Anda di halaman 1dari 5

12

BAB III
METODE EVALUASI
Evaluasi program dilakukan di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak
Timur pada tanggal 28 Jnauari 2019 sampai dengan 12 Februari 2019. Metode
evaluasi yang digunakan dalam laporan evaluasi program Persentase Ibu Hamil
Kurang Energi (KEK) yang mendapatkan Pemberaian Makanan Tambahan (PTM)
ini terbagi dalam beberapa tahap. Berikut adalah uraian dari tahap-tahap dalam
evaluasi program tersebut.

3.1. Penetapan Tolok Ukur dari Unsur Keluaran


Evaluasi dilakukan pada Program Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis
(KEK) yang mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan (PTM) di UPTD
Puskesmas Pontianak Tenggara periode Januari – Desember 2018 . Rujukan tolak
ukur penilaian yang digunakan adalah:
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/52/2015 Tentang Rencana Strategis Kementrian
Kesehatan Tahun 2015-2019
2. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Nomor 8416.1 Tahun
2014 Tentang Penetapan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Pontianak
Tahun 2015-2019
3. Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Pontianak Tenggara pada tahun 2017
dan 2018
4. Standar Pelayanan Minimal Dan Indikator Kinerja Upaya UPTD Puskesmas
Pontianak Tenggara Tahun 2018.
Adapun indikator dan tolok ukur program persentase Ibu Hamil Kurang
Energi Kronis (KEK) mendapatkan pelayanan kesehatan Puskesmas Januari –
November tahun 2018 disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3.1 Capaian keberhasilan program persentase ibu hamil Kurang Energi
Kronik (KEK) pada tahun 2018 (ini table masih 2017)

No Indikator Jumlah ibu Target Capaian


13

hamil (orang) (%) (%)

1 Ibu hamil Kurang


565 21 10,7
Energi Kronik (KEK)

Berikut adalah indikator dan tolok ukur program persentase Ibu Hamil
Kurang Energi Kronis (KEK) yang mendapaatkan Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) di UPTD Puskesmas Pontianak Tenggara Januari – Desember tahun 2018
disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3.1 Capaian keberhasilan program persentase ibu hamil Kurang Energi
Kronik (KEK) yang mendapatkan Pemberian Maknan Tambahan
(PTM) pada tahun 2018

No Indikator Jumlah ibu Target Capaian


hamil (orang) (%) (%)

1 Ibu hamil Kurang


Energi Kronik (KEK)
yang mendapatkan
Pemberian Maknan
Tambahan

3.2. Pengumpulan Data


3.2.1. Data Primer
Data primer dikumpulkan dengan menggunakan observasi dan wawancara
langsung terhadap penanggung jawab program, kepala puskesmas dan dokter
puskesmas di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pontianak Tenggara.

3.2.2. Data Sekunder


14

Data sekunder dikumpulkan dengan mempelajari laporan dan dokumentasi


Puskesmas yaitu Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Pontianak Tenggara periode
tahun 2018.

3.3. Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah dilakukan dengan membandingkan data indikator
program persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapatkan
Pemberian Makanan Tambahan (PTM) di UPTD Puskesmas Pontianak Tenggara
dengan tolok ukur keberhasilan unsur-unsur program untuk mencari adanya
kesenjangan.

3.4. Menetapkan Prioritas Masalah


Untuk lebih mudah kita menganalisis permasalahan yang menjadi prioritas,
terdapat beberapa alat analisis yang dapat digunakan. Diantara alat analisis
tersebut adalah matriks urgency, seriousness, and growth atau yang sering
disingkat Matriks USG. Pentingnya suatu masalah dibandingkan masalah lainnya
dapat dilihat dari tiga aspek berikut:
1. Bagaimana gawatnya masalah dilihat dari pengaruhnya sekarang ini
terhadap produktivitas, orang, dan / atau sumber dana dan daya?
2. Bagaimana mendesaknya dilihat dari waktu yang tersedia?
3. Bagaimanakah perkiraan yang terbaik mengenai kemungkinan
berkembangnya masalah?
Pada penggunaan Matriks USG, untuk menentukan suatu masalah yang
prioritas, terdapat tiga faktor yang perlu dipertimbangkan. Ketiga faktor tersebut
adalah urgency, seriuosness dan growth.
Urgency berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Semakin mendesak suatu masalah untuk
diselesaikan maka semakin tinggi urgensi masalah tersebut.
Seriousness berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut
terhadap organisasi. Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian bagi
organisasi seperti dampaknya terhadap produktivitas, keselamatan jiwa manusia,
sumber daya atau sumber dana. Semakin tinggi dampak masalah tersebut terhadap
organisasi maka semakin serius masalah tersebut.
15

Growth berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat


berkembang masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat pertumbuhannya.
Suatu masalah yang cepat berkembang tentunya makin prioritas untuk diatasi
permasalahan tersebut.
Demi mengurangi tingkat subyektivitas dalam menentukan masalah prioritas,
maka perlu menetapkan kriteria untuk masing-masing unsur USG tersebut.
Umumnya digunakan skor dengan skala tertentu. Misalnya penggunaan skor skala
1-5. Semakin tinggi tingkat urgensi, serius, atau pertumbuhan masalah tersebut,
maka semakin tinggi skor untuk masing-masing unsur tersebut.

3.5. Pembuatan Kerangka Konsep dari Masalah yang Diprioritaskan


Tujuan pembuatan kerangka konsep adalah menentukan penyebab masalah
yang telah diprioritaskan. Hal ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor
penyebab masalah yang telah diprioritaskan. Faktor-faktor tersebut berupa
komponen input (man, material, money, method dan lingkungan). Kerangka
konsep disusun dengan menggunakan pendekatan fish bone. Kerangka konsep
tersebut diharapkan dapat mengidentifikasi semua faktor penyebab.

3.6. Identifikasi Penyebab Masalah


Kemungkinan-kemungkinan penyebab masalah diidentifikasi dengan
mengelompokkan faktor-faktor dalam unsur input (man, material, money,
method), proses (method), dan lingkungan yang diperkirakan berpengaruh
terhadap prioritas masalah. Kemudian indikator faktor tersebut dibandingkan
dengan tolak ukurnya. Suatu faktor ditetapkan menjadi penyebab masalah jika ada
kesenjangan antara pencapaian indikator dan tolak ukurnya. Jumlah penyebab
masalah bisa lebih dari satu.

3.7. Perencanaan Penyelesaian Masalah


Perencanaan penyelesaian masalah disusun berupa rancangan program yang
diharapkan dapat menyelesaikan masalah program di masa yang akan datang.
Perencanaan penyelesaian masalah dibuat dengan memperhatikan kemampuan,
16

situasi, dan kondisi Puskesmas. Perencanaan penyelesaian masalah dibuat secara


rinci meliputi tujuan, sasaran, target, metode, jadwal kegiatan serta rincian dana.

3.8. Penentuan Prioritas Penyelesaian Masalah


Penentuan prioritas penyelesaian masalah dilakukan untuk memilih
alternatif penyelesaian masalah yang paling menjanjikan. Sebelum melakukan
pemilihan sebaiknya dicoba memadukan berbagai alternatif penyelesaian masalah
terlebih dahulu. Bila tidak dapat dilaksanakan barulah dilakukan pemilihan. Cara
pemilihan dapat dilakukan dengan metode CARL. Metode ini baik digunakan bila
pengelola program memiliki hambatan keterbatasan dalam menyelesaikan
masalah. Metode ini didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi nilai
0-10. Kriteria yang dimaksud adalah:
C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan peralatan)
A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak.
Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan metode / cara / teknologi
serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau juklak.
R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran,
seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.
L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain
dalam pemecahan masalah yang dibahas.
Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L, urutan ranking atau
prioritas adalah nilai tertinggi hingga nilai terendah.

Anda mungkin juga menyukai