PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
aedes aegepty dan aedes albopictus yang tersebar di rumah rumah dan
tempat umum diseluruh indonesia, kecuali yang ketinggiannya lebih dari
1000 meter diatas permukaan laut. (dinkes, kab. Karanganyer, 2010).
Penyakit ini terutama menyerang anak yang ditandai dengan panas tinggi,
perdarahan dan dapat mengakibatkan kematian serta menimbulkan wabah.
7. Penatalaksanaan
9. Komplikasi
Komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :
1. Ensepalopati : demam tinggi,gangguan kesadaran disertai atau tanpa
kejang
2. Disorientasi
3. Perdarahan luas.
4. Shock atau renjatan
5. Effuse pleura
6. Asidosis metabolik
7. Anoksia jaringan
8. Penurunan kesadaran.
10. Prognosa
Prognosis DBD berdasarkan kesuksesan dalam tetapi dan
penetalaksanaan yang dilakukan. Terapi yang tepat dan cepat akan
memberikan hasil yang optimal. Penatalaksanaan yang terlambat akan
menyebabkan komplikasi dan penatalaksanaan yang tidak tepat dan
adekuat akan memperburuk keadaan.
Kematian karena demam dengue hampir tidak ada. Pada
DBD/SSD mortalitasnya cukup tinggi. Penelitian pada orang dewasa di
Surabaya, Semarang, dan Jakarta menunjukkan bahwa prognosis dan
perjalanan penyakit umumnya lebih ringan pada orang dewasa
dibandingkan pada anak-anak.
DBD Derajat I dan II akan memberikan prognosis yang baik,
penatalaksanaan yang cepat, tepat akan menentukan prognosis.
Umumnya DBD Derajat I dan II tidak menyebabkan komplikasi
sehingga dapat sembuh sempurna.
DBD derajat III dan IV merupakan derajat sindrom syok dengue
dimana pasien jatuh kedalam keadaan syok dengan atau tanpa
penurunan kesadaran. Prognosis sesuai penetalaksanaan yang diberikan.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan proses penyakit/
viremia
2. Nyeri sehubungan dengan proses patologi penyakit
3. Defisit volume cairan tubuh sehubungan dengan peningkatan
permeabilitas dinding plasma, evaforasi, intake tidak adekuat
4. Risiko tinggi terjadinya perdarahan sehubungan dengan
trombositopenia.
5. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi; kurang dari kebutuhan
tubuh sehubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
6. Intoleransi aktifitas sehubungan dengan kelemahan
7. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, diet dan perawatan
pasien DHF sehubungan dengan kurangnya informasi.
3. IntervensiKeperawatan
Intervensi:
a. Kaji tingkat pengetahuan klien/keluarga tentang penyakit DHF
R/ Sebagai data fdasar pemberian informasi selanjutnya.
b. Kaji latar belakang pendidikan klien/ keluarga.
R/ Untuk memberikan penjelasan sesuai dengan tingkat
pendidikan klien/ keluarga sehingga dapat dipahami.
c. Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan obat-obatan
pada klien dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti.
R/ agar informasi dapat diterima dengan mudah dan tepat
sehinggfa tidak terjadi kesalahpahaman.
d. Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan dan manfaatnya
pada klien.
R/ Dengan mengetahui prosedur/tindakan yang akan dilakukan
dan manfaatnya, klien akan kooperatif dan kecemasannya
menurun.
e. Berikan kesempatan pada klien/ keluarga untuk menanyakan hal-
hal yangingin diketahui sehubungan dengan penyakit yang
diderita klien.
R/ mengurangi kecemasan dan memotivasi klien untuk
kooperatif.
f. Gunakan leaflet atau gambar-gambar dalam memberikan
penjelasan.
R/ Untuk membantu mengingat penjelasan yang telah diberikan
karena dapat dilihat/ dibaca berulang kali.
BAB V
PENUTUP
SARAN