Anda di halaman 1dari 24

TUGAS BIOMEKANIKA

Analisis Kerja Mencampur Bahan Kimia (Membuka Tutup Jirigen)


dengan Pendekatan Biomekanika Statis
Tugas ini Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biomekanika dengan Dosen
Pembimbing Ilham Pryadhitama S.T, M.T.

Disusun oleh:
Kelompok 6
Laksmita Nararia D. (I0313058)
Nurul Hardianti (I0313080)
Rico Andreano (I0313084)
Rizky Hanif F. (I0313086)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKUTAS


TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
SURAKARTA
2017
BAB I
SITUASI PERMASALAHAN

Bab ini menjelaskan situasi permasalahan yang diangkat dari penelitian


pada tugas biomekanika statis ini. Pada penelitian ini, objek penelitian yang asli
adalah operator Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT Sari Husada II,
Klaten dimana sedang melaksanakan tugasnya dalam pencampuran bahan kimia
untuk menunjang proses pengolahan air limbah. Data ini didapatkan pada saat
proses Kerja Praktek mahasiswa yang dilaksankan pada bulan Maret 2016.
Gerakan pencampuran bahan kimia tersebut kemudian direka ulang guna
memperjelas sudut dan mendapatkan postur kerja yang rinci dan detai dari
operator agar dapat dilakukan proses analisis selanjutnya. Proses reka ulang
tersebut dilaksanakan oleh:
Nama : Nurul Hardianti
Usia : 21 tahun
Tinggi badan : 155 cm
Massa badan : 50 kg
Proses pencampuran bahan kimia ini dilakukan dalam beberapa tahapan
diantaranya yaitu membawa dirijen yang berisi bahan kimia dengan berat 5 liter,
dari gudang ke tempat pencampuran dengan menggunakan troli. Kemudian
dilakukan proses pengangkatan bahan kimia dari troli ke tempat pengenceran
(dekat dengan selang air). Setelah itu dilakukan proses pencairan bahan kimia
dengan air dengan menggunakan perbandingan 1:1. Lalu dilakukan
pencampuran bahan kimia (acid) dengan koagulan sehingga bahan kimia
tersebut dapat digunakan untuk proses pengolahan air limbah.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebelumnya, dapat diketahui
kegiatan pencairan bahan kimia (acid) merupakan kegiatan yang beresiko paling
tinggi dari serangkaian aktifitas ini. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1 dimana
menunjukkan proses pembukaan tutup jirigen bahan kimia dengan cara diri dan
mencongkel dengan menggunakan alat palu dan obeng. Proses pembukaan tutup
ini biasanya memakan waktu 3 menit, mengingat bahan kimia yang disimpan
cukup berbahaya sehingga pengemasan jirigen cukup kuat. Selain itu pada
proses pembukaan tutup jirigen ini dilakukan dengan cara berdiri dan
membungkuk dimana tangan kanan membawa palu dan tangan kiri memegang
obeng. Pada proses ini, tangan kanan juga perlu mengeluarkan tenaga ekstra
untuk memukul palu agar memberikan tekanan pada obeng.
Berdasarkan uraian tersebut. hipostesis awal peneliti menganggap bahwa
punggung operator akan mengalami cidera apabila melakukan pekerjaan
tersebut berulang kali. Kemudian dilakukan analisis biomekanika statis dari
kegiatan yang dilakukan oleh pekerja tersebut untuk membuktikan hipotesis
yang telah dibuat. Berdasarkan hasil analisa biomekanika statis tersebut, dapat
dilakukan perhitungan dan perbandingan data sehingga dapat ditentukan
kegiatan tersebut berbahaya atau tidak terhadap postur tubuh pekerja. Kemudian
apabila diketahui kegiatan tersebut cukup berbahaya, maka dapat dilakukan
analisis alternatif yang dapat dilakukan untuk memperbaiki postur kerja pada
kegatan tersebut.
Gambar 1.1. Gambar Reka Ulang Pekerjaan
BAB II
RUMUSAN MASALAH & TUJUAN
Pada bab ini menjelaskan rumusan masalah dan tujuan dari penelitian yang
dilakukan.
2.1 RUMUSAN MASALAH
Subbab ini menjelaskan rumusan masalah dari situasi permasalahan yang
dilakukan dalam penelitian biomek statis. Adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah manual material handling dalam sebuah perkerjaan ?
2. Apakah biomekanika statis dalam sebuah perkerjaan ?
3. Bagaimana menganalisis postur kerja biomekanika statis menggunakan
cvmob dan edit image ?
4. Bagaimana perhitungan biomekanika statis dalam pekerjaan yang dilakukan
dengan manual material handling berdasarkan cvvmob dan edit gambar ?
5. Bagaimana cara menentukan pekerjaan tersebut kategori berbahaya atau
tidak berdasarkan bimekanika statis yang dilakukan ?
2.2 TUJUAN
Subbab ini menjelaskan tujuan dari penelitian yang dilakukan dalam penelitian
biomek statis. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami ilmu manual material handling
2. Memahami ilmu biomekanika statis
3. Mampu menganalisis postur kerja biomekanika statis menggunakan cvmob
dan edit Image.
4. Mampu melakukan perhitungan biomekanika statis dengan manual material
handling berdasarkan cvvmob dan edit gambar.
5. Memahami dan mampu melakukan keputusan pekerjaan tersebut kategori
berbahaya atau tidak berdasarkan bimekanika statis
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Manual Material Handling


Penanganan material secara manual (manual material handling) terwujud
dalam aktivitas mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik, membawa, dan
sebagainya. Penanganan material secara manual melibatkan kemampuan fisik
manusia dalam sebagian besar prosesnya. Aktivitas manual cenderung menekan
pada bagian segmen tubuh untuk melakukan kerja, sehingga aktivitas ini
berpotensi menimbulkan gangguan fisik berupa keluhan musculoskeletal yaitu
keluhan yang terjadi terhadap sistem untuk mendukung dan melindungi tubuh dan
organ yang berbeda dan mempertahankan pergerakan tubuh.
Menurut Frankel dan Nordin (1980), biomekanika sebagai penggunaan
kaidah fisika dan konsep teknik dalam menjelaskan pegerakan tubuh manusia
dalam aktivitas kesehariannya. Secara umum biomekanika bersifat multidisiplin
ilmu yang memanfaatkan keilmuan fisika, faal tubuh dan perilaku manusia
(behavioral science).

General Biomechanic atau biomekanika umum adalah bagian dari


biomekanika yang membahas mengenai hukum-hukum dasar yang mempengaruhi
tubuh organik manusia baik dalam posisi diam maupun bergerak. General
Biomechanic diklasifikasikan menjadi 2, yaitu Biostatics dan Biodynamic.
Biostatic adalah bagian dari General Biomechanic yang hanya menganalisa
bagian tubuh dalam keadaan diam maupun bergerak pada garis lurus dengan
kecepatan seragam (uniform). Sedangkan Biodynamic adalah bagian dari General
Biomechanic yang berkaitan dengan gerakan-gerakan tubuh tanpa
mempertimbangkan gaya yang terjadi (kinematik) dan gaya yang disebabkan gaya
yang bekerja dalam tubuh (kinetik).

3.2 BIOMEKANIKA STATIS


Analisis secara statis berupa analisis besarnya gaya dan momen yang terjadi
pada bagian-bagian tubuh tertentu, saat tubuh dalam kondisi tanpa gerakan.
Dalam melakukan analisis biomekanik, tubuh manusia dipandang sebagai sistem
yang terdiri dari link (penghubung) dan joint (sambungan). Tiap link mewakili
segmen tubuh tertentu dan tiap joint menggambarkan sendi yang ada. Menurut
Chaffin & Anderson (1984), tubuh manusia terdiri dari link, yaitu :
1. Link lengan bawah yang dibatasi joint telapak tangan dan siku.
2. Link lengan atas yang dibatasi joint siku dan bahu.
3. Link punggung yang dibatasi joint bahu dan pinggul.
4. Link paha yang dibatasi joint pinggul dan lutut.
5. Link betis yang dibatasi joint lutut dan mata kaki.
6. Link kaki yang dibatasi joint mata kaki dan telapak kaki.
Menurut Winter (1990), terdapat tiga jenis gaya bekerja di dalam tubuh
manusia, antara lain:
1. Gaya Gravitasi yaitu gaya yang melalui pusat massa dari segmen tubuh
manusia dengan arah ke bawah. Besar gayanya adalah massa di kali percepatan
gravitasi (F = m.g).
2. Gaya Reaksi yaitu gaya yang terjadi akibat berat atau beban pada segmen
tubuh.
3. Gaya Otot yaitu gaya yang terjadi pada bagian sendi, baik akibat gesekan
sendi atau gaya pada otot yang melekat pada sendi, dan gaya ini menggambarkan
besarnya momen otot.
Prinsip-prinsip fisika yaitu hukum kesetimbangan gaya dan hukum
kesetimbangan momen digunakan untuk menyatakan tegangan mekanik pada
tubuh dan gaya otot yang diperlukan untuk mengimbangi tegangan-tegangan
tersebut. Hukum Kesetimbangan Gaya menyatakan bahwa penjumlahan aljabar
dari semua gaya yang bekerja pada suatu benda dalam keadaan kesetimbangan
statis adalah sama dengan nol (F = 0). Untuk mendapatkan kesetimbangan gaya
secara keseluruhan, maka gaya-gaya dibedakan sedikitnya dalam dua arah, yaitu
vertikal dan horizontal, yang dirumuskan sebagai berikut.
∑𝐹𝑥 = 0 ; untuk arah horizontal
∑𝐹𝑦 = 0 ; untuk arah vertikal

Sedangkan Hukum Kesetimbangan Momen menyatakan bahwa


penjumlahan aljabar momen-momen dari semua gaya yang bekerja pada satu
suatu benda dalam keadaan kesetimbangan statis adalah sama dengan nol (∑M =
0).

3.3 Analisis Mekanik


Maximum Permissible Limit (MPL) merupakan batas besarnya gaya tekan
pada segmen L5/S1 dari kegiatan pengangkatan dalam satuan Newton yang
distandarkan oleh NIOSH (National Instiute of Occupational Safety and Health)
tahun 1981. Besar gaya tekannya adalah di bawah 6500 N pada L5/S1. Sedangkan
batasan gaya angkatan normal (the Action Limit) sebesar 3500 pada L5/S1.
Sehingga, apabila Fc < AL (aman), AL < Fc < MPL (perlu hati-hati) dan apabila
Fc > MPL (berbahaya). Batasan gaya angkat maksimum yang diijinkan, yang
direkomendasikan NIOSH (1991) adalah berdasarkan gaya tekan sebesar 6500 N
pd L5/S1, namun hanya 1% wanita dan 25% pria yang diperkirakan mampu
melewati batasan angkat ini.

Dalam biomekanik, perhitungan guna mencari moment dan gaya dapat


dilakukan dengan cara menghitung gaya dan mement secara parsial atau
menghitung tiap segmen yang menyusun tubuh manusia. Berat dari masing –
masing segmen dibawah ini didapat dari besarnya prosentase dikali dengan gaya
berat dari orang tersebut.
Gambar 3.1 Persentase Persegmen tubuh (Tayyari, 1997)

Dengan menggunakan teknik perhitungan keseimbangan gaya pada tiap


segmen tubuh manusia, maka didapat moment resultan pada L5/S1. Kemudian
untuk mencapai keseimbangan tubuh pada aktivitas pengangkatan, moment pada
L5/S1 tersebut diimbangi gaya otot pada spinal erector (FM) yang cukup besar
dan juga gaya perut (FA) sebagai pengaruh tekanan perut (PA) atau Abdominal
Pressure yang berfungsi untuk membantu kestabilan badan karena pengaruh
momen dan gaya yang ada seperti model pada gambar 3.2 dibawah ini.

Gambar 3.2 Model sederhana dari punggung bawah (low back) yang diteliti oleh
Chaffin untuk analisis terhadap aktifitas angkat Koplanar Statis. (Chaffin, 1984)

Gaya otot pada spinal erector dirumuskan sebagai berikut:

dengan : FM = Gaya otot pada Spinal Erector (Newton)


E = Panjang Lengan momen otot spinal erector dari
L5/S1
(estimasi 0,05 m sumber: Nurmianto; 1996)
M (L5/S1) = MT = Momen resultan pada L5/S1
FA = Gaya Perut (Newton)
D = Jarak dari gaya perut ke L5/S1 ( 0,11 m)
Untuk mencari Gaya Perut (FA), maka perlu dicari Tekanan Perut (PA) dengan
persamaan:

Keterangan : PA = Tekanan Perut (N/Cm2)

AA = Luas Diafragma (465 cm2)

ΘH = Sudut inklinasi perut

ΘT = Sudut inklinasi kaki

Wtot = Gaya keseluruhan yang terjadi

Kemudian gaya tekan/kompresi pada L5/S1 dirumuskan sbb:

FC = 𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 . cos 𝜃4 − 𝐹𝐴 + 𝐹𝑀 Newton


BAB IV
METODE & PERALATAN

Bab ini membahas mengenai metode dan peralatan yang digunakan untuk
penelitian biomekanika statis.
4.1 Pengambilan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari postur kerja salah
satu operator Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di PT. Sarihusada, Klaten.
Postur kerja dari operator IPAL ini, kami dapatkan ketika kami Kerja Praktek di
PT. Sarihusada dalam bentuk foto.
4.2 Pengambilan Data Postur Pekerja dengan menggunakan Video
Untuk mendapatkan postur kerja yang rinci dan detail dari leher, punggung,
lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan hingga kaki dapat dilakukan
dengan membuat video postur tubuh pekerja. Oleh karena itu, kami
memperagakan ulang gerakan yang kami anggap paling berbahaya dengan
menggunakan beberapa isolasi sebagai tanda sudut gerakan, sehingga dari hasil
rekaman didapatkan data akurat untuk tahap perhitungan serta analisis
selanjutnya.
4.3 Penentuan Sudut setiap Bagian Tubuh Pekerja menggunakan Software
CVmob
Dari hasil rekaman, kami menganalisis postur kerja yang paling berbahaya.
Selanjutnya kami melakukan penentuan sudut dari masing – masing segmen tubuh
yaitu mulai dari leher, punggung, lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan
hingga kaki.
4.4 Pembuatan Stickman Diagram menggunakan Editing Image
Segmen sudut tubuh yang sudah ditentukan, selanjutnya diberi stickman
diagram pada segmen yang dinilai memiliki postur kerja yang paling berbahaya.
Pemberian stickman ini berdasarkan hasil penggunaan software CVmob.
Pemberian stickman diagram pada segmen tubuh dimulai dari bagian leher,
punggung, lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan, hingga kaki.
BAB V
HASIL & PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan hasil dan pembahasan dari penelitian biomekanika
statis yang telah dilakukan.
Data hasil pengukuran yang telah diperoleh terdiri dari berat badan
operator, tinggi operator, sudut segmen operator, jarak arah gaya pada segmen
tubuh yang terpengaruh gaya, dan gambar free body diagram operator. Data yang
telah diperoleh dianalisis dengan metode biomekanika statis untuk mengetahui
besar gaya yang dihasilkan pada segmen tangan, badan, kaki dan persentase
penggunaan gaya otot, serta penentuan berat tubuh tiap segmen.
5.1 Penentuan Berat Tiap Segmen Tubuh
Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, aktivitas
yang dijadikan sebagai objek pengamatan adalah seorang pekerja di pabrik tahu
yang sedang melakukan aktivitas pengangkatan dan perbaikan drum. Untuk
menentukan sikap kerja yang paling berbahaya adalah dengan menggunakan
software CvMob.
Video aktivitas pekerja selanjutnya dianalisis menggunakan software CvMob
dengan cara:
1. Membuka software CvMob
2. Input video yang akan diolah, dengan cara pilih menu File > Open > pilih
folder dimana video disimpan > klik Open
3. Selanjutnya yaitu menentukan origin point (titik awal), dalam kasus ini
yang menjadi titik awal adalah bagian lumbar (L5/S1) dan pergelangan
tangan. Cara menentukan adalah dengan klik menu calibration > set
origin point, setelah itu klik pada bahu dan pinggang.
4. Tahap selanjutnya adalah klik play. Kemudian, video tersebut akan
berjalan, dan origin point akan bergerak mengikuti pergerakan pada bahu
dan pinggang pekerja, Kemudian klik tombol update untuk memunculkan
data yang diperoleh dilakukan.
5. Berdasarkan pengolahan tersebut dapat dilihat bahwa dari video tersebut
terdapat 60 frame yang menggambarkan sikap yang berbeda beda.
6. Data yang digunakan dalam perhitungan ini adalah data x, hal tersebut
dilakukan karena gerakan yang dilakukan operator merupakan gerakan
memindahkan, dimana telapak tangan sebagai pembawa beban bergerak
mendekat dan menjauhi lumbar sebagai pusat massa tubuh secara
horizontal. Semakin jauh jarak beban dengan pusat massa tubuh, maka
sikap kerja tersebut akan semakin berbahaya. Data yang diperoleh adalah
sebagai berikut :
Tabel 5.1 Tabel Penentuan Titik Kritis pada point di bahu
Frame Time Vel Acce X Y VelX VelY
1 100.000 0.00000 0.00000 58.000.000 136.500.000 0.00000 0.00000
2 200.000 0.00000 0.00000 58.101.404 135.445.184 0.00000 0.00000
3 300.000 1.073.407 0.00000 57.973.346 134.353.351 -0.13327 -1.073.325
4 400.000 1.098.550 0.00000 58.225.946 133.251.617 0.62271 -1.096.783
5 500.000 1.112.068 201.513 58.750.305 132.269.336 388.480 -1.042.007
6 600.000 929.528 237.103 59.115.198 131.619.037 444.626 -816.290
7 700.000 678.583 245.064 59.539.886 131.165.497 394.791 -551.920
8 800.000 669.971 203.981 60.165.051 130.786.420 524.927 -416.309
9 900.000 592.605 183.688 60.641.028 130.727.081 550.571 -219.208
10 1.000.000 537.825 211.688 61.240.613 130.800.165 537.781 0.06873
11 1.100.000 698.147 106.682 62.031.720 130.602.124 695.346 -0.62479
12 1.200.000 1.073.143 269.269 63.382.416 130.661.517 1.070.901 -0.69324
13 1.300.000 1.077.581 190.007 64.182.275 130.461.285 1.075.278 -0.70419
14 1.400.000 715.995 189.777 64.782.544 130.361.121 700.064 -150.198
15 1.500.000 608.323 238.076 65.382.367 130.261.267 600.046 -100.009
16 1.600.000 304.042 206.257 65.382.343 130.261.078 299.899 -0.50021
17 1.700.000 180.023 215.998 65.742.407 130.263.226 180.020 0.00980
18 1.800.000 434.374 0.71980 66.251.086 130.263.824 434.372 0.01373
19 1.900.000 457.416 139.545 66.651.447 130.366.010 454.520 0.51392
20 2.000.000 206.604 119.717 66.651.428 130.366.132 200.171 0.51154
21 2.100.000 30.420.938 15.034.608 108.979.346 174.070.503 21.163.950 21.852.247
22 2.200.000 31.453.398 15.639.301 109.993.262 175.959.448 21.670.917 22.796.658
23 2.300.000 744.654 14.838.215 109.994.336 175.160.381 507.495 544.939
24 2.400.000 1.652.259 15.076.155 113.254.004 176.495.543 1.630.371 268.047
25 2.500.000 1.761.256 564.510 113.254.004 176.495.543 1.629.834 667.581
26 2.600.000 0.00000 826.129 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
27 2.700.000 0.00000 880.628 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
28 2.800.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
29 2.900.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
30 3.000.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
31 3.100.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
32 3.200.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
33 3.300.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
34 3.400.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
35 3.500.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
36 3.600.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
37 3.700.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
38 3.800.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
39 3.900.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
40 4.000.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
Frame Time Vel Acce X Y VelX VelY
41 4.100.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
42 4.200.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
43 4.300.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
44 4.400.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
45 4.500.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
46 4.600.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
47 4.700.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
48 4.800.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
49 4.900.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
50 5.000.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
51 5.100.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
52 5.200.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
53 5.300.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
54 5.400.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
55 5.500.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
56 5.600.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
57 5.700.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
58 5.800.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
59 5.900.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000
60 6.000.000 0.00000 0.00000 113.254.004 176.495.543 0.00000 0.00000

7. Berdasarkan perhitungan untuk menentukan titik kritis, diketahui bahwa


selisih jarak antara y bahu dan pinggang terpendek terjadi pada frame 24,
dengan nilai selisih adalah 1,630,371 satuan. Dimana sikap kerja pekerja
pada frame 24 adalah sebagai berikut :

Gambar 5.1 Gambar Titik Paling Berbahaya


8. Tahap selanjutnya yaitu memberikan sudut pada setiap segmen sikap
kerja tersebut. sehingga sudut sikap kerjanya adalah sebagai berikut:

Gambar 5.2 Sticky Diagram Titik Paling Berbahaya


Berat tubuh manusia dapat dibagi menjadi tiap-tiap segmen. Berikut ini
gambar presentase persegmen tubuh yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan berat setiap segmen tubuh.
Gambar 5.4 Presentase Persegmen Tubuh (Tayyari, 1997)
Jika seseorang dengan berat tubuh 550 N (massa tubuh sebesar 55 kg)
maka hasil perhitungan distribusi berat tubuh setiap segmen adalah
Tabel 5.2 Hasil Distribusi Berat Tubuh
Group Segment KG Individual Segment KG Berat Segmen (N)
Torso 50.00% 25.00 Thorax 43.80% 10.95 109.50
Lumbar 29.40% 7.35 73.50
Pelvis 26.80% 6.7 67.00
Total Arm 5.10% 2.55 Upperarm 54.90% 1.40 14.00
Forearm 33.00% 0.84 8.42
Hand 11.80% 0.30 3.01

5.1 Penentuan Panjang dan Titik Beban Setiap Segmen Tubuh


Panjang dan titik beban (center of mass) tubuh manusia dapat dibagi
menjadi tiap-tiap segmen. Berikut ini gambar presentase panjang setiap segmen
tubuh manusia yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang setiap
segmen tubuh.
Gambar 5.4 Persentase Panjang Setiap Segmen Tubuh Manusia
Jika seseorang dengan tinggi tubuh 155 cm maka hasil perhitungan
panjang setiap segmen tubuh adalah
 Trunk = (0,818 - 0,530) x 155
= 44,64 cm
= 0,446 m
 Upper Arm = (0,818 - 0,630) x 155
= 29,14 cm
= 0,291 m
 Fore arm = (0,630 - 0,485) x 155
= 22,48 cm
= 0,225 m
 Hand = (0,485 - 0,377) x 155
= 16,74 cm
= 0,167 m
Untuk perhitungan center of mass atau titik pusat setiap segmen tubuh,
digunakan perhitungan sebagai berikut.
 Trunk = (1-0,5) x 44,64
= 22,32 cm
= 0,223 m
 Upper arm = (1-0,436) x 29,14
= 16,43 cm
= 0,164 m
 Fore arm = (1-0,43) x 22,48
= 12,81cm
= 0,128 m
 Hand = (1-0,506) x 16,74
= 8,27 cm
= 0,827 m

5.2 Perhitungan Gaya dan Momen


Dalam perhitungan momen dan gaya, kita menghitung setiap segmen tubuh
secara parsial. Perhitungan secara parsial dilakukan pada telapak tangan, lengan
bawah, lengan atas, punggung, dan pada 5L/S1.
a. Telapak Tangan (Hand)

Diketahui :
Wo = Berat Beban = 10 N
WH = Berat Telapak Tangan = 3,01 N
SL1 = Jarak pergelangan tangan ke pusat massa beban
= 0,167 m
θ1 = sudut pada telapak tangan = 28,94˚
Perhitungan :
Fyw = Wo/2 + WH
= (10/2) + 3,01
= 8,01 N
MW = (W0/2 + WH) x SL1 Cos θ1
= 8,01 x 0,167 x cos 28,94˚
= 1,1705 Nm

b. Lengan Bawah (Fore arm)

Diketahui :
SL2 = Jarak pergelangan tangan ke siku = 0,225 m
Fyw = Gaya pada telapak tangan (hand) = 8,01 N
WLA = Berat Lower arm/Fore arm = 8,42 N
Mw = Momen pada pergelangan tangan = 1,1705 Nm
ʎ2 = 0,43
Θ2 = sudut pada siku-siku = 15,98˚
Perhitungan :
Fye = Fyw + WLA
= 8,01 + 8,42
= 16,43 N
Me = MW + (WLA x ʎ2 x SL2 x Cos θ2) + (Fyw x SL2 x Cos θ2)
= 1,1705 + (8,42 x 0,43 x 0,225 x -cos 15,98˚) + (8,01 x
0,225 x -cos 15,98˚)
= 3,6911 Nm
c. Lengan Atas (Upper arm)

Diketahui :
Fye = Gaya pada Lower arm = 16,43 N
WUA = Berat Upper arm = 14 N
Me = Momen pada siku-siku = 3,6911 Nm
ʎ3 = 0,436
SL3 = Jarak siku-siku ke bahu = 0,291 m
Θ3 = sudut pada bahu = 78,34˚
Perhitungan :
Fys = Fye + WUA
= 16,43 + 14
= 30,43 N
Ms = Me + (WUA x ʎ3 x SL3 x Cos θ3) + (Fye x SL3 x Cos θ3)
= 3,6911 + (14 x 0,436 x 0,291 x -cos 78,34˚) + (16,43 x
0,291 x -cos 78,34˚)
= 10,1179 Nm
d. Punggung (Trunk)

Diketahui :
Fys = Gaya pada bahu = 30,43 N
WT = Berat Trank = 250 N
Ms = Momen pada bahu = 10,1179 Nm
ʎ4 = 0,67
SL4 = Jarak bahu ke pinggul = 0,446 m
Θ4 = sudut pinggul = 57,21˚
Perhitungan :
Fyt = 2Fys + WT
= 2 (30,43) + 250
= 310,86 N
Mt = 2Ms + (WT x ʎ4 x SL4 x Cos θ4) + (2Fys x SL4 x Cos θ4)
= 2(10,1179) + (250 x 0,67 x 0,45 x cos 57,21˚) + (2(30,43) x
0,446 x cos 57,21˚)
= -60,6616 Nm
Setelah diketahui momen gaya resultan pada L5/S1, maka keseimbangan
juga dipengaruhi oleh gaya otot pada spinal erector (FM) yang cukup besar dan
juga gaya perut (FA) sebagai pengaruh tekanan perut (PA).
1. Perhitungan Tekanan Perut dan Gaya Perut
Diketahui :
PA = Tekanan Perut
AA = Luas Diafragma = 465 cm2
ΘH = Sudut inklinasi perut = 35,72˚
ΘT = Sudut inklinasi kaki = 57,68˚

PA = 0,0202 N/cm2
FA = PA x AA
= 0,0202 x 465
= 9,393 N

2. Perhitungan Gaya Otot pada Spinal Erector

FM = (ML5/S1 – FA x D)/E
FM = (60,6616 – (9,393 x 0,11)) / 0,05
= 1192,567 N
3. Perhitungan Gaya Tekan/kompresi pada L5/S1
Wtot = Wo + 2WH + 2WLA + 2WUA + WT
= 10 + 2(3,01) + 2(8,42) + 2(14) + 250
= 310,86 N
FC = Wtot . cos θ4 – FA + FM
= (310,86 x cos 57,21) – 9,393 + 1192,567
= 1428,474 N
5.3 ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pada perhitungan yang telah dilakukan dapat kita ketahui gaya
tekan yang terjadi pada L5/S1 sebesar 1428,474 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛 atau 1,428 kN.
Menurut NIOSH (National Institute for Occupational Safety and Health),
batasan angkat beban atau gaya tekan maksimum yang dapat dikatakan aman
untuk dibebankan di L5/S1 adalah 3,4 kN. Berdasarkan batasan tersebut
diketahui bahwa aktivitas yang dilakukan oleh operator berada dalam kondisi
aman. Namun, frekuensi pekerjaan tersebut yang dilakukan secara berulang-
ulang dapat memberikan dampak buruk terhadap ruas tulang belakang
(L5/S1). Sehingga diperlukan adanya perbaikan metode kerja pada saat
operator melakukan aktivitas pengangkatan & perbaikan drum ke gudang
penyimpanan. Usulan perbaikan metode kerja tersebut antara lain, mengubah
tata layout kerja dan penggunaan alat bantu troli, handtruck atau alat
pengangkut lainya. Hal tersebut dilakukan agar posisi tubuh pekerja tidak
terlalu membungkuk karena membawa beban drum.
BAB VI
KESIMPULAN
Bab ini akan menjelaskan tentang kesimpulan dari penelitian biomekanika statis
yang telah dilakukan.
Analisis terhadap permasalahan operator ketika melakukan aktivitas
menngankat drum dapat disimpulkan, antara lain:
1. Manual material handling adalah kegiatan yang menangani material baik
dalam hal penyimpanan, pemeliharaan ataupun perpindahan secara manual
tanpa menggunakan bantuan alat lainya.
2. Biomekanika statis adalah kajian ilmu yang mempelajari tubuh manusia
dengan konsep mekanika yang dikonsentrasikan saat tubuh diam atau statis.
Penerapan biomekanika statis ini digunakan untuk menganalisis bahaya atau
tidaknya suatu gerakan maupun batas minimal beban tubuh.
3. Cvmob merupakan aplikasi yang digunakan untuk menganalisa
biomekanika melalui video. Cvmob digunakan untuk menemukan gerakan
yang paling beresiko dari sebuah aktivitas. Setelah gerakan yang paling
beresiko diketahui, dibuat stick diagram beserta panjang tubuh, besar sudut
dan gaya menggunakan aplikasi edit image yaitu corel draw ataupun
solidworks juga bisa digunakan.
4. Perhitungan yang berdasarkan data pengolahan dari cvmob dan aplikasi edit
gambar telah dilakukan.
5. Menggunakan metode NIOSH diperoleh kesimpulan bahwa pekerjaan yang
dilakukan yaitu mengangkat drum masih tergolong dalam kategori aman.

Anda mungkin juga menyukai