Anda di halaman 1dari 10

Pemeriksaan Laboratorium

1. Hematologi

Pemeriksaan Deskripsi Nilai Normal Penyakit


Hematokrit (HCT) Hematokrit menunjukan persentase Pria : 40% - 50 % -Penurunan Hct sebesar 30% menunjukkan pasien mengalami
sel darah merah tehadap volume Wanita : 35% - 45% anemia sedang hingga parah
darah total
Hemoglobin (Hb) Hemoglobin adalah komponen yang Pria : 13 - 18 g/dL Penurunan nilai Hb dapat terjadi pada anemia (terutama
berfungsi sebagai alat transportasi Wanita: 12 - 16 g/dL anemia karena kekurangan zat besi), sirosis, hipertiroidisme,
oksigen (O2) dan karbon dioksida perdarahan, peningkatan asupan cairan dan kehamilan
(CO2)
Eritrosit Fungsi utama eritrosit adalah untuk Pria: 4,4 - 5,6 x 106 Jumlah sel darah merah menurun pada pasien anemia
mengangkut oksigen dari paru-paru sel/mm3 leukemia, penurunan fungsi ginjal, talasemin, hemolisis dan
ke jaringan tubuh dan mengangkut lupus eritematosus. Dapat juga terjadi karena obat (drug
CO2 dari jaringan tubuh ke paru-paru Wanita: 3,8-5,0 x induced anemia). Misalnya: sitostatika, antiretroviral.
oleh Hb 106 sel/mm3
Mean Corpuscular MCV adalah indeks untuk Nilai normal : 80 – Penurunan nilai MCV terlihat pada pasien anemia kekurangan
Volume (MCV menentukan ukuran sel darah 100 (fL) besi, anemia pernisiosa dan talasemia, disebut juga anemia
merah. MCV menunjukkan ukuran sel mikrositik.
darah merah tunggal apakah sebagai
Normositik (ukuran normal), Peningkatan nilai MCV terlihat pada penyakit hati, alcoholism,
Mikrositik (ukuran kecil < 80 fL), atau terapi antimetabolik, kekurangan folat/vitamin B12, dan terapi
Makrositik (ukuran kecil >100 fL). valproat, disebut juga anemia makrositik.
Mean Corpuscular Indeks MCH adalah nilai yang Nilai normal : 28– 34 Peningkatan MCH mengindikasikan anemia makrositik
Hemoglobin mengindikasikan berat Hb rata-rata pg/ sel
(MCH) di dalam sel darah merah, dan oleh Penurunan MCH mengindikasikan anemia mikrositik.
karenanya menentukan kuantitas
warna (normokromik, hipokromik,
hiperkromik) sel darah merah. MCH
dapat digunakan untuk mendiagnosa
anemia.
Mean Corpuscular Indeks MCHC mengukur konsentrasi Nilai normal : 32 – MCHC menurun pada pasien kekurangan besi, anemia
Hemoglobin Hb rata-rata dalam sel darah merah; 36 g/dL mikrositik, anemia karena piridoksin, talasemia dan anemia
Concentration semakin kecil sel, semakin tinggi hipokromik.
(MCHC) konsentrasinya.
MCHC meningkat pada sferositosis, bukan anemia pernisiosa
Retikulosit Retikulosit adalah sel darah yang Nilai normal : 0,5-2% Jumlah retikulosit akan meningkat pada pasien anemia
muda, tidak berinti merupakan hemolitik, penyakit sel sabit dan metastase karsinoma.
bagian dari rangkaian pembentukan
eritrosit di sumsum tulang. Jika jumlah retikulosit tidak meningkat pada pasien anemia,
Peningkatan jumlah retikulosit hal ini menandakan sumsum tulang tidak memproduksi
mengindikasikan bahwa produksi sel eritrosit yang cukup (misal anemia kekurangan besi, anemia
darah merah dipercepat; penurunan aplastik, anemia pernisiosa, infeksi kronik dan terapi radiasi).
jumlah retikulosit mengindikasikan
produksi sel darah merah oleh
sumsum tulang berkurang.
Leukosit (sel Neutrofi l melawan infeksi bakteri Nilai normal : 3200 – Leukopenia, adalah penurunan jumlah leukosit disebabkan
darah putih) dan gangguan radang 10.000/mm3 karena : 1. Infeksi virus, hiperplenism, leukemia. 2. obat
(antimetabolit, antibiotik, antikonvulsan, kemoterapi) 3.
Eosinofi l melawan gangguan alergi Anemia aplastik/pernisiosa 4. Multipel myeloma
dan infeksi parasit

