Anda di halaman 1dari 34

CASE REPORT SESSION

( CRS )

“RADICULOPATY”

Disusun oleh :

Reiza Deirfana 12100118068


Nada Iyah Hadayna 12100118148
Prahena Yudanisa 12100118184

Preseptor :

Dr. Asep Saefulloh, Sp.S

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas case report session

Bagian Ilmu Penyakit Saraf

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT SARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
RSUD AL IHSAN BANDUNG
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. i
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………… 1
Latar belakang…………………………………………...………….. 1
BAB II ILUSTRASI KASUS …………………………………………… 2
2.1 Identitas Pasien ………………………………………………………. 2
2.2 Anamnesis …………………………………………………………… 2
2.3 Pemeriksaan Fisik ……………………………………………………. 3
2.4 Diagnosis Banding …………………………………………………… 8
2.5 Pemeriksaan Penunjang …………………………………………… 8
2.6 Diagnosis Kerja ……………………………………………………… 10
2.7 Follow up….………………………………………………………….. 10
2.8 Prognosis……………………………………………………………… 13
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Vertebra …………………………………………………………….. 14
3.2 Radiculopaty………………………………………………………… 22
Daftar Pustaka…………………………………………………………… 32

i
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Radikulopati merupakan keadaan terjadinya gangguan pada radiks/serabut
saraf, yang sesuai dengan distribusi serabut sarafnya dan menyebabkan nyeri
radikuler, dapat disertai dengan paresthesia dan rasa raba yang berkurang,
gangguan motorik (cram, atropi twiching dan reflex fisiologi yang menurun) serta
nyeri pada vertebra Radikulopati dapat terjadi pada semua bagian radiks medula
spinalis dan yang banyak dilaporkan adalah ruptur/herniasi pada diskus
intervertebralis pada segmen cervikalis atau lumbalis, sedang pada segmen/radiks
thorakalis jarang yang dilaporkan keadaan yang dapat menyebabkan terjadinya
radikulopati terutama pada segmen/radiks thorakalis, antara lain tumor medula
spinalis, ruptur/herniasi diskus thorakalis, Arakhnoiditis, trauma, spondilitis,
radiokulopati diabetika thorakis, herpes zoster.
Lumbar radiculopathy menunjuk kepada suatu proses patologis yang
melibatkan radiks nervus lumbal sehingga menyebabkan gejala radikular ke
ekstremitas bawah. Sebagian besar penyebab patologisnya merupakan kompresi
langsung pada radiks nervus lumbal tanpa melihat etiologis dari kompresi seperti
herniasi diskus, pecahan/patahan tulang, stenosis foramina, stenosis sentral, atau
hipermobilitas dari segmen vertebra. Selain kompresi radikulopati lumbal juga
dapat disebabkan oleh iritasi atau inflammasi dari radiks nervus lumbal.
Prevalensi dari radikulopati lumbal berkisar dari 2,2%% hingga 8% dengan
insidensi sekitar 0,7% hingga 9,6%. 76,1% dari radikulopati lumbal melibatkan
radiks nervus L5 dan S1. Pada pasien dengan usia di bawah 50 tahun, HNP
merupakan penyebab paling umum dari radikulopati lumbal. Setelah melewati usia
50tahun, radikulopati lumbal lebih sering disebabkan karena perubahan degereratif
pada tulang belakang.

1
BAB 2
ILUSTRASI KASUS

2.1 IDENTITAS PASIEN


Nama : Ny.T
Usia : 43 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Buruh
Status Menikah : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Bandung
Tgl. Masuk RS : 29 Januari 2019
Tgl. Pemeriksaan : 31 Januari 2019

2.2 ANAMNESIS
Keluhan utama : Nyeri pinggang
Assessment awal :
Pasien datang ke IGD RS Al-Ihsan dengan keluhan nyeri pinggang disertai
lemas kedua kaki. Nyeri drasakan seperti tertimpa beban. Nyeri bertambah ketika
aktivitas dan berkurang ketika istirahat. Skala nyeri 5. Nyeri ± 5 menit.

Riwayat penyakit sekarang:


Pasien datang dengan keluhan nyeri pinggang sejak 10 hari yang
lalu. Nyeri muncul secara tiba-tiba dan hilang timbul. Nyeri dirasakan
berdenyut dan lamanya nyeri sekitar 5 menit. Nyeri diperberat ketika
melakukan aktivitas pada posisi sedikit membungkuk, mengedan, dan batuk.
Nyeri berkurang saat beristirahat. Nyeri menjalar dari pinggang, bokong,
sampai paha. Nyeri dirasakan pada kedua tungkai bawah tetapi lebih berat pada
tungkai kiri. Keluhan ini sudah pernah dirasakan pasien sebelumnya pada bulan
Desember 2018, dan keluhannya tidak kunjung membaik sampai akhirnya
pasien di rawat inap dan mendapat terapi.

2
Keluhan ini disertai dengan kesemutan, baal, dan rasa kesetrum pada
kedua tungkai. Pasien menyangkal adanya benjolan dan penurunan berat
badan. Pasien menyangkal adanya demam, batuk lama, dan keringat malam.
Pasien menyangkal adanya kakinya tidak dapat digerakkan. Pasien
menyangkal adanya keluhan sulit BAK dan BAB. Pasien menyangkal adanya
trauma pada pinggang.
Pasien merupakan pekerja tekstil di bagian packing dan memiliki
kebiasaan mengangkat benda berat, duduk terlalu lama, berdiri terlalu lama dan
sering bekerja dalam posisi membungkuk untuk mengambil barang.

Riwayat Penyakit Dahulu:


+ Riwayat penyakit TIA dan stroke sebelumnya (-)
+ Riwayat Darah Tinggi (+)
+ Riwayat Peningkatan Gula darah (-)
+ Riwayat peningkatan Kolesterol (-)
+ Riwayat penyakit jantung (-)
+ Riwayat asam urat (-)
Riwayat keluarga
+ Tidak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan sama seperti pasien.

2.3 PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan umum : tampak sakit sedang
+ Kesadaran : Composmentis
+ Keadaan gizi : baik
+ Tanda vital
+ TD : 120/70 mmHg
+ Nadi : 80x/ menit, regular, isi cukup
+ RR : 22x /menit, teratur, abdominotorakal
+ Suhu : 36.3 C
Awal masuk ranap Keadaan umum : tampak sakit sedang
+ Kesadaran : Composmentis
+ Keadaan gizi : baik

3
+ Tanda vital
+ TD : 166/95 mmHg
+ Nadi : 93x/ menit, regular, isi cukup
+ RR : 20x /menit, teratur, abdominotorakal
+ Suhu : 37,9 C

 Kepala
 Normocephal
 Wajah : simetris, tidak ada kelainan
 Mata : simetris, edema palpebra (-), konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-), pupil bulat 3mm/3mm,
isokor, refleks
cahaya (+/+)
 Hidung : simetris, deviasi septum (-), massa (-), sekret (-)
 Telinga : deformitas (-), luka (-), sekret (-)
 Mulut : mukosa oral basah, perdarahan gusi (-), lidah bersih,
frenulum lingual ikterik (-)
 Leher
 JVP tidak meningkat
 Tidak ada pembesaran KGB
 Tidak ada pembesaran tiroid
 Kaku kuduk (-)

 Thoraks
 Inspeksi : bentuk normal, simetris, retraksi (-)
 Palpasi : pergerakan simetris, VF kanan=kiri
 Paru-paru : VBS kanan = kiri, Ronchi -/-, Wheezing -/-
 Jantung : S1S2 murni, regular, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen
 Inspeksi : datar, lembut
 Auskultasi : BU (+) normal

