MP 03-Pengenalan K2nK3 PDF
MP 03-Pengenalan K2nK3 PDF
PENGENALAN K2/K3
TUJUAN PELAJARAN :
Setelah mengikuti pelajaran ini peserta mampu memahami
menjelaskan dan menerapkan dasar-dasar K2/K3 sesuai dengan
SOP/IK (Instruksi Kerja, Standar Perusahaan, Instruksi Manual dan
Standar Perusahaan.
DURASI : 6 JP
PENYUSUN :
1. MM
TUJUAN PELAJARAN i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR TABEL iv
PENGENALAN K2/K3 PEMBANGKIT 1
1. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN 1
1.1. HUBUNGAN ANTARA K2 DAN K3 1
1.2. PENGERTIAN KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN 1
1.3. LANDASAN HUKUM / DASAR HUKUM 2
1.3.1 RINGKASAN PERATURAN PERUNDANGAN 03/2005 2
2. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 4
2.1. PENGERTIAN K3 4
2.2. LANDASAN HUKUM 4
2.3. RUANG LINGKUP 4
2.4. PENERAPAN K2/K3 5
3. KESEHATAN DAN LINGKUNGAN KERJA 6
3.1. KESEHATAN KERJA 6
3.2. LANDASAN HUKUM KESEHATAN KERJA 10
3.3. FAKTOR BAHAYA DI LINGKUNGAN KERJA 10
3.4. ALAT PELINDUNG DIRI 11
4. PENANGGULANGAN KEBAKARAN 19
4.1. PENGERTIAN DAN DEFINISI K3 KEBAKARAN 19
4.2. LANDASAN HUKUM / DASAR HUKUM 20
4.3. FENOMENA KEBAKARAN 20
4.4. ALAT PEMADAM KEBAKARAN 22
5. KECELAKAAN KERJA 26
5.1. PENGERTIAN DAN DEFINISI KECELAKAAN 26
6. PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA 27
1. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
2.1. PENGERTIAN K3
Upaya atau pemikiran dan penerapannya yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia
pada umumnya, hasil karya dan budayanya, untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja
Keselamatan Kerja, adalah suatu usaha pencegahan terhadap kecelakaan kerja yang dapat
menimbulkan berbagai kerugian, baik kerugian harta benda (rusaknya peralatan), maupun
kerugian jiwa manusia ( luka ringan, luka berat, / cacat bahkan tewas ).
Diundangkan pada tanggal : 12 Januari 1970, Tujuan / sasaran dari Undang - Undang ini
adalah :
a. Agar tenaga kerja dan setiap orang lain yang berada ditempat kerja selalu dalam
keadaan selamat dan sehat.
b. Agar sumber - sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara aman dan efisien
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara aman dan efisien
Undang - Undang ini diberlakukan untuk setiap tempat kerja yang di dalamnya terdapat 3 (tiga)
unsur, yaitu :
a. Adanya suatu usaha, baik usaha yang bersifat ekonomi maupun sosial
b. Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya, baik secara terus menerus atau hanya
sewaktu-waktu
c. Adanya sumber bahaya
Hasil penerapan program K2 / K3 dapat dilihat pada Statistik dan kinerja unit – unit PLN
khususnya dalam kinerja K2 / K3 serta adanya penghargaan prestasi K2 / K3 dari pihak /
institusi yang berwenang.
Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan masyarakat yang mempunyai ruang
lingkup tenaga kerja, yang bertujuan untuk mendapatkan derajat kesehatan bagi tenaga kerja
seoptimal mungkin baik fisik, mental, maupun sosial dan produktif (Depnaker, 1997)
Dari aspek kesehatan kerja, setiap tenaga kerja ingin agar tetap sehat sejak memulai kariernya
sampai mencapai masa pensiun, terhindar dari berbagai gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh pekerjaan maupun lingkungan kerjanya. Untuk itu setiap pengusaha /
manajemen perusahaan harus melaksanakan upaya kesehatan kerja ditempat kerja.
Tujuan kesehatan kerja Menurut komite bersama ILO dan WHO adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya
baik jasmani, rohani, maupun sosial untuk semua lapangan pekerjaan.
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh kondisi kerja.
3. Mencegah tenaga kerja dari bahaya kesehatan yang timbul akibat pekerjaan.
4. Menempatkan tenaga kerja pada suatu lingkungan kerja yang sesuai dengan kondisi
fisik, faal tubuh dan mental psikologis tenaga kerja yang bersangkutan.
Setiap perusahaan wajib menyelenggarakan program kesehatan kerja di mana tujuan dari
pada penyelenggaraan kesehatan kerja tersebut adalah untuk kepentingan semua pihak yang
terliat dalam proses produksi, seperti pengusaha dan tenaga kerja, serta semua orang yang
berada di lingkungan perusahaan. Program Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut
1. Pemeriksaan kesehatan kerja. Meliputi
a. Pemeriksaan Kesehatan sebelum kerja
b. Pemeriksaan Kesehatan berkala
Upaya perlindungan tenaga kerja agar tenaga kerja selalu dalam keadaan sehat, selamat,
aman dan sejahtera sehingga pada akhirnya untuk mencapai suatu tingkat produktivitas yang
tinggi maka dilakukan upaya kesehatan kerja. Sebagaimana tercantum dalam pasal 3 ayat 1
Undang – Undang No.1 tahun 1970 dimana syarat-syarat kesehatan kerja yaitu :
- Memberikan pertolongan pada kecelakaan
- Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
- Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan, angin, cuaca, sinar, suara dan getaran.
- Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
- Menyelenggarakan suhu dan lembab yang baik
- Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
- Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingungan cara dan proses
kerjanya.
Dalam pasal 8 menyebutkan kewajiban pengusaha untuk:
a. Memeriksa kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerjaa
yang akan diterimanya maupun yang akan dipindahkan, sesuai dengan sifat
pekerjaannya
b. Memeriksakan kesehatan dari semua tenaga kerja yang berada dibawah pimpinanya
secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha
Penerapan yang lain dalam kesehatan kerja adalah adanya jaminan sosial tenaga kerja
meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan
pemeliharaan kesehatan. Hal ini tertuang dalam Undang - undang no.03 tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Dalam mencegah tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja, diperlukan suatu pengendalian
ataupun pengawasan sistem kerja maupun alat produksinya.
Ada 3 hal pokok yang harus diperhatikan ;
Pengendalian sistem peralatan/mesin paling baik dalam mencegah bahaya adalah
mesin yang dirancang tidak akan mengganggu tenaga kerja dan lingkungannya.
Setidaknya mengurangi bahan beracun, atau memasang pelindung mesin dan
memakai ventilasi yang baik.
Pengendalian sistem administrasi perlu diatur suatu sistem kerja, waktu kerja yang baik.
Mengurangi jumlah tenaga kerja ditempat kerja yang berbahaya, termasuk pula
perlunya pelatihan.
Untuk menetapkan alat pelindung diri yang dibutuhkan tenaga kerja, diperlukan beberapa
pertimbangan ;
Memeriksa bahan dan proses produksi harus diketahui sistem pemesinan serta bahan
yang dibutuhkan maupun hasil sampingan dari proses produksi terutama bahan kimia
dan gas.
Perlu diketahui angka kesakitan tenaga kerja, maupun kecelakaan yang terjadi.
Mempelajari pengalaman pada industri lain yang lebih maju maupun yang telah
mengalami kecelakaan.
Selalu mengikuti perkembangan teknologi.
Mengikuti standar yang baku.
Pimpinan perusahaan adalah yang bertanggung jawab dalam penyediaan dan efektifitas
penggunaan alat pelindung diri ditempat kerja.
Dalam hal ini perlu adanya tanggung jawab dan keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan
program alat pelindung diri sehingga perlu adanya rencana kerja yang tertulis untuk
menyediakan alat pelindung diri, perlu pula adanya pendidikan bagi tenaga kerja dalam hal
APD.Kemudian meningkatkan kesadaran dalam penggunaan alat pelindung diri, sehingga
tenaga kerja memakainya dengan taat dan sadar akan kesehatan dirinya. Kebijaksanaan dan
tata cara penggunaan alat keselamatan kerja harus jelas dan terbuka bagi semua tenaga kerja.
Ada dua kategori utama alat pelindung diri
Alat pelindung diri yang lazim digunakan:
Pelindung kepala - helm;
Pelindung kaki - sepatu atau boot pengaman;
Pelindung kulit - baju kerja yang cocok.
Alat pelindung diri untuk pekerjaan atau tugas khusus yang harus
dikerjakan :
Pelindung tangan - sarung tangan;
Untuk paru-paru - respirator;
Untuk mata - pelindung mata/kaca mata;
Menahan jatuh - pakaian keselamatan / belt pengikat;
Menahan kebisingan - pelindung telinga.
Helm pengaman sangat efektif melindungi kepala untuk manahan bahaya-bahaya tersebut dan
anda harus memakainya walaupun anda tidak berada di tempat kerja dan khususnya jika anda
berada dalam daerah dimana sedang berlangsung pekerjaan pada ketinggian. Daerah ini
dikategorikan sebagai daerah helm (hard hat areas) yang secara jelas ditulis dan dipasang
pada pintu masuk dan tempat yang strategis. Ketentuan ini berlaku bagi para manager,
supervisor dan tamu / pengunjung. Hanya helm yang sudah diuji oleh Standard Nasional atau
International boleh digunakan secara benar untuk menghindari lepas helmnya tersebut. Helm
melindungi anda hanya jika anda memakainya.
b. Pelindung Kaki
Banyak cidera kaki akibat tertusuk paku akibat benda yang jatuh tidak dicabut pakunya atau
dipindahkan atau dihancurkan. Apabila hal ini dilakukan akan sangat mengurangi kecelakaan
dan membatasi pemakaian sepatu pengaman. Type sepatu pengaman atau bot pengaman
yang digunakan tergantung dari jenis pekerjaan. Semua sepatu pengaman, bagian solnya
harus keras dan bagian ujung atasnya mempunyai lapisan pelindung besi.
Banyak jenis pengaman yang sering digunakan :
Ringan, sepatu pengaman dengan sol/atas yang lebih rendah/tipis untuk memanjat;
Sepatu pengaman biasa untuk pekerjaan berat;
c. Pelindung Tangan
Cidera tangan adalah hal biasa terjadi dan kemungkinan menyebabkan beberapa cacat, maka
cegahlah agar tidak terjadi pada setiap pekerjaan anda. Tangan sangat sering terluka dan
dalam pekerjaan bangunan lebih banyak kejadian kecelakaan pada pergelangan tangan ke
bawah dari pada bagian tubuh lainnya. Luka terbuka, tergores, pecah/retak, keseleo, kejang,
amputasi dan terbakar pada bagian ini lebih sering terjadi. Banyak cara pencegahan dengan
teknik sederhana dalam penggunaan peralatan pada pekerjaan dengan memakai pelindung
tangan yang cocok seperti sarung tangan dan kaos tangan.
Diantaranya pekerjaan yang biasanya berbahaya dimana diperlukan pelindung tangan adalah:
Bekerja kontak dengan benda keras, tajam atau permukaan bergerigi;
Kontak dengan pancaran panas, luka korosif, atau bahan beracun seperti aspal
dan damar;
Bekerja dengan mesin getaran seperti bor pneumatik dimana bantalan turut
bergetar;
Pekerjaan listrik pada keadaan lembab dan dingin.
d. Perlindungan Pernapasan
Pada pekerjaan bangunan terdapat pekerjaan tertentu dimana terdapat debu berbahaya, kabut
atau gas yang timbul seperti:
Industri kimia, gas, debu dan Iain-Iain;
Pengamplasan;
Penutupan bangunan dengan bahan isolasi yang mengandung asbes;
Pengelasan atau pemotongan bahan dengan pemanasan yang mengandung bahan
seng, timah atau cadmium;
Cat semprot;
Pemecah batu.
Respirator
Apabila terdapat bahan beracun yang kadarnya berbahaya di udara terbuka pakailah
respirator. Pemakaian jenis respirator yang baik tergantung pada sumber bahaya dan kondisi
pekerjaan yang ada, dan anda memerlukan latihan dalam penggunaan, pembersihan dan
pemeliharaannya. Penjelasan bagi pemakaian rpirator dan filter harus diberikan oleh petugas
keselamatan dan kesehatan kerja yang berwenanges. Masker sederhana adalah tipe kertas.
Ingat jenis ini hanya efektif untuk gangguan debu.
Ada 3 jenis masker muka (hidung dan mulut) dengan filter, yaitu :
Untuk melindungi dari partikel udara misalnya masker untuk debu dari batu dengan
filter terpasang dalam cartridge (catatan : filter ini mempunyai waktu pakai khusus
dan harus diganti jika perlu);
Untuk melindungi dari gas atau asap, misalnya ketika menggunakan cat yang
Gambar 7 Masker
Masker penutup seluruh muka dapat dipasang filter yang sama seperti masker hidung dan
mulut dan dapat melindungi juga mata dan muka. Alat pernapasan buatan dengan bentuk
masker penutup muka dan tekanan udara tertentu, selalu memberikan perlindungan dan harus
digunakan bila di tempat kerja tidak tersedia udara atau oksigen yang cukup. Udara disediakan
dari kompresor melalui filter, atau tabung udara/oksigen. Dalam cuaca panas, masker jenis ini
sangat cocok karena terpasang ketat sekitar muka dan udara dari tabung berfungsi sebagai
pendingin. Pekerja yang memakai masker ini harus dilatih dan menurut petunjuk dari pabrik.
e. Pelindung Mata
Dalam pekerjaan konstruksi bangunan terdapat banyak situasi dan pekerjaan dimana dapat
terjadi cidera mata yang disebabkan oleh bahan yang beterbangan, debu dan radiasi.
Sebagian besar cidera mata yang terjadi pada tempat kerja konstruksi bangunan diakibatkan
berlangsungnya pekerjaan sebagai berikut:
Pemecahan, pemotongan, pembentukan atau pemasangan batu, pekerjaan batu
bata dan pengecoran dengan mengunakan tangan atau alat kerja;
Penghalusan cat atau pembersihan permukaan akibat karat;
Pemotongan paku keling dan baut;
Penggerindaan dengan mesin gerinda dalam keadaan kering;
Pengelasan dan pemotongan besi.
Gambar 8 Google
Hal ini dikarenakan pemilihan jenis yang dipakai tidak cocok atau merintangi pandangan, lagi
pula pelindung mata pada pekerjaan bangunan tidak segera tersedia bila diperlukan. 90%
cidera mata dapat dicegah dengan pemakaian pelindung mata.
g. Pelindung telinga
Ada dua jenis :
o Sumbat telinga (ear plug)
Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja dengan
kemampuan daya lindung sebesar 25 – 30 DB. Bila ada kebocoran sediit maka
akan mengurangi kemampuan daya lindungnya.
o Tutup telinga (ear muf)
Tutup telinga jenisnya sangat beragam dengan kemampuan daya lindng
berkisar sebesar 35 – 45 DB.
4. PENANGGULANGAN KEBAKARAN
K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini. Efisiensi biaya dan
peningkatan keuntungan semakin diperhatikan seiring dengan penekanan resiko kecelakaan
dan penyakit akibat kerja. Terjadinya kecelakaan pada perusahaan menyebabkan
terhambatnya pekerjaan yang akan berdampak pada penurunan hasil serta kerugian perbaikan
maupun pengobatan Oleh karena itu K3 harus dikelola sebagaimana pengelolaan produksi dan
keuangan serta fungsi penting perusahaan yang lainnya. Salah satu jenis kecelakaan yang
sering dijumpai dan menimbulkan kerugian yang sangat besar adalah kebakaran.
Kebakaran merupakan hal yang sering terjadi pada gedung yang diawali dari kebakaran kecil
yang kemudian menjadi besar dikarenakan kesiapan peralatan pemadam api yang kurang
memadai atau ketidaksiapan peralatan tersebut pada saat hendak digunakan. Manajemen
Peralatan Proteksi Kebakaran adalah merupakan suatu rencana yang memuat prosedur yang
mengatur peralatan proteksi bencana kebakaran yang harus disediakan sebagai alat untuk
memadamkan api saat terjadi kebakaran secara mendadak dan tidak dikehendaki yang dapat
berakibat mengancam terhadap kehidupan, aset dan operasi perkantoran serta lingkungan.
