Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MATA KULIAH HUKUM PAJAK

Tentang Tax Amnesty

Disusun oleh kelompok 1:

1. Muhammad Daniel NIM :1741647


2. Muhammad Muizzul H. NIM :1741648
3. Muhammad Nurul Huda NIM :1741649
4. Ni’matus Sholikhah NIM :1741661
5. M. Taufan Ardiansyah NIM :1841701P

MANAJEMEN B - Semester III

Dosen pengajar : Drs. Abdul Ghofur, MM

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


STIE YADIKA BANGIL
Jl. Salem No. 3 Kersikan Bangil Telp. (0343)-746000
PASURUAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang "Tax
Amnesty (prosecution amnesty)" ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Tax Amnesty (prosecution
amnesty) . Semoga makalah yang telah disusun ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat


kekurangan dan jauh dari kata sempurna.oleh sebab itu kritik dan saran yang
bersifat mendidik dan membangun sangat dibutuhkan sehingga makalah ini
menjadi lebih baik.

Penyusun

Kelompok 1

ii | TAX AMNESTY – Hukum Pajak


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i

KATA PENGANTAR .......................................................................................ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1

1.1. Latar Belakang


1.2. Rumusan masalah
1.3. Tujuan penulisan
1.4. Manfaat penulisan

BAB II LANDASAN TEORI ..........................................................................3

2.1. Pajak
2.2. Pengampunan pajak
2.3. Wajib pajak
2.4. Pembangunan

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................5

3.1. Tax Amnesty


3.2. Asas-Asas Tax Amnesty
3.3. Subyek Dan Obyek Pajak
3.4. Cara Menghitung Tax Amnesty
3.5. Contoh kasus
3.6. Perlunya Tax Amnesty
3.7. Hubungan Amnesti pajak dengan pembangunan

BAB IV PENUTUP ..........................................................................................13

4.1. Kesimpulan
4.2. Saran

iii | TAX AMNESTY – Hukum Pajak


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kita tahu bahwa pembangunan nasional yang berlangsung secara


terus-menerus dan berkesinambungan selama ini bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun, untuk merealisasikan tujuan
tersebut diperlukan suatu anggaran pembangunan yang cukup besar. Salah
satu usaha untuk mewujudkan peningkatan penerimaan untuk pembangunan
tersebut adalah dengan menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri,
yaitu pajak. Pajak merupakan sumber penerimaan yang dominan dalam
struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hampir 70 persen
penerimaan berasal dari sektor pajak. Karena itu untuk mencapai target
penerimaan negara dari sektor perpajakan dibutuhkan upaya-upaya yang nyata,
serta mengimplementasikan dalam bentuk kebijakan pemerintah. Salah
satunya adalah tax amnesty atau pengampunan pajak. Kebijakan ini
diharapkan dapat meningkatkan subyek pajak maupun obyek pajak.Subyek
pajak dapat berupa kembalinya dana-dana yang berada di luar negeri,
sedangkan dari sisi obyek pajak berupa penambahan jumlah wajib pajak.

Sebenarnya Indonesia pernah menerapkan amnesti pajak pada 1984. Namun


pelaksanaannya tidak efektif karena wajib pajak kurang merespons dantidak
diikuti dengan reformasi sistem administrasi perpajakan secara
menyeluruh.Pengampunan pajak diharapkan menghasilkan penerimaan pajak
yang selama ini belum atau kurang bayar, disamping meningkatkan kepatuhan
membayar pajak karena makin efektifnya pengawasan, didukung semakin
akuratnya informasi mengenai daftar kekayaan wajib pajak.

1 | TAX AMNESTY – Hukum Pajak


1.2.Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Tax Amnesty?

2. Bagaimana contoh kasusnya?

1.3.Tujuan Penulisan

1. Mengetahui tentang Tax Amnesty

2. Mengetahui contoh kasus dari Tax Amnesty

1.4.Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :

1. Bermanfaat sebagai suatu proses belajar untuk mengetahui tentang


aspek perpajakan dalam rangka Tax Amnesty.

2. Bermanfaat untuk Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam


penerapan kebijakan Tax Amnesty di Indonesia.

2 | TAX AMNESTY – Hukum Pajak


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pajak

Menurut UU No. 28 Tahun 2007 Pajak adalah kontribusi wajib kepada


Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang – undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung.

2.2. Pengampunan Pajak (Tax Amnesty)

Menurut UU Tax Amnesty No 11 tahun 2016 Pengampunan Pajak (Tax


Amnesty) adalah pengampunan atau pengurangan pajak terhadap property
yang dimiliki oleh perusahaan dalam bentuk penghapusan pajak terutang,
penghapusan sanksi pajak terutang, penghapusan sanksi pidana tertentu yang
harus diharuskan membayar dengan uang tebusan. Pengampunan pajak ini
bukan hanya properti yang disimpan di luar negeri tetapi juga berasal dari
dalam negeri yang laporannya tidak diberikan secara benar.

2.3. Wajib Pajak

Menurut UU Tax Amnesty No 11 tahun 2016 wajib pajak adalah Wajib Pajak
adalah orang pribadi atau badan yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan. Secara umum, setiap wajib pajak yang belum menunaikan
kewajiban perpajakannya diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam program
tax amnesty. Artinya, program tax amnesty ini ditujukan kepada wajib pajak
yang telah berada dalam sistem administrasi perpajakan dan wajib pajak yang
belum masuk dalam sistem administrasi perpajakan. Perlakuan yang berbeda
dimungkinkan ketika wajib pajak yang hendak berpartisipasi dalam program
tax amnesty telah diperiksa atau sedang dalam proses pemeriksaan. Dalam hal
ini, wajib pajak yang telah diperiksa atau sedang dalam proses pemeriksaan
tersebut tidak diperbolehkan berpartisipasi dalam program tax amnesty
karena jumlah tunggakan pajaknya telah diketahui oleh otoritas pajak. Wajib
pajak juga dapat diberikan pengampunan jika ketentuan peraturan perundang-
undangan menyatakan wajib pajak yang mengungkapkan kewajiban
perpajakan atau harta kekayaannya secara sukarela berhak mendapatkan
penurunan atau penghapusan sanksi administrasi.

3| TAX AMNESTY – Hukum Pajak


2.4. Pembangunan

Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup


seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan,
pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994).

4 | TAX AMNESTY – Hukum Pajak


BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Tax Amnesty


Tax amnesty atau pengampunan pajak adalah kebijakan pemerintah di
bidang perpajakan yang memberikan penghapusan pajak yang seharusnya
terutang dengan membayar tebusan dalam jumlah tertentu yang bertujuan
untuk memberikan tambahan penerimaan pajak dan kesempatan bagi Wajib
Pajak yang tidak patuh menjadi Wajib Pajak patuh. Penerapan tax amnesty
diharapkan akan mendorong peningkatan kepatuhan sukarela Wajib Pajak di
masa yang akan datang (Devano, 2006:137).

Tax amnesty atau pengampunan pajak adalah penghapusan pajak yang


seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dansanksi
pidana di bidangperpajakan, dengan caramengungkap Harta dan
membayarUang Tebusan (UU No 11/Thn 2016 Pasal 1 ayat 1 )

Terdapat berbagai macam pendapat atau perkiraan harta WNI yang ada di
luar negri diantaranya :

Menurut McKinsey mengestimasi terdapat sekitar USD 250 Miliar aset


WNI di luar negeri,

Data Credit Suisse Global Wealth Report dan Allianz Global Wealth Report
(diolah) menunjukan bahwa aset WNI di luar negeri sekitar Rp 11.125
Triliun ,

Bank Indonesia memperkirakan jumlah illicit funds Indonesia di luar negeri


sebesar Rp 3.147 Triliun (sumber: Kar and Spanjers (2015), Tax Justice
Network (2010) dan Global Financial Integrity (2015),

Berdasarkan data primer, Kementerian Keuangan mengestimasi total aset


WNI yang berada di luar negeri minimal sebesar Rp 11.000 Triliun.

3.2. Asas – asas tax amnesty


a. Asas kepastian Hukum adalah asas dimana pelaksanaan pengampunan
pajak harus dapat mewujudkan ketertiban dalam masyarakat melalui
jaminan kepastian hukum.

b. Asas keadilan adalah asas dimana pelaksanaan pengampuan pajak


menjunjung tinggi keseimbangan hak dan kewajiban dari setiap pihak
yang terlibat.

c. Asas kemanfaatan adalah asas dimana pelaksanaan pengampunan pajak


bermanfaat bagi kepentingan Negara, bangsa, dan masyarakat.
Khususnya dalam memajukan kesejahteraan umum.

5 | TAX AMNESTY – Hukum Pajak


d. Asas kepentingan nasional adalah asas dimana pelaksanaan
pengampunan pajak mengutamakan kepentingan bangsa, Negara, dan
masyarakat diatas kepentingan lainnya.

3.3. SUBYEK DAN OBYEK PAJAK


a. Obyek pajak
Objek Tax Amnesty adalah Harta yang dimiliki oleh Subjek Tax
Amnesty, artinya yang menjadi sasaran dari pembayaran uang tebusan
adalah atas Harta baik itu yang berada di dalam negeri maupun diluar
negeri
b. Subyek pajak
Setiap Wajib Pajak berhak mendapatkan Pengampunan Pajak, diberikan
kepada Wajib Pajak melalui pengungkapan Harta yang dimilikinya
dalam Surat Pernyataan diantaranya adalah Badan, Orang Pribadi,
Pengusaha dengan Omset tertentu, dan Badan atau Orang pribadi yang
belum memiliki NPWP.
Apabila subyek pajak tersebut sedang dilakukan penyidikan dan berkas
dinyatakan lengkap oleh kejaksaan, lalu dalam proses peradilan dan
subyek sedang menjalani hukuman tidak pidana atas tindak pidana di
bidang perpajakan maka subyek pajak tersebut tidak berhak mengikuti
tax amnesty.

Dan yang bukan menjadi subyek tax amnesty adalah orang yang
berpenghasilan kurang dari Rp. 4.500.000 diantaranya adalah petani,
buruh, para pensiunan, nelayan dan lain-lain.

3.4. Cara Menghitung Tax Amnesty

Istilah dalam Perhitungan Tax Amnesty

Ada beberapa istilah yang perlu diperhatikan sebelum kita mulai


menghitung uang tebusan agar tidak terjadi kesalahan persepsi, karena
bahasa undang undang biasanya memiliki maksud yang berbeda dengan
bahasa keseharian yang kita gunakan, berikut ini istilah yang ada dalam
formulir pernyataan harta untuk pengampunan pajak :

Harta : Yang dimaksud dalam UU Tax Amnesti sebagai harta adalah seluruh
"aset" yang anda miliki termasuk UANG, TABUNGAN, BARANG
BERGERAK, BARANG TIDAK BERGERAK, dan semua yang anda
miliki yang dapat dinilai dengan uang seperti STOK BARANG
DAGANGAN, PERLENGKAPAN KANTOR dan barang lain sejenisnya.

6 | TAX AMNESTY – Hukum Pajak


Utang : Yang dimaksud dengan Utang dalam UU Tax Amnesty adalah
semua kewajiban yang terjadi karena kepemililikan harta pada nomer 1
contohnya : Hutang di FIF Karena membeli mobil, Hutang di BPR Karena
membeli tanah, dan anda harus bisa membuktikan koneksi antara Harta dan
Utang, bila tidak maka tidak boleh dijadikan pengurang / tidak bisa
digunakan dalam perhitungan.

Tambahan Harta : Tambahan Harta adalah dasar pengenaan tarif (Objek


Amnesti Pajak). Untuk menghitung tambahan harta, maka Harta - Hutang,
namun demikian ada beberapa syarat yang harus dipenuhi :

Hutang hanya boleh dibebankan maksimal 50 % dari harta untuk WP Orang


Pribadi, dan 75 % untuk WP Badan

Hutang harus memiliki koneksi dengan Harta.

Contoh Perhitungan Tax Amnesty Atas Tambahan Harta

M Jupe hendak melaporkan hartanya untuk mengikuti amnesti pajak dengan


rincian sebagai berikut :

Mobil senilai 300.000.000


Rumah Senilai 500.000.000
Hutang FIF Senilai 200.000.000

Hitung Berapa Jumlah Tambahan Hartanya!!

Jawab
Jumlah Harta 300.000.000 + 500.000.000 = 800.000.000

Jumlah Utang adalah sebesar 150.000.000 dengan rincian :

Karena M Jupe adalah Orang Pribadi maka maksimal utang yang boleh
dibebankan adalah sebesar 50 % dari nilai Harta = 50 % X 300.000.000 =
150.000.000, dari seluruh utang di FIF sebesar 200.000.000 hanya sebesar
150.000.000 yang boleh dibebankan sebagai pengurang.

Total Tambahan Harta

Nilai total tambahan harta dalam perhitungan tax amnesty adalah


800.000.000 - 150.000.000 = 650.000.000 Jumlah inilah yang dijadikan
sebagai dasar pengenaan tarif tax amnesty.

7 | TAX AMNESTY – Hukum Pajak


Menghitung Uang Tebusan

1. 0,5% bagi Wajib Pajak yang mengungkapkan nilai harta sampai dengan
Rp10 miliar; atau
2. 2% bagi Wajib Pajak yang mengungkapkan nilai harta lebih dari Rp10
miliar.

Jumlah uang tebusan yang harus dibayar M Jupe seandainya M Jupe adalah
pengusaha UMKM adalah sebesar 0,5 % X 650.000.000 = 3.250.000

3.5. Perlunya Tax Amnesty

Kelebihan Tax Amnesty:


a. Sumber daya yang dimiliki pada instansi aparatur pajak saat ini sudah
memadai yang dapat mendukung diberlakukannya penerapan tax
amnesty. Demikian juga infrastruktur pendukung lainnya.

b. Bila kebijakan perpajakan seperti tax amnesty diterapkan maka akan


menciptakan kerelaan masyarakat untuk mendaftarkan diri menjadi
Wajib Pajak dan menunaikan kewajiban perpajakannya seperti yang
dilakukan pemerintah sebelumnya dengan sunset policy (kebijakan
pemberian fasilitas perpajakan) maupun pemebebasan pajak fiskal bagi
warga negara Indonesia yang hendak bepergian ke luar negeri dengan
syarat memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.

c. Kondisi ekonomi nasional saat ini relatif stabil dengan rata-rata


pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Hal ini dapat menjamin
pemberlakuan tax amnesty.

d. Program ini dapat meningkatkan dana-dana masuk ke Indonesia yang


cukup banyak di simpan di luar negeri. Di samping itu, dana-dana yang
selama ini diparkir di luar negeri dapat kembali masuk ke tanah air bila
pemerintah secepatnya menerapkan pengampunan pajak.

e. Tax amnesty dapat berpengaruh positif bagi pasar uang pada Bursa
Efek Indonesia. Bila kebijakan ini diterapkan maka mempunyai potensi
terjadi penambahan emiten baru karena perusahaan-perusahaan tidak
perlu khawatir atas permasalahan pajak yang telah lewat. Karena
masalah perpajakan merupakan salah satu faktor yang dianggap
memberatkan bagi calon emiten untuk mengubah status perushaaannya
menjadi perusahaan terbuka

f. pemerintah dapat mengkonsentrasikan atau memfokuskan pada


upaya pemberantasan korupsi.

8 | TAX AMNESTY – Hukum Pajak


Demikian juga dengan diimplementasikan tax amnesty maka asset
recovery nya lebih mudah karena tidak perlu melakukan penyelidikan,
penyidikan, penuntutan dan proses hukum lainnya untuk mengambil
asset koruptor. Asset recovery adalah perbandingan antara jumlah
kerugian negara yang didakwakan dengan penyitaan asset atau
pengembalian asset korupsi. Selama ini persentase asset recovery masih
relatif kecil. Persentase asset recovery dapat dijadikan acuan penentuan
tarif tax amnesty

Kekurangan Tax Amnesty


a. Tidak mempunyai payung hukum yang dapat menjadi landasan hukum
implementasi tax amnesty yang dapat memberikan aturan jelas. Hal ini
akan menambah keraguan bagi wajib pajak dan calon wajib
pajak.Namun apabila implementasi tax amnesty akan diterapkan maka
berartiharus di buat terlebih dahulu peraturan perpajakan (undang-
undang)yang mengatur tentang hal itu. Hal in tentu saja akan memakan
waktu yang lebih lama karena tentu saja harus mendapat persetujuan
dari DPR (Dewan Pertimbangan Rakyat).

b. Dianggap mencederai asas keadilan

Tax amnesty dianggap mencederai keadilan bagi masyarakat yang


selama ini patuh membayar pajak. Apalagi pada tahun 1964 dan 1984,
tax amnesty berjalan tidak efektif karena minimnya ketersediaan data
perpajakan.

Tidak ada lengkapnya basis data perpajakan membuka kemungkinan


petugas pajak untuk mendeteksi kekayaan yang tak dilaporkan.
Pengemplang pajak pun tak perlu khawatir akan tertangkap. Terlebih,
kekayaan yang tidak dilaporkan pada umumnya berada di luar negeri
sehingga benar-benar jauh dari jangkauan petugas pajak.

c. Tax Amnesty dikhawatirkan tidak akan berjalan secara konsisten.

Banyak yang menilai jika kekurangan penerimaan pajak tidak hanya


bisa diselesaikan dengan kebijakan pengampunan pajak tersebut. Belum
adanya kejelasan mengenai kewajiban bagi wajib pajak untuk
menempatkan kekayaannya di dalam negeri, besar kemungkinan
individu-individu yang meminta pengampunan pajak akan
menyembunyikan kembali kekayaan mereka di luar negeri ketika
manfaattax amnesty tak lagi diberikan.

9 | TAX AMNESTY – Hukum Pajak


d. Tax Amnesty Hanya Beri "Karpet Merah" bagi Koruptor
Tax Amnesty dalam RAPBNP 2016 dianggap sebagian orang bukan
untuk kepentingan masyarakat. Mereka menilai, tax amnesty hanya
untuk kepentingan pengusaha yang memiliki dana besar di luar negeri.
Pengampunan pajak hanya akan menjadi karpet merah untuk koruptor
dan konglomerat yang mendapat keuntungan di Indonesia. Menurut
mereka, tax amnesty hanya dijadikan bahasa kampanye oleh politisi
untuk memuluskan proyek-proyek swasta.

3.6. Hubungan Amnesti Pajak dengan Pembangunan

Hampir dalam setiap proyek pembangunan yang dilaksanakan oleh


pemerintah selalu di dengungkan bahwa proyek yang dibangun dibiayai dari
dana pajak yang telah dikumpulkan dari masyarakat. Untuk itu, diharapkan
masyarakat juga menjaga proyek yang ada untuk dapat dipakai untuk
kepentingan bersama. Berkaitan dengan hal tersebut sudah selayaknya
apabila setiap individu dalam masyarakat dapat memahami dan mengerti
akan arti dan pentingnya peran pajak dalamm kehidupan sehari – hari.
Sebagaimana diketahui dalam APBN yang dibuat oleh pemerintah terdapat
tiga sumber penerimaan yang menjadi pokok andalan :

a. Penerimaan dari sektor pajak

b. Penerimaan dari sektor migas (Minyak dan Gas Bumi) ; dan

c. Penerimaan dari sektor bukan pajak.

Dari ketiga sumber penerimaan diatas, penerimaan dari sektor pajak ternyata
merupakan sumber penerimaan terbesar negara. Dari tahun ke tahun kita
dapat melihat bahwa penerimaan pajak terus meningkat dan memberi adil
yang besar dalam penerimaan negara. Penerimaan dari sektor pajak selalu
dikatakan merupakan primadona dalam membiayai pembangunan Nasional.

Sedangkan penerimaan dari migas yang dahulu selalu jadi andalan


penerimaan negara, sekarang ini sudah tidak bisa diharapkan menjadi
sumber penerimaan keuangan negara yang terus menerus karena sifatnya
yang tidak dapat diperbaharui (non renewable resources). Penerimaan migas
pada suatu waktu akan habis sedangkan dari pajak selalu dapat diperbaharui
sesuai dengan perkembangan ekonomi dan masyarakat itu sendiri.

10 | TAX AMNESTY – Hukum Pajak


BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Tax Amnesty atau pengampunan pajak merupakan pengampunan atau
pengurangan pajak terhadap property yang dimiliki oleh perusahaan dalam
bentuk penghapusan pajak terutang, penghapusan sanksi pajak terutang,
penghapusan sanksi pidana tertentu yang harus diharuskan membayar
dengan uang tebusan. Amnesti pajak sebelumnya pernah diterapkan pada
tahun 1984 serta tahun 2004, namun pada saat itu gagal. Pada tax amnesty
kali ini terdapat kebijakan amnesti yang berbeda yaitu dibagi dalam 3
periode.
Adapun kelebihan Tax Amnesty, yaitu: sumber daya yang dimiliki pada
instansi aparatur pajak saat ini sudah memadai yang dapat mendukung
diberlakukannya penerapan tax amnesty. Kedua, menciptakan kerelaan
masyarakat untuk mendaftarkan diri dan menunaikan kewajiban
perpajakannya. Ketiga, pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen dapat
menjamin pemberlakuan tax amnesty. Keempat, meningkatkan dana masuk
ke Indonesia yang cukup banyak di simpan di luar negeri. Kelima,
berpengaruh positif bagi pasar uang pada bursa efek indonesia. Kekurangan
Tax Amnesty, yaitu : tidak mempunyai payung hukum yang dapat menjadi
landasan hukum implementasi tax amnesty. Dianggap mencederai asas
keadilan. Dikhawatirkan tidak akan berjalan secara konsisten. Dan yang
terakhir ialah tax amnesty hanya beri celah bagi Koruptor.

4.2. Saran
Penerapan tax amnesty Indonesia saat ini semestinya lebih ditingkatkan
keseriusannya demi menghindari kegagalan seperti yg terjadi pada 2 periode
sebelumnya. Sebaiknya, penerapan amnesty ini lebih dimatangkan lagi
dengan diciptakannya payung hukum yang tegas demi mengurangi peluang
korupsi.

12 | TAX AMNESTY – Hukum Pajak


DAFTAR PUSTAKA

https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20150519145101-78-54223/pemerintah-bakal-
hapuskan-sanksi-pidana-bagi-wajib-pajak

Mardiasmo.2011. Perpajakan Edisi Revisi. Andi: Yogyakarta.

http://finansial.bisnis.com/read/20160714/10/565818/tax-amnesty-begini-tata-
cara-pengajuan-pengampunan-pajak

http://www.mas-fat.com/2016/09/seputar-tax-amnesty-2016-pengertian-maksud-
dan-tujuan-serta-keuntungannya.html

https://www.lembagapajak.com/2016/08/cara-menghitung-tax-amnesty.html

1 3| TAX AMNESTY – Hukum Pajak

Anda mungkin juga menyukai