Anda di halaman 1dari 23

MODUL FISIKA XI

SMA BRAWIJAYA SMART


SCHOOL
ELASTISITAS DAN HUKUM
HOOKE

Semester Ganjil TA. 2018/2019


KOMPETENSI DASAR:
3.2 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari-hari
4.2 Melakukan percobaan tentang sifat elastisitas suatu bahan berikut presentasi hasil dan
makna fisisnya
TUJUAN PEMBELAJARAN:
1. Siswa memahami konsep elastisitas
2. Siswa mampu menerapkan konsel elastisitas dalam kehidupan sehari-hari
3. Siswa memahami perumusan hokum
4. Siswa mampu mencari konstanta pegas pengganti untuk pegas dirangkai seri, parallel dan
gabungan
5. Siswa mampu menerapkan konsep elastisitas dan hokum hooke dalam kehidupan sehari-
hari

PENDAHULUAN
Pernahkah kalian bermain karet gelang? Ketika kita menariknya apa yang terjadi?
Lalu bagaimana kalau tarikan kita lepas? Benda-benda lain seerti plastisin, kuncir rambut,
dan squishy apakah mengalami hal yang sama seperti karet gelang? Untuk menjawab
peristiwa-periswa yang terjadi pada benda-benda tersebut, kita akan bahas dalam materi
Eastisitas dan Hukum Hooke berikut. Selamat Belajar!

MATERI
A. Elastisitas
Bila sebuah pegas diberi gaya tarik, maka pegas tersebut akan mengalami
perubahan bentuk, yaitu bertambah panjang. Ketika tarikan pada pegas dilepaskan,
pegas akan kembali ke bentuk semula. Hal ini merupakan salah satu fenomena
elastisitas benda. Pengertian elastisitas menurut Kanginan (2013: 226) adalah
kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar
yang diberikan kepada benda itu dihilangkan (dibebaskan).
Elastisitas adalah suatu benda yang diberi gaya akan mengalami perubahan
bentuk dan ukuran, namun setelah gaya dilepaskan, maka benda tersebut akan
kembali ke keadaan semula. Contoh benda elastis adalah karet gelang, balon,
panah, dan lain-lain.
Beberapa benda seperti tanah liat, adonan kue, dan plastisin (lilin mainan)
tidak segera kembali ke bentuk semula setelah gaya luar dibebaskan. Benda-benda
seperti itu disebut benda benda plastis. Pemberian gaya tekan (pemampatan) dan
gaya tarik (penarikan) bisa mengubah bentuk suatu benda tegar. Jika sebuah benda
tegar diubah bentuknya (dideformasi) sedikit, benda segera kembali ke bentuk
awalnya ketika gaya tekan atau gaya tarik ditiadakan. Jika benda tegar diubah
bentuknya melalui batas elastisnya, benda tidak akan kembali ke bentuk awalnya
ketika gaya ditiadakan, melainkan akan berubah bentuk secara permanen. Bahkan
jika perubahan bentuknya jauh melebihi batas elastisnya, benda akan patah.
Benda yang dikenai gaya tertentu akan mengalami perubahan bentuk.
Perubahan bentuk bergantung pada arah dan letak gaya-gaya tersebut diberikan.
Terdapat tiga jenis perubahan bentuk yaitu regangan, mampatan, dan geseran.
Perubahan bentuk ini apat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Perubahan Bentuk Benda Akibat Pengaruh suatu Gaya


(a)Normal, (b) Regangan, (c) Mampatan, (d) Geseran

a) Tegangan
Seutas kawat dengan luas penampang mengalami suatu gaya tarik pada ujung-
ujungnya. Akibat gaya tarik tersebut, kawat mengalami tegangan tarik . dengan
persamaan:

... ................................................... 1

Keterangan:
= tegangan (N/m2)
F = gaya (N)
A = luas penampang

Gambar 2. Tegangan
Gambar 2. menunjukkan sebuah bidang yang luas penampangnya A ditarik dengan
gaya F pada kedua ujungnya, sehingga dapat dikatakan bahwa batang berada dalam
tegangan. Jadi, tegangan (stress) didefinisikan sebagai perbandingan besar gaya F dan
luas penampang A.
b) Regangan
Regangan (strain) didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan panjang ∆L
dan panjang mula-mula L0, dengan persamaan:

Keterangan:
e = Regangan
=Pertambahan panjang (m)
= Panjang mula-mula (m)

Karena pertambahan panjang dan panjang awal adalah besaran yang sama
maka regangan tidak memiliki satuan atau dimensi.

