Anda di halaman 1dari 17

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/319356560

SIKUEN STRATIGRAFI DAN PALEOGEOGRAFI FORMASI TALANG AKAR PADA


AREA “FERCANZA”, CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA

Article · April 2017

CITATIONS READS
0 805

1 author:

Budi Muljana
Universitas Padjadjaran
15 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Landslide Susceptibility View project

coal petrography View project

All content following this page was uploaded by Budi Muljana on 30 August 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 1, April 2017 : 53 – 68

SIKUEN STRATIGRAFI DAN PALEOGEOGRAFI FORMASI TALANG AKAR PADA AREA “FERCANZA”,
CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA

Frisdio Fercanza*, Reza Mohammad Ganjar Gani*, Abdurrokhim*, Budi Muljana*, Rahmat Budiana**
(Corresponding email : fercanza.f@gmail.com)
*Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran, Bandung
**Pertamina Hulu Energi

ABSTRACT
“FERCANZA'' area is the working area of Pertamina Hulu Energi located in North West Java Basin. This
study focused on Talang Akar formation at Arjuna sub basin. This research applies the Sequence
stratigraphy concept with correlation method, which will give results in form of (1) Determination of
sequences marker is more accurate, (2) Facies mapping, and (3)Sequence stratigraphy model with
higher resolution detail for determination of plays, in this case stratigraphic traps on Talang Akar
Formation at "FERCANZA" area. Data used in this study include the integration of 7 well logs data, 3 side
wall cores, 5 mudlog, 8 seismic line, and 1 biostratigraphy report. Sequence Boundary (SB), Maximum
Flooding Surface (MFS), and other Sequence stratigraphy marker determined from well log data analysis
to make a cross-correlation. Interpretation of depositional environment based on the analysis of
lithofacies, elektrofacies, and seismicfacies. Based on the research results, the Formation Talang Akar on
the ''FERCANZA'' area has five facies association is delta plain, delta front, pro delta, tidal channel, and
shallow marine with common facies associations form of sediment tide dominated delta and sediment
shallow marine. Directions sediment supply is derived from the relative direction northwest -southeast
shown by the discovery of progradation patterns to southeast of the seismic profiles were trending
northwest to the southeast. Through sequences marker which have been determined, the model for
deposition of Talang Akar formation is divided into 4 representation depositional models at each
sequence stratigraphys marker. Representation of the model shows the conditions and morphological
changes in the research areas from every phase of its.

Keywords : North West Java Basin, Talang Akar Formation, Sequence stratigraphy, Depositional models

ABSTRAK
Area ‘’FERCANZA’’ merupakan wilayah kerja dari Pertamina Hulu Energi yang berada pada Cekungan
Jawa Barat Utara. Penelitian ini difokuskan pada Formasi Talang Akar pada sub cekungan Arjuna.
Penelitian ini menerapkan konsep sequence stratigraphy dengan metode korelasi, yang akan
memberikan hasil berupa (1) Penentuan marker sikuen yang lebih akurat, (2) Pemetaan fasies, dan (3)
Model sequence stratigraphydengan resolusi yang lebih detail untuk penentuan plays, dalam hal ini
perangkap stratigrafi pada Formasi Talang Akar, Area “FERCANZA”. Data yang digunakan dalam
penelitian meliputi integrasi dari 7 data well log, 3 side wall core, 5 data mudlog, 8 line seismik, dan 1
data biostratigrafi . Batas sikuen (SB), maximum flooding surface (MFS), dan marker sequence
stratigraphylainnya ditentukan dari analisis data well log untuk membuat penampang korelasi.
Interpretasi lingkungan pengendapan didasari oleh analisis lithofacies, elektrofacies, dan seismik facies.
Berdasarkan hasil penelitian, pada formasi Talang Akar di Area ‘’FERCANZA’’ diketahui Formasi Talang
Akar memiliki lima asosiasi fasies yaitu delta plain, delta front, pro delta, tidal channel, dan shallow
marine dengan asosiasi facies umum berupa endapan tide dominated delta dan endapan shallow marine.
Arah suplai sedimen berasal dari arah relatif barat laut -tenggara yang ditunjukan oleh ditemukannya
pola progradasi ke arah tenggara dari profil seismik yang berarah barat laut menuju tenggara. Melalui
marker sikuen yang telah ditentukan, model pengendapan untuk formasi Talang Akar dibagi menjadi 4
gambaran model pengendapan disetiap marker sequence stratigraphystratigrafi. Gambaran model
tersebut menunjukkan kondisi dan perubahan morfologi daerah penelitian dari setiap fasenya.

Kata Kunci : Cekungan Jawa Barat Utara, Formasi Talang Akar, Sequence Stratigraphy, Model
Pengendapan

53
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 1, April 2017 : 53 – 68

PENDAHULUAN merupakan bagian dari Cekungan


Lokasi daerah penelitian ini berada Jawa Barat Utara khususnya
pada Area “FERCANZA” yang subcekungan Ardjuna (Gambar 1).
107° 00' 108° 00' 109° 00'

05° 00'

NF

AVS

AA

BIMA
APN INDEX MAP
G

P MR
MX
L BZZ
MM EQ-EZ HZE FW
MQ LL

B FN
06° 00' MB
KL K UR
U
ES

F
OU
JAKARTA HH
FERCANZA FF OW
XM

OO
X

GG

LOCATION MAP
0 20 50 Km.
CIREBON

Gambar 1. Lokasi Peneltian

Cekungan ini merupakan salah satu Penelitian ini difokuskan pada


cekungan yang dikenal sangat penerapan konsep sequence
prospektif dan potensial di Indonesia. stratigraphy dengan metode korelasi,
Menurut studi yang sudah ada, yang akan memberikan hasil berupa
diketahui bahwa cekungan ini (1) Penentuan marker sikuen yang
merupakan cekungan yang memiliki lebih akurat, (2) Pemetaan fasies, dan
cadangan hidrokarbon (Mark (3) model sequence stratigraphy
Gresco,1998). Berdasarkan dengan resolusi yang lebih detail untuk
pengeboran yang sudah sukses penentuan plays, dalam hal ini
dilakukan pada Cekungan ini, Formasi perangkap stratigrafi pada Formasi
Talang Akar merupakan formasi yang Talang Akar, Area “FERCANZA”.
sangat penting dan menjadi target Penelitian ini dilakukan berdasarkan
yang sangat potensial. Pengeboran analisis sedimentologi, stratigrafi,
pada prospek Talang Akar sendiri paleontologi, pemetaan bawah
ditujukan pada perangkap struktur permukaan, serta pemodelan
maupun perangkap stratigrafi. pengendapan berdasarkan marker
Beberapa potensi stratigrafi sikuen yang telah ditentukan. Proses-
khususnya, telah dibor pada tubuh proses yang dilakukan sepanjang
batupasir yang terbentuk pada penelitian ini dapat dijelaskan dalam
lingkungan fluvial-deltaik yang diagram alir penelitian (Gambar 2).
merupakan perangkap stratigrafi (J.G
Kaldi dan C.D Atkinson 1993).

