174 Pedoman Pengorganisasian Bagian Sim Rs
174 Pedoman Pengorganisasian Bagian Sim Rs
KEPUTUSAN DIREKTUR
RSU KARTINI MOJOKERTO
NOMOR:
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapka : PEDOMAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN
n PASIEN (PMKP)
KESATU : Memberlakukan Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien di RSU KARTINI MOJOKERTO sebagaimana terlampir
dalam Keputusan Direktur;
KEDUA : Apabila di kemudian hari terdapat kekurangan dan kekeliruan
dalam penetapan keputusan ini, maka akan diadakan perubahan
dan perbaikan sebagaimana mestinya;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.
Ditetapkan di : Mojokerto
Pada tanggal : ......................
RSU KARTINI MOJOKERTO
DIREKTUR
........................................
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II LATAR BELAKANG....................................................................................2
BAB III TUJUAN.....................................................................................................3
BAB IV PENGERTIAN............................................................................................4
BAB V PENGORGANISASIAN.............................................................................10
BAB VI KEGIATAN..................................................................................................17
BAB VII METODE....................................................................................................19
BAB VIII PENCATATAN DAN PELAPORAN............................................................22
BAB IX EVALUASI DAN MONITORING.................................................................24
BAB X PENUTUP..................................................................................................25
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR
NOMOR :
TANGGAL :
BAB 1
PENDAHULUAN
4) Keselamatan Pasien
Suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang
meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
Komitebulnya risiko dan mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat Pedoman Upaya Peningkatan Mutu & Keselamatan Pasien
RSU KARTINI MOJOKERTO
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
9) Definisi Sentinel
Kematian atau kehilangan fungsi organ permanen bukan karena proses
penyakitnya atau kondisi yang melatarbelakangi kejadian sentinel. Kejadian
sentinel yang ditetapkan di RSU KARTINI MOJOKERTO antara lain:
a. Kematian tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan alamiah penyakit
pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya (contoh: bunuh diri).
b. Kehilangan fungsi utama (mayor) secara permanen yang tidak terkait dengan
perjalanan alamiah penyakit pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya.
c. Salah lokasi, salah prosedur, salah pasien operasi.
d. Penculikan bayi atau bayi yang dipulangkan bersama orang yang bukan orang
tuanya.
10)Definisi KPC
Kondisi yang berpotensial menimbulkan cedera tapi belum terjadi insiden.
Contoh insiden KPC sebagai berikut:
a. Pemeliharaan alat yang tidak rutin dan terjadwal.
b. Kalibrasi alat tidak tepat waktu atau tidak dilakukan.
KETUA
SEKRETARIS
Wewenang
Melakukan koordinasi kegiatan antar bagian yang berkaitan pelaksanaan program
kerja Komite Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Kualifikasi
1. Pendidikan minimal S1 kesehatan
2. Pelatihan PMKP
Bagian Pengembangan
SDM
Tim PKRS
Keterangan:
No. Komite / Bagian Jenis Pelaksanaan Kerja yang dibutuhkan
1. Komite Medik 1. Laporan indikator PMKP terkait penilaian
kinerja tenaga medis.
2. Koordinasi monitoring dan pelaksanaan
pengumpulan data indikator.
3. Memberikan feedback hasil analisis dan
evaluasi data indikator.
2. Komite Keperawatan 1. Laporan Indikator PMKP yang menyangkut
pelayanan keperawatan.
2. Koordinasi monitoring dan pelaksanaan
pengumpulan data indikator pelayanan
keperawatan.
6.1 Kegiatan
1. Prioritas area dan kegiatan yang akan dievaluasi
Agar program peningkatan mutu dan keselamatan pasien dapat lebih fokus
diimplementasikan maka perlu ditentukan prioritas area dan kegiatan yang
akan dievaluasi. Prioritas area dan kegiatan yang akan dievaluasi ditentukan
berdasarkan diskusi kelompok dengan menggunakan teknik non skoring.
2. Pendidikan dan pelatihan PMKP
Pendidikan dan pelatihan dalam rangka peningkatan mutu dan keselamatan
pasien rumah sakit dilakukan secara periodik sesuai dengan kriteria yang
dibutuhkan oleh Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
berkoordinasi dengan unit MSDM & Diklat. Pendidikan dan pelatihan PMKP
meliputi tiga (3) sasaran, yaitu:
a. Pendidikan dan pelatihan mutu untuk Komite PMKP
b. Pendidikan dan pelatihan mutu untuk para pimpinan rumah sakit
c. Pendidikan dan pelatihan mutu untuk para staf pelaksana rumah sakit
3. Standardisasi proses asuhan klinis
Standarisasi proses asuhan klinik dilakukan dengan cara:
a. Penetapan area prioritas untuk distandarisasi
b. Pembuatan panduan penyusunan PPK dan CP
c. Penyusunan panduan praktik klinis (PPK) dan clinical pathway (CP)
d. Audit pra implementasi untuk base line data
e. Sosialisasi PPK dan CP ke staf klinis terkait
f. Uji coba implementasi
g. Finalisasi PPK dan CP
h. Implementasi PPK dan CP
i. Audit pasca implementasi
4. Pengukuran mutu
Pengukuran mutu dilakukan melalui pemilihan, penetapan, pengumpulan
dan analisa indikator mutu rumah sakit. Indikator yang digunakan meliputi:
a. Indikator area klinis
b. Indikator area manajemen
BAB 7
METODE
Check
Do
Keenam langkah P-D-C-A yang terdapat dalam gambar di atas dan dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Langkah 1. Menentukan tujuan dan sasaran → Plan
Tujuan dan sasaran yang akan dicapai didasarkan pada kebijakan yang
ditetapkan. Penetapan sasaran tersebut ditentukan oleh Direktur dan Komite.
Penetapan sasaran didasarkan pada data pendukung dan analisis informasi.
Sasaran ditetapkan secara konkret dalam bentuk angka, harus pula diungkapkan
dengan maksud tertentu dan disebarkan kepada semua karyawan.
b. Langkah 2. Menentukan metode untuk mencapai tujuan → Plan
Penetapan tujuan dan sasaran dengan tepat belum tentu akan berhasil dicapai
tanpa disertai metode yang tepat untuk mencapainya. Metode yang ditetapkan
harus rasional, berlaku untuk semua karyawan dan tidak menyulitkan karyawan
untuk menggunakannya. Oleh karena itu dalam menetapkan metode yang akan
digunakan perlu pula diikuti dengan penetapan standar kerja yang dapat diterima
dan dimengerti oleh semua karyawan.
c. Langkah 3. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan → Do
Tujuan
Perubahan apa yang bisa Pertanyaan / Prediksi
dibuat Rencana yang di miliki
Siklus selanjutnya ( siapa, apa dimana dan
kapan )
ACT PLAN
Unit Kerja
Data Laporan
Analisis dan
Evaluasi
Komite
Analisis dan
Evaluasi
Direktur Papan
pengumuman
Informasi
Validasi
Unit Kerja (feedback) Pemilik
Publikasi
Website
Keterangan:
1. Unit kerja mengumpulkan data indikator mutu kemudian data yang terkumpul
dianalisis dan dievaluasi.
Ditetapkan di : Mojokerto
Pada tanggal : ......................
RSU KARTINI MOJOKERTO
DIREKTUR
........................................