4
 Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak
terdapat pembesaran
 Perkusi : tympanic (+) disemua regio
 Ekstremitas : akral hangat, crt <2 detik, edema -/-, varises
-/-

 Pemeriksaan Umum :
 Tingkat Kesadaran : GCS 15 (Eye: 4, Verbal: 5, Motor: 6)
 Skala nyeri :8
 Collumna vertebra : Kesan: tidak ada deformitas

Pemeriksaan Neurolgis
Fungsi Luhur:
+ Tangan dominan : baik
+ Orientasi Waktu : baik
+ Orientasi Orang : baik
+ Orientasi Tempat : baik
+ Ingatan Jangka Pendek : baik
+ Ingatan Jangka Panjang : baik
+ Kalkulasi : baik

A. Tanda-Tanda Rangsangan Selaput Otak


 Kaku kuduk : (-/-)
 Kernig : (-/-)
 Brudzinsky I : (-)
 Brudzinsky II : (-)
 Brudzinsky III : (-)
B. Tes Iritasi Radiks
 Laseque : (-/+)
 Braggard : (-/+)
 Siccard : (-/+)
 Patrick : (+/+)

5
 Kontra Patrick : (+/+)
 Valsava : (-/+)

C. Saraf Otak
 I olfaktorius : baik
 II Optikus
 Visus : 6/6
 Tajam pandangan : baik/baik
 Refleks cahaya : (+/+)

 III,IV,VI okulomotorius, trochlearis, abducens:


 Pupil : bulat, isokor, reflex cahaya (+/+)
 Posisi mata : normal/normal
 Gerakan bola mata : baik/baik
 V. Trigeminal
- Motorik : Menggigit, buka mulut : normal/normal
- Sensorik : normal/normal
- Refleks kornea : normal/normal
- jaw jerk refleks : normal/normal
 VII. Fasial
- Motorik : upper: N / lower: N
- Sensorik : 2/3 ant. Lidah : N
 VIII Vestibulokohlearis
normal/normal
 IX, X Glosofaringeal, Vagus
- Uvula : ditengah
- Refleks muntah : baik
- Tes kalimat/suara : baik
 XI Ascesorius
- Sternocleidomastoid : N
- Trapezius :N
 XII Hipoglosus

6
- Deviasi : (-)
- Fasikulasi : (-)
- Atrofi : (-)

D. Sistem Motorik & Sensorik


 Pemeriksaan Sensorik
 Ekstremitas atas : baik/baik
 Ekstremitas bawah bagian kiri lebih terasa dari pada kanan
 Kekuatan Motorik (Skala 0-5)
5/5
5/5
 Keadaan Otot
 Tonus : nortonus/normotonus
 Nyeri tekan : (-)
 Fasikulasi : (-)
 Gerakan Involunter : (-)
E. Refleks-Refleks
Refleks Fisiologis

Refleks Kanan Kiri

Biseps + +
Triseps + +
Brachioradialis + +
Patella + + (↓)
Achiless + + (↓)

7
Refleks Patologis

Pemeriksaan Respon

refleks babinski -/-

refleks chaddock -/-

refleks oppenheim -/-

refleks gordon -/-

refleks schafaer -/-

2.4 Diagnosis Banding


Radikulopathy Lumbal e.c HNP
Radikulopathy Lumbal e.c lumbar spinal stenosis

2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG


• Lab:
- Darah Rutin

• Radiologi:
- X-ray: lumbosacral
- CT-Scan

Hematologi Hasil Unit Nilai Normal


HEMOGLOBIN 11.7 g/dl 12-16
LEUKOSIT 7900 Sel/uL 4000-10000
ERITROSIT 34.07 Juta/uL 3.6-5.8
HEMATOKRIT 36.2 % 35-47

8
TROMBOSIT 305.000 Sel/uL 150000-
440000

Kimia Klinik Hasil Unit Nilai Normal


Natrium 134 mmol/L <134-145
Kalium 4.1 mmol/L 3.6-5.6
Kalsium 1.03 mmol/L 1.15-1.35
Ureum 27 mg/dl 10-50
Kreatinin 0.70 mg/dl 0,7-1.13
GDS 142 mg/dl 70-200

Hasil radiologi

18 Desember 2018
Ro foto lumbosacral :
Curva dan aligment dbn
Besar, bentuk dan struktur trabekula vertebra lumbosacral dbn
Facies artikularis superior dan inferior sclerotic

9
Discus dan foramen intervertebral tidak menyempit
Pedicle dbn
Osteofit di corpus vertebra lumbalis L2-3-4
Kesan : spondyloarthrosis L2-3-4

31-01-2019
Ro foto thorax
Kesan : tidak tampak proses spesifik aktif ataupun pnemonia
Tidak tampak pembesaran jantung

2.6 DIAGNOSA KERJA


Radikulopathy Lumbal setinggi L4-L5 e.c HNP

2.7 Follow up

Tanggal S O A P

29-01- Pasien Pukul 17.20 Lab - Ranitidin 2x1


19 mengatakan
TD 166/95 Rontgen thorax - Ketorolac
lemas, nyeri
drip
pinggang N 91x/menit
menjalar ke ke - Cairan infus :
kaki R 20x/menit
2A drip 20gtt
S 37,9C
- Mecobalamin
Pukul 22.00 2x1
TD 132/80 - Alpentine
2x1
N 72x/menit
- Eferison 2x1
R 20x/menit
- Sanmol extra
S 36C

30-01- Pasien TD 110/70 Th lanjut - Ranitidin 2x1


19 mengatakan
N 86x/menit Hasil rontgen - Ketorolac
nyeri bokong,
thorax (-) drip
lemas R 20x/menit
ekstremitas Konsul IKFR - Mecobalamin
bawah S 36,2C
2x1

10
- Alpentine
2x1
- Eferison 2x1
- Amitriptilin
0-0-1/2
- Cairan infus :
2A drip 20gtt

31-01- Masih nyeri TD 120/80 Th lanjut - Ranitidin 2x1


19 pinggang
N 80x/menit Hasil rontgen - Ketorolac
menjalar ke kaki
thorax sudah drip
R 22x/menit
ada
- Mecobalamin
S 36,5C
2x1
- Alpentine
2x1
- Eferison 2x1
- Cairan infus :
2A drip 20gtt
- Amitriptilin
0-0-1/2

11
12
2.8 PROGNOSIS
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia

13
Bab III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Tulang Vertebrae


Vertebra column merupakan bagian utama pada axial skeleton yang
memanjang dari cranium sampai ujung coccyx. Vertebra column terdiri
atas 33 tulang yaitu :
 7 vertebra cervicalis
 12 vertebra thoracic
 5 vertebra lumbar
 5 os sacrum
 4 os coccyx

Struktur Vetebrae
Terdiri dari :
 Body of vertebrae
 Vertebra arch ( pedicle arch dan lamina arch )
 7 penonjolan
 1 processus spinous, 2 processus transverse, 4 processus articularis

14
 Foramen vertebrae
 Foramen transverse

Fungsi Vetebra
• Perlekatan otot (processus spinous, processus transverse)
• Pembatasan gerak (processus articularis)
• Perlindungan medula spinalis (Foramen vertebrae )
• Penyanggaan berat tubuh ( body of vertebrae)

a. Otot dan Ligamen


Fungsi: “Tension Band”
Menyokong tulang dan intervetebral disk
b. Disk

Diskus intervertebralis merupakan suatu bantalan penghubung antar dua korpus


vertebra
Fungsi:
• Shock Absorbers (menahan beban peredam getaran) selama berjalan

• Stabilizers

• Hydraulic Lifts

• Pergerakan columna vetebralis

15
Spinal Cord
Berawal dari foramen magnum hingga vertebra setinggi L1‐2, dan dilanjutkan
hingga conus medullaris & fillum terminale.
Terdapat 2 buah pembesaran, yaitu:
 Pembesaran cervical (pada MS segmen C4 – T1)

 Pembesaran lumbosacral (pada MS segmen T11 – S1)

Spinal cord dilindungi oleh vertebra, meninges dan csf.

