Anda di halaman 1dari 2

2.3 bagaimana perusahaan seperti J.

Crew dapat berjalan dengan baik namun tidak memiliki pernyataan


visi dan misi yang efektif ?.

Menurut saya kegagalan perusahaan yang sudah mempunyai visi dan misi adalah lebih karena
ketidakmampuan menterjemahkan visi dan misi tersebut ke dalam suatu langkah aksi yang konkret juga
ketidakmampuan mengukur kinerjanya atau dengan kata lain visi misi tersebut hanya sekedar slogan
yang tidak mampu membawa segenap elemen perusahaan bergerak bersama menuju satu tujuan yaitu
untuk mencapai tujuan strategis perusahaan. Ketidaksinkronan akan semakin menjadi bahkan akan
terjadi di segenap lini bila perusahaan ini bekerjasama dengan perusahaan lain yang visi misinya tidak
sejalan.

Demikian sebaliknya, walaupun dua perusahaan mempunyai visi dan misi yang tidak sejalan namun
masing – masing mampu menterjemahkan kedalam langkah aksinya serta dapat diukur kinerjanya, masih
sangat memungkinkan untuk diselaraskan guna mencapai tujuan bersama yang dijadikan pengikat
kerjasama. Biasanya phase kritis dalam kerjasama ini adalah penyelarasan operasional dan organisasi
lebih karena masing –masing memiliki latarbelakang / budaya kerja yang berbeda.

Beruntung saat ini terdapat beberapa sistim manajemen yang dapat dipergunakan untuk
menterjemahkan visi misi kedalam suatu aksi termasuk mengukur indikator kinerja kunci, antara lain
adalah balance scorecard yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton.

Menurut Kaplan dan Norton (1996), Balanced Scorecard merupakan alat pengukur kinerja eksekutif yang
memerlukan ukuran komprehensif dengan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif
pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.

Pendekatan Balance Scorecard dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan pokok, yaitu (Kaplan dan
Norton, 1996):

1. Bagaimana penampilan perusahaan dimata para pemegang saham? (perspektif keuangan)

2. Bagaimana pandangan para pelanggan terhadap perusahaan? (perspektif pelanggan)

3. Apa yang menjadi keunggulan perusahaan? (perspektif bisnis internal)

4. Apa perusahaan harus terus menerus melakukan perbaikan dan menciptakan nilai secara
berkesinambungan? (perspektif pertumbuhan dan pembelajaran)

Selain itu, Balanced Scorecard juga memberikan kerangka berpikir untuk menjabarkan strategi
perusahaan ke dalam segi operasional. Kaplan dan Norton (1996) mengatakan bahwa perusahaan
menggunakan focus pengukuran scorecard untuk menghasilkan berbagai proses manajemen, meliputi :

1. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi

Untuk menentukan ukuran kinerja perusahaan, visi organisasi dijabarkan ke dalam tujuan dan sasaran.

2. Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis


Balanced scorecard memperlihatkan kepada setiap karyawan apa yang dilakukan perusahaan untuk
mencapai apa yang menjadi keinginan para pemegang saham dan konsumen.

3. Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis

Rencana bisnis memungkinkan organisasi mengintegrasikan antara rencana bisnis dan rencana keuangan
mereka. Balanced scorecard sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya dan mengatur mana yang
lebih penting untuk diprioritaskan, akan menggerakkan ke arah tujuan jangka panjang perusahaan secara
menyeluruh.

4. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis

Proses keempat ini akan memberikan strategic learning kepada perusahaan.

Dengan Balanced Scorecard, tujuan suatu perusahaan tidak hanya dinyatakan dalam ukuran keuangan
saja, melainkan dinyatakan dalam ukuran dimana perusahaan tersebut menciptakan nilai terhadap
pelanggan yang ada pada saat ini dan akan datang, dan bagaimana perusahaan tersebut harus
meningkatkan kemampuan internalnya termasuk investasi pada manusia, sistem, dan prosedur yang
dibutuhkan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik di masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai