BAB I
PENDAHULUAN
Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai salah satu basis yang paling
mendasar di daerah.
1.953 Desa, dan 376 Kelurahan (Statistik Badan Pusat Statistik, 2018).
1
2
yang dalam usahanya tidak ikut dalam lalu lintas pembayaran. BPR adalah
Tenggara terdapat 12 BPR Milik pemerintah dan 4 BPR Milik Swasta. BPR
kesejahteraan rakyat.
yang lebih ringan dengan fokus binaan pada nasabah di sektor perdagangan,
Perikanan dan Industri Rumah Tangga. Hal ini sejalan dengan Amanat
pelayanan perbankan.
masing desa dan kelurahan melalui program bantuan dana hibah dari
(4) BPR Bahteramas Konsel, (5) BPR Bahteramas Kendari, dan (6) BPR
4
yaitu BPR Bahteramas Kolaka, dan pada tahun 2014 Pemerintah Daerah
kemudian meresmikan 5 BPR lagi, yaitu : (1) BPR Bahteramas Buton, (2)
BPR Bahteramas Butur, (3) BPR Bahteramas Muna, (4) BPR Bahteramas
Konut, dan (5) BPR Bahteramas Kolut, sehingga Total BPR Bahteramas
saat ini berjumlah 12 BPR. Hingga saat ini keberadaan BPR Bahteramas
dorongan bagi pemerintah daerah agar lebih kreatif dalam mencari sendiri
pundi-pundi keuangan mereka (Halim, 2012 :105), dalam hal ini kontribusi
Daerah adalah pembagian deviden yang berasal dari laba perusahaan yang
5
deviden yang diterima. Namun, jika ditanjau dari pertumbuhan laba BPR
tabel berikut:
Tabel 1.1
yang cukup akan lebih baik daripada modal kerja yang berlebihan, karena
hal itu dapat menunjukkan perusahaan tidak bisa menggunakan dana yang
ada dengan baik, sehingga dana tersebut menjadi tidak produktif. Hal
atau profitabilitas. Begitu juga sebaliknya modal kerja yang kurang akan
Tambahan setoran modal yang jumlahnya besar ini tentu saja berasal
tambahan setoran modal akan menunjukkan gap yang sangat besar. Padahal
oleh BPR Bahteramas akan masuk dalam Pendapatan Asli Daerah, dan
Sulawesi Tenggara.
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis