Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH PHBS TERHADAP KESEHATAN PADA ANAK SEKOLAH

DASAR
DI MADRASAH NURUR HADAD TAMBALA
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANAWANGKO

Proposal Penelitian

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan


Pendidikan Diploma IV Kesehatan
Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Oleh:
Elgita Novia Rondonuwu
711430115013

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan kemurahanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Proposal Penelitian dengan judul “Pengaruh PHBS Terhadap Kesehatan
Pada Anak Sekolah Dasar Di Madrasah Nur Aliyah Wilayah Kerja
Puskesmas Tanawangko”.
Penulis menyadari bahwa penulisan Proposal Penelitian ini jauh
dari kesempurnaan. Namun ini merupakan hasil maksimal dari segala apa
yang dimiliki oleh penulis, serta tak lepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga
Proposal Penelitian ini dapat terselesaikan.
Untuk itu melalui kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih kepada:
1. Dra. Elizabeth Barung.S.Apt, M.Kes, selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Kemenkes Manado yang memberikan kesempatan dan
dorongan pada penulis untuk dapat mengikuti pendidikan di Program
Study DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Manado
2. Hj. Drs. Moh. Akbar,S.HI, selaku Kepala Sekolah Madrasah Nurur Hadad
Tambala yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk
melaksanakan penelitian di Madrasah Nurur Hadad Tambala sehingga
penelitian ini dapat terselesaikan.
3. Bpk Jon. W. Tangka, M.Kep, Ns, Sp.KMB, selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado yang telah
memberikan masukan kepada penulis sehingga proposal penelitian ini
dapat terselesaikan
4. Ibu Joice. M. Laoh,S.Pd, S.Kep.Ns, M.Kep selaku Pembimbing Akademik
yang sangat kritis memberikan masukan dan tidak pernah jenuh dalam
membimbing dan memberi nasehat kepada penulis
5. Ibu Sisfiani D. Sarimin,S.SiT, M.Kep.Ns, Sp.An, selaku Ketua Program
Study DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Manado
6. Bpk Herman. Warow, SKM, M.Kep selaku Dosen Mata Kuliah Riset
Keperawatan yang selalu setia memberikan masukan, koreksi yang
membangun demi penyelesaian tugas proposal penelitian ini.
7. Papa Jan Rondonuwu dan mama Hetty Emes tersayang, terima kasih untuk
semua kasih sayang yang selalu diberikan dan support agar bisa
menyelesaikan proposal ini pun juga terima kasih untuk setiap Doa kalian
yang selalu menyertai dari awal sampai sekarang.
8. Sahabat-sahabatku Rosdiyana, Maria, Ratih, Gabriela, Kezya, Fauzia,
Natalia, Indri yang selalu mensupport penulis untuk menyelesaikan
proposal ini
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………
KATA PENGANTAR …………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………
DAFTAR TABEL………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………
B. Rumusan Masalah …………………………………………….
C. Tujuan Penelitian………………………………………………
D. Manfaat Penelitian…………………………………………….

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep PHBS………………………………………………….
B. Konsep Anak Sekolah Dasar…………………………………..
C. PHBS di Lingkungan Sekolah…………………………………
D. Kerangka Teori………………………………………………..
E. Kerangka Konsep………………………………………………

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian…………………………………………………
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian………………………………….
C. Variebel Penelitian…………………………………………….
D. Populasi Dan Sampel…………………………………………..
E. Definisi Oprasional……………………………………………
F. Intrumen Penelitian…………………………………………….
G. Teknik Pengumpulan Data…………………………………….
H. Desain Penelitian ……………………………………………..
I. Analisis Data……………………………………….………….
J. Etika Penelitian ………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku


yang diperoleh berdasarkan pembelajaran dan dilakukan atas dasar
kesadaran, sehingga seseorang, keluarga, kelompok, atau masyarakat
mampu menolong dirinya sendiri dalam hal kesehatan dan mampu
mewujudkan kesehatan masyarakat (Menkes RI, 2011). Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) adalah program pemerintah yang
diluncurkan pada tahun 2006 yang bertujuan untuk mengubah
perilaku masyarakat yang tidak sehat menjadi sehat (?). Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah
tangga, dan sekolah. PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku sehat
yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan
sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara
mandiri mampu meningkatkan kesehatan, berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat dan mampu mencegah
penyakit. Sekolah sebagai salah satu sasaran PHBS di tatanan institusi
pendidikan. Hal ini disebabkan karena banyaknya data yang menyebutkan
bahwa munculnya sebagian penyakit yang sering menyerang anak usia
sekolah ( 6-10 th ) misalnya diare, kecacingan dan demam berdarah
umumnya berasal dari sekolah (Maryunani, A. 2013). Tujuan dari PHBS
sendiri adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemauan untuk
hidup bersih dan sehat sehingga dapat meningkatkan derajad hidup
seoptimal mungkin (Depkes RI, 2006).
Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah untuk mewujudkan
kesadaran, kemampuan, serta kemauan untuk melakukan pola hidup sehat
dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan yang tinggi merupakan sebuah
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif baik
dalam bidang sosial maupun ekonomi. Pembangunan kesehatan harus
diselenggarakan berdasarkan asas perikemanusiaan, keseimbangan,
manfaat, perlindungan, gender, keadilan, non diskriminatif, norma-norma
agama, serta menghormati setiap hak dan kewajiban (Direktorat Jenderal
Bina Kesehatan Masyarakat et al, 2010).
Anggota masyarakat yang paling penting dijadikan sasaran dalam
penerapan PHBS adalah anak SD. Hal ini karena pada masa tersebut
merupakan masa yang paling eksploratif (bermain dengan lingkungan)
serta merupakan masa-masa yang tepat untuk dapat menerima dan
menyerap informasi dengan tepat (Pramono dan Paramita, 2011). Pada
siswa sekolah dasar (SD), masalah kesehatan yang dihadapi terkait dengan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang belum diterapkan dengan
baik, sehingga menimbulkan permasalahan kesehatan, seperti masalah
cacingan, diare dan saluran pernafasan akut (ISPA). Menurut data dari
Departemen Kesehatan menyebutkan bahwa diantara 1000 penduduk
terdapat 300 orang yang terjangkit penyakit diare sepanjang tahun dan
berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO)
setiap tahunnya ada 100.000 anak di Indonesia meninggal akibat diare.
(Depkes RI, 2007). Berdasarkan data yang didapat dari Direktorat
Pembinaan Sekolah Luar Biasa Kementrian Pendidikan Nasional tahun
2009 dapat diketahui bahwa ada 70.501 anak disabilitas di SLB dan 15.144
di sekolah inklusif. Pentingnya penerapan PHBS bagi anak berkebutuhan
khusus adalah sesuai dengan Undang-Undang Nomer 36 Tahun 2009
tentang kesehatan, yaitu upaya pemeliharaan kesehatan penyandang cacat
harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara
sosial, ekonomis, dan bermartabat (Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat et al, 2010).

1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah disampaikan,
maka peneliti ingin mengetahui tentang pengaruh PHBS bagi kesehatan
pada anak Sekolah Dasar.

2. Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi PHBS pada anak Sekolah Dasar
2. Mengidentifikasi Kesehatan pada anak Sekolah Dasar
3. Menganalisis Pengaruh PHBS bagi Kesehatan pada anak Sekolah
Dasar

4. Manfaat Penelitian
a. Bagi institusi pendidikan
Memberikan gambaran tentang pendidikan kesehatan mengenai
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang merupakan salah
satu upaya pencegahan penyakit.

b. Bagi guru
Memberi masukan pada guru dalam pembelajaran tentang perilaku
hidup bersih dan sehat kepada siswa.

c. Bagi siswa
Memberikan informasi tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan
sehat sehingga dapat menambah pengetahuan, sikap dan
berperilaku hidup bersih dan sehat agar terhindar dari penyakit.

d. Bagi Peneliti
Memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep PHBS

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas mahluk hidup yang dapat
diamati secara langsung maupun tidak langsung yang dapat diamati oleh pihak
luar. Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang
berhubungan dengan sakit, penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan,
minuman, serta lingkungan (Notoatmodjo, 2007). Perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktifdalam mewujudkan
kesehatan masyarakatnya. Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku
dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di
rumah tangga oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara, dan ditingkatkan
oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak. Rumah
tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan
setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkunga
n yang kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes, 2007).
PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan,
keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan edukasi guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana (social support), dan gerakan
masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat
dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Aplikasi paradigma hidup sehat dapat dilihat dalam program Perilaku Hidup
Bersih Sehat (Depkes RI, 2006).

a. Sasaran PHBS
Sasaran PHBS menurut Depkes RI (2008) dikembangkan dalam
limatatanan yaitu di rumah atau tempat tinggal, di tempat kerja, di tempat-tempat
umum, institusi pendidikan, dan disarana kesehatan. Sedangkan sasaran PHBS di
institusi pendidikan adalah seluruh warga institusi pendidikan yang terbagi dalam:
a. Sasaran primer
Sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan dirubah perilakunya
atau murid dan guru yang bermasalah (individu/ kelompok dalam institusi
pendidikan yang bermasalah).
b. Sasaran sekunder
Sasaran yang mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan yang
bermasalah misalnya, kepala sekolah, guru, orang tua murid, kader
kesehatan sekolah, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor
terkait.
c. Sasaran tersier
Merupakan sasaran yang diharapkan menjadi pembantu dalam mendukung
pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di
institusi pendidikan seperti, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas,
Diknas, guru, tokoh masyarakat, dan orang tua murid.

b. Strategi PHBS
Kebijakan Nasional Promosi kesehatan menetapkan tiga strategi dasar
promosi kesehatan dan PHBS yaitu (Notoatmodjo, 2007):
a. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)
Merupakan proses pemberian informasi secara terus menerus dan
berkesinambungan agar sasaran berubah dari aspek knowledge, attitude, dan
practice. Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga,
serta kelompok masyarakat.
b. Bina Suasana (Social Support)
Upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota
masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Terdapat
tiga pendekatan dalam bina suasana antara lain:
1) Pendekatan individu
2) Pendekatan kelompok
3) Pendekatan masyarakat umum
c. Advokasi (Advocacy)
Upaya yang terencana untuk mendapatkan dukungan dari pihak-pihak
terkait (stakeholders). Pihak-pihak terkait ini dapat berupa tokoh masyarakat
formal yang berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan Dan
penyandang dana pemerintah. Selain itu, tokoh masyarakat informal seperti
tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain sebagainya dapat berperan sebagai
penentu kebijakan tidak tertulis dibidangnya atau sebagai penyandang dana
non pemerintah. Sasaran advokasi terdapat tahapan-tahapan yaitu:
1) Mengetahui adanya masalah
2) Tertarik untuk ikut menyelesaikan masalah
3) Peduli terhadap pemecahan masalah dengan
4) mempertimbangkan alternatif pemecahan masalah
5) Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu
alternatif pemecahan masalah
6) Memutuskan tindak lanjut kesepakatan

2.2 Konsep Anak Sekolah Dasar

Anak usia sekolah merupakan akhir dari masa anak-anak yaitu ketika usia
enam tahun sampai saat anak mencapai kematangan seksualnya (13 tahun bagi
perempuan dan 14 tahun bagi laki-laki) (Jahja, 2011). Menurut Potter dan Perry
(2009), anak usia antara 6-12 tahun periode yang disebut sebagai masa anak-anak
pertengahan atau masa laten yang mempunyai tantangan perkembangan, baik
perkembangan dirinya maupun perkembangan kesehatan dimana presepsi sehat
sakit dinilai berdasarkan faktor yang mudah diobservasi.
Pada masa usia sekolah ini, anak relatif lebih mudah dididik daripada masa
sebelum dan sesudahnya (Yusuf, 2011). Jadi, yang dimaksud dengan anak usia
sekolah adalah anak yang berada pada akhir masa anak-anak sampai mencapai
kematangan seksual. Pada masa ini anak-anak lebih memiliki tantangan dalam
perkembangan dirinya sendiri maupun perkembangan kesehatan.

a. Tahap Perkembangan Usia Sekolah Dasar


Menurut Yusuf (2011) pada masa usia sekolah dasar anak sudah memiliki
kematangan dari berbagai aspek perkembangan. Tahap 12 perkembangan anak
saat usia sekolah dasar dapat dilihat sebagai berikut :
1. Perkembangan intelektual
Pada masa ini (6-12 tahun) anak sudah mulai berfikir konkret dan rasional.
Pada periode ini, anak memiliki 3 kemampuan baru yaitu
mengklasifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan angka-angka atau
bilangan. Selain itu, anak juga sudah mampu memecahkan masalah-masalah
yang sederhana.
2. Perkembangan bahasa
Pada masa ini, anak mengalami perkembangan yang pesat terkait
kemampuannya mengenal dan menguasai kata-kata. Ada dua faktor yang
mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak usia sekolah, yaitu :
a) Proses jadi matang, dimana organ suara/bicara anak sudah semakin
matang.
b) Proses belajar ketika anak telah matang untuk berbicara, dia mulai
mempelajari bahasa yang didengarnya dari orang lain kemudian
menirunya.
3. Perkembangan social
Anak usia sekolah dasar mengalami perkembangan sosial ditandai dengan
mulai terjadinya perluasan hubungan, terbentuknya ikatan baru selain ikatan
keluarga seperti ikatan 13 dengan teman sebayanya (peer group), sehingga
interaksi sosialnya semakin luas. Anak pada usia ini, sudah memiliki
kesanggupan untuk menyesuaikan diri-sendiri kepada sikap yang kooperatif,
selain itu anak juga lebih cenderung tertarik akan masalah-masalah sosial
yang ada di sekitarnya.
4. Perkembangan emosi
Menginjak usia sekolah, anak mulai belajar untuk mengendalikan dan
mengontrol ekspresi emosinya sendiri karena dia mulai menyadari bahwa
penggunaan emosi secara kasar tidaklah diterima masyarakat.
5. Perkembangan moral
Pada usia ini anak mulai mengenal konsep moral (benar-salah atau baik-
buruk), anak sudah mulai mengerti dan memahami perintah serta keinginan
orang tua atau lingkungan sosialnya.
6. Perkembangan penghayatan keagamaan
Pada masa ini, anak sudah mulai menhayati keagamaannya. Hal ini ditandai
dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a) Sikap keagamaan bersifat reseptif disertai dengan pengertian.
b) Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional
berdasarkan kaidah-kaidah yang berpedoman pada 14 indikator alam
semesta sebagai manifestasi dari keagunganNya.
c) Penghayatan secara rohaniyah semakin mendalam, pelaksanaan
kegiatan ritual diterimanya sebagai keharusan moral.
7. Perkembangan motoric
Pada usia ini, perkembangan fisik anak sudah matang, sehingga
perkembangan motorik anak juga sudah dapat dikoordinasikan dengan baik.
aktivitas motorik anak di usia ini juga terbilang lincah, sehingga ideal untuk
belajar keterampilan yang berkaitan dengan menulis, menggambar, melukis,
mengetik, berenang, main bola, dan atletik.

b. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar


Masa usia sekolah merupakan masa intelektual atau masa keserasian
sekolah. Pada masa ini biasanya anak-anak lebih mudah di didik. Masa usia
sekolah dasar dibagi menjadi dua, yaitu (Yusuf, 2011) :
1) Masa kelas rendah sekolah dasar, pada masa ini anak berusia sekitar 6 atau
7 tahun sampai 9 atau 10 tahun. Beberapa sifat anak pada usia ini adalah :
a) Jasmani dan rohaninya saling berhubungan
b) Tunduk terhadap peraturan-peraturan permainan yang tradisonal
c) Cenderung memuji diri sendiri
d) Sering mebanding-bandingkan anak lain dengan dirinya sendiri
e) Menganggap tidak penting sesuatu hal yang tidak bisa
diselesaikannya
f) Pada usia 6 sampai 8 tahun kebanyakan anak menginginkan nilai
(angka rapor) yang baik, tanpa mempertimbangkan prestasinya.
2) Masa kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira usia 9 atau 10 tahun sampai 12
atau 13 tahun. Beberapa sifat khas anak pada masa ini ialah :
a) Anak memiliki ketertarikan terhadap kehidupan praktis sehari-hari,
sehingga cenderung membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang
praktis
b) Anak cenderung realistik, ingin tahu dan ingin belajar.
c) Pada akhir masa ini, anak mulai memiliki minat terhadap hal-hal
dan mata pelajaran khusus, dan mulai menonjolkan bakat-bakat
tertentu.
d) Sampai kira-kira 11 tahun, anak membutuhkan guru atau orang
dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan masalahnya,
setelah usia tersebut mereka dapat menyelesaikannya sendiri.
e) Pada masa ini, anak beranggapan bahwa nilai rapor merupakan
ukuran prestasi mereka disekolah.
f) Anak-anak cenderung membuat kelompok bermain sendiri dengan
teman sebaya, dan membuat peraturan mereka sendiri

