Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sistem ini bersifat hierarkis. terdapat penggolongan 12 (pada versi pertama berjumlah
sepuluh) kelompok utama yang disebut soil order ("ordo tanah"). Mereka adalah
1. Entisol (membentuk akhiran -ent) merupakan tanah-tanah yang masih sangat muda yaitu baru
tingkat permulaan dalam perkembangan.
2. Inceptisol (membentuk akhiran -ept) merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada
Entisol.
3. Alfisol (membentuk akhiran -alf) merupakan tanah-tanah yang terdapat penimbunan liat di
horison bawah (terdapat horison argilik)dan mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari
35% pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah.
4. Ultisol (membentuk akhiran -ult) merupakan tanah-tanah yang terjadi penimbunan liat di horison
bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah kurang
dari 35%.
5. Oxisol (membentuk akhiran -ox) tanah tua sehingga mineral mudah lapuk tinggal sedikit.
Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas tukar kation (KTK) rendah,
6. Vertisol (membentuk akhiran -vert) merupakan tanah dengan kandungan liat tinggi (lebih dari
30%) di seluruh horison, mempunyai sifat mengembang dan mengkerut. Kalau kering tanah
mengkerut sehingga tanah pecah-pecah dan keras.
7. Mollisol (membentuk akhiran -mol) merupakan tanah dengan tebal epipedon lebih dari 18 cm
yang berwarna hitam (gelap), kandungan bahan organik lebih dari 1%, kejenuhan basa lebih dari
50%.
8. Spodosol (membentuk akhiran -od) merupakan tanah dengan horison bawah terjadi penimbunan
Fe dan Al-oksida dan humus (horison spodik) sedang, dilapisan atas terdapat horison eluviasi
(pencucian) yang berwarna pucat (albic).
9. Histosol (membentuk akhiran -ist) merupakan tanah-tanah dengan kandungan bahan organik
lebih dari 20% (untuk tanah bertekstur pasir) atau lebih dari 30% (untuk tanah bertekstur liat).
10. Andosol (membentuk akhiran -and)
11. Aridisol (membentuk akhiran -id) merupakan tanah-tanah yang mempunyai kelembapan tanah
arid (sangat kering).
12. Gleisol (membentuk akhiran )
Penamaan berikutnya ditentukan oleh kondisi masing-masing order. Sistem USDA
mempertimbangkan aspek pembentukan tanah akibat faktor aktivitas di bumi dan atmosfer.
B. Definisi-definisi horison penciri.
Horizon Penciri terdiri dari dua bagian:
(a) horizon atas (permukaan) atau epipedon, dan
(b) horizon bawah atau endopedon.
Epipedon atau horison atas / permukaan penciri dibedakan dalam 8 kategori (Soil Survey Staff,
2003), yaitu:
(a) epipedon mollik, (b) epipedon umbrik,
(c) epipedon okrik, (d) epipedon histik,
(e) epipedon melanik, (f) epipedon anthropik,
(g) epipedon folistik, dan (h) epipedon plagen.
Endopedon atau horizon bawah penciri dibedakan menjadi 13 (Soil Survey Satff, 2003), yiatu:
(a) horizon argilik, (b) horizon kambik,
(c) horizon kandik, (d) horizon kalsik,
(e) horizon oksik, (f) horison gipsik,
(g) horizon petrokalsik, (h) horizon natrik,
(i) horizon plakik, (j) horizon spodik,
(k) horizon sulfuric, (l) horizon albik.
Beberapa Sifat Penciri Khusus, adalah:
(a) konkresi, (b) padas (pan),
(c) fraipan, (duripan), (d) Plintit,
(e) slickenside, (f) selaput liat,
(g) kontak litik, (h) kontak paralithik.
C. Beberapa sifat penciri lainnya, adalah:
(a) Rezim suhu tanah,
Rezim suhu tanah dibedakan dalam 3 kategori, yaitu:
(1) mesic: merupakan suhu tanah rata-rata tahunan 8°C s/d 15°C.
(2) thermic: merupakan suhu tanah rata-rata tahunan 15°C s/d 22°C.
(3) hyperthermic: merupakan suhu tanah rata-rata tahunan > 22°C.
Istilah iso (iso-mesic, iso-thermic, iso-hyperthermic) digunakan untuk menunjukkan perbedaan
suhu tanah rata-rata musim panas dan musim dingin < 6°C).
(b) Rezim lengas tanah, dan
Rezim lengas tanah dibedakan dalam 4 kategori, yaitu:
(1) aquic: tanah hampir selalu jenuh air, sehingga terjadi reduksi dan ditunjukkan oleh adanya
karatan dengan chroma rendah (chroma < 2 dan value < 4).
(2) perudic: curah hujan setiap bulan selalu melebihi evapotranspirasi.
(3) udic: tanah tidak pernah kering selama 90 hari (kumulatif) setiap tahunnya.
(4) ustic: tanah setiap tahunnya kering lebih dari 90 hari (kumulatif) tetapi kurang dari 180 hari.
(c) sifat-sifat tanah Andik.
3. Sistem World Reference Base for Soil Resources
Sistem ini, disingkat sistem WRB, merupakan hasil kerja dari tim bentukan FAO dan
disarankan oleh Organisasi Ilmu Tanah Sedunia. Berdasarkan kesepakatan pada tahun 1998,
sistem WRB menggantikan sistem FAO. Versi terbarunya terbit tahun 2006.
Sistem WRB terdapat dua pembagian yaitu:
1. peringkat primer merupakan penggambaran terhadap 32 jenis tanah utama dunia.
2. peringkat sekunder merupakan kata sifat yang menggambarkan keadaan fisik dan kimia tanah.
Berbeda dari sistem USDA, sistem WRB tidak mempertimbangkan aspek iklim sebagai alat
untuk pengelompokan.
4. Sistem ppt (Pusat Penelitian Tanah) - bogor :
Sistem ini ada 6 kategori yaitu:
1. golongan,
2. kumpulan,
3. jenis,
4. macam,
5. rupa,
6. seri.
golongan dan kumpulan didasarkan atas tingkat perkembangan dan susunan horison.
Penciri utama rupa dan seri adalah tekstur dan drainase.
penamaan tanah pada kategori jenis. Contoh jenis tanah : organosol, litosol, grumosol, aluvial, regosol, andosol,
latosol, podsolik, oksisol, mediteran, rendzina, podsol.
5. Sistem Klasifikasi Tanah Berdasarkan AASHTO
Sistem klasifikasi AASHTO berguna untuk menentukan kualitas tanah guna pekerjaan jalan
yaitu lapis dasar (subbase) dan tanah dasar(subgrade). Karena sistem ini ditujukan untuk
pekerjaan jalan tersebut,maka penggunaan sistem ini dalam prakteknya harus dipertimbangkan
terhadap maksud aslinya.
Sistem ini membagi tanah ke dalam 7 kelompok utama yaitu A-1 Sampai dengan A-7. Tanah
yang terklasifikasikan dalam kelompok A-1, A-2, dan A-3 merupakan tanah granuler yang
memiliki partikel yang lolos saringan No. 200 kurang dari 35%. Tanah yang lolos saringan No.
200 lebih dari 35% diklasifikasikan dalam kelompok A-4, A-5, A-6, dan A-7. Tanah-tanah
dalam kelompok ini biasanya merupakan jenis tanah lanau dan lempung.
AASHTO sistem mengklasifikasikan tanah menjadi 7 bagian besar, yaitu :
1. A-1 (A-1-a ; A-1-b), kelompok ini termasuk granular .
2. A-2 (A-2-4 ; A-2-5 ; A-2-6 ; A-2-7), A-3, termasuk kelompok gravel dan sand.
3. A-4, A-5 (fine), A-6((silt dan clay), A-7.
3. TUJUAN KLASIFIKASI TANAH
1. Menyusun pengetahuan tentang tanah secara sistematis.
4. Mengelompokkan tanah untuk tujuan- tujuan yang lebih praktis dalam hal:
DAFRTAR PUSTAKA
http://andibyan.blogspot.com/2010/06/klasifikasi-tanah-dunia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pedologi#Klasifikasi_tanah
http://www.gsfaceh.com/buku/dasar_dasar_ilmu_tanah/klasifikasi_tanah.doc
http://rahmatkusnadi6.blogspot.com/2010/02/definisi-sistem-klasifikasi-tanah.html
http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2007/12/klasifikasi-tanah-usda-1975.html
Klasifikasi tanah meupakan usaha membeda-bedakan atau mengelompokkan
tanah berdasar kan sifat-sifatnya
Pembahasan
2.1 Pengertian Klasifikasi Tanah
Tanah adalah benda yang dinamis sehingga selalu mengalami proses perubahan. Tanah
terbentuk dari batuan yang aus/lapuk akibat terpapar oleh dinamika di lapisan bawah atmosfer,
seperti dinamika iklim, topografi/geografi, dan aktivitas organisme biologi. Intensitas dan selang
waktu dari berbagai faktor ini juga berakibat pada variasi tampilan tanah. Berbagai usaha telah
dilakukan untuk memperoleh klasifikasi umum yang dapat membantu dalam memprediksi
perilaku tanah ketika mengalami pembebanan.
Metode yang telah dibuat didasarkan pada pengalaman yang diperoleh dalam perancangan
fondasi dan riset. Dari sini, tanah fondasi yang ditinjau menurut klasifikasi tertentu dapat
diprediksi perilakunya, yaitu didasarkan pada pengalaman di lokasi lain, namun memiliki tipe
tanah yang sama. Dalam melakukan klasifikasi tanah para ahli pertama kali melakukannya
berdasarkan ciri fisika dan kimia, serta dengan melihat lapisan-lapisan yang membentuk profil
tanah. Selanjutnya, setelah teknologi jauh berkembang para ahli juga melihat aspek batuan dasar
yang membentuk tanah serta proses pelapukan batuan yang kemudian memberikan ciri-ciri khas
tertentu pada tanah yang terbentuk.
Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah yang berbeda-
beda tapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam kelompok-kelompok dan sub kelompok-sub
kelompok berdasarkan pemakaiannya.
Sistem klasifikasi memberikan bahasa yang mudah untuk menjelaskan secara singkat sifat-
sifat tanah yang bervariasi tanpa penjelasan yang terinci.
Adanya klasifikasi untuk tanah yaitu bertujuan untuk :
a. Mengorganisasi atau menata tanah
b. Mengetahui hubungan individu tanah
c. Memudahkan mengingat sifat-sifat tanah
d. Mengelompokkan tanah untuk :
- menaksir sifat
- penelitian
- mengetahui lahan-lahan yang baik.
Sehingga pada tahun 1975 dirilis sistem klasifikasi USDA (Departemen Pertanian
AS).Sistem ini dibuat karena sistem-sistem klasifikasi lama saling tumpang tindih dalam
penamaan akibat perbedaan kriteria. Dalam pemakaiannya, sistem USDA memberikan kriteria
yang jelas dibandingkan sistem klasifikasi lain, sehingga sistem USDA ini biasa disertakan
dalam pengklasifikasian tanah untuk mendampingi penamaan berdasarkan sistem FAO atau PPT
(Pusat Penelitian Tanah).
1. Alfisol
Tanah yang termasuk ordo Alfisol merupakan tanah-tanah yang terdapat penimbunan liat di
horison bawah (terdapat horison argilik)dan mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari
35% pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini
berasal dari horison di atasnya dan tercuci ke bawah bersama dengan gerakan air. Padanan
dengan sistem klasifikasi yang lama adalah termasuk tanah Mediteran Merah Kuning, Latosol,
kadang-kadang juga Podzolik Merah Kuning.
2. Aridisol
Tanah yang termasuk ordo Aridisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai kelembapan
tanah arid (sangat kering). Mempunyai epipedon ochrik, kadang-kadang dengan horison penciri
lain. Padanan dengan klasifikasi lama adalah termasuk Desert Soil.
3. Entisol
Tanah yang termasuk ordo Entisol merupakan tanah-tanah yang masih sangat muda yaitu
baru tingkat permulaan dalam perkembangan. Tidak ada horison penciri lain kecuali epipedon
ochrik, albik atau histik. Kata Ent berarti recent atau baru. Padanan dengan sistem klasifikasi
lama adalah termasuk tanah Aluvial atau Regosol.
4. Histosol
Tanah yang termasuk ordo Histosol merupakan tanah-tanah dengan kandungan bahan
organik lebih dari 20% (untuk tanah bertekstur pasir) atau lebih dari 30% (untuk tanah bertekstur
liat). Lapisan yang mengandung bahan organik tinggi tersebut tebalnya lebih dari 40 cm. Kata
Histos berarti jaringan tanaman. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah
Organik atau Organosol.
5. Inceptisol
Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang
daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang berarti permulaan. Umumnya
mempunyai horison kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari
tanah ini cukup subur. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial,
Andosol, Regosol, Gleihumus, dll.
6. Mollisol
Tanah yang termasuk ordo Mollisol merupakan tanah dengan tebal epipedon lebih dari 18
cm yang berwarna hitam (gelap), kandungan bahan organik lebih dari 1%, kejenuhan basa lebih
dari 50%. Agregasi tanah baik, sehingga tanah tidak keras bila kering. Kata Mollisol berasal dari
kata Mollis yang berarti lunak. Padanan dengan sistem kalsifikasi lama adalah termasuk tanah
Chernozem, Brunize4m, Rendzina, dll.
7. Oxisol
Tanah yang termasuk ordo Oxisol merupakan tanah tua sehingga mineral mudah lapuk
tinggal sedikit. Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas tukar kation (KTK)
rendah, yaitu kurang dari 16 me/100 g liat. Banyak mengandung oksida-oksida besi atau oksida
Al. Berdasarkan pengamatan di lapang, tanah ini menunjukkan batas-batas horison yang tidak
jelas. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Latosol (Latosol Merah &
Latosol Merah Kuning), Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning.
8. Spodosol
Tanah yang termasuk ordo Spodosol merupakan tanah dengan horison bawah terjadi
penimbunan Fe dan Al-oksida dan humus (horison spodik) sedang, dilapisan atas terdapat
horison eluviasi (pencucian) yang berwarna pucat (albic). Padanan dengan sistem klasifikasi
lama adalah termasuk tanah Podzol.
9. Ultisol
Tanah yang termasuk ordo Ultisol merupakan tanah-tanah yang terjadi penimbunan liat di
horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah
kurang dari 35%. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzolik Merah
Kuning, Latosol, dan Hidromorf Kelabu.
10. Vertisol
Tanah yang termasuk ordo Vertisol merupakan tanah dengan kandungan liat tinggi (lebih
dari 30%) di seluruh horison, mempunyai sifat mengembang dan mengkerut. Kalau kering tanah
mengkerut sehingga tanah pecah-pecah dan keras. Kalau basah mengembang dan lengket.
Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Grumusol atau Margalit.
Kelebihan
a. Sistem klasifikasi tanah USDA ini memberikan Penamaan Tanah berdasarkan sifat utama dari
tanah tersebut,definisi-definisi horison penciri, dan beberapa sifat penciri lainnya. (
Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah ).
b. Sistem klasifikasi USDA ( Departemen Pertanian AS ) dirilis pada tahun 1975. Dibuat karena
sistem-sistem klasifikasi yang telah ada sebelumnya saling tumpang tindih dalam penamaan
yang disebabkan oleh perbedaan kriteria.
c. Dalam penggunaannya, sistem USDA memberikan kriteria yang jelas dibanding sistem
klasifikasi lainnya. Oleh karena itu, Sistem USDA ini hampir selalu disertakan dalam
pengklasifikasian tanah untuk mendampingi penamaan berdasarkan sistem FAO atau PPT (Pusat
Penelitian Tanah), dan sistem ini sangat membantu karena penamaannya yang konsisten.
d. Sistem ini benar-benar baik dalam cara-cara penanaman (tata nama) maupun definisi-definisi
mengenai horison-horison penciri ataupun sifat-sifat penciri lain yang digunakan untuk
menentukan jenis-jenis tanah.
Kekurangan
Sistem Klasifikasi USDA memiliki kelemahan karena kriterianya yang sangat mendasarkan pada
analisis laboratorium yang rinci, sehingga para praktisi sulit untuk mengaplikasikannya langsung
di lapangan.
Kelebihan
Sistem ini disukai oleh pekerja lapangan pertanian karena mudah untuk diterapkan di lapangan.
Selalu diperbaharui perkembangannya.
Kekurangan
Penamaannya tidak mempunyai ciri khusus dari klasifikasi tersebut, hanya mengadaptasi dari
klasifikasi yang lain.
Dalam tingkat sub group nama tanah terdiri dari dua patah kata seperti halnya sistem
Taksonomi Tanah, dimana kata kedua menunjukkan nama great group, sedangkan kata pertama
menunjukkan sifat utama dari sub group tersebut.
Contoh :
Great group : Fluvisol
Sub group : Claseric Fulvisol
Great group : Regosol
Sub group : Humic Regosol
Kelebihan
Dapat diterima oleh semua pihak karena menggunakan perpaduan antara klasifikasi dari FAO
sendiri dan dari USDA.
Nama-nama tanah sebagian diambil dari nama-nama klasik yang sudah terkanal didaerah Eropa,
Rusia, Kanada, dan Amerika. Sehingga namanya sudah bersifat umum.
Cocok untuk peta berskala 1:5.000.000
Kekurangan
Sistem ini lebih tepat disebut sebagai suatu sistem satuan tanah daripada suatu sistem klasifikasi
tanah karena tidak disertai dengan pembagian kategori yang lebih terperinci hanya subgroup dan
greatgroup.
Dalam penamaan tidak secara langsung orang dapat mengetahui sifat tanah tersebut.
1. Memungkinkan adanya modifikasi karena ada penemuan baru dengan tidak merusak sistemnya
sendiri.
2. Sifat pembeda yang dikemukakan sama-sama berdasarkan kriteria horison penciri yang terbentuk
sebagai hasil dari proses pembentukan tanah atau sifat yang mempengaruhi pembentukan tanah.
3. Tata nama informatif dalam arti menunjukkan sifat-sifat tanah masing-masing kategori.
4. Digunakan dalam survey tanah
5. Seluruh klasifikasi tanah sama – sama bertujuan untuk :
a. Mengorganisasi atau meneta pengetahuan tentang tanah
b. Mengetahui hubungan masing-masing individu tanah
c. Memudahkan mengingat sifat-sifat tanah
d. Mempermudah dalam menaksir sifat dan produktifitas, menentukan lahan terbaik, menentukan
areal-areal penelitian dan kemungkinan eksploitasi hasil penelitian.
e. Mempelajari hubungan – hubungan dan sifat – sifat tanah baru.
5. Sistem Klasifikasi Tanah Berdasarkan AASHTO
Sistem klasifikasi AASHTO berguna untuk menentukan kualitas tanah guna pekerjaan jalan
yaitu lapis dasar (subbase) dan tanah dasar(subgrade). Karena sistem ini ditujukan untuk
pekerjaan jalan tersebut,maka penggunaan sistem ini dalam prakteknya harus dipertimbangkan
terhadap maksud aslinya.
Sistem ini membagi tanah ke dalam 7 kelompok utama yaitu A-1 Sampai dengan A-7. Tanah
yang terklasifikasikan dalam kelompok A-1, A-2, dan A-3 merupakan tanah granuler yang
memiliki partikel yang lolos saringan No. 200 kurang dari 35%. Tanah yang lolos saringan No.
200 lebih dari 35% diklasifikasikan dalam kelompok A-4, A-5, A-6, dan A-7. Tanah-tanah
dalam kelompok ini biasanya merupakan jenis tanah lanau dan lempung.
AASHTO sistem mengklasifikasikan tanah menjadi 7 bagian besar, yaitu :
1. A-1 (A-1-a ; A-1-b), kelompok ini termasuk granular .
2. A-2 (A-2-4 ; A-2-5 ; A-2-6 ; A-2-7), A-3, termasuk kelompok gravel dan sand.
3. A-4, A-5 (fine), A-6((silt dan clay), A-7.
4. Mengelompokkan tanah untuk tujuan- tujuan yang lebih praktis dalam hal:
–Menentukan areal-areal untuk penelitian, atau kemungkinan ekstrapolasi hasil penelitian di suatu
tempat.