatakan aktivitas vulkanik lainya juga meningkat yang ditandai
adanya gempa tremor harmonik serta letusan abu. "Letusan abu terjadi 8 kali dengan
ketinggian antara 200-800 m ke arah barat. Sementara untuk gempa hembusan tercatat 380
kali dan gempa letusan 46 kali," ucap Sudrajat. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Hal ini lantaran sebelum gunung beraksi, BNPB meminta warga yang tinggal di sekitar
gunung untuk mengosongkan dalam radius 4 kilometer dari pusat erupsi.

BENCANA ALAM DI INDONESIA SEPANJANG 2015


Tahun 2015 bisa dibilang adalah tahun dimana Indonesia cukup banyak dilanda bencana dan
menjadi perhatian publik hingga mancanegara. Dari tahun ke tahun Indonesia memang
terkenal dengen daerah yang rawan bencana, terutama banjir dan tanah longsor. Selain itu,
erupsi merapi juga menjadi kasus bencana yang selalu diwaspadai di Indonesia khususnya
daerah di area lereng gunung. Satu fenomena kejadian bencana alam di tahun 2015 bukan
terjadi karena kehendak alam, tetapi ulah manusia yang menyebabkan terjadi kebakaran
hutan dan bencana kabut asap di Sumatra.

Gunung Sinabung Meletus


Selama tahun 2015 Gunung Sinabung sering meletus dan
mengalami erupsi yang menyebabkan setidaknya 370 kepala
keluarga direlokasi dan 10.110 orang mengungsi. Warga
masih dilarang beraktivitas di dalam radius 6 kilometer dari
puncak di sisi timur dan 7 kilometer di sisi selatan-tenggara.

3
Kebakaran Hutan dan Kabut Asap di Sumatera
Tahun 2015 adalah kebakaran hutan terbesar yang dialami
Indonesia. Bencana yang terjadi api hingga membakar
2,61 juta hektar hutan dan lahan menyebabkan kabut asap
di Sumatra terutama daerah Riau dan Palembang. Kabut
asap ini menjadi bencana besar karena sangat berefek
buruk pada kesehatan. Kabut asap pekat yang
mengakibatkan 24 orang meninggal serta 600 ribu jiwa menderita infeksi saluran pernapasan
akut (ISPA).

Gempa Alor
Gempa bumi berkekuatan 6,2 Skala Richter
mengguncang Alor, Nusa Tenggara Timur, pada 4
November 2015. Tiga hari kemudian, dua gempa susulan
terjadi, masing-masing 4,1 SR dan 3,4 SR. Akibat gempa
tersebut korban tiga orang luka-luka, 5.439 jiwa
mengungsi, 579 rumah rusak berat, 382 rumah rusak
sedang, 1.114 rumah rusak ringan, dan 47 fasilitas umum rusak (CNN Indonesia)

Gempa Halmahera
20 November 2015 terjadi gempa berturut turut 5,1 skala
richter di di Halmahera Barat Maluku Utara. Setidaknya
sudah tercatat 276 rumah rusak ringan, 53 rumah rusak
sedang, dan 21 rumah rusak berat. Gempa menyebabkan
jalan raya retak sepanjang 500 meter dan juga merusak
sejumlah fasilitas pemerintah.

Longsor Bengkulu
Tanah longsor di Desa Karang Sulu, Desa Lebong
Tandai, Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu
Utara, pada 4 Desember 2015. Dalam evakuasi, seorang
bisa diselamatkan, dan dua korban lain tewas, dan
Sebayak 15 orang diduga masih tertimbun di dalam
tambang emas.

4
BENCANA ALAM DI INDONESIA SEPANJANG 2016
Berbagai bencana alam terus mendera banyak daerah di Tanah Air sepanjang 2016. Mulai
dari banjir, tanah longsor, gempa bumi, pohon tumbang, jembatan ambruk hingga angin
puting beliung.

Sebagai perbandingan jumlah kejadian bencana selama 10 tahun terakhir adalah tahun 2007
(816 bencana), 2008 (1.073), 2009 (1.246), 2010 (1.941), 2011 (1.633), 2012 (1.811), 2013
(1.674), 2014 (1.967), dan 2015 (1.677).

Banjir Longsor Jawa Tengah dan Kepulauan Sangihe


Banjir dan longsor beberapa kabupaten/kota di Jawa
Tengah pada 18 Juni 2016 dan di Kabupaten Kepulauan
Sangihe pada 20-21 Juni 2016 menimbulkan banyak
kerugian harta dan nyawa. Kerugian dan kerusakan
ekonomi akibat bencana banjir dan longsor di 8
kabupaten di Jawa Tengah yaitu di Purworejo,
Banjarnegara, Kebumen, Banyumas, Sukoharjo,
Kendal, dan Pekalongan sebesar Rp 61,24 milyar. Sedangkan kerugian dan kerusakan akibat
bencana di Kebupaten Kepulauan Sangihe sebesar Rp 214,13 milyar. Jadi total kerugian dan
kerusakan akibat bencana sebesar Rp 302,37 milyar. Total korban jiwa dari bencana banjir
dan longsor di Jawa Tengah dan Kepulauan Sangihe adalah 64 orang tewas, 3 orang hilang,
26 orang luka-luka dan 2.687 orang terpaksa mengungsi. Sebanyak 3.192 unit rumah rusak.

Kapal Tenggelam di Tanjung Pinang


Sebuah kapal kayu angkutan penumpang atau
pompong yang membawa 17 orang pengemudi dan
penumpang tujuan Tanjung Pinang ke Pulau
Penyengat tenggelam pada Ahad, 21 Agustus 2016
pukul 09.30 WIB. Tim SAR menemukan 10 korban
tewas dan dua luka-luka namun dalam kondisi kritis.

5
Banjir bandang di Jawa Barat
Banjir bandang memporakporandakan Garut dan
Sumedang, Jawa Barat. Data pengungsi yang terdampak
banjir bandang berjumlah 787 KK (2.525 jiwa) dan data
rumah rusak berjumlah 2.529 unit dengan rincian 830
rusak berat, 473 rusak sedang, dan 1.226 rusak ringan.
Sebanyak 34 orang tewas karena banjir tersebut.
Kerugian materi akibat banjir bandang di Kabupaten
Garut, Jawa Barat, diperkirakan mencapai puluhan miliar rupiah. Termasuk kerusakan yang
dialami Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet.

Kapal TKI Tenggelam di Perbatasan


Speedboat yang mengangkut 98 orang TKI dan 3 orang
ABK menabrak karang di perairan Tanjung Bemban
Batu Besar akibat badai pada Rabu, 2 November 2016,
sekitar pukul 05.00 Wib. Berdasarkan pendataan dari
saksi ternyata jumlah yang tenggelam adalah 101 orang
yaitu 98 orang penumpang TKI dan 3 orang ABK.
Tenggelamnya kapal TKI ilegal tersebut menewaskan
54 jiwa. Hingga saat ini, masih ada dua jenazah yang belum diketahui identitasnya.

Gempa Aceh, Ratusan Nyawa Melayang


Gempa bumi berkekuatan 6,5 SR menghantam Pidie,
Aceh, pada 7 Desember 2016. Tercatat 104 jiwa
meninggal, 268 mengalami luka berat, dan 127 orang
luka ringan. Diprediksi kerugian dari bencana gempa
bumi di Aceh pada 5 Desember 2016 lalu mencapai
Rp5,16 triliun. Angka itu berasal dari 1.324 obyek
yang diasuransikan.

6
BENCANA ALAM DI INDONESIA SEPANJANG 2017
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sejak awal tahun hingga 4
Desember 2017 tercatat 2.175 kejadian bencana di Indonesia. Banjir menjadi bencana yang
paling sering terjadi dengan 737 kasus, disusul puting beliung (651 kejadian), tanah longsor
(577 kejadian), kebakaran hutan dan lahan (96 kejadian), banjir dan tanah longsor (67
kejadian), kekeringan (19 kejadian), gempa bumi (18 kejadian), gelombang pasang/abrasi (8
kejadian), serta letusan gunung api (2 kejadian). Kepala Pusat Data Informasi dan Humas
BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan sekitar 95 persen dari bencana-bencana alam
tersebut disebabkan oleh hidrometeorologi.

7 Kecamatan Sumbawa terendam banjir


Tahun 2017 diawali dengan bencana banjir yang
melanda 7 kecamatan di kabupaten Sumbawa, NTB.
Hal ini karena hujan terus menerus mengguyur selama
lima hari sejak Senin (6/2/2017) hingga Sabtu
(11/2/2017). Sutopo menyebut kecamatan yang
dilanda banjir saat itu adalah Labuan Badas, Empang,
Terano, Sumbawa, Unter Iwes, Moyo Utara, dan Moyo Hilir. Sebanyak 49.541 jiwa
terdampak banjir di 7 kecamatan itu.

Daerah bekas longsor Ponorogo ditetapkan sebagai Zona Merah


Salah satu bencana terparah berikutnya adalah tanah
longsor yang terjadi di Dukuh Tingkil, Banaran,
Pulung, Ponorogo, Jawa Timur, pada 1 April 2017.
Peristiwa itu setidaknya mengubur sekitar 30 rumah
penduduk yang ada di dua RT dan ladang dengan
panjang mencapai 800 meter dan ketinggian 20 meter.
Sekitar 38 orang saat itu tertimbun tanah longsor. 7 orang dilaporkan meninggal dunia. Dari
kejadian ini, pemerintah Provinsi Jawa Timur menetapkan kawasan longsor di Desa Banaran,
Pulung, Ponorogo sebagai zona merah. Artinya, kawasan ini dianggap berbahaya dan
dilarang ada aktivitas.

7
Kawah Sileri Dieng meletus
Kejadian ini terjadi pada Minggu, 2 Juli 2017. Akibat
letusan kawah yang terletak di kawasan pegunungan
Dieng itu, ada belasan wisatawan luka-luka. Sutopo
menuturkan, letusan tersebut disertai lahar dingin,
lumpur dan asap mencapai 50 meter. Letusan mengenai
sejumlah wisatawan yang berada di sekitar Kawah
Sileri. "Berdasarkan laporan sementara dari BPBD Banjarnegara, saat terjadi letusan terdapat
17 orang pengunjung atau wisatawan," kata Sutopo saat itu.

Gunung Agung Meletus


Sebelum meletus pada Selasa (21/22/2017) pukul 17.05
WITA, gunung Agung yang ada di Karangasem, Bali,
sudah menunjukkan aktivitasnya sejak pertengahan
September. Selama bulan September, sudah ada
puluhan ribu orang yang melakukan evakuasi secara
mandiri ke tempat yang lebih aman. Jumlahnya hampir
100 ribu orang. Aktivitas gempa sampai (11/10/2017) tercatat ada 18.228 kali gempa. Saat
meletus, semburan abu mencapai tinggi kurang lebih 500-700 meter dan tertiup angin ke arah
timur dan tenggara. Sejumlah desa di sekitar lereng Gunung Agung terkena hujan abu
vulkanik. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan
Bencana, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sampai 5 Desember 2017 belum ada
penurunan status awas Gunung Agung di Bali.

Cempaka dan Dahlia Ukir Sejarah


Cempaka dan Dahlia merupakan nama siklon tropis
yang terjadi akhir November lalu. Keduanya menjadi
kali pertama dalam sejarah karena lahir dalam minggu
yang sama. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisikan (BMKG) pada Senin (27/11/2017)
mengumumkan bahwa siklon tropis Cempaka terbentuk
di perairan Selatan Jawa Tengah, sekitar 100 kilometer sebelah selatan tenggara Cilacap.
Rabu (29/11/2017), siklon tropis Cempaka melemah dan menjauhi Indonesia, tetapi siklon
baru bernama Dahlia lahir. Dahlia lahir di wilayah 470 kilometer sebelah barat daya

8
Bengkulu. Sutopo mengatakan, siklon tropis Cempaka telah menyebabkan banjir, longsor,
dan puting beliung di 28 kabupaten/kota di Pulau Jawa.

BENCANA ALAM DI INDONESIA SEPANJANG 2018


Menjelang akhir tahun 2018, Indonesia kembali berduka atas terjadinya tsunami di Selat
Sunda, tepatnya berada di pesisir pantai Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan pada
Sabtu 22 Desember 2018 malam. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
pun masih melakukan kajian untuk memastikan penyebab gelombang tinggi tersebut dan
kemungkinan susulannya.

Longsor Brebes
Dikutip dari Kompas.com (grup TribunJatim.com),
sebanyak lima orang meninggal dalam bencana
longsor yang menimpa petani di Desa Pasir Panjang,
Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa
Tengah. Data tersebut disampaikan Kepala Pusat
Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo
Nugroho berdasarkan laporan dari Bupati Brebes
yang berada di lokasi longsor, Kamis (22/2/2018) sekitar pukul 14.30 WIB. Bencana alam ini
juga mengakibatkan 15 orang hilang dan 14 orang terluka. Diketahui, lokasi longsor di Desa
Pasir Panjang, Kecamatan Salem, termasuk kategori zona rawan sedang hingga tinggi
longsor. Pusat longsor dari perbukitan di hutan produksi Perhutani BKPB Salem Petak 26
PlRPH Babakan, longsor kemudian menimbun sawah di bagian bawah. Kurang lebih, luas
longsor mencapai 16,8 hektar, dengan panjang longsoran dari mahkota longsor sampai titik
terakhir sekitar 1 kilometer.

Gempa Bumi Lombok


Gempa bumi menggunjang Lombok Utara pada 29
Juli 2018 pukul 06.47 WITA berkekuatan 6,4 SR.
Pusat gempa berada di 47 km timur laut Kota
Mataram, NTB dengan kedalaman 24 km, dekat
dengan Gunung Rinjani. Guncangan dirasakan di
seluruh wilayah Pulau Lombok, Pulau Bali, dan
Pulau Sumbawa. Pada 5 Agustus 2018 pukul

9
20.06 WITA, Lombok Utara kembali diguncang gempa dengan kekuatan 7,0 SR. Pusat
gempa berada di 18 km barat laut Lombok Timur, NTB dengan kedalaman 32 km.
Guncangan dirasakan di seluruh Pulau Lombok, Pulau Bali, Pulau Sumbawa, Pulau Madura,
Pulau Jawa bagian timur, sebagian Pulau Sumbawa dan Flores. Akibat rangkaian gempa
yang terjadi di Lombok tersebut, korban meninggal dunia sebanyak 564 jiwa dan 1.584 jiwa
terluka. Selain itu, sebanyak 149.715 rumah rusak dan 445.343 jiwa harus mengungsi.

Tsunami Sulawesi Tengah


Donggala, Sulawesi Tengah diguncang gempa
dengan kekuatan 7,4 SR pada 28 September 2018
pukul 18.02 WITA. Guncangan dirasakan di Palu
dan Sigi hingga Mamuju, Sulawesi Barat. Menurut
BMKG, gempa tersebut berpotensi tsunami. Hingga
akhirnya pada tanggal yang sama pukul 18.22
WITA, tsunami menerjang Palu dengan ketinggian 0,5 sampai 1,5 meter. Selain itu, juga
terjadi likuefaksi di Desa Petobo, Desa Balaroa, Biromaru, dan Desa Jonooge, Kabupaten
Sigi. Per Kamis 25 Oktober 2018, BNPB mencatat 2.079 jiwa meninggal dunia, 4.438 jiwa
terluka, 1.330 jiwa hilang. Sedangkan, rumah yang rusak sebanyak 68.451 unit. Hingga total
kerugian mencapai Rp13,82 triliun.

Gempa Jawa Timur


Kamis 11 Oktober 2018, gempa bumi mengguncang
wilayah Jawa Timur dan Bali sekira pukul 01.57
WIB. BMKG menyebutkan, pusat gempa berada di
laut pada jarak 55 km arah timur laut Kota
Situbondo, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur pada
kedalaman 12 km. Gempa dengan kekuatan 6,4 SR
ini telah menimbulkan banyak korban, di antaranya 3 orang meninggal dunia dan 34 orang
terluka. Selain itu, sebanyak 483 unit rumah alami kerusakan.

10
Banjir bandang dan longsor Mandailing Natal
Banjir bandang dan longsor menimpa Kabupaten
Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara pada
Kamis 11 Oktober 2018. Sebanyak 17 jiwa meninggal
dunia akibat bencana ini. Mereka terdiri dari 12 orang
pelajar SD di Kecematan Ulu Pungkut dan tiga orang
pekerja gorong-gorong jalan di Kecematan Mura
Batang Gadis. Selain itu, 12 rumah di Kecamatan Ulu Pungkut hanyut dan rusak total,
sembilan rumah rusak berat, serta tiga fasilitas umum di Desa Muara Saladi juga rusak.

Tsunami Selat Sunda


Pada Sabtu 22 Desember 2018 sekira pukul 21.27 WIB,
tsunami menerjang pantai di Selat Sunda, khususnya di
daerah Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, dan
Kabupaten Lampung Selatan. Menurut warga setempat,
ketinggian gelombang saat itu sekira 2 sampai 3 meter.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
menyatakan, tsunami yang tidak didahului dengan gempa bumi ini, kemungkinan besar
terjadi akibat longsor bawah laut pasca-erupsi Gunung Anak Krakatau. Selain itu, juga
bersamaan dengan gelombang pasang akibat bulan purnama. Data sementara yang berhasil
dihimpun Posko BNPB hingga Pukul 07.00 WIB, Senin (24/12), tercatat 281 orang
meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang mengungsi.
Kerusakan fisik meliputi 611 unit rumah rusak, 69 unit hotel-vila rusak, 60 warung-toko
rusak, dan 420 perahu-kapal rusak. Hingga saat ini, BNPB masih melakukan pendataan
terkait korban dan kerugian tsunami di Selat Sunda ini. BMKG juga masih menelusuri
penyebab terjadinya tsunami. Warga pun diimbau untuk tetap waspada dan menjauhi daerah
pesisir pantai.

11

Anda mungkin juga menyukai