Frogram STOPS
Sanitasi Total dan Pemasaran Sanitasi (StoPS) atau Total Sanitation and
Sanitation Marketing (TSSM) merupakan program pertama di Indonesia yang
menerjemahkan dalam skala luas strategi baru Pemerintah Indonesia
mengenai sanitasi berbasis masyarakat.
Program STOPS adalah sebuah program kemitraan antara Pemerintah
Indonesia, Water and Sanitation Program (WSP), dan Bill and Melinda Gates
Foundation. Dana sejumiah US 1,9 juta dolar dari Bill and Melinda Gales
Foundation digunakan untuk mengembangkan pendekatan tersebut secara
komprehensif..
Belajar dari pengalaman CLTS maupun pemasaran sanitasi, Pemerintah
Indonesia memutuskan untuk melaksanakan program STOPS di seluruh
kabupaten yang berjumlah 29 kabupaten di Provinsi Jawa Timur pada periode
2007-2009. ini dilakukan sebagai upaya peningkatan akses pada sanitasi yang
‘aman dan sehat serta perilaku higienis secara cepat dan berkelanjutan.
HAL YANG INGIN DICAPAI MELALUI
PROGRAM SToPS Menuiu
Sanitasi
Total
‘Semua masyarakat
telah memiliki dan
BAB di Jamban
‘Semua masyarakat
telah BAB hanya di
sdamban Sehat (ODF
Masyarakat
‘Masih BAB ai
‘Sembarang tempa
‘ODF = Open defecation free
(BAB hanya di Jamban Sehat)Diharapkan pada tahun 2009 (akhir masa program), Program STOPS akan:
‘Meningkatkan jumlah masyarakat yang memiliki akses pada fasilitas
sanitasi yang aman dan higienis setidaknya sebanyak 1,4 juta jiwa di
Jawa Timur.
‘Mendapatkan pembelajaran mengenai penerapan pendekatan secara
berkelanjutan dalam skala yang lebih tuas di Indonesia, dalam upaya
mencapai target MDG bagi sanitasi perdesaan sebelum atau pada tahun
2015.
‘Mengembangkan kontribusi pembelajaran bagi pemahaman global yang
akan memungkinkan replikasi pendekatan ini di 5-15 negara lainnya,
serta akan menuntun pada peningkatan akses sanitasi yang aman dan
higienis bagi lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2015.
Dikatakan “SANITASI TOTAL" dalam suatu komunitas adalah:
D- Semua masyarakat berhenti BAB di sembarang tempat
> Semua masyarakat telah mempunyai dan menggunakan jamban yang
sehat dan memeliharanya dgn baik.
> Semua masyarakat telah terbiasa_mencuci tangan yang benar
dengan sabun setelah BAB, setelah menceboki anak, sebelum
makan, sebelum memberi makan bayi,dan sebelum menyiapkan
makanan
D Semua masyarakat telah mengelola dan menyimpan air minum &
makanan dengan aman.
D_ Mengelola timbah Rumah Tangga (cair dan padat) dengan benar
‘Suatu Masyarakat Dikatakan “OPEN DEFECATION FREE (ODF)”
1, Semua masyarakat telah BAB hanya di jamban dan membuang
kotoran bayi hanya ke jamban.
2, Tidak terlthat kotoran manusia i lingkungan sekitar
3. Ada penerapan sangsi, aturan atau yang lain oleh masyarakat untuk
mencegah kegiatan BAB sembarang tempat.
4, Ada mekanisme monitoring yang dibuat masyarakat - mencapai
100 % rumah tangga mempunyai dan menggunakan jamban sehat.
5. Ada upaya atau strategi yang jelas untuk dapat mencapai Total
‘anitasi.
Di Indonesia dengan dua musim, kemarau dan penghujan, akan sangat berisiko
jika_masalah sanitasi terus menerus dibiarkan begitu saja tanpa ada
enanganan serius. Pada musim penghujan, tidak tersedia saluran yangmemadai_menimbulkan banyak kubangan air tempat berkembangbiaknya
nyamuk. Keberadaan nyamuk memungkinkan sekali timbulnya penyakit
malaria yang berpotensi menimbulkan kematian. Kebiasaan membuang
kotoran manusia di semak, di ladang, di pinggir jalan atau di badan air seperti
sungai, saluran air, dan dipinggir pantai dapat kita jumpai di desa maupun
diperkotaan. Kebiasaan ini bukan perilaku sehat, sehingga masyarakat harus
mendapat informasi yang cukup supaya tertarik untuk merubah perilaku yang
tidak sehat tersebut.
Faktor-faktor pembatas yang sangat mempengaruihi Kondisi buruk sanitasi di
Indonesia, pada umumnya adalah:
a. Kurang efektif dan efisiennya investasi dalam proses pembangunan
sarana dan prasarana air minum dan penyehatan lingkungan yang sudah
dilaksanakan
b. Keterbatasan kemampuan pemerintah untuk menyediakan anggaran
Pembangunan sarana dan prasarana air minum dan penyehatan
lingkungan.
c. Belum tersedianya kebijakan dan peraturan perundangan yang mengatur
potensi terselubung (hidden potensial) yang ada dalam masyarakat.
d. Penyehatan lingkungan belun menjadi perhatian dan prioritas.