Seorang Perempuan 25 Tahun
Seorang Perempuan 25 Tahun
Kepala :konjungtif anemis (+), sklera ikterik (-). Leher : JVP tidak meningkat. Toraks :
batuk dan gerak smetris, SI dan SII ireguler, murmur (+), gallop (-). Pulmo : vesikuler kiri
kanan, RH (+), WH (-). Abdomen : hepar teraba 3 jari, tepi tumpul, rata, lien tidak teraba
membesar, BU (+) normal. Extermitas : hangat, oedem (+), terjadi pitting oedem. EKG :
AV,QRS aksis normal, ronsen : kardiomegali, laboratorium : HB 9,2 leukosit10.400, 1 NR
1,2, GDS 124 , Asto (-), CRP : 93
2. Kata kunci
a. Jenis kelamin perempuan
b. Umur 25 tahun
c. Sesak nafas dicetuskan dengan berajalan 200 m
d. Satu bulan terakhir berdebar-debar dan sesak memberat
e. PND (+)
f. Riwayat panas badan disertai mengigil dan batuk-batuk
g. TD 95/60 mmHg
h. HR 122/m
i. Suhu badan avebris, saturasi 02 100%
j. Konjungtiva anemis
k. JVP tidak meningkat
l. Batuk
m. SI dan SII irreguler
n. Murmur (+)
o. Gallop (-)
p. RH (+)
q. Hepar terab 3 jari
r. Ekstermitas hangat oedem (+), pitting oedem
s. EKG : AV,QRS aksis normal
t. ronsen : kardiomegali
u. laboratorium : HB 9.2 ; 1 NR 1,2 ; CRP :93
b. Lembar ceklis
4. Pertanyaan-pertanyaan penting.
1. mengapa dengan berjalan 200 m klien merasa sesak ?
2. apa yang menyebabkan terjadinya kardiomegali
3. kenapa sampai terjadi oedema pada pasien dengan CHF ?
4. apa yang membedakan bunyi jantung abnormal murmur dan gallop?
5.
5. Jawaban pertanyaan
1. Karena pada umumnya pasien dengan gagal jantung baik beristirahat maupun
beraktivitaspasien tetap mengalami sesak nafas.
Menurut New York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi gagal
jantung menjadi empat kelas berdasarkan kapasitas fngsional.
Kelas I pasien dengan penyakit jantung tetapi tidak ada pembatasan aktivitas
fisisk. Ktivitas fisik bisa tidak menyebabkan kelelahan berlebihan,palpitasi,
dipsnea atau nyeri angina.
Klas II pasien dengan penyakit jantung dengan sedikit pembatasan aktifitas
fisik, merasa nyaman saat istirahat.hasil ktifitas normal fisik kelelahan,
palpitasi dipsnea atau nyeri angina.
Kelas III pasien dengan penyakit jantung yang terdapat pembatasan aktivitas
fisik. Mersa nyaman saat istirahat.aktivitas fisik ringan menyebabkan
kelelahan,palpitasi,dipsnea atau nyeri angina.
Kelas IV peasien dengan penyakit jantung yang rngakibatkan ketidak
mampuan untuk melakukan aktivitas fisik maupun tanpa
ketidaknyamanan.gejala gagal jantung dapat muncul bahkan pada saat
istirahat.keluhan mningkat saat melakukan aktivitas.
Pada kasus diatas pasen berada pada tahap kelas II. Karena sesuai kasus diatas
pasien menunjukan kelelahan, sesak nafas dalam berjalan 200 m.
2. Penyebabnya ada banyak sekali, hampir semua keadaan yang memaksa
jantung untuk bekerja lebi keras dapa menimbulkan perubahan-perubahan pda
otot jantung sehingga jantung akan membesar.kardiomegali sendiri sering
dkaitkan dengan gangguan medis seperti gagal jantung kongestig dan anemia
jangka panjang, penyakit jaringan ikat dan lain sebagainya. Bebrapa orang
dengan kardiomegali biasanya asimtomatik atau mereka tidak menderita gejala
apapun. Namun, kebanyakan orang yang menderita kardiomegali ditandai
gejala seperti kesulitan bernafas, sesak nafas dan pusing. Beberapa penyebab
kardiomegali antara lain penyakit miokardia, penyakit arteri koroner, defe
jantung kongenital dengan gaagl jantung ataupun beberapa keadaan lain
seperti tumor jantung, anemia berat, kelainan endokrin, malnutrisi, distrofi
muskular dan gagal jantung akibat penyakit paru.
3. Terjadi oedema pada pasien denga CHF karena terjadi kebocoran abnormal
cairan dari plasma ke ruang intertisial dengan melintas kapiler dan kegagalan
impatik untuk mengembalikan cairan dari intertitisial ke dalam darah dan
penyebab lebih spesifik ialah terjadi peningkatan vena (venous pressure).
Sebagai contoh pasien dengan gagal jantung kongestif (CHF
4. Gallob : irama dimana terdengar bunyi S3 dan S4 secara jelas pada fase
dyastolik, yang disebabkan karena darah mengalir ke ventrikel yang lebih
lebar dari normal, sehingga terjadi pengisian yang cepat pada ventrikel
- Bunyi jantung III bernada rendah dan dalam keadaan normal terdengar ±
0,015 sampai 0,017 detik setelah bunyi jantung II,terjadi akibata getaran
cepat dari aliran darah saat pengisian cepat dari ventrikel. Dapat terdengar
pada anak sampai dewasa muda. Bunyi jantung I, bunyi jantung II
bersama-sama bunyi jantung III memberi suara derap kuda gallop rhythm,
bila buny jantung III terdapat pada orang tuadengan intensitas yang keras
(protodiastolic gallop) menandakan keadaan jantung memburuk.
Protodiastolic gallop yang terdengar diapeks menunjukan perubahan pada
ventrikel kiri (gagal jantung kiri). Protodiastolic gallop yang terdengr
dekat ujung sternum menunjukan perubahan ventrikel kanan (gagal
jantung kanan).
- Bunyi jantung IV disebabkan kontraksi atrium yang mengalirkan darah ke
ventrikel yang kompliansnya menurun, bunyi jantung IV (atrial gallop )
kadang terdengar pada dewasa muda 0,08 detik sebelum bunyi jantung I
dengan intensitas rendah. Bunyi jantung IV pada orang tua hipertensi
sistemik atau infrak miokrd. Dapat terjadi pada blok AV
6. Laporan diskusi
a. Definisi
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologi berupa
kelinan fingsi jantung, sehingga jantung tidak mampu memompa darah
untuk memenuhi kebutuha metabolisme jaringan atau kemampuannya
hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal.
Penamaan gagal jantung kongestif yang sering digunakan kalau terjadi
gagal jantung sisi kiri dan sisi kanan (mansjoer, 2001 )
Gagal jantung adalah ketidak mampuan jantung untuk mepertahankan
curah jantung (caridiac output = CO) dalam memenuhi kebutuhn
metabolisme tubuh. Apabila tekanan pengisian ini meningkat sehingga
mengakibatkan edema paru dan bendungan di system vena, maka keadaan
ini disebut gagal jantung kongestif (Kabo & Karim, 2002). Gagal jantung
kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang
adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi
(smelzer & Bare, 2001)
b. Etiolog
Mekanisme yang mendasar terjadinya gagal jantung kongestif meliputi
gangguan kemampuan konteraktilitas jantung, yang menyebabkan curah
jantung lebih rendah dari curah jantung normal. Tetapi pada gagal jantung
dengan masalah yang utamaterjadi adalah kerusakan serabut otot jantung,
volime skuncup adalah jumlah darah yang dipomp pada setiap konteraksi
tergantung pada tigafaktor : yaitu preload, konteraktilitas, afterload.
Preload adalah jumlah darah yang mengis jantung berbanding
langsung dengan tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya
regangan serabut otot jantung.
