Tension Pneumothorax
Disusun oleh :
Yuni Tri Yustianti
NIM : 030.14.204
Pembimbing :
dr. Reni Ari Martani, Sp.P, M.Kes
REFERAT
Tension Pneumothorax
Disusun oleh :
Yuni Tri Yustianti
NIM : 030.14.204
Pembimbing :
RSUD Kardinah
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah referat yang berjudul Tension Pneumothorax. Referat
ini disusun untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik departemen Ilmu Penyakit Dalam
Studi Pendidikan Dokter Universitas Trisakti di Rumah Sakit Umum Kardinah Tegal.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini, terutama kepada dr. Reni Ari
Martani, Sp.P, M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan waktu dan bimbingannya
sehingga makalah referat ini dapat terselesaikan.
Dengan segala keterbatasan yang ada, penulis menyadari bahwa referat ini masih
belum sempurna, oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangatlah
penulis harapkan untuk menyempurnakan referat ini di kemudian hari. Terlepas dari segala
keterbatasan yang ada penulis berharap semoga referat ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pleura atau pembungkus paru-paru terbagi menjadi dua, pleura viseral yang
melapisi paru dan pleura parietal yang yang melapisi dinding dalam hemithorax.
Diantara kedua pleura tersebut terbentuk suatu ruang yang disebut rongga pleura.
Pada keadaan normal rongga pleura tersebut berisi cairan pleura dalam jumlah
sedikit. Penyakit yang berhubungan dengan rongga pleura salah satunya adalah
pneumotoraks.1
Pneumotoraks adalah kumpulan udara atau gas dalam rongga pleura yaitu
antara paru-paru dan dinding dada. Hal tersebut dapat terjadi secara spontan pada
individu tanpa kondisi paru-paru kronis (primer) serta pada individu dengan
penyakit paru-paru kronis (sekunder), dan banyak pneumotoraks terjadi setelah
trauma fisik dada, cedera ledakan, atau sebagai komplikasi dari perawatan medis.2
Salah satu jenis pneumotoraks yaitu tension pneumothorax atau pneumotoraks
tegangan yang mengarah ke kekurangan oksigen berat dan tekenan darah rendah,
yang terus berkembang menjadi serangan jantung apabila tidak diobati.3
Tekanan di rongga pleura pada orang sehat selalu negatif untuk dapat
mempertahankan paru dalam keadaan berkembang (inflasi). Tekanan pada rongga
pleura pada akhir inspirasi 4 s/d 8 cm H2O dan pada akhir ekspirasi 2 s/d 4 cm
H2O. Peningkatan tekanan intratoraks mengakibatkan bergesernya organ
mediastinum secara masif ke arah berlawanan dari sisi paru yang mengalami
tekanan. Non-tension pneumothorax tidak seberat Tension pnemothorax karena
akumulasi udara semakin bertambah sehingga tekanan terhadap organ di dalam
rongga dada juga semakin meningkat.3
Tension pneumotoraks merupakan suatu keadaan darurat medis dan
memerlukan pengobatan segera tanpa penyelidikan lebih lanjut.1 Tension
pneumotoraks terjadi karena pembukaan yang memungkinkan udara untuk
memasuki fungsi ruang pleura seperti katup, dan dengan setiap napas lebih
banyak udara masuk dan tidak dapat dikeluarkan kembali. Tension pneumotoraks
biasanya dirawat dengan dekompresi jarum dengan segera. Hal tersebut perlu
1
dilakukan sebelum pasien dikirim ke rumah sakit, dan dapat dilakukan oleh tenaga
darurat medis atau professional terlatih lainnya.3
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Gambar 1. Pleura viseral dan parietal serta struktur sekitar pleura5
Pleura viseral dan parietal saling tertolak oleh gaya potensial molekul
fosfolipid yang diabsorpsi permukaan masing-masing pleura oleh mikrovili
mesotel sehingga terbentuk lubrikasi untuk mengurangi friksi saat respirasi.
