Stroke Iskemik
Stroke Iskemik
Stroke Iskemik
DosenPembimbing :
DisusunOleh :
16174178
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izinnya penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul “Stroke Iskemik”. Lapkas ini dibuat untuk
melengkapi persyaratan dalam mengikuti kegiatan kepaniteraan klinik dibagian Ilmu Neurologi
dr. Khamsaton Nisa, Sp.S yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan
dan bimbingan kepada penulis sehingga laporan kasus ini dapat terselesaikan.
Besar harapan penulis agar laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta
dapat memberikan suatu pengetahuam baru bagi mahasiswa untuk meningkatkan keilmuannya.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Penyakit serebrovaskuler (CVD) atau stroke, yang menyerang kelompok usia di atas 40
tahun adalah setiap kelainan otak akibat proses patologi pada sistem pembuluh darah otak.
Proses ini dapat berupa penyumbatan lumen pembuluh darah oleh trombosis atau emboli,
pecahnya dinding pembuluh darah otak, perubahan permeabilitas dinding pembuluh darah dan
perubahan viskositas maupun kualitas darah sendiri. Perubahan dinding pembuluh darah otak
serta komponen lainnya dapat bersifat primer karena kelainan kongenital maupun degeneratif,
atau sekunder akibat proses lain, seperti peradangan, arteriosklerosis, hipertensi dan diabetes
Stroke iskemik disebut juga stroke sumbatan atau stroke infark dikarenakan adanya
kejadian yang menyebabkan aliran darah menurun atau bahkan terhenti sama sekali pada area
tertentu di otak, misalnya terjadinya emboli atau trombosis. Penurunan atau terhentinya aliran
darah dapat menyebabkan fungsi neuron berhenti. gangguan pasokan aliran darah ke otak bisa
terjadi dimana saja didalam arteri yang membentuk circulus willisi ( arteri carotis interna dan
arteri vertebralis beserta cabangnya). Apabila aliran darah ke jaringan otak terputus selama 15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Stroke atau penyakit serebrovaskular adalah suatu keadaan hilangnya sebagian atau
seluruh fungsi neurologi (defisit neurologi fokal atau global) yang terjadi secara mendadak,
berlangsung >24 jam atau menyebabkan kematian, yang disebabkab oleh gangguan peredaran
darah otak karena berkurangnya suplai darah otak (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh
Gambar :
EPIDEMIOLOGI
Stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu dan penyebab kematian nomor tiga di
dunia. Duapertiga stroke terjadi dinegara berkembang. Pada masyarakat barat 80 % mengalami
stroke iskemik dan 20% mengalami stroke hemoragik. Insiden stroke meningkat seiring
pertambahan usia. Menurut World Health Organization (WHO) (2004), perkiraan kematian
akibat penyakit serebrovaskular di Asia Tenggara adalah 1.073.569 jiwa. Stroke diperkirakan
menyebabkan 5,7 juta kematian pada tahun 2005, dan 87% dari kematian ini terdapat di negara-
negara dengan penghasilan rendah dan menengah (Strong et al., 2007; Sherin et al., 2011).
Tanpa tindakan, angka kematian global diperkirakan meningkat menjadi 6,5 juta pada tahun
2015 dan 7,8 juta pada tahun 2030 (Strong et al., 2007).(2)
penyakit jantung dan kanker. Setiap tahunnya 500.000 orang Amerika terserang stroke, 400.000
orang terkena stroke iskemik dan 100.000 orang menderita stroke hemoragik (termasuk
perdarahan intraserebral dan subarakhnoid), 175.000 mengalami kematian (Adams et al., 2004).
Berdasarkan laporan WHO, kasus stroke yang terjadi di Indonesia tahun 2002 telah
ANATOMI
Anatomi pada setiap sistem vaskularisasi otak terdapat tiga komponen, yaitu; arteri-arteri
berdiameter kecil.Komponen-komponen arteri ini mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda,
sehingga infark yang terjadi pada komponen-komponen tersebut mempunyai etiologi yang
berbeda.
Pembuluh darah ekstrakranial (misal, a. carotis communis) mempunyai struktur
trilaminar (tunica intima, media dan adventisia) dan berperan sebagai pembuluh darah
Arteri-arteri intrakranial yang besar (misal a. serebri media) secara bermakna mempunyai
hubungan anastomosis di permukaan piameter otak dan basis kranium melalui sirkulus
Willisi dan sirkulasi khoroid. Tunica adventisia pembuluh darah ini lebih tipis daripada
pembuluh darah ekstrakranial, dan mengandung jaringan elastik yang lebih sedikit. Selain
itu, dengan diameter yang sama pembuluh darah intrakranial ini lebih kaku daripada
Arteri-arteri perforantes yang berdiameter kecil baik yang terletak superfisial maupun
profunda, secara dominan merupakan suatu end-artery dengan anatomosis yang sangat
Arteri Carotis communis (ACC) sinistra dipercabangkan langsung dari arkus aorta
(Brachiocephalica).Di leher setinggi kartilago tiroid ACC bercabang menjadi a. carotis interna
(ACI) dan a. carotis eksterna (ACE), yang mana ACI terletak lebih posterior dari
ACE.Percabangan a. carotis communis ini sering disebut sebagai Bifurkasio carotis mengandung
carotid body yang berespon terhadap kenaikan tekanan partial oksigen arterial (PaO2), aliran
Arteri karotis komunis berdekatan dengan serabut saraf simpatis asceden, oleh karena itu
lesi pada ACC (trauma, diseksi arteri atau kadang oklusi thrombus) mampu menyebabkan
akan melalui kanalis karotikus untuk memvaskularisasi kavum timpani dan akan beranastomisis
Arteri karotis interna bagian intrakranial masuk ke otak melalui kanalis karotikus,
berjalan dalam sinus cavernosus mempercabangkan a. ophtalmika untuk n. optikus dan retina
bertanggungjawab memvaskularisasi lobus frontalis, parietal, dan sebagian temporal. Arteri ini
sebelum bercabang menjadi a. cerebri anterior dan a. cerebri media akan bercabang menjadi a.
choroid anterior (AChA). AChA mempunyai fungsi memvaskularisasi pleksus choroid, juga
memberikan cabangnya ke globus pallidus, hipokampus anterior, uncus kapsula interna bagian
posterior serta mesensefalon bagian anterior. AChA ini akan beranastomisis dengan a. choroid
Sistem ini berasal dari a. basilaris yang dibentuk oleh a. vertebralis kanan dan kiri yang
berpangkal di a. subklavia. Dia berjalan menuju dasar cranium melalui kanalis transversalis di
columna vertebralis cervikalis, kemudian masuk ke rongga cranium akan melalui foramen
Pada batas medulla oblongata dan pons, a. vertebralis kanan dan kiri tadi akan bersatu
labyrintis, aa. pontis, dan aa. Mesenchepalica, kemudian yang terakhir akan menjadi sepasang
cabang a. cerebri posterior yang memvaskularisasi lobus oksipitalis dan bagian medial lobus
temporalis.
Cerebellum divaskularisasi oleh tiga pasang arteri panjang, yang mana arteri-arteri ini berjalan
Untuk menjamin pemberian darah ke otak, setidaknya ada 3 sistem kolateral antara sitem carotis
1. Sirkulus Wilisi, merupakan anyaman arteri di dasar otak yang dibentuk oleh a. cerebri
media kanan dan kiri yang dihubungkan dengan a. cerebri posterior kanan dan kiri oleh a.
1. Trombosis
Terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi
jaringan otak yang menimbulkan edema disekitarnya. Trombosis serebri ini disebabkan
karena adanya :
2. Emboli
Terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah otak oleh bekuan darah,
Usia
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa semakin tua usia, semakin besar pula risiko
terkena stroke. Hal ini berkaitan dengan adanya proses degenerasi (penuan) yang terjadi
secara alamiah dan pada umumnya pada orang lanjut usia, pembuluh darahnya lebih kaku
Jenis kelamin
Laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan dengan
perempuan.Hal ini diduga terkait bahwa laki-laki cenderung merokok.Rokok itu sendiri
ternyata dapat merusak lapisan dari pembuluh darah tubuh yang dapat mengganggu aliran
darah.
Genetik
Hal ini terkait dengan riwayat stroke pada keluarga.Orang dengan riwayat stroke pada
kelurga, memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan dengan
Orang yang mempunyai tekanan darah yang tinggi memiliki peluang besar untuk
stroke itu sendiri. Hal ini dikarenakan pada kasus hipertensi, dapat terjadi gangguan
aliran darah tubuh dimana diameter pembuluh darah akan mengecil (vasokontriksi)
sehingga darah yang mengalir ke otak pun akan berkurang. Dengan pengurangan aliran
darah otak (ADO) maka otak akan kekurangan suplai oksigen dan juga glukosa
(hipoksia), karena suplai berkurang secara terus menerus, maka jaringan otak lama-lama
Diabetes melitus
Diabetes melitus (DM) memiliki risiko untuk mengalami stroke.Hal ini terkait dengan
pembuluh darah penderita DM yang umumnya menjadi lebih kaku (tidak lentur). Adanya
peningkatan ataupun penurunan kadar glukosa darah secara tiba-tiba juga dapat
Obesitas
Kegemukan juga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Hal tersebut terkait
dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam darah pada orang dengan obesitas,
dimana biasanya kadar LDL (lemak jahat) lebih tinggi dibandingkan dengan kadar
Merokok
kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan kaku dengan demikian dapat
PATOFISIOLOGI
Stroke iskemik disebut juga stroke sumbatan atau stroke infark dikarenakan adanya
kejadian yang menyebabkan aliran darah menurun atau bahkan terhenti sama sekali pada area
tertentu di otak, misalnya terjadinya emboli atau trombosis. Penurunan atau terhentinya aliran
darah dapat menyebabkan fungsi neuron berhenti. gangguan pasokan aliran darah ke otak bisa
terjadi dimana saja didalam arteri yang membentuk circulus willisi ( arteri carotis interna dan
arteri vertebralis beserta cabangnya). Apabila aliran darah ke jaringan otak terputus selama 15
Dalam keadaan fisiologi jumlah darah yang mengalir ke otak (CBF= Cerebral Blood
Flow) adalah 50-60 ml per 100 gram jaringan otak permenit. Jadi jumlah darah untuk seluruh
otak, yang kira-kira beratnya antara 1200-1400 gram, adalah 700-840 ml per menit. Dari jumlah
darah itu, satu pertiganya disalurkan melalui tiap arteria karotis interna dan satupertiga sisanya
disalurkan melalui susunan vertebrobasilar.4 Aliran darah ke otak pada stroke iskemik terhenti
karena aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau adanya
bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Terjadinya hambatan dalam
aliran darah pada otak akan mengakibatkan sel saraf dan sel lainnya mengalami gangguan dalam
suplai oksigen dan glukosa. Bila gangguan suplai tersebut berlangsung hingga melewati batas
trombosis atau akibat emboli. Trombosis merupakan proses pembekuan darah pada jaringan, jika
trombosis ini terjadi didalam pembuluh darah menuju otak maka bekuan darah dapat menyumbat
aliran darah yang akan mensuplai otak sehingga terjadinya stroke iskemik. Penyumbatan dapat
terjadi di sepanjang jalur arteri yang menuju ke otak.Misalnya suatu ateroma (endapan lemak)
bisa terbentuk di dalam arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah.
Keadaan ini sangat serius karena setiap arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah
ke sebagian besar otak. Terjadinya hambatan dalam aliran darah pada otak akan mengakibatkan
sel saraf dan sel lainnya mengalami gangguan dalam suplai oksigen dan glukosa. Bila gangguan
suplai tersebut berlangsung hingga melewati batas toleransi sel maka akan terjadi kematian sel.
Sedangkan emboli adalah segala benda asing yang terlepas dan mengikuti aliran darah. Emboli
dapat berupa trombus atau bekuan darah yang lepas. Emboli yang masuk ke dalam pembuluh
darah dapat berhenti di tempat yang sempit yang tidak bisa dilewati sehingga bisa menimbulkan
mencapai taraf maksimal sejak awal (onset) gejala muncul. Emboli menyebabkan stroke ketika
arteri di otak teroklusi oleh adanya trombus yang berasal dari jantung, arkus aorta, atau arteri
besar lain yang terlepas dan masuk ke dalam aliran darah di pembuluh darah otak. Emboli pada
sirkulasi posterior umumnya mengenai daerah arteri serebri media atau percabangannya karena
85% aliran darah hemisferik berasal darinya.Emboli pada sirkulasi posterior biasanya terjadi
pada bagian apeks arteri basilaris atau pada arteri serebri posterior.(6)
GEJALA KLINIS
Tanda utama stroke atau cerebrovaskuler accident (CVA) adalah muncuLnya secara
mendadak satu atau lebih defisit neurologi fokal. Defisit tersebut mungkin mengalami perbaikan
1. Baal atau lemas mendadak di wajah, lengan atau tungkai, terutama disalah satu sisi tubuh
2. Gangguan penglihatan, seperti penglihatan ganda atau kesulitan melihat pada satu atau
kedua mata
1. Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi
sensorik
2. Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau, mengecap,
mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah
Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai
Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal stroke.(7)
DIAGNOSIS
ANAMNESA
1.gejala yang mendadak pada saat awal, lamanya awitan dan aktivitas saat serangan
Skor siriraj:
– (3 x petanda ateroma) – 12 =
1,Tanda vital
- Tekanan darah
- Nadi
- Pernafasan
- Suhu
- Pemeriksaan motorik
Laboratorium
Pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia reaktif.Gula darah dapat mencapai
o Kolesterol, ureum, kreatinin, asam urat, fungsi hati, enzim SGOT, SGPT, CPK,
Pemeriksaan Neurokardiologi
Perubahan ini dapat berarti kemungkinan mendapat serangan infark jantung atau pada
Pemeriksaan Radiologi
sangat penting karena perbedaan manajemen perdarahan otak dan infark otak.
gambaran jelas jika dikerjakan pada hari-hari pertama, biasanya tampak setelah
Perdarahan/infark di batang otak sangat sulit diidentifikasi, oleh karena itu perlu
ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi kronis pada
PENATALAKSANAAN
Terapi umum:
Letakkan kepala pasien pada posisi 30˚, kepala dan dada pada satu bidang; ubah posisi
tidur setiap 2 jam; mobilisasi dimulai bertahap bila hemodinamik sudah stabil. Selanjutnya,
bebaskan jalan napas, beri oksigen 1-2 liter/menit sampai didapatkan hasil analisis gas
darah. Jika perlu, dilakukan intubasi.Demam diatasi dengan kompres dan antipiretik,
kemudian dicari penyebabnya; jika kandung kemih penuh, dikosongkan (sebaiknya dengan
kateter intermiten).Pemberian nutrisi dengan cairan isotonik, kristaloid atau koloid 1500-
2000 mL dan elektrolit sesuai kebutuhan, hindari cairan mengandung glukosa atau salin
isotonik.Pemberian nutrisi per oral hanya jika fungsi menelannya baik; jika didapatkan
Kadar gula darah >150 mg% harus dikoreksi sampai batas gula darah sewaktu 150 mg%
dengan insulin drip intravena kontinu selama 2-3 hari pertama. Hipoglikemia (kadar gula
darah < 60 mg% atau < 80 mg% dengan gejala) diatasi segera dengan dekstrosa 40% iv
Nyeri kepala atau mual dan muntah diatasi dengan pemberian obat-obatan sesuai gejala
Tekanan darah tidak perlu segera diturunkan, kecuali bila tekanan sistolik ≥220 mmHg,
diastolik ≥120 mmHg, Mean Arterial Blood Pressure (MAP) ≥ 130 mmHg (pada 2 kali
pengukuran dengan selang waktu 30 menit), atau didapatkan infark miokard akut, gagal
jantung kongestif serta gagal ginjal. Penurunan tekanan darah maksimal adalah 20%, dan
Jika terjadi hipotensi, yaitu tekanan sistolik ≤90 mm Hg, diastolik ≤70 mmHg, diberi
NaCl 0,9% 250 mL selama 1 jam, dilanjutkan 500 mL selama 4 jam dan 500 mL selama 8
jam atau sampai hipotensi dapat diatasi. Jika belum terkoreksi, yaitu tekanan darah sistolik
masih < 90 mmHg, dapat diberi dopamin 2-20 μg/kg/menit sampai tekanan darah sistolik ≥
110 mmHg.
Jika kejang, diberi diazepam 5-20 mg iv pelan-pelan selama 3 menit, maksimal 100 mg
per hari; dilanjutkan pemberian antikonvulsan peroral (fenitoin, karbamazepin). Jika kejang
Jika didapatkan tekanan intrakranial meningkat, diberi manitol bolus intravena 0,25
sampai 1 g/kgBB per 30 menit, dan jika dicurigai fenomena rebound atau keadaan umum
memburuk, dilanjutkan 0,25g/kgBB per 30 menit setiap 6 jam selama 3-5 hari. Harus
dilakukan pemantauan osmolalitas (<320 mmol); sebagai alternatif, dapat diberikan larutan
Terapi khusus:
Terapi medik stroke iskemik akut dapat dibagi menjadi 2 bagian seperti pada penderita
dengan kedaruratan medik perlu ditekankan bahwa penanganan stroke akut, harus
disamakan dengan keadaan darurat pada jantung, karena baik pada kedaruratan kardiologik
maupun neurologic, faktor waktu adalah sangat penting, akhirnya otak dan sel-sel neuron
harus diselamatkan secara cepat, karena kondisi otak tidak mrmpunyai “anaerob glycolysis”
sehingga “survival time” hanya beberapa menit pada iskemik otak fokal dan lebih lama
(mendekati 60’) pada iskemia global. Terapi medic stroke merupakan intervensi medic
Pengobatan medik yang spesifik dilakukan dengan dua prinsip dasar yaitu:
1. Pengobatan medik untuk memulihkan sirkulasi otak di daerah yang terkena stroke, kalau
mungkin sampai keadaan sebelum sakit. Tindakan pemulihan sirkulasi dan perfusi
2. Untuk tujuan khusus ini digunakan ibat-obat yang dapat menghancurkan emboli atau
Terapi trombolisis
Obat yang diakui FDA sebagai standar ini adalah pemakaian t-TPA (recombinant – tissue
plasminogen activator) yang diberikan pada penderita stroke akut baik i.v maupun intra
arterial dalam waktu kurang dari 3 jam setelah onset stroke. Diharapkan dengan pengobatan
ini, terapi penghancuran thrombus dan reperfusi jaringan otak terjadi sebelum ada perubahan
1. Terapi reperfusi lainnya adalah pemberian antikoagulan pada stroke iskemik akut. Obat-
obatan yang diberikan adalah heparin atau heparinoid (fraxiparine). Obat ini diharapkan
akan memperkecil trombus yang terjadi dan mencegah pembentukan thrombus baru. Efek
Pengobatan dengan obat antiplatelet pada fase akut stroke sangat dianjurkan.Uji klinis
pemberian aspirin pada fase akut menurunkan frekuensi stroke berulang dan menurunkan
Terapi neuroprotektif
Pengobatan spesifik stroke iskemik akut yang lain adalah dengan obat-obat
neuroprotektor yaitu obat yang mencegah dan memblok proses yang menyebabkan
cascade”. Termasuk dalam kaskade ini adalah: kegagalan hemostasis Calsium, produksi
berlebih radikal bebas, disfungsi neurotransmitter, edema serebral, reaksi inflamasi oleh
leukosit, dan obstruksi mikrosirkulasi. Proses “delayed neuronal injury” ini berkembang
Banyak obat-obat yang dianggap mempunyai efek neuroprotektor antara lain: citicoline,
Infark miokard
Emboli paru. Cenderung terjadi 7-14 hari pasca stroke, sering kali terjadi saat penderita
mulai mobilisasi.
Stroke rekuren
Infark miokard
KESIMPULAN
stroke didefinisikan sebagai suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara
mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari
24 jam atau dapat menyebabkan kematian akibat gangguan peredaran darah ke otak. Definisi ini
mencakup stroke akibat infark otak (stroke iskemik), perdarahan intraserebral (PIS) non traumat
Secara garis besar berdasarkan kelainan patologis yang terjadi, stroke dapat
diklasifikasikan sebagai stroke iskemik dan stroke hemoragik (perdarahan).Pada stroke iskemik,
aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis atau bekuan darah yang telah menyumbat
suatu pembuluh darah.Pada stroke hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat
aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya.
Proses penyumbatan pembuluh darah otak mempunyai beberapa sifat klinik yang
spesifik:
1. Timbul mendadak
tersumbat. Tampak sangat jelas pada penyakit pembuluh darah otak sistem karotis
dan perlu lebih teliti pada observasi sistem vertebro-basiler. Meskipun prinsipnya
sama.
akan terjadi perburukan akibat infark yang meluas atau terdapatnya edema serebri atau
I. IDENTITAS PASIEN
Usia : 72 tahun
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
II. ANAMNESA
A. Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan anggota gerak sebelah kanan lemas, bibir merot,
tremor, dan nyeri kepala. Nyeri kepala dirasakan berdenyut dan tiba-tiba. Pasien
juga merasakan sesak 10 jam sebelum masuk Rumah sakit. Pasien kurang
mengalami hipertensi. Dan keluhan sekarang dirasakan oleh pasien baru pernah
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
GCS : E4M5V6 = 15
Vital sign :
Nadi : 82x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,8⁰C
Status Interna
Paru :
Jantung :
ICS V
Abdomen :
Status neurologis
Kernig : (-)
Laseq : (-)
Muntah : (-)
3. Nervus Kranialis
1) N 1 (olfaktorius)
-Penciuman baik
2) N II (optikus)
- Tajam penglihatan (+)
-Lapang pandang (+)
-Warna (+)
3) N III, IV, VI (okulomotorius, troklearis, abdusen)
- Pupil : miosis 2-4 mm, isokor, bentuk bulat.
- Bola mata bisa bergerak kesegala arah
4) N V (trigeminus)
- membuka mulut (+)
- menggerakkan rahang (+)
- menggigit dan mengunyah (+)
5) N VII (fasialis)
- mengerut dahi simetris
- bibir merot
6) N VIII (vestibulokokklearis)
- pendengarannya baik
7) N IX (glosofaringeus)
-Reflek menelan kurang baik
8) N X (vagus)
- artikulasi bicara kurang baik
9) N XI (accesorius)
Superior Inferior
Atrofi - - - -
Gerakan involuntar:
Tremor : (+)
Chorea : (-)
Mioklonik : (-)
5. Pemeriksaan Refleks
Reflek Fisiologis
Reflek Patologis
Kanan kiri
Hoffman - +
Gordon - +
Oppenheim - +
Babinski - +
Schaeffer - +
Fungsi otonom
Miksi :Baik
Defekasi :Baik
aterom) – 12
Hb : 9,5 gr/dl
Eritrosit : 2,89/mm3
Trombosit : 186
Ht : 27,8
IV. DIAGNOSA
V. PENATALAKSANAAN
a. Farmakologi
Oral :
CPG 1x75 mg
Simvastatin 1x20 mg
Amlodipin 1x5mg
Rimstar 1x II
Kutoin 3x100 mg
a. Non Farmakologi
Tanggal S O A P
500mg / 12 jam
1111 5555
Inj.ceftri 1 gr / 8
1111 5555
jam
Oral :
amlodipine1x10 mg
CPG 1x25mg
Simvastatin1x20mg
Kekuatanotot : Fisioterapi +
Simvastatin1x20mg
Amlodipin 1x5mg
Rimstar 1x II
Kutoin 3x100 mg
CPG 1x75 mg
Simvastatin1x20mg
Amlodipin 1x5mg
Rimstar 1x II
Kutoin 3x100 mg
T : 36.5 c Inj.citicoline
CPG 1x75 mg
Simvastatin1x20mg
Amlodipin 1x5mg
Rimstar 1x II
Kutoin 3x100 mg
Prognosis