16
Spinal Nerve
• Spinal nerve keluar dari vertebral column melalui intervertebral foramen

• Saraf spinal dinamakan menurut daerah columna vertebralis:

• 8 cervical

• 12 thoracic

• 5 lumbar

• 1 cocygea

17
Radiks
• Radiks anterior -> terdiri atas berkas berkas serabut saraf (neurofibra)
yang merupakan serabut motorik (serabut eferen)

• Radiks posterior -> terdiri dari berkas berkas serabut saraf sensorik
(serabut aferen)

18
Saraf spinal keluar melalui foramen intervertebralis dan terbagi 4 cabang utama:
• Cabang meningeal, memasuki kanal vertebra; meningens, pembuluh
darah korda, ligament intervetebra dan vetebra.

• Posterior rami, mensuplai otot dan kulit di daerah punggung.

• Anterior rami, mensuplai otot dan kulit bagian depan, sisi tubuh dan
ekstremitas.

• Cabang viscera, mensuplai serat serat sistem saraf otonom.

19
Anterior ramus dan posterior ramus akan membentuk nerve plexus yang terdriri
dari:
• Cervical plexus
• Brachial plexus
• Lumbar plexus
• Sacral & cocyxgeal plexus
Keterangan : posterior ramus dan anterior ramus pada T2-T12 tidak membentuk
plexus.
Unilateral area of skin diinervasi oleh sensory fiber pada single spinal nerve yang
disebut dermatome
Unilateral muscle mass menerima innervasi dari fibers yang disampaikan oleh
single spinal nerve disebut myotome
 Pleksus lumbosakralis dibagi menjadi pleksus lumbaris (T12-L5) dan
sakralis (L4-S3).

 Pleksus lumbaris berada pada otot psoas dan membentuk nervus femoralis
(L2, L3, dan L4) yang menpersarafi otot hamstring anterior dan fleksor
lutut.

 Pleksus sakralis berada pada dinding posterior dari pelvis dan membentuk
nervus sciatica (L4, L5, S1,S2, S3) yang mempersarafi muskulus ektensor
panggul dan fleksor lutut)

20
Dermatom
• Berasal dari posterior rami

• Setiap sarafnya akan menginnervasi satu bagian spesifik dari kulit

• Berfungsi untuk melihat adanya lesi pada posterior root atau spinal nerve.

21
3.2 Radikulopati
Definisi:
Radikulopati adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan gangguan fungsi
dan struktur radiks akibat proses patologik yang dapat mengenai satu atau lebih
radiks saraf dengan pola gangguan bersifat dermatomal
Epidemiologi:
 Amerika Serikat: Radiculopathy 3-5% dari populasi,
 laki-laki : usia 40-an, wanita :usia 50-60.
 Highest prevalence age 45-64

Etiologi:
 Proses kompresif
 hernia nucleus pulposus (HNP) atau herniasi diskus,
 tumor medulla spinalis,
 neoplasma tulang, spondilolisis
 spondilolithesis,
 stenosis spinal,
 traumatic dislokasi
 proses inflamatori: Guillaine bare syndrome dan Herpes zooster

Faktor Resiko:
 Sedentary lifestyle
 Frequent driving
 Chronic cough
 Pregnancy
 Smoking
 Heavy lifting

22
Dermatome

23
Jenis radikulopati:
• Radikulopati lumbar:

 problema yang sering terjadi


 disebabkan oleh iritasi atau kompresi radiks saraf daerah lumbal.
 sering disebut sciatica.

• Radikulopati cervical:

 “pinched nerve” atau saraf terjepit merupakan kompresi pada satu


atau lebih radix saraf pada leher.
 Gejala pada radikulopati cervical seringnya disebabkan oleh
spondilosis cervical.

• Radikulopati torakal:

24
 bentuk yang relative jarang
 nyeri pada infeksi herpes zoster.

Manifestasi Klinis:
 Rasa nyeri: Nyeri bersifat tajam dan diperhebat oleh gerakan, batuk,
mengedan, atau bersin.
 Paresthesia
 Hipesthesia
 Kelemahan otot-otot.
 Refleks tendon menurun atau bahkan menghilang.

Cervical:
 Leher terasa kaku, rasa tidak nyaman pada bagian media skapula
 Gejala diperburuk dengan gerakan kepaladan leher,juga dengan regangan
pada lengan yang bersangkutan
 Untuk mengurangi gejala, penderita seringkali mengangkat dan
memfleksikan lengannyadi belakang kepala

Lumbal:
 Rasa nyeri pada daerah sakroiliaka
 Menjalar ke bokong, paha, hingga ke betis, dan kaki.
 Nyeri dapat ditimbulkan dengan Valsava maneuvers (seperti : batuk,
bersin, atau mengedan saat defeasi).

Nyeri mereda ketika :


Umumnya penderita merasa nyaman dengan berbaring telentang disertai fleksi
sendi coxae dan lutut, dan bahu disangga dengan bantal untuk mengurangi
lordosis lumbal

Diagnosis:
1. Anamnesis

• Lokasi

25
• Penjalaran

• Sifat

• Intensitas nyeri

• Kapan terjadinya keluhan

• Keadaan saat awitan

• Lama nyeri

• Faktor yang memperberat dan memperingan

• Hubungan dengan posisi dan waktu

• Aktivitas harian

• Pekerjaan sehari-hari yang dilakukan.

• Riwayat penyakit dahulu

• Keadaan psikologis

• Riwayat trauma

2. Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan dilakukan dalam posisi tegak, tidur terlentang,
telungkup (bagian yang nyeri diperiksa terakhir)
 Pada posisi tegak kdilihat cara berjalan, apakah pasien dapat
jongkok dan berdiri serta fungsi integritas sendi panggul dan
tungkai, dinilai tulang belakang, paraspinal, bokong dan kedua
tungkai dan mobilitas punggung.
 Posis terlentang, kita cari lesi primer pada nyeri alih/ metastasis.
Dilakukan pemeriksaan laseque, dinilai otot, refleks, sensitibilitas
untuk menentukan tingginya lesi.
 Pada posisi telungkup, dinilai tulang belakang, paraspinal, bokong
dan di cari lesi primer nyeri alih.
3. Pemeriksaan Penunjang
1. Neurofisiologis

26
Indikasi pada NBP dengan penjalaran nyeri ke tungkai untuk membantu
menentukan tinggi lesi.
2. Blok syaraf
Merupakan tindakan diagnostik dan terapi untuk menentukan tinggi lesi
3. Neuroradiologi
Berguna untuk melihat fraktur/ dislokasi
4. Mielografi
Indikasi jika ada dugaan neoplasma NPB subakut, kegagalan dengan terapi
konservatif, rencana operasi, paresis.
5. CT scan
Untuk melihat kelainan tulang dan sendi, serta degenerasi.
6. MRI
Untuk melihat defek intra dan ekstra dural serta melihat jaringan lunak.
Biasanya digunakan pada keadaan neoplasma, infeksi, HNP / defisit
neurologis dan nyeri menetap tanpa tanda-tanda neurologik selama 8
minggu.
7.Laboratorium
• LED
• Darah perifer lengkap
• C reaktif Protein
• Faktor rheumatoid
• Fosfatase alkali/ asam
• Urin analisis

27
Penatalaksanaan:
Informasi dan edukasi
• Tirah baring selama 2/3 hari

• Posisi berbaring supinasi semi fowler, panggul dan lutut fleksi diganjal
bantal

• Modifikasi posisi dapat dengan terlentang dan kedua tungkai lebih di atas
kepala atau posisi kesamping, panggung dan lutut tetap fleksi.

• Kurangi beban kerja dan memperbaiki posisi ketika bekerja dan aktivitas
sehari-hari.

Terapi nonfarmakologi
• Terapi dingin (cryotherapy) atau panas (thermotherapy) dapat mengurangi
nyeri dan spasm.

• Penggunaan brace/korset untuk membatasi gerak spinal, memperbaiki


posisi tubuh dan mengurani stress mekanik.

28
Farmakoterapi
• Akut : asetaminofen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat), injeksi
epidural.
• Kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin), opioid (kalau sangat
diperlukan).
Nyeri inflamasi:
• Anti inflamasi (steroid, NSAID sesuai fornas)
• Relaksan otot (Esperison Hcl, Diazepam, Tizanidin)
• Analgetik opioid lemah (Codein)
• Analgetik opioid kuat (Morphine sulfate)

Nyeri neuropatik:
• Analgetik adjuvant seperti antikonvulsan (Carbamazepine, Gabapentin,
Okscarbazepine, Fenitoin, Asam Valproat, Pregabalin)
• Anti depresant (amitryptiline)
• Relaksan otot (Esperison Hcl, Diazepam, Tizanidin)
• Analgetik opioid lemah (Codein)
• Analgetik opioid kuat (Morphine sulfate)

Invasif non bedah


• Blok saraf dengan anestetik lokal.

• Injeksi steroid (metilprednisolon) pada epidural untuk mengurangi


pembengkakan edematous sehingga menurunkan kompresi pada radiks
saraf.

29
Bedah
• Indikasi operasi :

• Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari 4 minggu :


nyeri berat / intractable / menetap / progresif.

• Defisit neurologik memburuk.

• Sindroma kauda.

• Stenosis kanal : setelah terapi konservatif tidak berhasil.

• Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan


neurofisiologik dan radiologik.

30
Komplikasi:
 Incomplete neurologic recovery

 Hilangnya range of motion

 Penyempitan di disk

 Pembentukan osteophyte

Prognosis:
 Biasanya akan mengalami perbaikan dalam 2-6 minggu.

 Umumnya sembuh dalam 2 bulan, hanya 10% yang menjadi kronik.

 NPB berhubungan dengan pekerjaan, serangan berulang terjadi pada 60%


pasien dalam 1 tahun.

 Usia lanjut, pendidikan rendah, fear avoidance belief, gejala awal berat,
penanganan lambat, disabilitas meningkatkan resiko memperlambat
perbaikan dan kadang menjadi kronik.

31
Daftar Pustaka

1. Malanga G. Cervical Radiculopathy: Background, Epidemiology,


Functional Anatomy [Internet]. Emedicine.medscape.com. 2015 [cited 6
August 2016]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/94118-overview
2. Anonim. Cervical Radiculopathy [Internet]. University of Maryland
Medical Center. 2003 [cited 7 August 2016]. Available from:
http://umm.edu/programs/spine/health/guides/cervical-radiculopathy.
3. Caridi J, Pumberger M, Hughes A. Cervical Radiculopathy : A Review.
HSS Journal [Internet]. 2011 [cited 8 August 2016];7(3):265-272.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3192889/.
4. Yonenobu K. Cervical radiculopathy and myelopathy : when and what can
surgery cotribute to treatment ?. Eur Spine J [Internet]. 2000 [cited 8
August 2016];9:1-7. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3611348/pdf/586_2000_A
rticle_90001.586.pdf
5. Panduan Praktik Klinisi Neurologi Penghimpunan Dokter Spesialis Saraf
Indonesia 2016

32

Anda mungkin juga menyukai