Proses tersebut bersama tekanan permukaan pleura, keseimbangan tekanan oleh
gaya Starling dan tekanan elastik rekoil paru mencegah kontak antara pleura
viseral dan parietal walaupun jarak antarpleura hanya 10 μm. Proses respirasi
melibatkan tekanan pleura dan tekanan jalan napas. Udara mengalir melalui jalan
napas dipengaruhi tekanan pengembangan jalan napas yang mempertahankan
saluran napas tetap terbuka serta tekanan luar jaringan paru (tekanan pleura) yang
melingkupi dan menekan saluran napas. Perbedaan antara kedua tekanan (tekanan
4
jalan napas dikurangi tekanan pleura) disebut tekanan transpulmoner. Tekanan
transpulmoner memengaruhi pengembangan paru sehingga memengaruhi jumlah
udara paru saat respirasi.7
Pneumotoraks adalah kumpulan udara atau gas dalam rongga pleura yaitu
antara paru-paru dan dinding dada. Hal tersebut dapat terjadi secara spontan pada
individu tanpa kondisi paru-paru kronis (primer) serta pada individu dengan
penyakit paru-paru kronis (sekunder), dan banyak pneumotoraks terjadi setelah
trauma fisik dada, cedera ledakan, atau sebagai komplikasi dari perawatan medis.2
Salah satu jenis pneumotoraks yaitu tension pneumothorax atau pneumotoraks
tegangan mengarah ke kekurangan oksigen berat dan tekenan darah rendah, yang
terus berkembang menjadi serangan jantung apabila tidak diobati.3
5
Gambar 2. Pneumothorax
6
atmosfer dan saat terpapar music keras, dan ini menjelaskan mengapa episode
pneumotoraks dapat terjadi dalam kelompok.3
3. Trauma Pneumotoraks
Terjadi baik karena lubang di dinding dada, seperti luka tusuk atau luka
tembak, memungkinkan udara masuk ruang pleura, atau karena cedera pada
paru-paru.9 Pneumotoraks ini dapat kecil dalam setengah dari kasus ini, tetapi
mereka bisa membesar jika orang tersebut membutuhkan ventilasi mekanis dan
kehadiran mereka karena itu masih relevan. Hal ini juga sering ditemui pada
mereka yang sudah menerima ventilasi mekanis.3
4. Tension Pneumotoraks
Didefinisikan berbeda oleh sumber yang berbeda, tetapi umumnya
dikatakan terjadi bila ada hipoksia berat meskipun telah diberikan oksigen,
tekanan darah rendah dan penurunan tingkat kesadaran. Tension pneumotoraks
merupakan keadaan darurat medis dan memerlukan pengobatan segera tanpa
penyelidikan lebih lanjut.2 Tension pneumothorax juga dapat terjadi pada pasien
yang menerima ventilasi mekanis. Pada pasien tersebut sulit untuk diketahui
terjadinya tension pneumothorax karena pasien dalam pengaruh bius dan tidak
dapat menyampaikan keluhan, sering dicurigai karena terjadinya penurunan
7
kadar oksigen dalam darah dan tekanan darah secara ekstrem dan terjadi tiba-
tiba.3
8
ke Tension Pneumotoraks
Ketidakberhasilan mengatasi pneumothoraks terbuka ke pneumothoraks
sederhana di mana fungsi pembalut luka sebagai katup satu arah.
Akupunktur, baru-baru ini telah dilaporkan mengakibatkan
pneumothoraks 12,13
10
b. Pada waktu respirasi, bagian yang sakit gerakannya tertinggal
c. Trakea dan jantung terdorong ke sisi yang sehat
2. Palpasi :
a. Pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar
b. Iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang sehat
c. Fremitus suara melemah atau menghilang pada sisi yang sakit
3. Perkusi :
a. Suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampai timpani
b. Batas jantung terdorong ke arah toraks yang sehat, apabila
tekanan intrapleura tinggi
4. Auskultasi :
a. Pada bagian yang sakit, suara napas melemah sampai
menghilang15
Pada pemeriksaan penunjang, didapatkan pada:
1. Foto Röntgen
Gambaran radiologis yang tampak pada foto röntgen kasus
pneumotoraks antara lain :
a. Gambaran hiperlusen avaskular pada hemitoraks yang mengalami
pneumotoraks. Bagian pneumotoraks akan tampak lusen, rata dan paru
yang kolaps akan tampak garis yang merupakan tepi paru. Bagian paru
yang kolaps dan yang mengalami pneumotoraks dipisahkan oleh garis
radioopak tipis yang berasal dari pleura visceralis yang dikenal sebagai
pleural white line. Kadang-kadang paru yang kolaps tidak membentuk
garis, akan tetapi berbentuk lobuler sesuai dengan lobus paru.
b. Paru yang mengalami kolaps hanya tampak seperti massa radio
opaque yang berada di daerah hilus. Keadaan ini menunjukkan kolaps
paru yang luas sekali. Besar kolaps paru tidak selalu berkaitan dengan
berat ringan sesak napas yang dikeluhkan.
c. Jantung dan trakea mungkin terdorong ke sisi yang sehat, spatium
intercostals melebar, diafragma mendatar dan tertekan ke bawah. Apabila
ada pendorongan jantung atau trakea ke arah paru yang sehat,
11
kemungkinan besar telah terjadi pneumotoraks ventil dengan tekanan
intra pleura yang tinggi.
3. CT-scan thorax
CT-scan thoraks lebih spesifik untuk membedakan antara emfisema
bullosa dengan pneumotoraks, batas antara udara dengan cairan intra dan
ekstrapulmoner dan untuk membedakan antara pneumotoraks spontan primer
dan sekunder.
4. USG
Pneumotoraks dapat juga didiagnosis oleh USG. Udara di rongga pleura
ditampilkan pantulan gelombang yang sangat tajam. Tidak seperti udara
intrapulmoner, pantulan gelombang tidak bergerak saat respirasi. Bagaimanapun
juga, luas pneumotoraks ditentukan dengan radiologis dada9.
Menggunakan Linear array transducer (Small parts/high frequency
probe) dengan pasien dalam posisi supinasi, scan dipermukaan anterior dinding
12
dada menarik garis sagital (longitudinal). Scan mulai dari anterior axillary line
ke para sternal line
Gambar 5. Deviasi trakhea menjauh dari sisi dada yang terkena tension,
pergeseran mediastinum, depresi dari diafragma-hemiselulosa.11,14
13
Gambar 6. Tension pneumotoraks kiri
Sebuah tension pneumotoraks mungkin berkembang saat pasien menjalani
pemeriksaan lanjutan, seperti CT scan (gambar di bawah) atau operasi. kalaupun
ada penurunan oksigenasi pasien atau status ventilasi, dada harus kembali
diperiksa.6,11
14
CT scan juga menunjukkan mengapa tension pneumotoraks tidak terlihat
pada X-ray dada polos paru yang dikompresi belakang tetapi meluas keluar ke
tepi dinding dada, sehingga tanda-tanda paru-paru terlihat di seluruh bidang paru-
paru. Namun ada pergeseran garis tengah dibandingkan dengan film
sebelumnya.11,14
Tension pneumotoraks juga dapat bertahan jika ada cedera pada jalan napas
besar, mengakibatkan fistula bronkhopleura. Dalam hal ini sebuah tabung dada
tidak dapat mengatasi kebocoran udara utama. Dalam kasus ini thorakotomi
biasanya ditunjukkan untuk memperbaiki saluran udara dan paru-paru yang
rusak.11,14
Hati-hati juga pasien dengan tension pneumotoraks bilateral. Trakea
merupakan central, ketika perkusi dan suara nafas yang sama di kedua sisi.
Pasien-pasien ini biasanya secara haemodinamika terancam atau dalam traumatik
arrest. Gawat darurat dekompresi dada bilateral dapat menjadi bagian dari
prosedur untuk traumatik arrest dimana hal ini dimungkinkan.11
Tempat Pemasangan
17
Follow up WSD
Undulasi
Adalah pergerakan cairan di dalam selang sesuai irama pernapasan.
Cairan akan bergerak ke bawah sewaktu inspirasi dan bergerak ke atas sewaktu
ekspirasi. Undulasi negative dapat terjadi karena habisnya efusi atau akibat
terjepitnya selang WSD. Pada keadaan keadaan ini dapat dilakukan spoling
dengan NaCl 0,9%, bila setelah spoling cairan mengalir kembali berarti ada
jepitan pada selang WSD, bila setelah spoling tdak mengalir berarti efusi
pleura sudah habis.
Gelembung
Gelembung udara yang terlihat dalam botol WSD, lebih jelas bila
pasien disuruh meniup.
18
Gambar 7
Tindakan bedah
a. Dengan pembukaan dinding toraks melalui operasi, kemudian dicari
lubang yang menyebabkan pneumothoraks kemudian dijahit
b. Pada pembedahan, apabila ditemukan penebalan pleura yang
menyebabkan paru tidak bisa mengembang, maka dapat dilakukan dekortikasi.
c. Dilakukan reseksi bila terdapat bagian paru yang mengalami robekan
atau terdapat fistel dari paru yang rusak
d. Pleurodesis. Masing-masing lapisan pleura yang tebal dibuang,
kemudian kedua pleura dilekatkan satu sama lain.
2.9 Prognosis
Prognosis baik apabila segera dilakukan pertolongan dan pengobatan intensif,
terutama yang mengenai penderita muda yang sehat. Pasien dengan pneumotoraks
spontan hampir separuhnya akan mengalami kekambuhan, setelah sembuh dari
observasi maupun setelah pemasangan tube toracostomy. Kekambuhan jarang
terjadi pada pasien-pasien pneumotoraks yang dilakukan torakotomi terbuka.
Pasien-pasien yang penatalaksanaannya cukup baik, umumnya tidak dijumpai
komplikasi. Pasien pneumotoraks spontan sekunder prognosisnya tergantung
penyakit paru yang mendasari.16,17
Lebih dari 50% pasien dengan pneumothorax akan mengalami hal yang sama
di kemudian hari. Tidak ada komplikasi jangka panjang setelah terapi yang
berhasil. Follow up dilakukan setidak-tidaknya dalam satu tahun setelah
pneumothorax teratasi yang dilakukan melalui pengambilan x-ray setiap tiga
bulan.12
20
BAB III
KESIMPULAN
Pneumotoraks adalah kumpulan udara atau gas dalam rongga pleura yaitu
antara paru-paru dan dinding dada. Hal tersebut dapat terjadi secara spontan pada
individu tanpa kondisi paru-paru kronis (primer) serta pada individu dengan
penyakit paru-paru kronis (sekunder), dan banyak pneumotoraks terjadi setelah
trauma fisik dada, cedera ledakan, atau sebagai komplikasi dari perawatan medis.
Salah satu jenis pneumotoraks yaitu tension pneumothorax atau pneumotoraks
tegangan yang mengarah ke kekurangan oksigen berat dan tekenan darah rendah,
yang terus berkembang menjadi serangan jantung apabila tidak diobati.
21
DAFTAR PUSTAKA
2. Marx J. Rosen’s emergency medicine: concepts and clinical practice. Philadelphia. 2010. 7 th
ed.
3. Hisyam B, Budiono E. Pneumotoraks dalam Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata MK,
Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta. 2015. 6th ed. P1642.
4. Moore KL, Dalley AF, Agur AMR eds. Clinically Oriented Anatomy, 6th ed. Thorax
Baltimore: Lippincott Williams & Willkins. 2010. P 72-180.
5. Pratomo PI, Yunus F. Anatomi dan Fisiologi Pleura. Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2013;40(6):407-
412
6. Moore, O. Forrest, et al. Blunt traumatic occult pneumothorax: is observation safe? Result of a
prospective, AAST multicenter study. The journal of trauma injury, infection, and critical
care. 2011;70 (5).
8. Bresler MJ, Sterbach GL. Manual Kedokteran Darurat. 6th ed. Penerbit buku kedokteran EGC.
2012. P34-6.
9. Wolf SJ, Babarta VS, Bonnett CJ, Pons PT, Cantrill SV. Blast Injuries. Lancet. 2009. 374
(9687): 405-15.
10. Jain, Dhruv, et al. Understanding And Managing Tension Pneumothorax. New Delhi.
Journal Indian Academy Of Clinical Medicine. 2009.
11. Daley, Brian James, et al. Pneumothorax. Tennesse. Department Of Surgery Division
Of Trauma And Critical Care University Of Tennesse Health Science Center College Of
Medicine: Emedicine.Mescape.Com. 2013.
12. Jain, Dhruv, et al. Understanding And Managing Tension Pneumothorax. New Delhi. Journal
Indian Academy Of Clinical Medicine. 2009.
22
13. Sharma, Anita. Jindad, Parul. Principles Of Diagnosis And Management Of Traumatic
Pneumothorax. Uttarakhand: Journal Of Emergencies. 2009.
14. Al-Hameed, Farhan. Pneumothorax Imaging. Saudi Arabia. Intensive Care Department
Of King Abdulaziz Medical City: Emedicine.Medscape.Com. 2013.
16. Airlangga University. Pedoman Teknik Operasi “OPTEK”, Teknik Operasi Sistema
Kardiothorax, Surabaya: Airlangga University. 2009. P:130-148.
17. Putz,R., Pabst, R., et al. SOBOTTA Atlas Anatomi Manusia Jilid 2. 22th ed. Jakarta:
EGC. 2007.
23