54
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 1, April 2017 : 53 – 68

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

GEOLOGI REGIONAL beku (granit) dan batuan metamorf


Cekungan Jawa Barat Utara telah (marmer dan batu sabak). Batuan
dikenal sebagai Hidrokarbon Province dasar ini berumur dari Trias Bawah
di wilayah PT. Pertamina (EP) Region sampai Kapur Atas.
Jawa. Cekungan ini merupakan Formasi Jatibarang
penghasil hidrokarbon utama di Formasi Jatibarang di beberapa tempat
wilayah Jawa Bagian Barat. Peneliti bertindak sebagai batuan reservoir
terdahulu banyak melakukan studi di yang potensial (struktur Jatibarang,
Cekungan Jawa Barat, terutama sejak Cemara, Cemara blok turun). Terdapat
diketemukannya beberapa lapangan dua tipe batuan reservoir dari formasi
minyak di beberapa sub cekungannya. ini, yaitu : tipe “massif” yang porositas
Cekungan Jawa Barat Utara terdiri dari dan permeabilitasnya dibentuk oleh
dua area, yaitu laut (offshore) di Utara rekahan-rekahan (fracture porosity).
dan darat (onshore) di Selatan. Tipe pertama ini terdapat di Lapangan
Secara regional Cekungan Jawa Barat minyak Jatibarang. Tipe kedua berupa
Utara merupakan back arc basin satuan tuffa yang bersisipan dengan
system yang terletak diantara lempeng serpih dan konglomerat yang
mikro sunda dan tunjaman tersier berkembang di Lapangan minyak
lempeng Hindia-Australia (Budiyani Cemara, dimana konglomerat
dkk, 1991). bertindak sebagai batuan reservoir
Stratigrafi Regional Cekungan yang potensial. Umur dari formasi ini
Jawa Barat Utara Eosen Tengah–Oligosen (early synrift).
Menurut Remington C.H dan Nasir.H Formasi Ekuivalen Talangakar
(1986), stratigrafi Cekungan Jawa Formasi Ekuivalen Talangakar
Barat Utara dari tua ke muda meliputi: diendapkan pada fase synrift secara
Batuan dasar tidak selaras di atas Formasi
Yang paling tua adalah batuan dasar Jatibarang. Pada Awalnya berfasies
(basement) yang terdiri dari batuan fluvio-deltaic sampai fasies marine.

55
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 1, April 2017 : 53 – 68

Litologi formasi ini diawali oleh Formasi Parigi


perselingan antara batugamping, Formasi ini diendapkan di atas Formasi
serpih, dan batupasir dalam fasies Cibulakan secara selaras dan terdiri
marine. Pada akhir sedimentasi, dari batugamping yang merupakan
Formasi Ekuivalen Talangakar ditandai zona penghasil hidrokarbon, dengan
dengan berakhirnya sedimentasi ciri umum berupa batugamping
synrift. Formasi ini diperkirakan terumbu. Di beberapa tempat dijumpai
berkembang cukup baik di daerah batugamping dolomitan. Ketebalan
Sukamandi dan sekitarnya. Adapun formasi ini kurang lebih 27–450 meter
terendapkannya formasi ini terjadi dari dengan umur Miosen Tengah–Miosen
Kala Oligosen sampai dengan Miosen Akhir (N9 – N18).
Awal. Formasi Cisubuh
Formasi Ekuivalen Baturaja Di atas Formasi Parigi diendapkan
Formasi ini terendapkan secara selaras secara selaras Formasi Cisubuh yang
di atas Formasi Ekuivalen Talangakar. terdiri dari batulempung dengan
Pengendapan formasi ini terdiri dari sisipan batupasir tipis di bagian bawah
batugamping, baik yang berupa dan batulempung massif di bagian
paparan maupun yang berkembang atasnya. Batuan utamanya terdiri dari
sebagai reef build up menandai fase selang-seling serpih dan lempung
post rift yang secara regional dengan sisipan batupasir dan
menutupi seluruh sedimen klastik batubara. Formasi ini berumur Miosen
Formasi Ekuivalen Talangakar di Akhir (N18).
Cekungan Jawa Barat Utara. Alluvial
Perkembangan batugamping terumbu Di atas Formasi Cisubuh diendapkan
umumnya dijumpai pada daerah secara tidak selaras alluvial yang
tinggian. Namun, sekarang diketahui umumnya berasal dari endapan
sebagai daerah dalaman. Formasi ini volkanik muda dengan butiran
terbentuk pada Kala Miosen Awal berukuran pasir, lempung dan gravel.
sampai Miosen Tengah. Lingkungan Endapan ini berumur Pleistosen hingga
pembentukan formasi ini adalah pada Resen (N22 – N23).
kondisi laut dangkal.
Formasi Cibulakan METODE PENELITIAN
Formasi ini dibagi menjadi dua Penelitian ini dilakukan dengan
anggota, yaitu anggota Cibulakan Atas serangkaian pengolahan data secara
dan anggota Cibulakan Bawah. kulitaitf. Metode penelitian yang
Pembagian anggota ini didasarkan digunakan dalam penelitian ini adalah
pada perbedaan lingkungan metode deskriptif yang dilanjutkan
pengendapan, dimana anggota dengan metode analisis. Metode
Cibulakan Bawah merupakan endapan deskriptif merupakan metode yang
transisi (paralik) sedangkan anggota didasari pada observasi data yang
Cibulakan Atas merupakan endapan dilakukan berdasarkan landasan teori
neritik. Anggota Cibulakan Atas terdiri dari peneliti. Setelah dilakukan
dari serpih, lanau bersisipan batupasir deskripsi dilanjutkan dengan tahap
halus, batugamping tipis pada bagian analisis yang akan memberikan
atas dan pada bagian bawah pemahaman lebih, sehingga dapat
bersisipan batugamping yang dilakukan nya interpretasi secara
bertindak sebagai batuan reservoir. kualitatif terhadap data penelitian.
Anggota Cibulakan Bawah dibedakan Adapun data (Tabel 1) dan analisis
menjadi dua bagian yaitu Formasi yang digunakan dalam penelitian ini
Talangakar dan Formasi Baturaja (di adalah:
ekuivalenkan) hal ini sesuai dengan Analisis Well Log
korelasi yang dilakukan terhadap Metode penelitian secara kualitatif
Cekungan Sumatra Selatan. Formasi dilakukan untuk penentuan
ini berumur Miosen Awal sampai elektrofasies berdasarkan kurva Log
Miosen Akhir. Gamma Ray (GR), Densitas (RHOB),
Neutron (NPHI), Spontaneous Potential
(SP), dan resistivitas (ILD, LLD).

56
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 1, April 2017 : 53 – 68

Analisis Sidewall Core dan Mudlog yang berkembang dan kondisi bawah
Analisis sidewall core dan mudlog permukaan, sehingga dapat ditentukan
merupakan acuan untuk jenis perangkap dan batas-batasnya.
mengidentifikasi litologi melalui Pembuatan isochrone map
deskripsi untuk mengoptimalkan Peta ini dibuat berdasarkan ketebalan
konstribusi data batuan. Analisis sikuen yang diperoleh dari batas
secara kualitatif mulai dari tampak sikuen bagian atas dikurangi dengan
luar sampai unsur pembentuknya. batas sikuen bawah. Peta ini dibuat
Analisis sidewall core dan mudlog setelah dilakukannya well seismic tie
akan memberikan output berupa dan picking horizon berdasarkan
penentuan lithofacies. marker sikuen yang sudah ditentukan
Analisis Biostratigrafi pada analisis wireline log. Ketebalan
Analisis Biostratigraphic Report unit sikuen pada tiap marker kemudian
meliputi penentuan paleobatimetri dari dimasukan kedalam basemap untuk
data fosil bentonik yang ada serta dikonturing. Tujuan pembuatan peta
penentuan umur dari data fosil ini untuk mengetahui perubahan dari
planktonik yang ada. faktor-faktor penyusun sikuen meliputi
Korelasi Log Sumur supply sediment, akomodasi
Korelasi dilakukan berdasarkan konsep (subsidence rate, eustacy, & tectonic
sikuen stratigrafi yang merupakan uplift) serta perubahan cekungan di
korelasi sequence stratigraphy dan daerah penelitian dari waktu ke waktu.
menggunakan data well log, yang Analisis Model Lingkungan
dicirikan oleh perubahan kurva log Pengendapan
(Gamma Ray, Resistivity dan Density), Penentuan lingkungan pengendapan
sesuai dengan pola-pola log yang khas secara vertical dilakukan dengan
pada sedimen-sedimennya. menggabungkan hasil identifikasi pola
Analisis Seismik log, analisis biostratigrafi
Profil dari seismik sangat membantu (paleobathimetry) dan deskripsi litologi
dalam menelusuri batas-batas sikuen. dari data sidewall core dan mudlog,
Sifat dari seismik yang menampilkan terutama deskripsi struktur dan
kondisi bawah permukaan apa adanya tekstur sediment serta dengan melihat
akan sangat membantu dalam pola sedimentasi secara lateral dengan
mengetahui sequence stratigraphy bantuan peta isochrone map. Sehingga
daerah tersebut. Dari gambaran data dapat diinterpretasikan model
seismik akan terlihat struktur-struktur pengendapan pada wilayah penelitian

Tabel 1.Ketersediaan Data

HASIL DAN PEMBAHASAN batupasir, batulempung, dan batubara


Analisis Well log serta 2 litologi tambahan yang
Hasil interpretasi pada interval daerah kehadirannya tidak signifikan yaitu
penelitian dari data wireline log 7 batugamping, dan batulanau (Gambar
sumur yang terdiri dari Log GR, SP, 3). Interpretasi data sumur ini
resistivity, density, dan neutron diperoleh dengan melihat pola kurva
didapatkan 3 litologi utama yaitu dari masing-masing log pada tiap

57
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 1, April 2017 : 53 – 68

sumur. Setelah dilakukan nya interpretasi facies berdasarkan pattern


penetuan litologi, dilakukan yang dihasilkan oleh log.

Gambar 3. Elektrofacies dan Elektrosikuen sumur F-1

Tahap selanjutnya, dilakukan pula menunjukkan lingkungan dan


penarikan marker sikuen. Marker proses pengendapan tertentu.
sikuen stratigrafi dalam penelitian ini MFS 2 merupakan lapisan kunci yang
ditentukan utamanya dari data log, memiliki pelamparan yang luas
penentuan marker ini didasarkan mencakup keseluruhan cekungan
dengan melihat pola siklusitas dan Arjuna. Dicirikan dengan defleksi kurva
pola litologi dari log (Gambar 3). Gamma Ray minimum, density
Penentuan marker sikuen stratigrafi maksimum dan defleksi positif kurva
juga melibatkan data biostratigrafi, Resistivity baik Micro Spherical
akan tetapi data biostratigrafi yang Focused Log (MSFL) dan Induction Log
tersedia hanya ada pada satu sumur Deep (ILD). Berdasarkan karakteristik
penelitian, yaitu, F-1. log yang ada lapisan kunci ini
Terdapat 12 lapisan kunci pada suksesi merupakan batulempung dengan
Talang Akar Deltaik di Area ketebalan 100-120 kaki yang diatas
”FERCANZA” yang membatasi systems nya terendapkan batugamping dengan
tract tertentu, dari penentuan lapisan ketebalan 15-20 kaki
kunci tersebut dapat dikenali 5 Secara konseptual keterdapatan
systems tract yang masing-masing Maximum Flooding Surface sendiri
merefleksikan setting pengendapan ditandai dengan diversitas fosil marin
dan perubahan muka laut relatif dan dikontrol oleh efek iklim yang
(Gambar 3). Pemukaan kunci menyebabkan genang laut maksimum
ditentukan berdasarkan perubahan kearah daratan (Simmons dan
pola siklusitas pada pattern log, dan Williams, 1992 dalam Myers, 1996). Di
pembagian berdasar systems tract tempat tertentu maximum flooding
merupakan siklus sikuen orde ke 3. surface dapat ditandai dengan
Masing-masing systems tract memiliki kemunculan karbonat pelagik yang
karakteristik log yang khas serta dapat

58
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 1, April 2017 : 53 – 68

terdiri dari calcareous microfossils Analisis Sidewall Core dan Mudlog


(Myers, 1996). Data sidewall core hanya tersedia
Menurut data biostratigrafi, untuk sumur F-1, F-2, dan F-7.
batugamping yang berada diatas MFS Adapun data mudlog yang tersedia
2 memiliki kandungan foraminifera adalah data mudlog sumur F-1, F-2, F-
(planktonik) yang cukup banyak, 3, F-5, F-7. Dalam penentuan
dimana pada lapisan dibawah kita lithofacies peneliti membandingkan
tidak menemukan nya. Identifikasi deskripsi sidewall core dan mudlog
bahwa lapisan kunci ini merupakan dengan tingkat keakuratan yang lebih
maximum flooding surface didukung dipertimbangkan adalah data sidewall
dengan data tersebut. core (Gambar 4).

Gambar 4. Litostratigrafi daerah penelitian pada sumur F-1

Berdasarkan hasil analisis pada data dikelompokkan lithofacies menjadi


sidewall core dan mudlog, maka dapat beberapa bagian (Tabel 2).

59
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 1, April 2017 : 53 – 68

Tabel 2. Pembagian lithofacies sumur F-1

Analisis Biostratigrafi bahwasanya range umur dari Formasi


Berdasarkan analisis foraminifera Talang Akar Area FERCANZA berada
planktonik (Tabel 3) dapat disimpulkan pada late oligosen – early miosen.

Tabel 3. Umur Foramifera Plantonik Formasi Talang Akar Sumur F-1

Berdasarkan hasil analisis foraminifera pengendapan yang terdapat pada


benthonik pada setiap interval, maka formasi Talang Akar adalah supralitoral
dapat disimpulkan lingkungan - sublitoral (Tabel 4).

Tabel 4. Lingkungan Pengendapan Formasi Talang Akar Sumur F-1

60
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 1, April 2017 : 53 – 68

Penentuan Asosiasi Facies dan elektrofacies yang menunjukkan


Lingkungan Pengendapan Umum proses yang terjadi pada suatu area
Dalam penelitian ini, penentuan lingkungan pengendapan, maka dapat
asosiasi fasies lebih bersifat disimpulkan terdapat 5 asosiasi
interpretatif jika dibandingkan dengan fasies pada wilayah penelitian (Tabel
analisis litofasies yang lebih bersifat 5).
deskriptif. Dari analisis litofasies dan

Tabel 5. Asosiasi Facies sumur F-1

Untuk merekonstruksi perubahan diidentifikasi. Adapun asosiasi fasies


model pengendapan sepanjang waktu, umum pada daerah penelitian antara
diperlukan klasifikasi dan identifikasi lain: Endapan Tide Dominated
lingkungan pengendapan umum, yang Delta dan Endapan Shallow Marine.
dapat menggambarkan perubahan
pola penumpukan secara vertikal dan Korelasi Antar Sumur
lateral serta lingkungan pengendapan. Kerangka sikuen stratigrafi dari data
Lingkungan pengendapan umum well logging didasarkan pada 2
tersebut merupakan kombinasi penampang korelasi sumur (Gambar
kumpulan asosiasi fasies/elemen 5). Satu penampang berarah barat –
pengendapan. Lingkungan timur (penampang A – A’) dan satu
pengendapan umum hanya dapat lagi penampang berarah utara –
dikenali jika asosiasi fasies/elemen selatan (penampang B – B’).
pengendapan telah berhasil

Gambar 5. Penampang korelasi sumur pada Area FERCANZA

61
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 1, April 2017 : 53 – 68

4.3.1 Penampang Korelasi A – A’ timur penelitian, asosiasi facies


Pada penampang yang berarah barat – didominasi oleh asosiasi facies shallow
timur ini, terlihat adanya perubahan marine. Pada penampang ini juga
asosiasi facies yang cukup signifikan dapat diinterpretasikan adanya
pada daerah timur penelitian. Dibagian pengaruh struktur. (Gambar 6).

Gambar 6. Korelasi sumur pada penampang A – A’ Area FERCANZA

4.3.2 Penampang Korelasi B – B’ ini terlihat jelas pada fase transgresive


Pada penampang yang berarah utara – system tract, hal ini dapat
selatan ini, terlihat penyebaran mengindikasikan bahwasanya
asosiasi facies yang cukup merata. morfologi dari delta yang berkembang
Asosiasi facies yang dominan pada pada wilayah penelitian ini
penampang B_B’ adalah asosiasi facies berkembang disepanjang arah relatif
delta plain. Dominansi asosiasi facies utara – selatan. (Gambar 7).