Konteraktilitas mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang
terjadi pada tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjag
serbut jantung dan kadar kalsium
Afterload mengacu pada besarnya tekanan fentrikel yang harus
dihasilkan untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan
yang ditimbulkan oleh yekanan arteriol.
Pada gagal jantung, jika salah satu atau lebih faktor ini terganggu,
maka curah jantung berkurang (Brunner and Suddarth 2002).
c. Tanda dan gejala
a) Gagal jantung kiri : kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel
kiri, karena ventrikel kiri tidak mampu memompa dara yang datang
dari paru. Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru menyebabkan
caran terdorong ke jaringan paru. Manifestasi klinis yang dapat
terjadi melputi : dispnea, otrtopnea, batuk, mudah lelah, takikardi,
insomnia.
1) Dipsnea dapat terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli
yang menggangu prtukaran gas. Dipsnea bahkan dapat terjadi
pada saat istirahat atau dicetuskan oleh gerakan minimal atau
sedang.
2) Ortopnea kesulitan bernafas sat berbaring, beberapa pasin hanya
mengalami ortopnea pada malam hari, hal ini terjai bilapasien,
yang sebelumnya duduk lama dengan posisi kaki dan tangan
dibawah, pergi berbaring ke tempat tidur. Setelah beberapa jam
cairan yang tertimbun diektermitas yang sebelumny berada
dibawah mulai diabsorbso, dan ventrikel kiri yang sudah
terganggu, tidak mampu mengosongkan peningkatan volume
dengan adekuat. Akibatnya tekanan darah sirkulasi paru
meningkat dan lebih lanjut, cairan berpindah ke alveoli.
3) Batuk yang berhubungan dengan ventrikel kiri bisa kering dan
tidak produktif, tetapi yang tersering adalah batuk basah yaitu
batuk yang menghasilkan sputum berbus dalam jumlah yang
banyak yang kadang disertai bercak darah.
4) Mudah lelah dapat terjadi akibat curah jantung yang kurang
menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta
menurunnya pebangunan sisa hasil katabolisme, juga terjdi
akibat meningkatnya energi yang digunakan untuk benafas
5) Insomnia yang terjadi akibat distress pernapasan dan batuk.
b. Gagal jantung kanan : bila fentrikel kanan gagal, yang menonjol adalah
kongesti visera dan jaringan perifer. Hal ini terjadi karena sisi kanan
jantung tidak mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat
sehingga tidak dapat mengakomodasikan semua darah yang secara
normal kembali dari sirkulasi vena. Manifestasi klinis yang tampak
dapat meliputi edema ektermitas bawah, peningkatan berat badan,
hepatomegali, distensi vena leher, asites, anoreksia, mual dan noktural.
1) Edema dimulai pada kaki dan tumit juga secara bertahap
bertambah ke tungkai, paha dan akhirnya ke genetalia eksterna
serta tubuh bagian bawah.
2) Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas
abdomen terjadi akibat pembesaran fena di hepar, bila proses
ini bekembang, maka tekanan dalam pembuluh darah portal
meningkat sehingga cairan terdorong keluar rongga abdomen,
suatu kondisi yang dinamakan ascites. Pengumpulan cairan
dalam rongga bdomen ini dapat menyebabkan tekanan pada
diafagma dan distress pernapasan.
3) Anoreksia dan ual terjadi akibat pembesaran vena dan statis
vena dalam rogga abdomen.
4) Noktural terjadi karena perfusi renal yang diduking oleh posisi
penderita padasaat berbaring. Diuresis terjadi paling sering
pada malam hari karena curah jantung membaik saat istirahat.
5) Kelemahan yang menyertai gagal jantung sisi kanan
disebabkan karena menurunnya curah jantung, gangguan
sirkulasi, dan pembuangan prosuk sampah katabolisme yang
tidak adekuat dari jaringan (smeltzer, 2002 : hal 805)
d. Patofisiologi