Anda di halaman 1dari 4

Efek Polusi Bahan Bakar

Gas buang (emisi) dari kendaraan, atau yang lebih dikenal sebagai asap knalpot, adalah
produk sisa dari pembakaran mesin kendaraan yang tidak sempurna. Gas yang dibuang
mengandung berbagai zat kimia dan dengan mudah terhirup siapa saja di sekitar kendaraan
yang mengeluarkan emisi. Tanpa disadari, paparan tersebut memasuki sistem pernapasan dan
peredaran darah sehingga menyebabkan kerusakan tubuh meskipun membutuhkan waktu yang
lama.
1. Gas buang kendaraan bersifat karsinogenik
Meskipun bahan bakar pada masa sekarang sudah memiliki tingkat polusi yang lebih
rendah, namun jumlah polutan tetap tinggi karena terjadi peningkatan jumlah kendaraan. Selain
itu, gas buang pada kendaraan tetap bersifat karsinogenik yang berbahaya bagi kesehatan
meskipun dalam jumlah yang sedikit. Paparan zat karsinogenik berakibat kerusakan organ dan
dapat menyebabkan kanker.
Terdapat dua zat kimia utama dari gas buang kendaraan yang bersifat karsinogenik
yaitu:
a. Benzena
Merupakan senyawa aromatik sebagai campuran dasar pada bahan bakar, dan ikut
dikeluarkan bersamaan dengan gas buang dari kendaraan. Benzena sangat mudah masuk
ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan dan permukaan kulit. Kadar benzena yang
terlalu banyak pada aliran darah dapat menyebabkan gangguan pembentukan sel darah
merah dengan cara merusak sumsum tulang.
b. Timbal
Merupakan logam yang mudah dibentuk sehingga dapat dihasilkan dari gas buang
kendaraan. Logam timbal dapat mengendap dan terakumulasi di berbagai permukaan
benda, bahkan di dalam tubuh makhluk hidup, tumbuhan, dan air. Paparan timbal pada
seseorang menimbulkan reaksi pada aliran darah, meningkatkan risiko anemia dan
mengganggu kerja saraf dan otak.
2. Memicu kerusakan pada sistem pernapasan
Sistem pernapasan adalah bagian pertama dan yang paling utama mengalami dampak
dari paparan gas buang. Dampak dari paparan gas buang kendaraan terhadap sistem
pernapasan, di antaranya:
a. Menurunkan kadar oksigen dalam tubuh.
Semua udara yang dihirup akan memasuki rongga paru untuk didistribusikan ke seluruh
tubuh melalui aliran darah. Menghirup gas buang kendaraan akan sangat berbahaya karena
mengandung karbon monoksida (CO). Dibandingkan dengan oksigen, CO lebih mudah
diikat oleh sel darah merah sehingga paparan CO dalam waktu singkat dapat menurunkan
kadar oksigen yang didistribusikan dalam darah. Jaringan tubuh yang mengalami
kekurangan oksigen akan sangat mudah mengalami kerusakan terutama otak, dan kadar
CO juga memicu terjadinya sesak napas.
b. Kerusakan saluran pernapasan.
Partikel debu kendaraan biasanya berupa debu berwarna hitam yang dikeluarkan dari
saluran knalpot. Debu tersebut juga dapat mengendap di bagian lain kendaraan. Paparan
debu kendaraan dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan gangguan di antaranya:
 Asma
Tidak hanya asma yang dipicu oleh alergi namun juga inflamasi yang menyebabkan
gangguan fungsi paru dalam bernapas.
 Kanker paru
Iritasi dan inflamasi serta akmulasi bahan karsinogenik dapat memicu perkembangan
penyakit kanker paru.
3. Kerusakan sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah adalah bagian selanjutnya yang mengalami kerusakan setelah
saluran pernapasan. Suatu penelitian menunjukan paparan CO meningkatkan kekentalan dalam
darah serta peningkatan kadar protein inflamasi, yang merupakan pertanda
perkembangan arterosklerosis. Hal ini juga diperburuk oleh paparan sulfat dari debu kendaraan
karena dapat mempercepat kerusakan pembuluh darah. Kandungan polycyclic aromatic
hydrocarbons (PAH) dapat memicu aritmia dan serangan jantung sehingga meningkatkan
risiko kematian bagi penderita penyakit jantung.
Suatu studi lingkungan di Boston menunjukkan bahwa wilayah memiliki tingkat
paparan gas buang kendaraan yang tinggi, penduduknya akan memiliki risiko kematian dari
penyakit kardiovaskuler, stroke, dan diabetes sekitar 4% lebih tinggi. Hasil studi ini
menunjukkan risiko paparan asap kendaraan dapat memperburuk penyakit dan merupakan
faktor risiko kematian dini dari penyakit degeneratif.

Tidak setiap orang akan mengalami gangguan saluran pernapasan dan kardiovaskuler
akibat gas buang kendaraan. Hal ini bergantung intensitas paparan dan lamanya pemaparan
tersebut berlangsung. Gangguan kesehatan umumnya muncul jika terjadi paparan secara rutin
dalam waktu yang lama. Selain itu, gas buang kendaraan berjenis diesel pada umumnya
memiliki kadar racun dan debu yang lebih tinggi, serta lebih banyak jenis karsinogenik,
terutama benzena, timbal, formaldehida dan 1,3-butadiena.
Setiap orang juga memiliki kerentanan yang berbeda. Anak-anak, orang dewasa yang
memiliki penyakit tertentu, dan orang-orang usia lanjut lebih rentan mengalami gangguan
akibat paparan gas buang kendaran. Anak-anak yang sering terpapar asap knalpot berisiko
mengalami gangguan perkembangan, gangguan pernapasan, penyakit jantung dan
kardiovaskuler, bahkan kanker di kemudian hari. Sedangkan penderita penyakit degeneratif
dan lansia pada umumnya memiliki risiko kematian yang lebih tinggi saat terpapar gas buang
kendaraan.
Anak-anak lebih rentan terhadap polusi dalam dan luar ruang dibandingkan orang
dewasa, karena paru-paru, otak dan sistem kekebalan tubuh mereka masih berkembang. Selain
itu saluran pernafasan mereka juga lebih berpori. Anak-anak juga bernafas lebih cepat
dibandingkan orang dewasa, dan menghirup udara lebih banyak sesuai bobot badan mereka.
Yang paling dirugikan, yang sudah cenderung memiliki kesehatan lebih buruk dan kekurangan
akses terhadap layanan kesehatan, adalah yang paling rentan terhadap penyakit-penyakit akibat
udara yang terpolusi.
UNICEF meminta para pemimpin dunia yang menghadiri COP 22 untuk mengambil
empat langkah mendesak di negara mereka guna melindungi anak-anak dari polusi udara.
a. Kurangi polusi: Semua negara harus bekerja untuk mencapai panduan kualitas udara WHO
demi meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan anak-anak. Untuk mencapainya,
pemerintah harus mengadopsi langkah-langkah seperti mengurangi pembakaran bahan
bakar fosil dan berinvestasi pada efisiensi energi dan terbarukan.
b. Tingkatkan akses layanan kesehatan untuk anak-anak: Berinvestasi pada layanan
kesehatan anak secara keseluruhan – termasuk kampanye imunisasi dan meningkatkan
pengetahuan, manajemen komunitas untuk pelayanan kesehatan menghadapi radang paru-
paru (pembunuh utama anak-anak berusia dibawah lima tahun) – akan meningkatkan
resiliensi mereka dan kemampuan mereka untuk pulih dari penyakit serta kondisi-kondisi
terkait.
c. Minimalkan paparan pada anak-anak: Sumber-sumber polusi seperti pabrik tidak boleh
berlokasi di sekitar area sekolah dan taman bermain. Manajemen sampah yang lebih baik
dapat mengurangi jumlah sampah yang dibakar di wilayah permukiman. Tungku kompor
yang lebih bersih dapat membantu meningkatkan kualitas udara di daam rumah.
Mengurangi polusi udara secara keseluruhan dapat mengurangi paparan pada anak-anak.
d. Monitor polusi udara: Pemantauan yang baik telah terbukti dapat membantu anak-anak,
remaja, keluarga dan komunitas untuk mengurangi paparan mereka pada polusi udara,
menjadi lebih terinformasi mengenai penyebab-penyebabnya, dan mengadvokasikan
perubahan-perubahan yang menjadikan udara lebih aman untuk dihirup.

(American Cancer Society, 2016. Benzene and Cancer Risk. USA: American Cancer Soci
ety)

(Environment & Human Health Inc. 2016. The Harmful Effects of Vehicle Exhaust. USA
: Environment & Human Health Inc)

(Lee, R. 2014. Busy Roads Put Kids at Higher Risk of Cancer. USA: Centers for Disease C
ontrol)

(Paddock, C. 2012. Diesel Exhaust Fumes Cause Cance. Geneva: WHO)

(The United Nations International Children's Emergency Fund. 2016. Polusi: 300 Juta A
nak Menghirup Gas Beracun. USA: UNICEF)

Anda mungkin juga menyukai