Basofi l melawan diskrasia darah dan


penyakit myeloproliferatif

Limfosit melawan infeksi virus dan


infeksi bakteri

Monosit melawan infeksi yang hebat


Neutrofil Neutrofi l terutama berfungsi sebagai Nilai normal: Neutrofilia, yaitu peningkatan persentase neutrofi l,
pertahanan terhadap invasi mikroba Segment : 36% - disebabkan oleh infeksi bakteri dan parasit, gangguan
melalui fagositosis. Sel ini memegang 73% metabolit, perdarahan dan gangguan myeloproliferatif.
peranan penting dalam kerusakan Bands : 0% - 12%
jaringan yang berkaitan dengan Neutropenia yaitu penurunan persentase neutrofi l, dapat
disebabkan oleh penurunan produksi neutrofi l, peningkatan
penyakit noninfeksi seperti artritis kerusakan sel, infeksi bakteri, infeksi virus, penyakit
reumatoid, asma dan radang perut. hematologi, gangguan hormonal dan infeksi berat.
Eosinofil Eosinofi l juga aktif pada reaksi alergi Nilai normal : 0% - Eosinofi lia adalah peningkatan jumlah eosinofi l lebih dari 6%
dan infeksi parasit sehingga 6% atau jumlah absolut lebih dari 500. Penyebabnya antara lain:
peningkatan nilai eosinofi l dapat respon tubuh terhadap neoplasma, penyakit Addison, reaksi
digunakan untuk mendiagnosa atau alergi, penyakit collagen vascular atau infeksi parasit.
monitoring penyakit
Eosipenia adalah penurunan jumlah eosinofi l dalam sirkulasi.
Eosipenia dapat terjadi pada saat tubuh merespon stres
(peningkatan produksi glukokortikosteroid).
Trombosit Nilai normal : 170 – Trombositosis berhubungan dengan kanker, splenektomi,
(platelet) 380. 103/mm3 polisitemia vera, trauma, sirosis, myelogeneus, stres dan
arthritis reumatoid.
SI : 170 – 380. 109/L
Trombositopenia berhubungan dengan idiopatik
trombositopenia purpura (ITP), anemia hemolitik, aplastik, dan
pernisiosa. Leukimia, multiple myeloma dan multipledysplasia
syndrome.

Obat seperti heparin, kinin, antineoplastik, penisilin, asam


valproat dapat menyebabkan trombositopenia
Laju Endap Darah Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) Pria < 15 mm/1 jam nilai meningkat terjadi pada: kondisi infeksi akut dan kronis,
(LED) adalah ukuran kecepatan endap misalnya tuberkulosis, arthritis reumatoid, infark miokard
eritrosit, menggambarkan komposisi Wanita <20 mm/1 akut, kanker, penyakit Hodkin’s, gout, Systemic Lupus
plasma serta perbandingan eritrosit jam Erythematosus (SLE), penyakit tiroid, luka bakar, kehamilan
dan plasma. trimester II dan III

nilai menurun terjadi pada: polisitemia, gagal jantung kongesti,


anemia sel sabit, Hipofi brinogenemia, serum protein rendah
Interaksi obat dengan hasil laboratorium: etambutol, kuinin,
aspirin, dan kortison.
Waktu protrombin Mengukur secara langsung kelainan Nilai normal: 10 – 15 Nilai meningkat pada defi siensi faktor tromboplastin
(Prothrombin secara potensial dalam sistem detik (dapat ekstrinsik, defi siensi vit.K, DIC (disseminated intravascular
time/PT) bervariasi secara coagulation), hemorrhragia pada bayi baru lahir, penyakit hati,
tromboplastin ekstrinsik (fi brinogen, bermakna antar obstruksi bilier, absorpsi lemak yang buruk, lupus, intoksikasi
protrombin, faktor V, VII dan X). laboratorium) salisilat.
aPTT (activated Mendeteksi defi siensi sistem Nilai normal : 21 – Meningkat pada penyakit von Willebrand, hemofi lia, penyakit
Partial thromboplastin intrinsik (faktor I, II, 45 detik hati, defi siensi vitamin K, DIC. Obat yang perlu diwaspadai:
Thromboplastin V, VIII, IX, X, XI dan XII). Digunakan heparin, streptokinase, urokinase, warfarin)
Time) untuk memantau penggunaan
heparin Menurun pada DIC sangat awal, hemorrhagia akut, kanker
meluas (kecuali mengenai hati)
Waktu Thrombin Nilai normal : dalam rentang 3 detik Nilai normal : dalam
(Thrombin dari nilai kontrol (nilai kontrol: 16-24 rentang 3 detik dari
Time/TT) detik), bervariasi antar laboratorium. nilai kontrol (nilai
kontrol: 16-24
detik), bervariasi
antar laboratorium.
D - Dimer Nilai normal: Negatif meningkat pada DIC, DVT, Emboli paru, gagal hati atau gagal
atau < 0,5 mcg /mL ginjal, kehamilan trimester akhir, preeklamsia, infark miokard,
atau < 0,5 mg/L SI keganasan, infl amasi, infeksi parah, pembedahan dan trauma

Peningkatan palsu:
pada kondisi titer
reumatoid faktor
yang tinggi, adanya
tumor marker
(penanda) CA-125,
terapi estrogen dan
kehamilan normal.
2. Pemeriksaan Gula darah dan Asam Urat

Pemeriksaan Nilai Normal Penyakit


GDS Bukan DM < 100
Belum Pasti 100-199
DM ≥ 200
GDP Bukan DM < 100
Belum Pasti 100-125
DM ≥ 126
TTOG
HbA1c
Asam Urat Pria ; ≥ 15tahun:3,6-8,5mg/dL Hiperurisemia dapat terjadi pada leukemia, limfoma, syok, kemoterapi, metabolit
asidosis dan kegagalan fungsi ginjal yang signifi kan akibat penurunan ekskresi atau
Wanita;> 18 tahun: 2,3 – 6,6 mg/dL peningkatan produksi asam urat.

3. Analisa Gas Darah

Pemeriksaan Deskripsi Nilai Normal Penyakit


Saturasi Oksigen Jumlah oksigen yang diangkut oleh Nilai Normal: 95-
(SaO2) hemoglobin, ditulis sebagai 99% O2
persentasi total oksigen yang terikat
pada hemoglobin.
Tekanan Parsial PaO2 adalah ukuran tekanan parsial Nilai normal : 75-100 Penurunan nilai PaO2 dapat terjadi pada penyakit paru
Oksigen (PaO2) yang dihasilkan oleh sejumlah O2 mmHg obstruksi kronik (PPOK), penyakit obstruksi paru, anemia,
yang terlarut dalam plasma. hipoventilasi akibat gangguan fi sik atau neuromuskular dan
gangguan fungsi jantung. Nilai PaO2 kurang dari 40 mmHg
perlu mendapat perhatian khusus.

Peningkatan nilai PaO2 dapat terjadi pada peningkatan


penghantaran O2 oleh alat bantu (contoh: nasal prongs, alat
ventilasi mekanik), hiperventilasi, dan polisitemia (peningkatan
sel darah merah dan daya angkut oksigen).
Tekanan Parsial PaCO2 menggambarkan tekanan Nilai normal : 35-45
Karbon Dioksida yang dihasilkan oleh CO2 yang mmHg
(PaCO2) terlarut dalam plasma. Dapat
digunakan untuk menentukan efektifi
tas ventilasi alveolar dan keadaan
asam-basa dalam darah.
pH serum pH menggambarkan Nilai normal : 7,35-
keseimbangan asam basa dalam 7,45 Nilai kritis: <
tubuh. Sumber ion hidrogen dalam 7,25 atau >7,55
tubuh meliputi asam volatil dan
campuran asam (seperti asam laktat
dan asam keto)
Bikarbonat Nilai normal : 21-28 Peningkatan bikarbonat menunjukan asidosis respiratori
mEq/L akibat penurunan ventilasi

Penurunan bikarbonat menunjukan adanya alkalosis


respiratori (akibat peningkatan ventilasi alveolar dan
pelepasan CO2 dan air) atau adanya asidosis metabolik (akibat
akumulasi asam tubuh atau hilangnya bikarbonat dari cairan
ekstraseluler).

4. Urinalisis

Pemeriksaan Deskripsi Nilai Normal Penyakit


Warna Urin Warna merah coklat menunjukkan urin mengandung hemoglobin, myoglobin, pigmen empedu, darah atau pewarna. Dapat
juga karena pemakaian klorpromazin, haloperidol, rifampisin, doksorubisin, fenitoin, ibuprofen. Warna merah coklat dapat
berarti urin bersifat asam (karena metronidazol) atau alkali (karena laksatif, metildopa)

Warna kuning merah (pink) menunjukkan adanya sayuran, bit, fenazopiridin atau katartik fenolftalein, ibuprofen, fenitoin,
klorokuin

Warna biru-hijau menunjukkan pasien mengkonsumsi bit, bakteri Pseudomonas, pigmen empedu, amitriptilin,

Warna hitam menunjukkan adanya, alkaptouria


Warna gelap menunjukkan porfi ria, malignant melanoma (sangat jarang)

Urin yang keruh merupakan tanda adanya urat, fosfat atau sel darah putih (pyuria), polymorphonuclear (PMNs), bakteriuria,
obat kontras radiografi .

Urin yang berbusa mengandung protein atau asam empedu

Kuning kecoklatan menunjukkan primakuin, sulfametoksazol, bilirubin, urobilin


Protein Protein urin dihitung dari urin yang proteinuria bila lebih
dikumpulkan selama 24 jam. dari 300 mg/hari.
Proteinuria (dengan metode dipstick)
: +1 = 100 mg/dL, +2 = 300 mg/dL, +4 positif palsu dapat
= 1000 mg/dL. terjadi pada
pemakaian obat
berikut: penisilin
dosis tinggi,
klorpromazin,
tolbutamid
,golongan sulfa
Keton
Glukosa
Sedimen Cell cast : Menunjukkan acute tubular necrosis.
White cell cast biasanya terjadi pada acute pyelonephritis atau interstitial nephritis
Red cell cast timbul pada glomerulonefritis akut
RBC : Peningkatan nilai menunjukkan glomerulonefritis, vaskulitis, obstruksi ginjal atau penyakit mikroemboli, atau proteinuria
WBC : peningkatan nilai menunjukkan penyakit ginjal dengan infl amasi
Bakteri : jumlah bakteri > 105/mL menunjukkan adanya infeksi saluran kemih.
Kristal : meliputi kristal kalsium oksalat, asam urat, amorf, triple fosfat. Adanya kristal menunjukkan peningkatan asam urat
dan asam amino
5. Faal Ginjal

Pemeriksaan Deskripsi Nilai Normal Penyakit


Kreatinin Tes ini untuk mengukur jumlah Nilai normal : 0,6 – Konsentrasi kreatinin serum meningkat pada gangguan fungsi
kreatinin dalam darah. Produksi 1,3 mg/dL ginjal baik karena gangguan fungsi ginjal disebabkan oleh
kreatinin konstan selama masa otot nefritis, penyumbatan saluran urin, penyakit otot atau
konstan. Penurunan fungsi ginjal SI : 62-115 μmol/L dehidrasi akut.
akan menurunkan ekskresi kreatinin.
Konsentrasi kreatinin serum menurun akibat distropi otot,
atropi, malnutrisi atau penurunan masa otot akibat penuaan.
Kreatinin Clerance Kreatinin difi ltrasi oleh glomerulus Pria : 1 - 2 g/24 jam
ginjal dan tidak direabsorbsi oleh
tubulus pada kondisi normal. Wanita : 0,8 - 1,8
Kreatinin serum dan klirens kreatinin g/24 jam
memberikan gambaran fi ltrasi
glomerulus.
Urea dan Blood Wajib diperiksa 13-43mg/dl
Urea Nitrogen

6. Fungsi hati

Pemeriksaan Deskripsi Nilai Normal Penyakit


Albumin Albumin di sintesa oleh hati dan 3,5 – 5,0 g% SI: 35- Nilai meningkat pada keadaan dehidrasi
mempertahankan keseimbangan 50g/L
distribusi air dalam tubuh (tekanan Nilai menurun pada keadaan: malnutrisi, sindroma absorpsi,
onkotik koloid). Albumin membantu hipertiroid, kehamilan, gangguan fungsi hati, infeksi kronik,
transport beberapa komponen luka bakar, edema, asites, sirosis, nefrotik sindrom, SIADH, dan
darah, seperti: ion, bilirubin, hormon, perdarahan.
enzim, obat.
Bilirubin Bilirubin terjadi dari hasil peruraian Total ≤ 1,4 mg/dL Peningkatan bilirubin yang disertai penyakit hati dapat terjadi
hemoglobin dan merupakan produk pada gangguan hepatoseluler, penyakit sel parenkim,
antara dalam proses hemolisis. obstruksi saluran empedu atau hemolisis sel darah merah.
Bilirubin dimetabolisme oleh hati dan
diekskresi ke dalam empedu Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dapat terjadi
sedangkan sejumlah kecil ditemukan pada anemia hemolitik, trauma disertai dengan pembesaran
dalam serum. hematoma dan infark pulmonal.

7. Pemeriksaan Lemak

Pemeriksaan Deskripsi Nilai Normal Penyakit


LDL Nilai normal : < 3,36 Nilai LDL tinggi dapat terjadi pada penyakit pembuluh darah
mmol/L koroner atau hiperlipidemia bawaan. Peninggian kadar dapat
terjadi pada sampel yang diambil segera. Hal serupa terjadi
Nilai batas : 130 - pula pada hiperlipoproteinemia tipe Ha dan Hb, DM,
159 mg/dL hipotiroidism, sakit kuning yang parah, sindrom nefrotik,
hiperlipidemia bawaan dan idiopatik serta penggunaan
Risiko tinggi: ≥160 kontrasepsi oral yang mengandung estrogen.
mg/dL
HDL Dewasa: 30 - 70 Peningkatan HDL dapat terjadi pada alkoholisme, sirosis bilier
mg/dL primer, tercemar racun industri atau poliklorin hidrokarbon.
Peningkatan kadar HDL juga dapat terjadi pada pasien yang
menggunakan klofi brat, estrogen, asam nikotinat, kontrasepsi
oral dan fenitoin.
Trigliserida Pria : 40 - 160 mg/dL Trigliserida meningkat dapat terjadi pada pasien yang
Wanita : 35 - 135 mengidap sirosis alkoholik, alkoholisme, anoreksia nervosa,
mg/dL sirosis bilier, obstruksi bilier, trombosis cerebral, gagal ginjal
kronis, DM, Sindrom Down’s, hipertensi, hiperkalsemia,
idiopatik, hiperlipoproteinemia (tipe I, II, III, IV, dan V),
penyakit penimbunan glikogen (tipe I, III, VI), gout, penyakit
iskemia hati hipotiroidism

8. Enzim Jantung

Anda mungkin juga menyukai