Gambar 3 mengambarkan batang yang memiliki panjang mula-mula L0 dan


mengalami regangan menjadi L0 + ∆L ketika gaya F yang besarnya sama dan arahnya
berlawanan diterapkan pada ujung-ujungnya. Pertambahan panjang yang terjadi tidak
hanya pada ujungnya, tetapi pada setiap bagian batang merentang dengan perbandingan
sama.

c) Modulus Elastis
Perbandingan antara tegangan dengan regangan adalah konstan. Modulus elastis
hanya bergantung hanya pada jenis zat dan tidak pada ukuran dan bentuknya.Konstanta ini
disebut modulus elastisitas atau modulus Young (Y), dengan persamaan:
2. Hukum Hooke
a. Hukum Hooke
Hukum Hooke merupakan hukum mengenai gaya dalam bidang ilmu fisika
yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pegas. Suatu benda yang dikenai
gaya akan mengalami perubahan bentuk (volume dan ukuran). Misalnya, suatu
pegas akan bertambah panjang dari ukuran semula apabila dikenai gaya sampai
batas tertentu.Hal tersebut dapat terjadi karena sifat elastisitas pada sebuah pegas.
Jika sebuah pegas ditarik dengan gaya tertentu, maka panjangnya akan
berubah. Semakin besar gaya tarik yang bekerja, semakin besar pula pertambahan
panjang pegas tersebut. Ketika gaya tarik dihilangkan, pegas akan kembali ke
keadaan semula.
x

∆x

Gambar4. Skema Pertambahan Panjang pada Pegas


Gambar 4 menunjukkan sebuah pegas yang ditarik dengan gaya sebesar F,
sehingga pegas tersebut akan mengalami pertambahan panjang sebesar ( ).
Semakin besar gaya yang diberikan F, maka semakin besar pula pertambahan
panjang ( ) akan. Demikian pula sebaliknya.
Jika beberapa pegas ditarik dengan gaya yang sama, pertambahan panjang
setiap pegas akan berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh karakteristik setiap pegas.
Karakteristik suatu pegas dinyatakan dengan konstanta pegas (k). Hukum Hooke
menyatakan bahwa jika pada sebuah pegas bekerja sebuah gaya (F), maka pegas
tersebut akan mengalami pertambahan panjang ( ) yang sebanding dengan besar
gaya yang bekerja padanya. Secara matematis, hubungan antara besar gaya yang
bekerja dengan pertambahan panjang pegas dapat dituliskan sebagai berikut
......................................................................................................... ..4
Keterangan:
F = gaya yang bekerja (N)
k = konstanta pegas (N/m)
∆x = pertambahan panjang pegas (m)

Dari persamaan 4 dapat diketahui bahwa “Jika gaya tarik tidak


melampaui batas elastisitas pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding
lurus (sebanding) dengan gaya tariknya”. Pernyataan tersebut dikemukakan
pertama kali oleh Robert Hooke, seorang arsitek yang ditugaskan untuk
membangun kembali gedung-gedung di London yang mengalami kebakaran pada
tahun 1666. Oleh karena itu, pernyataan di atas dikenal sebagai bunyi hukum
Hooke.
Berdasarkan persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa konstanta
pegas menunjukkan perbandingan antara gaya (F) dengan pertambahan
panjang ( ). Selama gaya tidak melampaui titik patah, maka besarnya gaya
sebanding dengan perubahan panjang pegas. Semakin besar gaya yang
dilakukan untuk meregangkan pegas, maka semakin besar pula gaya yang
dikerahkan pegas. Semakin besar kita menekan pegas, semakin besar pula gaya
yang dilakukan oleh pegas.
Sifat pegas seperti yang dinyatakan oleh hukum Hooke tidak terbatas pada
pegas yang diregangkan. Pada pegas yang dimampatkan juga berlaku hukum
Hooke, selama pegas masih pada daerah elastisitas. Sifat pegas seperti itu banyak
digunakan di dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada neraca pegas, bagian-
bagian tertentu mesin, dan peredam kejut pada kendaraan bermotor.
Grafik pada Gambar 5. menunjukkan besarnya gaya F yang sebanding
dengan pertambahan panjang x. Pada bagian ini, pegas dikatakan meregang linier.
Jika F diperbesar lagi, hingga melampaui titik A, garis tidak luruslagi. Hal
tersebut menandakan bahwa batas linieritasnyasudah terlampaui, tetapi pegas
masih bisa kembali ke bentuk semula.

titik putus

Gambar 5. Grafik Hubungan Gaya dengan Pertambahan Panjang Pegas

Apabila gaya F diperbesar terus sampai melewati titik B, maka pegas


bertambah panjang dan tidak kembali ke bentuk semula setelah gaya
dihilangkan. Hal ini disebut batas elastisitas atau kelentingan pegas. Jika gaya
terus diperbesar lagi hingga di titik C, maka pegas akan putus. Jadi, batas
elastisitas mempunyai batas elastisitas. Jika gaya yang diberikan melebihi batas
elastisitasnya, maka pegas tidak mampu lagi menahan gaya sehingga tidak bisa
kembali ke bentuk semula atau pegas akan putus.
Untuk menarik pegas dibutuhkan gaya F’ yang sama besar, tetapi
berlawanan arah dengan gaya F yang dilakukan oleh pegas pada kita. Gaya
yang dikenakan pada pegas menjadi F’ = kx dan usaha yang dilakukan oleh
gaya ini untuk menarik pegas sehingga ujungnya berpindah dari x1 ke x2 adalah:

Rumus di atas adalah usaha yang dilakukan untuk merentangkan pegas


sehingga ujungnya pindahdari posisi tak terentangkan ke posisi x. Usaha untuk
menekan pegassejauh x sama besar dengan usaha untuk menarik pegas sejauh x,
karena dalam persamaan 6, pergeseran x dikuadratkan, apapun tanda x akan
memberikan harga positif bagi W.
Integral ini dapat juga dipecahkan dengan menghitungluas diantara kurva
gaya pergeseran dan sumbu-x dari x = 0 sampai x = x. Dalam Gambar 2.5 daerah
ini digambarkan dengan daerah yang diarsir, bentuknya segitiga dengan alas x
dan tinggi k ∆x, sehingga luasnya sesuai dengan persamaan 6, yaitu:

Gambar 6. Grafik F terhadap x

Seluruh usaha (W) yang dilakukan oleh gaya F tersimpan menjadi energi
potensial elastisitas pegas karena tidak terjadi perubahan energi kinetik pegas. Oleh
karena itu, sebuah pegas yang memiliki konstanta pegas k dan terentang sejauh ∆x
dari keadaan setimbangnya, memiliki energi potensial sebesar Ep.

Contoh penggunaan gaya pegas adalah ketapel. Jika ketapel


diregangkan, kemudian dilepaskan, maka ketapel dapat melontarkan batu.
Dalam hal ini, energi potensial elastisitas berubah menjadi energi kinetik batu.

Keterangan:
k = konstanta pegas karet ketapel (N/m)
= pertambahan panjang pegas (m)
= massa benda (kg)
= kecepatan benda (m/s)
b. Susunan Pegas

Pegas memiliki beberapa macam susunan, diantaranya yaitu:


a. Susunan Seri

Hal-hal yang berkaitan dengan pegas pengganti dari susunan seri yaitu:
Gaya yang menarik pegas pengganti sama besar
(F1=F2=F)
Pertambahan panjang pegas pengganti sama dengan jumlah pertambahan

panjang masing-masing pegas (x=x1+x2).


Tetapan pegasnya:

Dimana adalah konstanta pegas pengganti susunan seri.

Susunan pegas seri dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Susunan Seri Pegas

b. Susunan Paralel

Hal-hal yang berkaitan dengan pegas pengganti dari susunan pegas

paralel adalah:

a. Gaya yang menarik pegas penganti sama dengan jumlah gaya

yang menarik masing-masing pegas (F =F1+F2).

b. Pertambahan panjang pegas (x=x1=x2).

c. Tetapan penggantinya

Kp = k1 + k2 +k3 + +kn............................................................................11

dimana Kp adalah konstanta pegas pengganti susunan paralel.

Susunan pegas paralel dapat dilihat pada Gambar 8.


Gambar 8. Susunan Paralel Pegas

c. Susunan Seri dan Paralel

Hal-hal yang berkaitan dengan pegas pengganti dari susunan pegas

gabungan seri dan paralel adalah:

a. Gaya pengganti (F) adalah F1+F2=F3.

b. Pertambahan panjang pegas (x)


(x=x1)
(x=x1+x2) atau (x=x2+x3)

c. Tetapan peggantinya (ktot)

......................................................................12

Susunan pegas pengganti seri paralel dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Susunan Pegas Gabungan Seri dan Paralel

3. Penerapan Sifat Elastis Bahan


Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan elastisitas dalam
kehidupan sehari hari:
a. Alat Ukur Gaya Tarik Kereta Api

Alat ini dilengkapi dengan sejumlah pegas yang disusun sejajar. Pegas-
pegas ini dihubungkan ke gerbong kereta api saat kereta akan bergerak.
Hal ini dilakukan untuk mengukur gaya tarik kereta api sesaat sebelum
meninggalkan stasiun.
b. Peredam Getaran atau Goncangan pada Mobil

Penyangga badan mobil selalu dilengkapi pegas yang kuat sehingga

goncangan yang terjadi pada saat mobil melewati jalan yang tidak

ratadapat diredam. Dengan demikian, keseimbangan mobil dapat

dikendalikan.

c. Peranan Sifat Elastis dalam Rancang Bangun

Untuk menentukan jenis logam yang digunakan dalam membangun

sebuah jembatan, pesawat, rumah, dan sebagainya, maka modulus

Young, tetapan pegas, dan sifat elastisitas logam secara umum harus

diperhitungkan.

d. Peranan Sifat Elastis dalam Olahraga

Di bidang olahraga, sifat elastis bahan diterapkan, antara lain pada

papan loncatan pada cabang olahraga loncat indah dan tali busur pada

olahraga panahan. Karena adanya papan yang memberikangaya Hooke

pada atlet, maka atlet dapat meloncat lebih tinggi daripada tanpa

papan,sedangkan tali busur memberikan gaya pegas pada busur dan

anak panah.
RUMUS PENTING

TEGANGAN (STRESS)
Adalah hasil bagi antara gaya tarik F yang dialami kawat dengan luas penampang A.

F
Tegangan = A

REGANGAN (STRAIN)
Adalah hasil bagi antara pertambahan panjang ΔL dengan panjang awal L0.

∆L
Regangan = L0

MODULUS YOUNG
Adalah perbandingan antara tegangan dan regangan yang dialami bahan.

Tegangan
E=
Regangan

GAYA PEGAS DAN HUKUM HOOKE


Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, pertambahan panjang pegas (Δx)
sebanding dengan gaya tariknya (F).

F = k . ∆x

ENERGI POTENSIAL PEGAS

1
Ep = 2 F . ∆x

Atau,

1
Ep = 2 k . ∆x2
Keterangan:
Ep = energi potensial pegas (Joule).
F = gaya pegas (N).
∆x = x2 – x1 = pertambahan panjang (m).
k = konstanta pegas (N/m2).

SUSUNAN SERI PEGAS

k1 F1

k2 F2

1 1 1 1
= + + +…
Ks k1 k2 k3

SUSUNAN PARALEL PEGAS

ktot = k1 + k2 + ...

Keterangan:
ktot = konstanta gabungan pegas (N/m).
k1 = konstanta pegas pertama (N/m).
k2 = konstanta pegas kedua (N/m).

SUSUNAN GABUNGAN

Untuk menyelesaikan susunan gabungan:


a. Selesaikan terlebih dahulu susunan paralel dengan persamaan susunan paralel.
b. Selesaikan susunan seri dengan persamaan susunan seri.
PERIODE PEGAS

m
T = 2π√
k

Keterangan:
T = periode (s).
m = massa benda (kg).
k = konstanta pegas (N/m).
l = panjang bandul (m).
g = percepatan gravitasi (10 m/s2).

Contoh soal dan pembahasan


1. Sepotong kawat homogen panjangnya 140 cm dan luas penampangnya 2 mm2. Ketika
ditarik dengan gaya sebesar 100 N, bertambah panjang 1 mm. Modulus elastik kawat
bahan kawat tersebut adalah...
A. 7 . 108 N/m2
B. 7 . 109 N/m2
C. 7 . 1010 N/m2
D. 7 . 1011 N/m2
E. 7 . 1012 N/m2

Pembahasan:

Jawaban:
2. Gambar di bawah menunjukkan grafik hubungan antara gaya (F) dengan pertambahan
panjang pegas (∆x).
F(N)

20

10

0 2 4 ∆x (cm)
Dari grafik tersebut konstanta pegas adalah...
A. 100 N/m
B. 200 N/m
C. 300 N/m
D. 500 N/m
E. 5000 N/m
Pembahasan:

Jawaban:

3. Dalam suatu praktikum untuk menentukan konstanta suatu pegas diperoleh data sebagai
berikut:
No F (N) ∆x (cm)
1 10 2,0
2 15 3,0
3 20 4,0
4 25 5,0
5 30 6,0
Jika F adalah gaya dan ∆x adalah pertambahan panjang pegas, maka konstanta pegas
yang digunakan adalah...
A. 100 N/m
B. 200 N/m
C. 300 N/m
D. 400 N/m
E. 500 N/m
Pembahasan:

Jawaban:

4. Suatu pegas akan bertambah panjang 10 cm jika diberi gaya 30 N. Pertambahan panjang
pegas jika diberi gaya 21 N adalah...
A. 2 cm
B. 3 cm
C. 5 cm
D. 6 cm
E. 7 cm

Pembahasan:

Jawaban:

5. Sebuah tali karet diberi beban 300 gram dan digantung vertikal pada sebuah statif.
Ternyata karet bertambah panjang 4 cm (g = 10 m/s2). Energi potensial karet tersebut
adalah...
A. 7,5 . 10−2 joule
B. 6,0 . 10−2 joule
C. 4,5 . 10−2 joule
D. 3,0 . 10−2 joule
E. 1,5 . 10−2 joule
Pembahasan:
Jawaban:

6. Percobaan menggunakan pegas yang digantung menghasilkan data sebagai berikut:

Percobaan F (N) ∆x (cm)


1 88 11
2 64 8
3 40 5
Energi potensial yang dihasilkan ketika pegas bertambah panjang 2 cm adalah...
A. 0,32 J
B. 0,16 J
C. 0,08 J
D. 0,06 J
E. 0,04 J
Pembahasan:

Jawaban:

7. Tiga pegas identik dengan konstanta 1000 N/m disusun seperti gambar. k1

Jika susunan pegas diberi beban sehingga bertambah panjang 6 cm, maka pertambahan
panjang masing-masing pegas adalah..
∆x1 ∆x2 ∆x3
A 2 cm 2 cm 2 cm
B 2 cm 4 cm 4 cm
C 3 cm 3 cm 3 cm
D 4 cm 2 cm 3 cm
E 4 cm 3 cm 3 cm
Pembahasan:

Jawaban:

8. Tiga buah pegas disusun seperti gambar dibawah.

k1 k2

k3

Jika konstanta pegas k1 = k2 = 3 N/m dan k3 = 6 N/m, maka konstanta susunan pegas
besarnya...
A. 1 N/m
B. 3 N/m
C. 7,5 N/m
D. 12 N/m
E. 15 N/m

Pembahasan:

Jawaban:
9. Tiga buah pegas identik disusun seperti gambar.

k3 k2

k1

m
Jika massa beban 300 gram (g = 10 m/s2) digantung pada pegas k1 pegas bertambah
panjang 4 cm. Besarnya konstanta susunan pegas adalah...
A. 225 N/m
B. 75 N/m
C. 50 N/m
D. 25 N/m
E. 5 N/m
Pembahasan:

Jawaban: C

10. Tiga pegas identik masing-masing mempunyai konstanta 200 N/m tersusun seri paralel
seperti gambar dibawah.

k3 k2

k1

Pada ujung bawah susunan pegas digantungi beban seberat w sehingga susunan pegas
bertambah panjang 3 cm. Berat beban w adalah...
A. 1 N
B. 2 N
C. 3 N
D. 4 N
E. 10 N
Pembahasan:

Jawaban:
LATIHAN SOAL
1. Pegas yang panjangnya L digantungkan beban sedemikian sehingga diperoleh data
sebagai berikut:
Berat beban 2N 3N 4N
Pertambahan panjang
0,50 0,75 1,0
(cm)
Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan besar konstanta pegas adalah...
A. 250 N/m
B. 360 N/m
C. 400 N/m
D. 450 N/m
E. 480 N/m

2. Grafik hubungan antara gaya (F) terhadap penambahan panjang (Δx) suatu pegas
ditunjukkan gambar dibawah.
F(N)

50

20

0 0,02 0,05 ∆x (m)


Konstanta pegas yang digunakan adalah...
A. 1000 N/m
B. 900 N/m
C. 800 N/m
D. 700 N/m
E. 600 N/m

3. Grafik (F-x) menunjukkan hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas.
F(N)

40

0 0,08 ∆x (m)
Besar energi potensial pegas berdasarkan grafik di atas adalah...
A. 20 joule
B. 16 joule
C. 3,2 joule
D. 1,6 joule
E. 1,2 joule
4. Grafik dibawah menunjukkan hubungan antara gaya (F) dengan pertambahan panjang
(Δx) sebuah pegas.
F(N)

0 7 14 ∆x (cm)
Energi potensial pegas pada saat mengalami pertambahan panjang 14 cm adalah...
a. 11,2 joule
b. 5,6 joule
c. 1,12 joule
d. 0,56 joule
e. 0,112 joule

5. Tiga pegas identik dengan konstanta 600 N/m disusun seperti


gambar.

k1

k2

k3

Jika susunan pegas diberi beban dengan berat w = 6 N, maka pertambahan panjang
masing-masing pegas adalah...
∆x1 ∆x2 ∆x3
A 0,1 cm 0,1 cm 0,1 cm
B 0,3 cm 0,3 cm 0,3 cm
C 1 cm 1 cm 1 cm
D 3 cm 3 cm 3 cm
E 1 cm 3 cm 3 cm

6. Tiga pegas identik disusun seperti gambar dibawah.

k1

k2

k3

Beban seberat 15 N digantung di ujung bawah pegas menyebabkan sistem pegas


bertambah panjang 5 cm. Konstanta masing-masing pegas adalah...
a. 15 N/m
b. 20 N/m
c. 45 N/m
d. 300 N/m
e. 900 N/m

7. Empat buah pegas masing-masing dengan konstanta c disusun secara paralel. Konstanta
pega dari susunan ini menjadi...
A. 0.25c
B. 0.5c
C. 1 c
D. 2 c
E. 4 c

8. Empat pegas identik masing-masing memiliki konstanta 300 N/m disusun seperti
gambar!

Konstanta gabungan keempat pegas adalah...


A. 150 N/m
B. 225 N/m
C. 300 N/m
D. 900 N/m
E. 1200 N/m

9. Tiga buah pegas yang identik A, B, dan C dirangkai seperti gambar.

Anda mungkin juga menyukai