Anda di halaman 1dari 6

DAUR ULANG BAHAN KIMJA PADA PROSES ORGANOSOLV

BEBERAPA JENIS KAYU DAUN LEBAR CEPAT TUMBUH


Wasrin Syafii

-
Jurusan Teknologi Hasil Hutan, Eakultas Kthumnan IPB

ABSTRQCT

A study on the chemical recovery of black liquor from organosolv pulping has been carried out. The
wood species used in this study were Paraserianthes falcatmia L. Nielsen, Acacia mangium Willd, and
Eucalyptus urophylla. The results showed that the recovery rate of lignin and organic solvent were 54.45 -
61.59 % and 5924 - 80.75 %, respectively.
. -.

PENDAHULUAN produksi pulp, maka lindi hitam yang akan dihasil-


kan dari proses ini semakin meningkat pula. Salah
Industri pulp di Indonesia pada umumnya satu cara pemanfaatan lindi hitam adalah dengan
menggunakan proses kimia terutama proses la-aft pemulihan kembali bahan kimia yang terdapat di
(Indonesian Pulp and Paper Association, 1998). dalarn lindi hitam tersebut. Lindi hitam proses
Proses ini memang diietahui memiliki beberapa organosolv terdiri dari senyawa yang berasal dari
keuntungan antara lain mampu mengolah harnpir kayu seperti misalnya lignin, alkohol, furfural, gula-
semua jenis bahan baku serta menghasilkm pulp gula turunan hemiselulosa serta campuran fen01
dengan kekuatan yang baik. Disisi lain, proses ini dengan bobot molekul rendah.
juga merniliki beberapa kelemahan yaitu menimbul- Penelitian dan pengembangan teknolagi
kan pencemaran udara (emisi gas hidrogen sulfida, organosolv sudah banyak dilakukan di banyak
dimetilsulfida dan metil merkaptan), untuk bisa negara (Young dan Akhtar, 1998). Titik berat pene-
beroperasi secara ekonomis memerlukan kapasitas litian dan pengembangan teknologi ini antara lain
produksi yang sangat besar, serta tingkat efisiensi adalah me& kondiii pemasakan yang tepat, per-
pemanfaatan sumberdaya yang relatif rendah karena baikan sifat-sifat pulp yang dihasilkan, serta daur-
banyaknya komponen kayu (misalnya lignin dan ulang bahan kimia. Akan tetapi, hasil penelitian
hemiselulosa) yang terbuang selama proses pro- tersebut tidak bisa langsung diterapkan untuk jenis-
duksinya. Untuk memecahkan pennasalahan ter- jenis kayu tropis, karena sifat jenis-jenis kayu yang
sebut maka perlu dilakukan usaha-usaha pencarian digunakan dalau~percobam tersebut berbeda (kom-
teknologi baru yang lebih ramah lingkungan dan ponen kimia, struktur anatomi, dan sifat fisis)
mampu memanfaatkan sumberdaya hutan secara dengan sitit jenis-jenis kayu tropis. Oleh karena itu,
lebih efisien. penelitian aplikasi proses organosolv untuk jenis-
Salah satu teknologi baru yang pada saat ini jenis kayu tropis perlu dilakukan. Penelitian ini
sedang dikembangkan di banyak negara adalah bertujuan untuk mengetahui besarnya laju perolehan
proses organosolv, yaitu proses pembuatan pulp kembali (recovery rate) lignin clan pelarut organik
dengan menggunakan pelarut organik sebagai bahan dalam l i hitam dari proses organosolv.
pemasalcnya seperti misalnya etanol, metanol, asam
asetat, dan aseton (Young dan Akhtar, 1998). Tek-
nologi pulping organosolv dipiiih untuk dikembang- BAEAN DAN METODA
kan di banyak negara karena mempunyai banyak
keuntungan yaitu tidak menggunakan unsur belerang Bahan dan Alpt
dalam proses produksinya sehingga tidak menim-
bulkan odour problem, daur ulang bahan kimia
dapat dilakukan dengan cara yang sangat sederhana
dan dapat menghasilkan produk samping (by- Lindi hitam diperoleh dari pemasakan proses
products) berupa lignin dan hemisehlosa dengan organosolv (proses alcell, dan proses organocell)
tingkat kemwnian tinggi, serta dapat dioperasikan dengan menggmakan jenis-jenis kayu sengon
secara ekonomis pada kapasitas produksi yang (Pmaserimrthes falcamia L. Nielsen), kayu
relatif kecil (Aziz dan Sarkanen, 1989). mangium (Acucia mangium Willd), dan kayu
Dalam industri pulp dan kertas, dari proses ampupu (Eucatjphls urophylla). Pemasakan pulp
unit pulping akan dihasilkan limbah cair berupa lindi dilakukan dengan kondisi pemasakan sebagai ber-
hitarn (black liquor). Dengan semakin meningkatnya ikut : rasio larutan pernasak : serpih = 12 : 1, suhu

J. Tek. Ind Pert. Vol. 10 (3), 93 - 98 93

Anda mungkin juga menyukai