2.3 PHBS di Lingkungan Sekolah

Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapih dengan


segala aktifitasnya direncanakan dengan sengaja disusun yang disebut kurikulum.
Sekolah adalah tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar secara formal,
dimana terjadi transformasi ilmu pengetahuan dari para guru atau pengajar kepada
anak didiknya. Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena
pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak, maka disamping keluarga sebagai pusat
pendidikan, sekolah juga mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk
pembentukan pribadi anak (Ahmadi, 2003).
PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan
PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Sekolah adalah
lembaga dengan organisasi yang tersusun rapih dengan segala aktifitasnya
direncanakan dengan sengaja disusun yang disebut kurikulum. PHBS di institusi
pendidikan adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan institusi pendidikan. Indikator PHBS
di institusi pendidikan/sekolah meliputi: (Depkes, 2008)
a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
Siswa dan guru mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang
mengalir sebelum makan dan sesudah buang air besar. Perilaku cuci
tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun mencegah penularan
penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus, cacingan, penyakit kulit,
hepatitis A, ISPA, flu burung, dan lain sebagainya. WHO menyarankan
cuci tangan dengan air mengalir dan sabun karena dapat meluruhkan
semua kotorandan lemak yang mengandung kuman. Cuci tangan ini dapat
dilakukan pada saat sebelum makan, setelah beraktivitas diluar sekolah,
bersalaman dengan orang lain, setelah bersin atau batuk,setelah
menyentuh hewan, dan sehabis dari toilet. Usaha pencegahan dan
penanggulangan ini disosialisasikan di lingkungan sekolah untuk melatih
hidup sehat sejak usia dini. Anak sekolah menjadi sasaran yang sangat
penting karena diharapkan dapat menyampaikan informasi kesehatan
pada keluarga dan masyarakat.
b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
Di Sekolah siswa dan guru membeli atau konsumsi makanan/jajanan yang
bersih dan tertutup di warung sekolah sehat. Makanan yang sehat
mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Makanan
yang seimbang akan menjamin tubuh menjadi sehat. Makanan yang ada di
kantin sekolah harus makananyang bersih, tidak mengandung bahan
berbahaya, serta penggunaan air matang untuk kebutuhan minum.
c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah jamban yang
memenuhi syarat kesehatan (leher angsa dengan septictank, cemplung
tertutup) dan terjaga kebersihannya. Jamban yang sehat adalah yang tidak
mencemari sumber air minum, tidak berbau kotoran, tidak dijamah oleh
hewan, tidak mencemari tanah di sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman
digunakan.
d. Olah raga yang teratur dan terukur
Aktivitas fisik adalah salah satu wujud dari perilaku hidup sehat terkait
dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Kegiatan olah raga di
sekolah bertujuan untuk memeliharakesehatan fisik dan mental anak agar
tidak mudah sakit. Dalam rangka meningkatkan kesegaran jasmani, perlu
dilakukan latihan fisik yang benar dan teratur agar tubuh tetap sehat dan
segar. Dengan melakukan olahraga secara teratur akan dapat memberikan
manfaat antara lain: meningkatkan kemampuan jantung dan paru,
memperkuat sendi dan otot, mengurangi lemak atau mengurangi
kelebihan berat badan, memperbaiki bentuk tubuh, mengurangi risiko
terkena penyakit jantung koroner, serta memperlancar peredaran darah.
e. Memberantas jentik nyamuk
Kegiatan ini dilakukan dilakukan untuk memberantas penyakit yang
disebabkan oleh penularan nyamuk seperti penyakit demam berdarah.
Memberantas jentik nyamuk dilingkungan sekolah dilakukan dengan
gerakan 3 M (menguras, menutup, dan mengubur) tempat-tempat
penampungan air (bak mandi, drum, tempayan, ban bekas, tempat air
minum, dan lain-lain) minimal seminggu sekali. Hasil yang didapat dari
pemberantasan jentik nyamuk ini kemudian di sosialisasikan kepada
seluruh warga sekolah.
f. Tidak merokok di sekolah
Siswa dan guru tidak ada yang merokok di lingkungan sekolah. Timbulnya
kebiasaan merokok diawali dari melihat orang sekitarnya merokok. Di
sekolah siswa dapat melakukan hal ini mencontoh dari teman, guru,
maupun masyarakat sekitar sekolah. Banyak anak-anak menganggap
bahwa dengan merokok akan menjadi lebih dewasa. Merokok di
lingkungan sekolah sangat
tidak dianjurkan karena rokok mengandung banyak zat berbahaya yang
dapat membahayakan kesehatan anak sekolah.
g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
Siswa menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
Kegiatan penimbangan berat badan di sekolah untuk mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan anak serta status gizi anak sekolah. Hal
ini dilakukan untuk deteksi dini gizi buruk maupun gizi lebih pada anak
usia sekolah.
h. Membuang sampah pada tempatnya.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk menjaga agar lingkungan selalu
terjaga dari sampah adalah sebagai berikut:
1) Guru memberi contoh pada siswa-siswi membuang sampah selalu pada
tempatnya,
2) Guru wajib menegur dan menasehati siswa yang mebuang sampah di
sembarang tempat
3) Mencatat siswa-siswi yang membuang sampah di sembarang tempat
pada buku/kartu pelanggaran, dan
4) Membuat tata tertib baru yang isinya tentang pemberian denda terhadap
siswa-siswi yang membuang sampah di sembarang tempat.

a. Fasilitas Penunjang PHBS


Fasilitas penunjang PHBS di sekolah antara lain adalah : (Depkes, 2012)
a. Ketersediaan air bersih yang bebas dari jentik nyamuk
Air bersih yang tersedia di sekolah dapat digunakan oleh siswa dan
guru untuk berbagai keperluan. Siswa dan guru dapat menggunakan
air bersih untuk mencuci tangan dengan menggunakan air bersih yang
mengalir sebelum makan dan sesudah buang air besar. Perilaku cuci
tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun mencegah
penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus, cacingan,
penyakit kulit, hepatitis A, ISPA, flu burung, dan lain sebagainya.
Kegiatan pemeriksaan tandon air bersihdilakukan untuk memberantas
penyakit yang disebabkan oleh penularan nyamuk seperti penyakit
demam berdarah. Memberantas jentik nyamuk di lingkungan sekolah
dilakukan dengan gerakan 3 M (menguras, menutup, dan mengubur)
tempat-tempat penampunganair (bak mandi, drum, tempayan, ban
bekas, tempat air minum, dan lain-lain) minimal seminggu sekali.
Hasil yang didapat dari pemberantasan jentik nyamuk ini kemudian
disosialisasikan
kepada seluruh warga sekolah.
b. Fasilitas penunjang PHBS disekolah yang lain adalah tersedianya
kantin sekolah dengan jajanan yang sehat,ketersediaan jamban yang
bersih, tempat dan program olahraga yang teratur dan terukur, dan juga
adanya tempat sampah. Dimana fasilitas tersebut dapat menunjang
siswa dan siswi dalam berperilaku hidup bersih dan sehat dilingkungan
sekolah.

b. Manfaat PHBS
Kebijakan pembangunan kesehatan ditekankan pada upaya promotif dan
preventif agar orang yang sehat menjadi lebih sehat dan produktif. Pola hidup
sehat merupakan perwujudan paradigma sehat yang berkaitan dengan perilaku
perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang berorientasi sehat dapat
meningkatkan, memelihara, dan melindungi kualitas kesehatan baik fisik, mental,
spiritual maupun sosial. Perilaku hidup sehat meliputi perilaku proaktif untuk:
a. Memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan cara olah raga teratur
dan hidup sehat;
b. Menghilangkan kebudayaan yang berisiko menimbulkan penyakit;
c. Usaha untuk melindungi diri dari ancaman yang menimbulkan penyakit;
d. Berpartisipasi aktif daalam gerakan kesehatan masyarakat.
Manfaat PHBS di lingkungan sekolah yaitu agar terwujudnya sekolah yang
bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah
terlindungi dari berbagai ancaman penyakit, meningkatkan semangat proses
belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa, citra sekolah
sebagai
institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu minat orang tua dan
dapat mengangkat citra dan kinerja pemerintah dibidang pendidikan, serta
menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain (Depkes RI, 2008).

c. Indikator PHBS disekolah


1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok disekoah
7. Menimbang berat badan dan tinggi badan setiap 6 bulan
8. Membuang sampah pada tempatnya.

2.4 Kerangka Teori


Berdasarkan kajian teoritik diatas dapat diketahui bahwa pengaruh
PHBS terhadap siswa SD sengat penting.Berawal dari penerapan yang baik
untuk siswa agar dapat hidup sehat terhindar dari penyakit sehingga dalam
mengikuti pembelajaran siswa tidak akan menemui masalah dengan PHBS di
sekolah. Kesehatan memberikan kontribusi yang besar dalam tercapainya
tujuan pembelajaran disekolah untuk anak SD dan keberhasilan bisa didapat.
Dalam penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pengaruh PHBS
terhadap kebersihan pribadi pada siswa kelas IV, V dan VI, dilakukan dengan
menggunakan instrumen penelitian berupa tes. Dari tes tersebut diketahui hasil
yang akan diklasifikasikan menurut kategori tertentu sesuai tingkat
pengetahuan siswa. Kemudian pada akhirnya akan disimpulkan pengetahuan
responden tentang kebersihan diri berada dalam kategori baik, sedang, dan
kurang.

2.5 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengaruh PHBS terhadap


Anak Sekolah Dasar
Kesehatan

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian
Jenis penelitan yang di gunakan adalah peneltian pendekatan
analitik cross sectional bertujuan mengetahui yaitu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk mendapatkan gambaran bagaimana
pengaruh PHBS terhadap kesehatan pada anak Sekolah Dasar di Madrasah
Nurur Hadad Tambala
B. Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi penelitan
Lokasi yang di jadikan sebagai tempat penelitian adalah Madrasah
Nurur Hadad Tambala.
2. Waktu penelitian
Penelitian di laksanakan pada bulan September 2018

C. Variabel penelitian
1. Variable bebas (Independent) Pengaruh PHBS terhadap Kesehatan
2. Variebel terkait (Dependent) Anak sekolah Dasar

D. Populasi dan sampel


1. Populasi
Pada penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah anak SD
Madrasah Nurur Hadad Tambala, yaitu pada siswa kelas IV, V dan VI
yang berjumlah 50 orang.
2. Sampel
Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel menggunakan metode
Accidental Sampling dengan kriteria pengambilan sampel yaitu :
a. Kriteria inklusi
1. Siswa kelas IV, V, VI yang hadir saat penelitian
2. Siswa kelas IV, V, VI yang bersedia menjadi responden
b. Kriteria ekslusi
1. Yang bukan siswa kelas IV, V, VI yang tidak hadir saat
penelitian karena ijin atau sakit
2. Siswa kelas IV, V, VI yang tidak hadir saat penelitian.

E. Definisi Operasional
Pengaruh PHBS terhadap kesehatan pada anak sekolah dasar adalah
segala sesuatu yang harus diketahui, agar bisa dipahami dan diaplikasikan
siswa.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 24 pertanyaan. 8 pertanyaan
tahu, 8 pertanyaan memahami, dan 8 pertanyaan aplikasi. Dengan
menggunakan skala Guttman yang dicek langsung oleh responden atau bisa
dibantu oleh peneliti. Dengan bobot benar diberi skor 1, salah diberi skor 0
dengan kriteria:
Baik : jika total skor ≥ rata-rata
Kurang : jika total skor ≤ rata-rata

G. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dengan meminta kesediaan siswa untuk
menjadi responden setelah ada kesediaan responden, kemudian diteliti
melalui wawancara dan interaksi. Adapun sumber data diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu:
1. Data primer
Data yang diperoleh langsung dari responden
2. Data sekunder
Data yang diperoleh dari Madrasah Nurur Hadad Tambala

H. Desain Penelitian
1. Tahap persiapan
a. Survey awal dilokasi penelitian
b. Pengumpulan literature, pengumpulan data dari Puskesmas pembantu
Tanawangko dan Madrasah Nurur Hadad
c. Pengajuan judul
2. Tahap pelaksanaan
a. Penyusunan proposal
b. Seminar proposal
3. Tahap penyelesaian
Dilakukan pengolahan dan analisis data serta penyusunan laporan hasil
penelitian

I. Pengolahan dan analisa data


1. Pengolahan Data
a. Editing (memeriksa)
b. Coding (memberi tanda)
c. Cleaning (pembersihan data)
d. Tabulating (tabulasi)

2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Analisis univariat, data yang diperoleh dari hasil pengumpulan

dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran

tendensi sentral atau grafik (Saryono,2011).


b. Analisis bivariate
Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

variable independen dan variable dependen. Uji ini menggunakan

uji statistic chi-square dengan tingkat kemaknaan 95% atau p <

0.05 menggunakan program SPSS.

J. Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam


penelitian, mengingat penelitian berhubungan langsung dengan manusia
maka segi etika penelitian harus diperhatikan antara lain sebagai berikut:
1. Inform Consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian
dengan memberikan lembar persetujuan yang diberikan sebelum penelitian
dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi
responden. Tujuannya agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian
dan mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia, maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan.
2. Anonymity (tanpa nama)
Merupakan pemberian jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan
cara tidak memberikan/mencantumkan nama responden pada lembar alat
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang akan disajikan.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Merupakan etika dalam pemberian jaminan kerahasiaan hasil penelitian,
baik informasi masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI (2000). Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Usaha Kesehatan


Sekolah. Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Masyarakat Keluarga.

Dewi. (2007). Sekolah Anda Sekolah Sehat. Diakses dari http://www.dinkesntt/


media/swara20pep/swara20pep20052020for20web.pdf.

Menkes RI. (2011). Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Sehat. Diakses
dari http://www.promkes.depkes.go.id/dl/pedoman_ umum_PHBS.pdf.

Promkes. (2016). Perilaku Hidup Bersih Sehat. Diakses dari


http://promkes.depkes.go.id/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-di-sekolah.

Soekidjo Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Sumiyati Rr. (2015). Tingkat Pemahaman tentang Kesehatan Lingkungan Sekolah


pada Siswa Kelas IV dan V SD Negeri Kembang Malang Panjatan Kulon
Progo DIY. Yogyakarta: UNY.

Anda mungkin juga menyukai