Gambar 7. Korelasi sumur pada penampang B – B’ Area FERCANZA

62
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 1, April 2017 : 53 – 68

Analisis Seismik stratigrafi tersusun oleh satu


Berdasarkan hasil analisis seismik sikuen yang ditunjukan oleh
pada interval Formasi Talang Akar di adanya keterdapatan terminasi
Area FERCANZA (Gambar 8), maka onlap dan toplap.
dapat disimpulkan beberapa hal yaitu : 3. Fasies dari Formasi Talang Akar
1. Arah suplai sedimen berasal dari berupa fasies delta yang tersusun
barat laut menuju tenggara yang oleh batuan sedimen berupa
ditunjukan oleh ditemukannya batupasir dan batuserpih yang
pola progradasi ke arah tenggara ditunjukan dari konfigurasi sub
dari profil seismik yang berarah parallel-even dan konfigurasi
barat laut menuju tenggara. eksternal berupa sheet, sheet
2. Paket sedimen dalam Formasi drape, dan fill pada profil seismik.
Talang Akar secara sikuen

Gambar 8. Terminasi dan fasies seismik formasi Talang Akar Area “FERCANZA”

Peta Isochrone dan Model geometri yang lebih jelas. Tujuan


Pengendapan pembuatan peta ini adalah untuk
Peta isochrone dibuat berdasarkan mengetahui penyebaran fasies secara
ketebalan sikuen yang diperoleh dari lateral dan menentukan prospek
batas atas sikuen dikurangi dengan pengembangan area pada zona
batas bawah sikuen. Peta ini dibuat reservoir serta perubahan cekungan di
setelah dilakukannya well seismic tie daerah penelitian dari waktu ke waktu.
dan picking horizon berdasarkan Peta isochron tersebut akan menjadi
marker sikuen yang sudah ditentukan dasar dari pembuatan model
pada analisis wireline log. Dari pengendapan dari wilayah penelitian,
penampang korelasi log diidentifikasi 4 dan dari model pengendapan tersebut
batas sikuen pada formasi Talang akan dilakukan interpretasi facies dan
Akar sehingga bisa dibuat 4 peta juga analisis perubahan facies dari
isochrone sikuen. Tiap peta dibuat waktu ke waktu (Tabel 6).
secara terpisah untuk memperlihatkan

63
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 1, April 2017 : 53 – 68

64
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 1, April 2017 : 53 – 68

KESIMPULAN Akar di Area FERCANZA dengan


Berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan metoda sikuen
telah dilakukan pada Formasi Talang

65
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 1, April 2017 : 53 – 68

stratigrafi diperoleh beberapa distributary channel periode


kesimpulan diantaranya adalah : highstand systems tract yang
1. Pada Formasi Talang Akar di Area merupakan periode titik balik
FERCANZA tersusun atas 7 mukalaut, memiliki ketebalan yang
systems tract dan dibatasi oleh 6 lebih rendah serta jumlah endapan
lapisan kunci, yang terdiri dari 2 batupasir yang minim.
paket lowstand systems tract, 3
paket transgressive systems tract UCAPAN TERIMAKASIH
dan 2 paket highstand systems Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
tract. Satu sikuen dengan system Esa yang mengizinkan penulis
tract yang lengkap yaitu dari low menyelesaikan penelitian ini. Terima
system tract 1 pada bagian kasih kepada Pertamina Hulu Energi
bawah, transgressive system tract yang telah memfasilitasi dalam
2 pada bagian tengah, dan high pelaksanaan penelitian dan
system tract 2 pada bagian atas. memberikan izin untuk
2. Berdasarkan hasil analisis wireline mempublikasikan penelitian ini.
log, sidewall core, dan mudlog Terimakasih kepada kedua oramg tua
diketahui formasi Talang Akar dan keluarga penulis yang selalu setia
memiliki lima asosiasi fasies yaitu mendukung dalam keadaan apapun.
delta plain, delta front, pro delta, Terimakasih kepada dosen Fakultas
tidal channel, shallow marine. Dan Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
asosiasi facies umum formasi yang telah membimbing dalam
Talang Akar berupa endapan tide penyelesaian pennelitian ini dan
dominated delta dan endapan kepada keluarga Himpunan Mahasiswa
shallow marine. Berdasarkan Geologi (HMG) yang telah memberikan
analisis seismik, secara umum semangat dalam penyelesaian
fasies dari formasi Talang Akar penelitian ini.
berupa fasies delta yang
ditunjukan dari konfigurasi sub DAFTAR PUSTAKA
parallel-even dan konfigurasi Boogs, Jr. S., 1987, Principles of
eksternal berupa sheet, sheet Sedimentology and Stratigraphy,
drape, dan fill pada profil seismik. Merryl Publishing Co, A Bell &
Sedangkan Arah suplai sedimen Howell Company, Columbus, Ohio.
berasal dari arah relatif barat laut Budiyani,S., Priambodo, D.,Haksana,
-tenggara yang ditunjukan oleh B.w.,Sugianto,P., .1991. Konsep
ditemukannya pola progradasi ke Eksplorasi Untuk Formasi Parigi di
arah tenggara dari profil seismik Cekungan Jawa Barat Utara.
yang berarah barat laut menuju Makalah IAGI. Vol 20th, Indonesia.
tenggara. hal 45-67.
3. Melalui marker sikuen yang telah Catuneanu, O.,2002, Sequence
ditentukan, model pengendapan Stratigraphy of Clastic System:
untuk formasi Talang Akar dibagi Concept, Merits, and Pitfalls. Journal
menjadi 4 gambaran model. of African Earth Sciences, Vol. 35/1,
Gambaran model tersebut pp.1-43.
menunjukkan kondisi dan Emery, D., and Myers, K., 1989,
perubahan morfologi daerah Sequence Stratigraphy, Blackwell
penelitian dari setiap fase nya. Science, New York.
Dari model pengendapan dapat Gresko.M., Suria.C.and Sinclair.s.,
diidentifikasi bahwa endapan 1995. Basin evolution of the
batupasir fasies distributary Ardjuna rift system and its
channel pada periode lowstand implication for hydrocarbon
systems tract 1 memiliki exploration, offshore Northwest
pelamparan yang lebih luas dan Java. Indonesia. Proc. IPA 24th
lebih menuju kearah cekungan Annual Convention, 71-84
dibandingkan endapan batupasir Kaldi, J.G. & C.D., Atkinson. 1993,
transgressive systems tract. Seal potential of the Talang Akar
Sementara endapan fasies Formation, BZZ area offshore NW

66
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 1, April 2017 : 53 – 68

Java Indonesia : Proc. IPA 22nd


Annual Convention, 373-394
Mitchum, RM., Jr., 1977. Seismic
Stratigraphy and Global Changes of
Sea Level, part 11: Glossary of
Terms Used In Seismic Stratigraphy
– Aplication To Hydrocarbon
Exploration (C.E Payton, Ed), pp,
205, 212. American Association of
Petroleum Geologist Memoir 26,
Martodjojo,S., 1984, Evaluasi
Cekungan Bogor, Penerbit ITB,
Indonesia.
Noble, Ron A., 1997, Petroleum
System of Northwest Java
Indonesia, Proceeding IPA, 26th
Annual Convention, hal: 585 – 600.
Ponto, C.V., Wu, CH., Pranoto, A., and
Stinson, W.H., 1988, Improved
interpretation of the Talang Akar
depositional environtment as and
aid to hydrocarbon exploration in
the ARII offshore Northwest Java
Contract Area., Proc. IPA 17 th
Annual Convention, 397-422
Reminton, C,H., Nasir , H., 1986,
Potensial Hidrokarbon Pada Batuan
Karbonat Miosen Jawa Barat Utara.
PIT IAGI XV, Yogyakarta
Serra, O., 1985, Sedimentary
Environment from Wireline Log,
Schlumberger Educational Services,
Houston, 211p

67
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 1, April 2017 : 53 – 68

68

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai