Jalannya Rapat
Jalannya Rapat
KETUA RAPAT (Ir. H. Achmad Hafisz Tohir / Wakil Ketua Komisi XI):
Bismillahirahmanirrahim. Skors saya cabut.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Yang saya hormati, kawan kawan anggota panja RUU PNBP komisi XI dan juga yang saya
hormati, Bp. Dirjen Dan ibu Direktur PNBP, rekan-rekan pemerintah.
Pagi ini kita melanjutkan acara yang tadi malam sudah kita coba bahas dengan beberapa hal
yang sudah mendapatkan kemajuan yang cukup berarti, dan saya kira kita tinggal mengambil
keputusan terhadap definisi dan penjelasannya dan nanti kita minta dibacakan kembali oleh
pak Dirjen, dan setelah itu serahkan kepada anggota panja untuk mendalaminya. Silahkan pak
dirjen, untuk waktu dan tempat kami persilahkan.
KETUA RAPAT:
baik, sebagaimana paparan tadi, kita mintakan catatan pandangan dari kawan komisi terkait
hal ini apakah kita cukup memahami, atau cukup setuju, atau ada pertimbangan lagi?
Silahkan pak Kardaya.
KETUA RAPAT:
Baik
KETUA RAPAT:
Baik nanti pemerintah tolong disiapkan bahan jawabannya, silahkan Pak Misbakhun.
KETUA RAPAT:
Baik , dicatat yah pak pemerintah. Silahkan pak Andreas.
KETUA RAPAT:
Baik dari PPP, Bu Evi
F-P. DEMOKRAT (EVI ZAINAL ABIDIN, B. Comm)
Terimakasih, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Mengenai pembahasan di pasal
4 ayat 3 ini, di definisi seperti juga yang lain memang kita perlu berhati-hati pada saat
mendefinisikan pelayanan dasar. Menggarisbawahi apa yang sudah disampaikan oleh saudara
saya Bapak Misbakhun, bahwa pelayanan dan kebutuhan adalah sesuatu yang berbeda jangan
sampai kita terjebak untuk membuat suatu definisi yang kemudian seolah-olah nantinya itu
bisa di persepsikan atau bisa diartikan bahwa pelayanan dasar itu nantinya adalah segala
sesuatu kebutuhan yang menyangkut hajat hidup masyarakat yang harus dipenuhi oleh
negara. Jadi, untuk menghindari kerancuhan ini memang, kita butuh untuk memperdalam lagi
agar sesuatu yang teriki, atau sepertinya sederhana tapi sangat sangat rancu ini bisa lebih
ditemukan kata-kata yang pas untuk definisinya. Dan juga saya sepakat dengan bapak
Kardaya, jangan sampai penjelasan pada perbaikan ini mempersempit dari arti pelayanan
dasar itu sendiri. Jadi, sama seperti juga teman-teman yang lain saya disini juga masih dalam
proses komunikasi dengan pimpinan kami, karna kami juga diminta untuk tidak beranjak
pada pembahasan ini sebelum ini clear dan bisa disepakati dengan baik. Terimakasih.
KETUA RAPAT:
Baik dari PKB silahkan Ibu Nur hayati
KETUA RAPAT:
Baik, PKS.
