Unclear Ojective
Proyek mobil ESEMKA merupakan proyek yang sejak kemunculannya digadang-
gadang akan menhadi cikal bakal tumbuhnya industri mobil nasional yang selama ini masih
belum dapat muncul ke permukaan diantara persaingan pasar yang ketat. Mobil ESEMKA
awalnya ditujukan sebagai mobil nasional. Dimana hampir 100% merupakan karya dan
inovasi anak bangsa. Sehingga Bangsa Indonesia nantinya akan bangga bahwa Indonesia
sudah mampu untuk membuat mobil sendiri.
Namun di balik harapan yang besar yang dibawa mobil ESEMKA, banyak fakta yang
mengejutkan dari proyek mobil ESEMKA pada tahun 2014 ini.Belakangan diketahui bahwa
pembuatan mobil ESEMKA sendiri dilakukan dengan cara mencomot komponen-komponen
dari mobil-mobil yang telah beredar di pasaran. Hal tersebut tentunya sangat berkebalikan
jika kita lihat dari tujuan dibuatnya mobil ESEMKA adalah sebagai mobil nasional karya anak
bangsa. Terkesan bahwa Indonesia hanya mampu melucuti komponen mobil asing dan
memasang kembali dengan wajah baru yang kita sebut sebagai “mobil nasional”.
Dilihat dari tujuan utamanya, maka sangat jauh meleset dengan aktualisasi yang
terjadi. Penyimpangan tujuan awal yang sangat jauh menyebabkan ketidak jelasan arah dari
proyek mobil ESEMKA. Sehingga tidak heran jika proyek ini kini tinggalah berita-berita pada
secarik koran yang lusuh belaka.
Lack of Senio Management Support
Proyek mobil ESEMKA sendiri sebenarnya kurang mendapat dukungan dari Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan yang saat itu dijabat oleh M. Nuh, yang sempat menilai bahwa
proyek mobil ESEMKA yang dipopulerkan oleh mantan Wali Kota Solo Jokowi saat itu
terkesan asal-asalan. Tudingan tersebut bukan tanpa sebab, karena proyek mobil ESEMKA
sendiri dianggap bukanlah berbasis penelitian.
Selain itu juga proyek mobil ini tidak didukung oleh perusahaan-perusahaan mobil
asing yang telah beredar di pasaran saat ini. Ketakutan akan bergesernya pasar mereka di
Indonesia menyebabkan adanya permainan politik dan kabijakan pemerintah yang
bercampur dengan interfensi dari pihak produsen aising
Karena kurangnya dukungan dari pemerintah dan produsen-produsen asing, maka
wajarlah proyek mobil ESEMKA sangat terhambat dalam perkembangannya.
Inadequate Funding
Ketersediaan sumber dana dari proyek mobil ESEMKA sendiri juga masih sangat jauh
dari cukup. Bantuan pemerintah masih sangat minimum saat itu. Bahkan masih
pengembangan dari mobil ESEMKA masih menggunakan APBD Kota Solo tanpa ada bantuan
dari pemerintah pusat. Hal ini berkaitan dengan tudingan mentri pendidikan dan
kebudayaan yang mengatakan bahwa proyek mobil ESEMKA merupakan proyek abal-abal.
Jakarta macet adalah kelaziman. Tidak macet justru tidak lazim. Setiap
sudut kota terjejal kendaraan bermotor yang kian hari melimpah. Ketika
jalanan macet nyaris tak bergerak, parkiran pusat berbelanjaan tetap
penuh. Lalu datanglah "harapan" indah tentang proyek Mobil nasional
bernama ESEMKA. Jokowi seolah hadir membawa secercah asa.
Tapi tabir kebohongn Esemka tak mampu dibendung. Yang bisa dilakukan
Dia menjelaskan, innovation research yang meliputi desain, cat, dan kemasan
mobil sangat penting agar Esemka punya brand yang baik. "Sebenernya
tugasnya adalah itu," ucap Jokowi
Jokowi pun membantah riset dan pengembangan mobil Esemka tidak serius.
Sebab, pihaknya telah melakukan riset. Misalnya uji emisi selama beberapa
kali. "Itu sudah 5 tahun lebih. Sudah bolak balik gonta ganti gonta ganti
sampai lulus uji emisi. Semua yang namanya research, mau masuk bisnis,
harus melalui uji emisi, dan esemka sudah melalui itu semua," ucap Jokowi.
"Terus terang, kami (Kemendikbud dan ITS) tidak mau gegabah membuat
(sumber : http://www.rmol.co/read/2012/01/06/51204/Fuad-Bawazier-Beberkan-
Penyebab-Proyek-Mobil-Nasional-Gagal-)
"Loh, transportasi massal dong, apa lagi. Tapi yang bayarnya murah. Untuk rakyat,"
lanjut Jokowi.
Namun jika ditilik ke belakang, pernyataan Jokowi hari ini seolah bertolak belakang
dengan pernyataannya ketika masih menjabat sebagai Wali Kota Solo. Dulu Jokowi
sangat getol kampanye soal mobil Esemka. Jokowi ingin Esemka menjadi mobil
nasional yang murah namun juga ramah lingkungan.
Jokowi menjelaskan, mobil Esemka akan diproduksi oleh PT Kiat Esemka bekerja
sama dengan Solo Technopark, setelah memiliki seluruh perizinan. Mobil Esemka,
"Setelah memiliki seluruh izin, Kiat Esemka siap memproduksi mobil Esemka
dengan kapasitas produksi 200 hingga 300 unit per bulan," katanya.
Mungkin penolakan Jokowi karena Esemka produk dalam negeri sedangkan mobil
murah yang saat ini digadang-gadang pemerintah adalah mobil impor. Namun
ternyata proyek mobil murah saat ini juga bisa dibilang mobil proyek nasional karena
80 persen kandungannya lokal alias dari dalam negeri.
Kini proyek Esemka pun sudah tidak tahu sampai mana. Bahkan ada yang
menyebut proyek Esemka hanya pencitraan Jokowi saja. Namun apa pun itu, lewat
mobil Esemka, Jokowi sukses menjadi Gubernur DKI. Dan sekarang Jokowi kembali
sedang 'menunggangi' mobil murah. Mungkinkan 'tunggangan' barunya ini juga bisa
mengantarkannya menjadi capres?
Yang jelas proyek mobil murah memang harus dikaji terutama efek buruknya bagi
Ibu Kota, penggunaan bahan bakar kendaraan dan sebagainya. Bisa jadi dalam
proyek mobil murah ini ada peran pihak-pihak tertentu yang memang ingin
menghambat berkembangnya transportasi umum di Jakarta. [hhw]
(sumber : https://www.merdeka.com/jakarta/jokowi-mobil-murah-dan-proyek-gagal-
esemka.html)