Anda di halaman 1dari 1

Dikutip dari pendapat Rachmatullah Oky Raharjo

pengamat social, lulusan Pondok Pesantren Darussalam Gontor


Filosofi lima jari

1. Jari Jempol
Jari jempol ini adalah simbol pemimpin. Dia yang utama dan induk keempat jari lainnya..Kenapa ini
identik dengan simbol pejabat? Karena jempol biasanya identik dengan persetujuan, kebagusan, dan sifat
baik.
2. Jari Telunjuk
Jari telunjuk adalah simbol dari orang-orang kaya. Sebab budaya orang kaya biasanya menunjuk. Jika
butuh apa-apa orang kaya biasanya tinggal tunjuk karena dia punya kekuatan. Bahkan dengan harta yang
dia miliki, dia bisa mengatur keputusan seorang pemimpin untuk setuju atau tidak setuju akan suatu
masalah. Sekarang coba tunjuk sesuatu. Ketika sedang menunjuk, ibu jari menekan ketiga jari lainnya
untuk tunduk.
3. Jari Tengah
Ini simbol Ulama. Posisinya di tengah. Jari tengah merupakan jari yang paling tinggi diantara kelima jari,
akan tetapi setiap kali kita akan makan menggunakan tangan, atau mengambil suatu barang, secara
anatomis jari tengah akan menarik diri menjadi sejajar dengan empat jari lainnya. Itulah perlambang
kebijakan jari tengah, ulama.
Jari tengah tidak ke kiri dan tidak ke kanan. Memang begitulah sebaiknya ulama. Dia tidak kemana-mana,
tapi ada dimana-mana. Keberadaan ulama ditengah-tengah umat, laksana harimau ditengah hutan.
Keduanya saling membutuhkan. Hutan perlu harimau untuk menjaganya dari tangan-tangan yang tidak
bertaggung jawab. Dan harimau perlu hutan, karena di situlah dia lebih berwibawa.
4. Jari Manis
Ini simbol remaja. Diman segala sesuatunya tidak lepas dari unsur “manis”. Senyum manis, wajah manis,
suara manis, dan segalanya manis. Sekali lagi coba kita lihat. Pernah coba mengangkat jari manis?
Bisakah dia dengan sempurna berdiri tegak? Ternyata sulit bukan? Itulah ibarat masa remaja. Pada masa
itu, para remaja merasa sudah bisa mandiri, tidak mau diatur, maunya bebas, lepas tanpa aturan, padahal
sesungguhnya dia masih memerlukan topngan dari orang tua, guru dan orang lain.
5. Kelingking
Ini jari terkecil dalam susunan lima jari kita. Ini adalah simbol kaum perempuan. Mohon maaf bukan
bermaksud menyinggung, karena ini hanyalah sekedar simbol. Kelingking ini kecil, mungil tapi
“fungsional”. Justru karena kecilnya, dia bisa melakukan banyak hal yang tidak bisa dilakukan oleh ke-
empat jari yang lain. Biarpun kecil, kelingking ini “menangan”. Coba ingat ketika kita suit, kelingking
bertemu jempol maka yang menang kelingking.
Itu juga simbol. Bahwa meskipun kecil, tapi kaum wanita bisa ”merayu” para pemimpin yang kebetulan
suaminya mungkin untuk menjadi lebih baik, atau juga sebaliknya. Sejarah banyak menceritakan, bahwa
puluhan laki-laki perkasa, terjatuh di kaki kaum wanita. Maka sungguh dahsyat peran kaum wanita ini
untuk menentukan masa depan peradaban bangsa. Sebagaimana sabda Rasulullah “Wanita tiang negara,
kalau baik kaum wanita, maka mulyalah negara. Kalau rusak kaum wanita, maka hancurlah negara”.
Kalau semua unsur jari ini bisa bersatu, maka pekerjaan apa yang tidak bisa dilaksanakan? Dari sekedar
bersalaman, menulis, menggaruk, membelai, memijit, memukul, mengangkat sesuatu, menggenggam,
melempar, semuanya jadi terasa sangat mudah bila kelima jari ini bersatu. Begitu juga umat ini. Jika
kelima unsur diatas bisa saling mengisi dan menjaga, maka tak ada permasalahan umat yang tidak bisa
dibereskan.#
Sumber : https://www.rumahzakat.org/filosofi-lima-jari/

Anda mungkin juga menyukai