F-PKS (Ir. H.A. JUNAIDI AULY, MM)
Baik, terimakasih pimpinan. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pimpinan dan
anggota panja RUU PNBP yang saya hormati. Bapak dirjen beserta jajaran, dan bapak dan
ibu dari kemenkumham yang kami hormati. Saya sepakat dengan teman teman yang lain,
bahwa dari segi definisi kita sepakat dengan apa yang sudah kami sampaikan, hanya dari sisi
penjelasan yang menurut saya perlu dijelaskan kembali, hanya sedikit yang kami sayangkan
adalah bahwa penjelasan ini sebenarnya sudah berkali kali, dan tentu saja mestinya pihak
pemerintah juga sudah selesai, karna memang ada dari kementerian hukum dan HAM, dan
kemudian perlu harmonisasi Undang-undang yang lain. Seperti yang disampaikan oleh pak
andreas, juga mengutip Undang-undang nomor 23, tentang pemerintahan daerah. Jadi
semestinya sudah tuntas, karena memang sudah lengkam, dari Kemenkumham, dan juga
praktek-praktek terkait dengan ini sudah ada, hanya kita ingin memperdalam, bahwa khusus
nya terkait dengan pelayanan dasar yang menurut saya ini harus segera dicermati. Karena dari
awal, mondar mandirnya ini terus. Definisi sudah ketemu, sekarang penjelasannya, jadi
menurut saya ini semua harus dituntaskan, harus segera jelas, supaya tidak ada ‘miss’ lagi,
karna memang nantinya kita akan memberlakukan RUU PNBP ini yang juga punya
keberpihakan dengan masyarakat, punya keberpihakan dengan dunia usaha supaya tidak juga
membuat dunia usaha menjadi lesu dan sebagainya. Jadi prinsip-prinsip seperti ini lah yang
kami ingin kedepankan dalam pembahasan RUU PNBP, jadi saya sepakat pimpinan, bahwa
definisi kita OK, hanya dari sisi penjelasan yang betul-betul harus segera tuntas supaya juga
tidak berulang-ulang kita muter-muter lagi-lagi kesini-sini lagi. Makasih Pimpinan.
Assalamualaikum wrahmatullahi wabarakatuh.
KETUA RAPAT:
Silahkan bu Elviana.
KETUA RAPAT:
Silahkan ada yang mau menambahkan pak?
KETUA RAPAT:
Silahkan Bapak Misbakhun.
KETUA RAPAT:
Silahkan pak misbakun.
KETUA RAPAT:
Ada yang ingin menambahkan kembali? Silahkan pak Anderas.
Kaset 2
F-PDI-P (Ir. ANDREAS EDDY SUSETYO, MM)
Saya kira, kita ini mempunyai misi yang sama, yaitu kita memang ingin menyelesaikan
undang undang ini sejak tadi. Tetapi dengan tepat, nah ini jangan sampai kita membuat
undang-undang asal membuat undang-undang, yang nantinya malah menimbulkan masalah.
Saya kira ini kesamaan tujuan ini harusnya menjadi pedoman kita semua. Memang, ini akan
lebih mudah. Di dua undang undang sebelumnya itu, preferensi itu diambil. Jadi kalau
misalkan, kita ngambil undang undang 23 tahun 2014, itu jelas disebutkan pelayanan dasar
tapi kalau mau dikutip ya dikutip semuanya dan kemudian ini kan dipenjelasannya hanya
dikutip sebagian, padahal tinggal kita sepakan tidak dengan ini karena disebutkan disana
bahwa yang termasuk pelayanan dasar itu adalah meliputi pendidikan, kesehatan, pekerjaan
umum, dan penataan ruang terus kemudian perumahaan rakyat dan kawasan pemukiman,
ketentraman, keamanan, perlindungan umum, dan keadilan sosial. Itu undang – undangnya
jelas bisa ditayangkan itu undang – undang no 23 tahun 2014 bahkan disitu disebutkan ada
ketentuan kewajiban pemerintah yang pilihan termasuk kelautan pilihan apakah kita akan
berdasar pada itu? Jadi ini pointnya karena ini undang – undang mengenai itu yang terbaru.
Makanya saya mengatakan kalau sudah ada itu, kita review ini jadi waktu membuat undang –
undang ini mereka sudah melakukan perdebatan sengit. Jadi tinggal apakah ini dengan tujuan
PNBP masih selaras? Atau ada hal yang perlu ditambahkan. Dengan demikian masing –
masing lebih terarah. Jadi kalau saya cek ini yang terakhir undang – undang 2014 terkait
pelayanan dasar. Jadi ini sebetulnya bisa dipakai referensi awal kita dalam pembahasan.
Demikian pimpinan. Terima kasih.
F-P. GERINDRA (Dr. Ir. H. KARDAYA WARNIKA, D.E.A.)
Pimpinan, interupsi sedikit. Saya minta dari kementrian hukum dan HAM untuk memberikan
pandangan mengenai penjelasanya ini supaya clear prinsipnya yang mana yang diatur dalam
penjelasan ini supaya hasil dari rancangan ini akan baik karena ujung – ujungnya nanti akan
diperiksa juga oleh kementrian hukum dan HAM untuk sinkronisasinya. Kami mengharapkan
ada pandangan dari kementrian.
KETUA RAPAT:
Baik sebelum kembali ke pemerintah, kita bergulat di penjelasan defines tersebut. Saya kira
kita sudah tamat SMA semua bahwa ada salah satu teori Abraham Maslow yang dimana ia
mendefinisikan pelayanan dasar dan non dasar itu ada lima hal. Kalau kita mengacu kepada
sana maka kebutuhan - kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum
kebutuhan kebutuhan lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi. Jadi ada pelayanan dasar dan
pelayanan non dasar yang kalau kita lihat dari sana dari tingkat 5 kebutuhan tersebut ada
kebutuhan fisiologis yang paling bawah lalu naik kebutuhan keamanan akan rasa aman itu
masuk pelayanan keamanan. Kemudian kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih saying itu
bisa masuk ke family masuk dalam pelayanan lingkungan. Kemudian masuk kepada
kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri. Jadi 2, 3, 4, dan 5 ini sudah masuk kepada
diatas beyond kebutuhan dasar. Bisa mengacu kepada hal tersebut jika ingin dilihat supaya
bisa lebih detail. Pelayanan dasar meliputi fisiologis lalu pelayanan non dasar meliputi
kebutuhan kenyamanan dan seterusnya yang tadi saya sampaikan ada 5 hal. Yang itu juga
dijadikan dasar undang – undang di Amerika Serikat untuk pelayanan dasar publik. Silahkan
pemerintah memberikan pandangan dari hal yang tadi diperdalami.
KETUA RAPAT:
Pak dirjen saya usul langsung masukan saja jadi kita langsung mengquote pak biar kita
sepakat
KETUA RAPAT:
Silahkan pak misbakhun dulu abis pak andreas.
KETUA RAPAT:
Baik pak andreas silahkan
KETUA RAPAT:
Silahkahkan.
KETUA RAPAT:
Diizinkan untuk ibu ahli Bahasa.
YUNAN / KEMENKUMHAM
Mohon izin pimpinan, kita bahwa memang ada alternatif dalam hal ini bisa menuangkanya
dalam penjelasan atau dielaborasi. Tapi dari struktur ayat pasal yang sudah kita buat dari atas
dengan sistem regulasi mulai dari a b c sampai pelayanan ini kita menggunakan tabulasi.
Lazimnya pola yang kita gunakan ini oleh peraturan perundang – undangan yang lain itu juga
sama polanya jadi tidak menyatu di dalam penjelasan jadi lebih jelas menyatukanya di dalam
breakdown batang tubuh nah disitu biasanya ada dua pilihan biasanya yang pertama adalah
limitatif yang kedua adalah bisa memberikan ruang jadi rumusan.
YUNAN / KEMENKUMHAM
Saya kira pak yang disebutkan yang ditentukan di dalam pasal struktur tadi adalah justru
pelayanan dasarnya itu lah yang harus lebih diperjelas apa sesungguhnya isi dari pelayanan
dasar itu bukan kebutuhan dasar karena itu hanya tentu menerangkan pelayanannya itu seperti
itu jadi ya itu bisa meliputi seperti tadi ini jadi limitatif atau paling sedikit meliputi yang
artinya tidak bisa memberikan ruang. Terima kasih
KETUA RAPAT:
yang di batang tubuh nanti itu pak, dibentuk?
YUNAN / KEMENKUMHAM
ya itu lazim
KETUA RAPAT:
Ya begitu saja ya, nanti kita dapat detailnya di batang tubuh
YUNAN / KEMENKUMHAM
Jadi mohon izin pak agar kita semua bisa maju bapak ibu sekalian, saya tawarkan seperti ini.
Satu, coba definisi di atas dari masukan pak Kardaya, intinya lebih tepat kebutuhan jadi
definisi sesuai dengan undang – undang nomor 23,. Nah kemudian, kami sepakat bahwa
fokus kepada pelayanan karena core di undang – undang ini tentang penerimaan dari
pelayanan ini. Sehingga pelayanan ini kita jelaskan apa saja yang dasar jadi bapak pimpinan,
ambilah masukan empat yang baru pak: pendidikan, kesehatan, perumahan rakyat, dan
kawasan pemukiman ketentraman dan sosial sesuai dengan undang-undang pasal 23.
Kaset 3
KETUA RAPAT:
Silahkan dilanjut,
KETUA RAPAT:
jadi a b c d e ini nanti maksudnya itu yang…
KETUA RAPAT:
Nanti itu yang di breakdown ke batang tubuh ya?
KETUA RAPAT:
Oh ini di batang tubuh ya?
KETUA RAPAT:
Baik, udah cukup ga?
ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN
Belum selesai, nanti saya lanjutkan.
KETUA RAPAT:
Silahkan dilanjut.
KETUA RAPAT:
Pak dirjen, silahkan jawab pertanyaan dari PKS dulu.
KETUA RAPAT:
Oh iya itu maksud saya, pak junaidy, apakah kita setuju untuk pelayanan ini yang kita
tonjolkan bukan kebutuhannya, karna ini kan PNBP, itu maksud pak dirjen
KETUA RAPAT:
Iya silahkan.
KETUA RAPAT:
Baik bu elvi
KETUA RAPAT:
Kalo bisa kita putuskan dulu 4, 5, 6. Kalo kita udah sepakat kita ketok ini, yaa?
KETUA RAPAT:
Baik, karna ini suara dari fraksi, silahkan dari kemenkumham dan ahli Bahasa untuk
menjelaskan ini apakah memungkinkan kita untuk masukan kebutuhan dasar juga selain
pelayanan dasar itu sendiri, sebagai dasar untuk kita melangkah ke pelayanan dasar.
KETUA RAPAT:
Baik dua fraksi ini pak.
KETUA RAPAT:
Silahkan pak dirjen
KETUA RAPAT:
Silahkan silahkan.
KETUA RAPAT:
Baik, kalau sudah begini bisa kita ketuk ya? Setuju semua ya? Baik. Pasal 4 ayat 4, kita
setujui. Kita lanjut ke pasal 4 ayat 5, silahkan.
F-P. GOLKAR (H. MUKHAMAD MISBAKHUN, SE)
Pak mohon izin, bapak pada saat ngomong di setujui itu bapak harus membacakan pak
supaya terekam disini pak, konkrit isinya seperti apa.
KETUA RAPAT:
Baik bu dibaca ulang mulai dari e
SEMUA:
Setuju
KETUA RAPAT:
Baik pasal 4 ayat 4 bisa kita setujui. Lanjut ke ayat 5 silahkan pak dirjen.
KETUA RAPAT:
Ya disesuaikan dengan batang tubuh supaya kuat. Baik, silahkan yang pasal 4 ayat 5.
KETUA RAPAT:
Baik apakah ada komentar atau kita setuju?
KETUA RAPAT:
Baik apakah dapat disetujui?
Kaset 4
KETUA RAPAT:
Apa bisa di tampilkan?
KETUA RAPAT:
Baik, dari pemerintah mengusulkan penjelasannya dimasukan dari pasal 4 ayat 5 tersebut
dimaksud adalah penjelasan bahwa dia aka nada di batang tubuh, apakah bisa kita setujukan
atau bagaimana? Silahkan.
KETUA RAPAT:
Kalo pasal 4 ayat 5, misbakhun pro DPR sekali ini Pro Pemerintah yah? Silahkan, ada
pendapat bu Elvi?
KETUA RAPAT:
Baik PKS, setuju? Kalo setuju kita ketok. Baik ya, pasal 4 ayat 5 sesuai dengan yang ibu
bacakan tadi kita setujui dengan penjelasan pada batang tubuh. Lanjut ke pasal 4 ayat 6.
KETUA RAPAT:
Baik kita setujui pasal 4 ayat 6. (ketok palu) lanjut ke pasal 4 ayat 7.
KETUA RAPAT:
Kita selesaikan sampai pasal 4 ayat 7 ini saja.
KETUA RAPAT:
Gapapa, kalo ga sepakat kita skors. Di bunyikan dulu sama pemerintah, baru kita putuskan.
Silahkan pemerintah.
KETUA RAPAT:
Baik, silahkan argumentasinya. Kalo butuh dukungan fraksi gapapa, disampaikan kita belum
bisa mengambil keputusan, ga masalah. Silahkan golkar dulu.
KETUA RAPAT:
Baik, silahkan ibu Evi.
F-P. DEMOKRAT (EVI ZAINAL ABIDIN, B. Comm)
Terima kaish pimpinan. Saya mungkin disini malah meminta pihak pemerintah melakukan
double check tentang pemenuhan kebutuhan dasar karena seingat saya ada undang undang
menyebutkan bahwa kebutuhan dasar itu adalah sesuatu hal yang wajib yang dipenuhi
pemerintah. Karena itu kita butuh sekali berhati – hati dalam menentukan pasal 4 ayat 7 ini
jika kita mengambil 1 sampel tentang kebutuhan dasar yaitu pendidikan, mungkin agar tidak
melebar ke pembahasan yang lain yang mungkin juga sudah digunakan sebagai sampel oleh
yang lain sodara Misbakhun dari Golkar. Kalau kemudian pemberian BOS itu dianggap
kurang memadai maka yang harus dibenahi adalah besaran anggaran BOSnya bukan
pungutan terhadap penerimanya dan kita juga tidak bisa membandingkan antara sekolah
dasar penerima BOS dengan sekolah swasta penerima BOS tentu sangat berbeda. Karena
Lembaga sekolah swasta dipenuhi sendiri oleh Lembaga tersebut sehingga suatu kewajaran
jika Lembaga tersebut masih melakukan pungutan terhadap santri – santrinya tapi tidak
demikian jika dengan Lembaga Pendidikan yang dikelola oleh negara seperti sekolah negeri
karena mulai dari bangunan, gaji – gajinya dan semuanya sudah dipenuhi oleh pemerintah
melalui anggaran pemerintah. Oleh karena itu saya menyarankan pasal 4 ayat 7 ini akan
memicu berbagai perdebatan dan sekali lagi ketidakhadiran berbagai fraksi dalam rapat siang
hari ini akan sangat mempersulit partai fraksi yang tidak hadir dalam menerima kita
melanjutkan pasal 4 ayat 7. Jadi secara konkret saya mengusulkan agar rapat panja pada siang
hari ini bisa ditunda terlebih dahulu pimpinan. Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Baik, setuju semua?
KETUA RAPAT:
Baik. Ya kalau kita sambung dari belakangnya yaitu pasal 4 ayat 6, secara tegas dikatakan
bahwa pelayanan dasar adalah tanggung jawab pemerintah sesuai undang – undang dasar dan
didukung anggaran sesuai ketentuan perundang – undangan jadi bisa dianggarkan itu di
undang – undang daerah. Nah refer kepada itu maka, ini jadi debat pasal 4 ayat 7 ini yang
kami rasakan kurang full untuk bahas pada hari ini karena hanya ada dari 5 fraksi ini saja.
Jadi daripada nanti kita ketok nanti timbul pertanyaan dari 5 fraksi yang lain, maka kami
menyarankan untuk kita tunda pembahasan ini pada masa siding minggu depan sekali lagi.
KETUA RAPAT:
Presentasi saja kalau bisa pak dirjen atau angka nominalnya saja juga boleh.
KETUA RAPAT:
Iya saya menghitung juga dari pendidikan dan kesehatan ini besar. Ya BPJS saja kita kasih 9
triliun tersendiri itu BPJS dan dana BOS juga lebih besar daripada itu tapi masih juga
pemerintah mengutip 24 triliun ini seharusnya kita buat clear ini.
KETUA RAPAT:
Waktu paparan APBN juga dikasih oleh mereka namun memang tidak rinci hanya dari
pendidikan sekian dari sana sekian
KETUA RAPAT:
Pak Misbakhun nanti ya pak PKS terlebih dahulu. Nanti baru ditimpangi lagi.
KETUA RAPAT:
Silahkan pak, silahkan pak
KETUA RAPAT:
Baik sebelum memberikan closing statement pak dirjen, saya hanya ingin membuka bahwa
semua undang – undang ini titik tolaknya adalah undang – undang dasar 1945 dan Pancasila.
Kalau di undang – undang dasar itu jelas sekali di pembukaan alinea adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa sehingga pemerintah dan negara menjadi penanggung jawab dalam hal
mencerdaskan kehidupan bangsa itu lah karena harus dianggarkan di APBN dan masalahnya
APBN tidak cukup untuk menganggarkan tersebut. Maka itulah PNBP yang seperti ini. Tetapi
di lain pihak jangan juga sampai persoalan seperti yang tadi disampaikan bu Elvia tidak ada
ketidakseimbangan seperti katakanlah kenapa UI bisa 36 juta sekolah di kampung saya tidak
sampai seperti itu dan kalau kita refer kepada universitas – universitas maju di dunia yang
peringkat 1 sampai 15 dunia, itu rata – rata uang sekolahnya setahun 45 ribu dollar nah ini
membuat kita juga harus kedepan yang akan kita berikan layanan masyarakat ini seperti apa.
Jika kita sudah bisa membreakdown layanan seperti apa. Baru nanti kita bisa sepakat dengan
proses pemungutan ini saya rasa nanti kalau bisa dijalankan dahulu pak dirjen bagaimana
proses mencerdaskan kehidupan bangsa ini harus kita berikan pelayanannya sehingga muncul
angka – angka tadi yang disampaikan pemerintah tersebut. Kalau reason why nya jelas saya
kira kita tidak keberatan juga untuk tetap dijalankan proses PNBP atau diperbaiki di beberapa
sector item – item lain. Saya kira demikian karena tanggung jawab mencerdaskan kehidupan
bangsa itu juga bukan berarti terbatas kepada mahasiwa dan pelajar saja tetapi guru dan dosen
juga harus kita berikan pelayanan yang baik agar bisa menghasilkan anak didik yang cerdas.
Silahkan pak dirjen untuk memberikan closing statementnya sebelum kita akhiri.
KETUA RAPAT:
Baik bapak ibu sekalian terima kasih, kita telah menyelesaikan definisi dan penjelasan dan
terpending di pasal 4 ayat 7 dan kita akan segera selesaikan dalam pertemuan selanjutnya
pada minggu depan hari senin mungkin dan kami mengucapkan terima kasih kepada peserta
panja dan pemerintah dan terhadap rekan – rekan serta kehadiran semuanya. Dengan
mengucap syukur alhamburilah maka rapat ini kita tutup dilanjutkan hari senin berikut
minggu depan. wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.