Kebakaran adalah terjadinya api yang tidak dikehendaki. Bagi tenaga kerja,kebakaran
perusahaan dapat merupakan penderitaan dan malapetaka khususnya terhadap mereka yang
tertimpa kecelakaan dan dapat berakibat cacat fisik
Nyala api adalah suatu fenomena yang dapat diamati gejalanya yaitu adanya cahaya dan
panas dari suatu bahan yang sedang terbakar. Unsur pokok terjadinya api dalam teori klasik
yaitu teori segitiga api (Triangle of fire) menjelaskan bahwa untuk dapat berlangsungnya proses
nyala api diperlukan adanya tiga unsur pokok yaitu adanya unsur :
a. bahan yang dapat terbakar (fuel)
b. oksigen (O2) yang cukup dari udara atau dari bahan oksidator.
c. panas yang cukup
Pasir adalah media pemadam yang sangat baik untuk kebakaran lantai (tanah datar) terutama
untuk kebakaran minyak, meskipun pasir ini juga dapat dipakai untuk pemadaman awal pada
semua jenis kebakaran.Prinsip pemadaman dengan pasir adalah Smothering
Smothering yaitu menyekat atau memisahkan antara oksigen yang berada di udara dengan
bahan bakar. Kecuali itu, pasir dapat dipakai untukmembendung tumpahan minyak pada lantai
sehingga tumpahan minyak tidak meluas. Telah diketahui bahwa Pembangkit Listrik tenaga
uap adalah salah satu Industri yang memerlukansumber panas yang cukup besar guna
membangkitkan Energi Listrik. Oleh karena itu, resiko terjadinya kebakaran adalah cukup
Air
air digunakan untuk memadamkan kebakaran dengan hasil yang memuaskan ( efektif dan
ekonomis ) karena harganya relatif murah, pada umumnya mudah diperoleh, aman dipakai,
mudah disimpan dan dipindahkan APAR jenis air terdapat dalam bentuk stored pressure type
(tersimpan bertekanan) dan gas cartridge type (tabung gas). Sangat baik digunakan untuk
pemadaman kebakaran kelas A.
Busa
Dapat digunakan memadamkan api untuk class A dan B, namun sangat efektif untuk
pemadaman kebakaran class B
Sangat tidak dianjurkan untuk dipakai pada pemadaman kebakaran class C
Berfungsi mendinginkan dan memutus hubungan (menyelimuti) antara udara dan minyak
• Dapat disimpan selama maksimal 1 tahun
• Untuk jenis kulit tertentu dapat menimbulkan efek gatal
Dry Powder
Dapat digunakan memadamkan api untuk class A,B dan C
Berisi serbuk kimia yang dapat menyerap panas,tidak menghantarkan listrik,mempunyai
daya lekat yang baik,dan menghalangi terjadinya oksidasi pada bahan bakar.
Dapat disimpan selama 2 tahun
Tidak boleh digunakan dalam ruang sempit dan tertutup,karena bila terhirup akan
mempengaruhi sistem pernafasan.
Tindakan pertolongan bila terhirup adalah dengan meminumkan susu panas pada korban.
Gas (CO2)
Dapat digunakan memadamkan api untuk class A,B dan C
Berisi gas CO2 bertekanan 1000-1200 psi (± 80 atm)
Berfungsi mendinginkan dan memutus hubungan O2 (menyelimuti)
• Dapat disimpan selama 4-5 tahun
• Sangat efektif digunakan pada ruangan sempit dan tertutup
• Tidak menimbulkan efek samping pada kesehatan
• Umumnya memiliki ukuran tabung yang besar dan berat
4.6.3 Hydrant
Hydrant adalah instalasi pemadam kebakaran yang dipasang permanen berupa jaringan
perpipaan berisi ari bertekanan terus menerus yang siap untuk memadamkan kebakaran.
Komponen utama system hydrant terdiri dari :
Sistem persediaan air (min 45 menit)
System pompa yang handal, terdiri 3 macam pompa yaitu pompa jockey, pompa utama
dan pompa cadangan
Seamiest Connection atau sambungan untuk mensupplai air dari mobil kebakaran
5. KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk
penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang kerumah melalui jalan yang
biasa atau wajar dilalui. Kecelakaan kerja tidak selalu diukur dari adanya korban manusia
cidera atau mati.
Upaya pencegahan kecelakaan ditujukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohani setiap tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya,
hasil karya dan budaya, untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja.