Anda di halaman 1dari 39

JALANNYA RAPAT

KETUA RAPAT (Ir. H. Achmad Hafisz Tohir / Wakil Ketua Komisi XI):
Bismillahirahmanirrahim. Skors saya cabut.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Yang saya hormati, kawan kawan anggota panja RUU PNBP komisi XI dan juga yang saya
hormati, Bp. Dirjen Dan ibu Direktur PNBP, rekan-rekan pemerintah.
Pagi ini kita melanjutkan acara yang tadi malam sudah kita coba bahas dengan beberapa hal
yang sudah mendapatkan kemajuan yang cukup berarti, dan saya kira kita tinggal mengambil
keputusan terhadap definisi dan penjelasannya dan nanti kita minta dibacakan kembali oleh
pak Dirjen, dan setelah itu serahkan kepada anggota panja untuk mendalaminya. Silahkan pak
dirjen, untuk waktu dan tempat kami persilahkan.

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Terimakasih, pada kesempatannya. Bissmillahirahmanirahim. Assalamulaikum
warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahterah untuk kita semua. Melanjutkan pembahasan
semalam, pak pimpinan serta ibu anggota panja, ada dua bahan yang kami bagikan, satu yang
satu halaman, lanjutan dari pasal yang semalam sampai dengan pasal 4 ayat 2, tetapi kita
belum masuk pasal 4 ayat 3, ayat 4 dan 5. Ini mungkin bahan awal untuk kita bisa diskusikan
lanjutan dari semalam. Yang kedua, sesuai dengan pesan dari bapak dan ibu semalam, juga
kita bagikan bahan lanjutan untuk ayat berikutnya pak, bila diijinkan mungkin kami memulai
dari pasal 4 ayat 3 ya pak. Bu saya mohon izin bu Aini untuk bisa membacakan. Terimakasih.

AINI / DIREKTUR PNBP


Makasih, pak dirjen. Yang kami hormati bapak pimpinan, dan anggota panja PNBP dan
rekan-rekan pemerintah. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kami bacakan
usulan RUU pasal 4 ayat 3, pelayanan sebagaimana maksud dalam pasal 4 ayat 1 huruf e
yang terdiri dari pelayanan dasar, dan pelayanan non dasar. Defisi ini: pelayanan dasar
adalah, pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara. Sedangkan
pelayanan non dasar adalah pelayanan public untuk memenuhi kebutuhan di luar kebutuhan
dasar warga negara. Pada pasal penjelasan kami, berikan contoh pelayanan dasar meliputi;
Pendidikan, kesehatan, social, ketentraman, dan ketertiban umum, dan pelindungan
masyarakat. Sedangkan pelayanan non dasar antara lain; penyediaan SIM, Paspor, VISA, dan
sertifikat tanah.
Pasal 4 ayat 4 penyelenggaraan pelayanan dasar merupakan tanggung jawab pemerintah
sesuai undang-undang dasar dengan dukung anggaran, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 4 ayat 5 dalam hal diperlukan untuk memeberikan layanan yang lebih baik, pendanaan
pelayanan dasar dapat juga bersumber dari kontribusi masyarakat, dengan tetap
memperhatikan aspek keadilan dan dampak pengenaan tarif pada masyarakat.
Demikian bapak untuk penuntasan pasal 4, Terimakasih.

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Kami kembalikan ke Pak Ketua

KETUA RAPAT:
baik, sebagaimana paparan tadi, kita mintakan catatan pandangan dari kawan komisi terkait
hal ini apakah kita cukup memahami, atau cukup setuju, atau ada pertimbangan lagi?
Silahkan pak Kardaya.

F-P. GERINDRA (Bapak Dr. Ir. H. KARDAYA WARNIKA, D.E.A.)


Definisi ini sangat penting, kami setuju di bagi atas pelayanan dasar dan pelayanan non dasar.
Tapi, definisinya kalo pelayanan dasar itu ada pelayanan public untuk memenuhi dasar
kebutuhan dasar warga negara, lalu ada pertanyaan berikutnya, kebutuhan dasar warga negara
itu apa? Kalo disebutkannya dalam contoh, artinya itu masih terbuka di luar itu. Karena
contoh kan Cuma sebagian, harus clear ini, jadi yang pelayanan pelayanan dasar atau
kebutuhan dasar warga negara itu apa? Missal; kebutuhan dasar warga negara sebagaimana
tercantum di dalam konstitusi, misalkan. Tapi kalau begini, contohnya Pendidikan, kesehatan,
segala macem, yang berikutnya kedepan nanti mengenai, katakanlah mengenai hak asasi
manusia atau apa, ini tidak bisa. Saya tanya ke bagian hukum perundang-undangan apakah
contoh ini bisa membatasi? Atau sekedar memberikan ilustrasi, ini kan. Kalo sekedar
memberikan ilustrasi tidak selesai sampai disini, harus dikasih yang kebutuhan dasar itu
adalah bla bla bla, baru contohnya ini, itu. Karena kalo misalkan ada orang mengartikan
kebutuhan dasar, itu sering kali papan sandang pangan, itu tiga. Kalo yang ini bukan, ini kan
hanya contoh katanya. Jadi harus clear di dalam pendefinisiannya itu. Saya kita itu yang anu,
mungkin tolong dipikirkan ini kan banyak yang ahli hukum, ahli apa, segala macem,
dimasukan, supaya ini bener bener Batasan, bukan yang dianukan contoh. Makasih.
KETUA RAPAT:
Pak Kardaya, kalo ada usulan konkritnya biar bisa di catat disana.

F-P. GERINDRA (Bapak Dr. Ir. H. KARDAYA WARNIKA, D.E.A.)


Saya belum ada usulan konkrit, mari kita anukan sama-sama. Kalo kayak gini, kalo menurut
saya tidak bisa dipakai sebagai dasar, karena ini pelayanan dasar meliputi Pendidikan,
kesehatan, social, ketentraman, ketertiban umum, perlindungan masyarakat. Kalo seandainya
ada yang lain lagi, misalkan pangan pasuknya mana? disini meliputinya tidak ada pangan,
melainkan orang bisa bilang papan sandang pangan itu adalah kebutuhan dasar. Nah ini yang
jadi jangan ininya tuh sebagai contoh, tapi secara yang batasan yang inilah.

KETUA RAPAT:
Baik

F-P. Gerindra (Bapak Dr. Ir. H. Kardaya Warnika, D.E.A.)


Seperti yang ini nya juga pak, pelayanan non dasar antara lain; bla bla bla. Saya sekali lagi
mengingatkan sebagaimana juga dalam RUU yang lain, yang di komisi ini kalo di dalam
Undang-undang itu kan kita hitam putih, kita strick terhadap itu. Kalo dipake kata antara lain,
artinya ini terbuka selain ini apapun boleh karena ini hanya antara lain. Nah jadi di undang-
undang mungkin ahli hukum dari kementrian bisa, kata-kata antara lain jarang sekali
digunakan di Undang-undang. Kalo di dalam Bahasa oral itu mungkin bisa, tapi di dalam
undang-undang itu harus pasti. Karna ini nantinya repot pelayanan non dasar antara lain ini
ini ini, nah kalo kita tambahkan lagi yang sebetulnya dasar masuk sini misalkan pangan gitu,
bisa ini karena ini baru antara lain. Jadi tolong dimantangkan lah. Terimakasih.

KETUA RAPAT:
Baik nanti pemerintah tolong disiapkan bahan jawabannya, silahkan Pak Misbakhun.

F-P. GOLKAR (H. MUKHAMAD MISBAKHUN, S.E)


Terimakasih pimpinan, yang saya hormati pak Dirjen beserta jajaran. Pak staff ahli dari
kementrian hukum dan HAM. Rekan-rekan komisi XI yang saya hormati. Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi, dan salam sejahterah untuk kita semua. Kemarin
kita tinggal memang dari beberapa definisi yang sudah kira sepakati, memang tinggal
pelayanan dasar ini. Jadi topiknya sebenarnya tidak terlalu banyak, tinggal kalo kita bisa
menyelesaikan definisi dari pelayanan dasar yang kemarin di beberapa pemikiran dan lahir
beberapa argumentasi, kemudian dilakukan pendefinisian ulang, karena kita meminta definisi
ulang waktu semalam kepada pemerintah. Apa pengkategorian yang dimaksud dengan
pelayanan dasar dan non dasar ini menurut saya sudah dalam pembagian yang memadai.
Untuk memberikan pembagian kepada pelayanan apa yang dilakukan pemerintah terhadap
rakyat, terhadap masyarakat yang terkait dengan kebutuhan kebutuhan pelayanan oleh
negara. Yang kita berikan pelayanan itu adalah makna pelayanannya. Pelayanan dan
kebutuhan tentunya berbeda. Pelayanan ini adalah apa yang disediakan oleh negara, rasa
aman dan sebagainya, ketentraman dan sebagainya, kemudian misalnya contoh berkaitan
dengan keamanan, rakyat lapor kepada polisi masalah ketentraman ini adalah rakyat lapor
tidak mungkin bayar kepada polisi. Kemudian berkaitan dengan sosial, orang masuk rumah
sakit kemudian dia menggunakan mekanisme rakyat miskin, dia itu berbeda dengan misalnya
memang negara dalam konteks “weir estate” memang negara harus sandang pangan dan
papan. Tapi negara tidak menggunakan mekanisme negara menyediakan pangan gratis, tidak.
Menyediakan kebutuhan papan gratis juga tidak. Kemudian sandang gratis, tidak. Karena kita
bukan negara yang totaliter komunism, atau totaliter yang kita adalah negara yang didasarkan
pada prinsip-prinsip Pancasila, ke gotong-royongan, dan sebagainya. Negara membutuhkan,
kebutuhan pangan disediakan oleh negara melalui, mekanisme pulok, ada subsidi pangan, ada
subsidi pupuk, kemudian terhadap papan bagaimana? Ada SLPP, ada MPR, ada TAP MPR
dan sebagainya. Maka mengenai sandang bagaimana? Negara memberikan fasilitasi
kemudahan impor dan sebagainya. Itu berbeda pengertian kebutuhan dengan pelayanan. Itu
sangat mendasar. Jadi kalo dalam pemahaman kami, memang kalo disebutkan seperti ini, ini
memenuhi aspek aspek pelayanan dasar itu. Pelayanan dasar adalah pelayanan publik untuk
memenuhi kebutuhan dasar warga negara. Dan ini adalah definisi yang sangat simple,
sederhana, tapi bisa mempunyai makna yang sangat mendasar, dan mendalam dari sebuah
pendefinisian mengenai pelayanan yang harus disediakan oleh negara. Kemudian pelayanan
non dasar, adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan diluar dasar kebutuhan
warga negara. Kemudian memang tadi saya agak setuju dengan yang disampaikan Pak
Kardaya “pelayanan dasar antara lain”, sementara kalimat antara lain ini memang harus kita
ganti, misalnya meliputi. Tapi ini kan semuanya adalah penjelasan, jadi tidak mengikat secara
kusus terhadap pendefinisian. Ini adalah, diantara lain meliputi juga bisa dan pelayanan yang
lain supaya bisa, tidak terjebak pada pelayanan ini saja yang ada di negara. Misalnya, kalo
kita mau memasukkan diantara lain ada pelayanan KUA, terus kemudian pelayanan dasar ini
meliputi Pendidikan, kesehatan dan sebagainya, kependudukan juga bisa, yang kita
masukkan. Kependudukan itu meliputi apa saja, kartu keluarga, KTP, sekarang apalagi ada
KTP anak, dan sebagainya. Nah kalo menurut saya, penjelasannya terlalu simple, dari sebuah
definisi yang sudah mengena ini, kalo menurut saya kurang luas. Penjelasannya menurut
saya, aspek-aspek yang ada di penjelasan ini harus lebih bisa menangkap esensi filosofi dari
pelayanan dasar itu. Karena apa? Penjelasan ini lah nanti, kita maknai, karna apa? Sekarang
sudah tidak mempunyai makna legal binding di penjelasan, sehingga penjelasan itu bisa
kemudian kita mempunyai ruang yang lebar untuk bisa memberikan penjelasan yang lebih
luas. Itu terkait dengan definisi. Bagaimanapun juga, undang-undang PNBP ini terkait
pelayanan dasar dan non dasar ini mempunyai efek terhadap penerimaan negara bukan pajak
sangat penting, sehingga kita kategori pelayanan dasar dan non dasar ini sangat penting untuk
kita definisikan. Dan kami dari fraksi partai golkar menyetujui dan memberikan pendapat,
menerima apa definisi yang diberikan oleh pemerintah memang Cuma penjelasaannya itu
yang kurang diberikan ruang yang lebih luas sehingga pemerintah sebenarnya punya ruang
gerak yang lebih banyak di penjelasan itu. Terimakasih.

KETUA RAPAT:
Baik , dicatat yah pak pemerintah. Silahkan pak Andreas.

F-P. PDIP (Ir. ANDREAS EDDY SUSETYO, MM)


Pertama, adalah untuk memudahkan kita coba lihat yang kalau saya tidak salah ingat itu, ada
Undang-undang 23 tahun 2018 mengenai pemerintah daerah, nah itu juga sebetulnya itu baru
ya mengenai pemerintah dasar, itu gimana coba bunyinya, jadi kan kita bisa membuat nama
yang baru, tapi setidaknya kan ada disebutkan disitu, kalo saya tidak salah ingat, karena
Bappenas waktu itu menyatakan, tetapi disitu lingkupnya, apakah lingkupnya itu sesuai
dengan yang menjadi objek PNBP kita gitu loh. Kalo definisinya, iya. Tapi apakah definisi itu
nanti tidak diartikan hanya menyangkup itu. Nah itu yang saya ingin perjelaskan lagi. Kita ini
membuat definisi yang ada kaitannya dengan objek PNBP ini, saya kita demikian pimpinan.
Terimakasih.

KETUA RAPAT:
Baik dari PPP, Bu Evi
F-P. DEMOKRAT (EVI ZAINAL ABIDIN, B. Comm)
Terimakasih, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Mengenai pembahasan di pasal
4 ayat 3 ini, di definisi seperti juga yang lain memang kita perlu berhati-hati pada saat
mendefinisikan pelayanan dasar. Menggarisbawahi apa yang sudah disampaikan oleh saudara
saya Bapak Misbakhun, bahwa pelayanan dan kebutuhan adalah sesuatu yang berbeda jangan
sampai kita terjebak untuk membuat suatu definisi yang kemudian seolah-olah nantinya itu
bisa di persepsikan atau bisa diartikan bahwa pelayanan dasar itu nantinya adalah segala
sesuatu kebutuhan yang menyangkut hajat hidup masyarakat yang harus dipenuhi oleh
negara. Jadi, untuk menghindari kerancuhan ini memang, kita butuh untuk memperdalam lagi
agar sesuatu yang teriki, atau sepertinya sederhana tapi sangat sangat rancu ini bisa lebih
ditemukan kata-kata yang pas untuk definisinya. Dan juga saya sepakat dengan bapak
Kardaya, jangan sampai penjelasan pada perbaikan ini mempersempit dari arti pelayanan
dasar itu sendiri. Jadi, sama seperti juga teman-teman yang lain saya disini juga masih dalam
proses komunikasi dengan pimpinan kami, karna kami juga diminta untuk tidak beranjak
pada pembahasan ini sebelum ini clear dan bisa disepakati dengan baik. Terimakasih.

KETUA RAPAT:
Baik dari PKB silahkan Ibu Nur hayati

F-PKB. (NUR CHAYATI, SH)


Terima kasih, sebelumnya assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Yang saya hormati
bapak dirjen dan ibu direktur beserta rekan rekan dan pimpinan komisi XI. Mengenai pasal 4
ayat 3 ini terlbih tentang pembahasna yang mungkin dari kemarin kita selalu apa ya berwanti
– wanti disini bahwa pelayanan dasar ini memang harus mungkin membutuhkan waktgu lebih
lama kita duduk bareng bersama menurut pendapat saya bahwa itu memang benar apa yang
dikatakan pak karda harus diperjelas tentang penjelasan pelayanan dasar jadi tidak hanya
sekadar Pendidikan, sosial ketentraman dan lain-lain. Setuju saya dengan definisinya bahwa
pelayanan dasar adalah pelayanan public untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara,
tapi harus dijelaskan lagi tentang kebutuhan warga negara itu. Itu saja, terimakasih Pimpinan.

KETUA RAPAT:
Baik, PKS.
F-PKS (Ir. H.A. JUNAIDI AULY, MM)
Baik, terimakasih pimpinan. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pimpinan dan
anggota panja RUU PNBP yang saya hormati. Bapak dirjen beserta jajaran, dan bapak dan
ibu dari kemenkumham yang kami hormati. Saya sepakat dengan teman teman yang lain,
bahwa dari segi definisi kita sepakat dengan apa yang sudah kami sampaikan, hanya dari sisi
penjelasan yang menurut saya perlu dijelaskan kembali, hanya sedikit yang kami sayangkan
adalah bahwa penjelasan ini sebenarnya sudah berkali kali, dan tentu saja mestinya pihak
pemerintah juga sudah selesai, karna memang ada dari kementerian hukum dan HAM, dan
kemudian perlu harmonisasi Undang-undang yang lain. Seperti yang disampaikan oleh pak
andreas, juga mengutip Undang-undang nomor 23, tentang pemerintahan daerah. Jadi
semestinya sudah tuntas, karena memang sudah lengkam, dari Kemenkumham, dan juga
praktek-praktek terkait dengan ini sudah ada, hanya kita ingin memperdalam, bahwa khusus
nya terkait dengan pelayanan dasar yang menurut saya ini harus segera dicermati. Karena dari
awal, mondar mandirnya ini terus. Definisi sudah ketemu, sekarang penjelasannya, jadi
menurut saya ini semua harus dituntaskan, harus segera jelas, supaya tidak ada ‘miss’ lagi,
karna memang nantinya kita akan memberlakukan RUU PNBP ini yang juga punya
keberpihakan dengan masyarakat, punya keberpihakan dengan dunia usaha supaya tidak juga
membuat dunia usaha menjadi lesu dan sebagainya. Jadi prinsip-prinsip seperti ini lah yang
kami ingin kedepankan dalam pembahasan RUU PNBP, jadi saya sepakat pimpinan, bahwa
definisi kita OK, hanya dari sisi penjelasan yang betul-betul harus segera tuntas supaya juga
tidak berulang-ulang kita muter-muter lagi-lagi kesini-sini lagi. Makasih Pimpinan.
Assalamualaikum wrahmatullahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:
Silahkan bu Elviana.

F-PPP (Dra. ELVIANA, M.Si)


Makasih Pimpinan. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bapak Dirjen yang saya
hormati. Kalau bunyi pasalnya, sejak tadi malam kan kita sudah setuju, pelayanan dasar dan
ada juga pelayanan non dasar. Usul kami dari PPP, definisinya itu kalo kita belum bisa
menjelaskan dengan baik, kita bisa mencari atau mengkopi definisi yang sudah pernah
muncul di Undang-undang sebelumnya. Seperti Undang-undang nomor 23 tahun 2014
misalnya, jadi sudah ada disitu, apa apa yang dimaksud dengan pelayanan dasar. Kalo ini
yang kita pakai, kita harus juga lompat pemikirannya bahwa ternyata yang ini diluar 5
lembaga yang tidak ingin dikonsentrasikan. Sementara PNBP kan memungut hal-hal yang
dikelolah oleh Pemerintah Pusat. Jadi intinya Pimpinan, terhadap yang dimaksud pelayanan
dalam pasal 4 ayat 3, terdiri darinya kami dari PPP setuju. Tapi definisinya kami usulkan,
kalau tidak bisa menemukan yang lebih baik, ya diambil yang tercantum dalam Undang-
Undang sebelumnya. Terus usul lain, kalau boleh, sebenarnya kami sudah berpikir dengan
banyaknya kami memberikan pendapat tadi malam, pagi ini tidak seperti ini lagi munculnya,
seperti itu. Jadi nantinya lambat, kami juga ingin cepat Pak Dirjen, ada Undang-Undang RUU
KUP yang sudah masuk, tapi orang-orangnya pasti ini juga. Terutama dari PPP saya dan Pak
Amir juga, tapi kan sedikit disitu. Mungkin bisa jadi kita bawa ke tingkat Menteri, Pimpinan,
kalau repot mengurusi ini gitu. Terimakasih Pimpinan. Assalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:
Silahkan ada yang mau menambahkan pak?

F-P. GERINDRA (Dr. Ir. H. KARDAYA WARNIKA, D.E.A.)


Tadi pimpinan meminta saya, untuk menyampaikan usulannya. Gini, kita bikin definisi,
definisinya sudah bagus tapi perlu penjelasan, penjelasan dari kata kata yang harus dijelaskan
di dalam definisi, yang dijelaskannya itu bukan pelayanan dasar, karena pelayanan dasar
sudah dimasukkan di dalam definisi. Definisi mengatakan, pelayanan dasar adalah pelayanan
publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara, jadi pertanyaan ku apa yang disebut
kebutuhan dasar itu? Kebutuhan dasar itu kalo saya buka di google, udah standar, saya kasih
contoh nanti ibu Aini bisa cari disitu, itu disebutkan kebutuhan dasar itu Bahasa kerennya itu
Basic Need, itu disebutkan disitu, Basic Need adalah Program that furnish survival level
resources including food, housing, material goods, transportation, and temporary financial
assistance for low and fixed-incom. Lalu in between untuk orang tua, untuk orang cacat, dan
segala macam. Itu kebutuhan dasar dari warga negara, jadi dijelaskan disitu, dan
penjelasannya itu sesuai dengan norma yang ada, bukan di penjelasannya itu lain. Kan
kebutuhan dasar itu, terjemahan dari basic needs. Jadi kalau menurut saya, masukan saja
pengertian yang sudah, yang secara umum, secara akademik sudah diterima. Jadi kebutuhan
untuk mengurusi orang tua juga ada, di Konstitusi nya juga ada. Ini persis dengan Undang-
undang dasar yang ada di Google ini, walaupun Bahasa inggris, apa apa yang ada di undang-
undang dasar kita itu ada disini. Jadi kalo menurut saya itu lah, jadi yang perlu dijelaskan itu
sekali lagi, bukan pelayanan publiknya, pelayanan publik itu definisi untuk memenuhi
kebutuhan dasar, di dalam penjelasan yang dimaksud dengan kebutuhan dasar adalah bla bla
bla seperti itu. Kalau itu, sudah bisa setuju saya, karena sudah sesuai dengan norma-norma
yang secara sudah internasional sudah bisa diterima. Kita tidak usah bikin Basic Need yang
khusus tersendiri. Terimakasih.

KETUA RAPAT:
Silahkan Bapak Misbakhun.

F-P. GOLKAR (H. MUKHAMAD MISBAKHUN, SE)


Saya mengerti apa yang maksud disampaikan oleh pak kardaya tadi. Pelayanan dasar
memang kalau kita kembali pada pengertian kebutuhan dasar, ya betul kebutuhan dasar is
Basic Need. Tapi ini adalah konstektual dalam rangka pelayanan dasar, kebutuhan dasar itu,
menurut saya supaya tidak menimbulkan confusing atau kebingungan terhadap kebutuhan
dasar yang dimaksud di dalam tern ini, kalo menurut saya pelayanan dasar adalah pelayanan
publik untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dasar warga negara. Berikan kalimat pelayanan
lagi. Saya mengerti, kalo menurut saya yang dimaksud disini adalah kebutuhan dasar itu
kebutuhan atas pelayanannya, bukan atas kebutuhan. Kalo yang disampaikan Pak Kardaya
benar.

F-P. GERINDRA (Dr. Ir. H. KARDAYA WARNIKA, D.E.A.)


Intrupsi pimpinan, saya keberatan kalau tanggapan dari fraksi saya lalu dikomentari itu.
Silahkan menyampaikan pandangannya sendiri, tetapi sebagai ini kita masing-masing
mempunyai suatu hak yang diatur bahwa kita tidak bisa, kita ini berdiskusi dengan
pemerintah dan melalui ini tidak bisa pandangan dari fraksi lain di komentari, itu aja.
Makasih.

KETUA RAPAT:
Silahkan pak misbakun.

F-P. GOLKAR (H. MUKHAMAD MISBAKHUN, SE)


Kalo saya, kalo dasarnya adalah kebutuhan dasar itu, ini adalah konteksnya adalah konteks
kebutuhan pelayanan, bukan Basic Need itu. Jadi kalau kita memahami secara kontekstual,
ini adalah kalimat kebutuhan dasar itu, adalah kebutuhan atas pelayanan dasar masyarakat
warga negara. Kami memberikan pandangan, seperti itu. Mudah mudahan pandangan ini juga
sebagai bahan diskusi kita semua, kebutuhan ini, karena apa tadi sebenarnya semalam sama
yang disampaikan oleh ibu elviana, semalam ini kan kita tinggal masalah satu pasal 4b ini
aja, dan kemudian penjelasannya. Penjelasan memang harus lebih memberikan ruang yang
lebih luas dan lebih fleksibel kepada pemerintah, dan sebenarnya ruang yang luas ini bisa
dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pemerintah, terimakasih.

KETUA RAPAT:
Ada yang ingin menambahkan kembali? Silahkan pak Anderas.
Kaset 2
F-PDI-P (Ir. ANDREAS EDDY SUSETYO, MM)
Saya kira, kita ini mempunyai misi yang sama, yaitu kita memang ingin menyelesaikan
undang undang ini sejak tadi. Tetapi dengan tepat, nah ini jangan sampai kita membuat
undang-undang asal membuat undang-undang, yang nantinya malah menimbulkan masalah.
Saya kira ini kesamaan tujuan ini harusnya menjadi pedoman kita semua. Memang, ini akan
lebih mudah. Di dua undang undang sebelumnya itu, preferensi itu diambil. Jadi kalau
misalkan, kita ngambil undang undang 23 tahun 2014, itu jelas disebutkan pelayanan dasar
tapi kalau mau dikutip ya dikutip semuanya dan kemudian ini kan dipenjelasannya hanya
dikutip sebagian, padahal tinggal kita sepakan tidak dengan ini karena disebutkan disana
bahwa yang termasuk pelayanan dasar itu adalah meliputi pendidikan, kesehatan, pekerjaan
umum, dan penataan ruang terus kemudian perumahaan rakyat dan kawasan pemukiman,
ketentraman, keamanan, perlindungan umum, dan keadilan sosial. Itu undang – undangnya
jelas bisa ditayangkan itu undang – undang no 23 tahun 2014 bahkan disitu disebutkan ada
ketentuan kewajiban pemerintah yang pilihan termasuk kelautan pilihan apakah kita akan
berdasar pada itu? Jadi ini pointnya karena ini undang – undang mengenai itu yang terbaru.
Makanya saya mengatakan kalau sudah ada itu, kita review ini jadi waktu membuat undang –
undang ini mereka sudah melakukan perdebatan sengit. Jadi tinggal apakah ini dengan tujuan
PNBP masih selaras? Atau ada hal yang perlu ditambahkan. Dengan demikian masing –
masing lebih terarah. Jadi kalau saya cek ini yang terakhir undang – undang 2014 terkait
pelayanan dasar. Jadi ini sebetulnya bisa dipakai referensi awal kita dalam pembahasan.
Demikian pimpinan. Terima kasih.
F-P. GERINDRA (Dr. Ir. H. KARDAYA WARNIKA, D.E.A.)
Pimpinan, interupsi sedikit. Saya minta dari kementrian hukum dan HAM untuk memberikan
pandangan mengenai penjelasanya ini supaya clear prinsipnya yang mana yang diatur dalam
penjelasan ini supaya hasil dari rancangan ini akan baik karena ujung – ujungnya nanti akan
diperiksa juga oleh kementrian hukum dan HAM untuk sinkronisasinya. Kami mengharapkan
ada pandangan dari kementrian.

KETUA RAPAT:
Baik sebelum kembali ke pemerintah, kita bergulat di penjelasan defines tersebut. Saya kira
kita sudah tamat SMA semua bahwa ada salah satu teori Abraham Maslow yang dimana ia
mendefinisikan pelayanan dasar dan non dasar itu ada lima hal. Kalau kita mengacu kepada
sana maka kebutuhan - kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum
kebutuhan kebutuhan lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi. Jadi ada pelayanan dasar dan
pelayanan non dasar yang kalau kita lihat dari sana dari tingkat 5 kebutuhan tersebut ada
kebutuhan fisiologis yang paling bawah lalu naik kebutuhan keamanan akan rasa aman itu
masuk pelayanan keamanan. Kemudian kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih saying itu
bisa masuk ke family masuk dalam pelayanan lingkungan. Kemudian masuk kepada
kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri. Jadi 2, 3, 4, dan 5 ini sudah masuk kepada
diatas beyond kebutuhan dasar. Bisa mengacu kepada hal tersebut jika ingin dilihat supaya
bisa lebih detail. Pelayanan dasar meliputi fisiologis lalu pelayanan non dasar meliputi
kebutuhan kenyamanan dan seterusnya yang tadi saya sampaikan ada 5 hal. Yang itu juga
dijadikan dasar undang – undang di Amerika Serikat untuk pelayanan dasar publik. Silahkan
pemerintah memberikan pandangan dari hal yang tadi diperdalami.

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Terima kasih pak ketua. Bapak dan Ibu anggota panja, dari yang disampaikan bapak dan ibu
sekalian mungkin dapat saya sampaikan tanggapan. Satu, definisi tadi sempat disinggung Pak
Andreas, bahwa definisi ini pelayanan dasar mengambil undang – undang pemda no 23 tahun
2014. Disitu persis sama jadi kita tidak ambil yang lain pakai undang – undang yang update
yaitu 2014. Pelayanan dasar yaitu pelayan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga
negara. Jadi ini kita mengambil sesuai dengan ini. Kita pakai kebutuhan disini tapi
sebenarnya bisa dimodified sesuai PNBP karena kebutuhan dan pelayanan bisa berbeda.
Kebutuhan bisa makanan tapi pelayanan bukan makanan. Mungkin kita bisa modified karena
PNBP itu services menjadi memenuhi pelayanan dasar warga negara itu usul kami satu.
Kalau diskusi kemarin kalau kita mengquote sesuai dengan undang – undang yang lain itu
dimungkinkan untuk dimodified sesuai dengan kondisi aktual dan substansi itu kami coba
tawarkan. Kedua, kami tambahkan disini juga apa itu pelayanan dasar

KETUA RAPAT:
Pak dirjen saya usul langsung masukan saja jadi kita langsung mengquote pak biar kita
sepakat

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Iya pak saya komen dahulu supaya nanti kalau bapak dan ibu setuju baru kita bungkus pak.
Jadi satu tadi definisi ada dasar hukumnya dan mau ga kita modified kebutuhan jadi
pelayanan sedikit kita sesuaikan dengan kebutuhan. Disini pelayanan dasar ada
breakdownnya pak ada pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan rakyat. Ini sama
dengan di penjelasan. Jika bapak dan ibu setuju, kita masukan ke ayat 4 batang tubuhnya.
Tapi kita cek ulang apakah pekerjaan umum dan perumahan rakyat perlu disini. Sebab
mungkin ini terkait dengan IMB itu sudah agak lebih tinggi levelnya menengah. Ini catatan
kami bahwa misalnya bisa ambil modified di ayat 3 diselipkan pendidikan, kesehatan,
perumahan rakyat dan kemudian yang e dan f dengan mengeliminasi yang untuk point c itu
bapak dan ibu sekalian. Kami langsung mengusulkan itu masuk langsung pasal 4 ayat 4.
Kemudian dibawah ini ada pelayanan non dasar diluar daripada dasar tadi.

F-P. DEMOKRAT (EVI ZAINAL ABIDIN, B. Comm)


Mohon izin interupsi sebentar, pimpinan. Sebelum dilanjutkan pak dirjen, karena terkait pasal
12 ini menarik karna sudah terurai. Di pekerjaan umum dan penataan ruang, definisi dari
pekerjaan umum ini nanti yang perlu di clear kan, karena pekerjaan umum itu apakah
meliputi jalan sanitasi jembatan, seperti itu. Itu yang perlu di clear kan. Kalo yang c itu, kami
bisa mendapat gambarannya kalo itu sebagai pelayanan dasarnya, namun sepakat dengan
yang disampikan pak dirjen, rumah rakyat dan kawasan pemukiman ini yang kami ada
keraguan untuk itu masuk ke dalam itu, terimakasih.

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Yak lanjutkan dulu, konkrit, biar kita bisa maju. Jadi ini bias kita masukkan ke pasal 4 ayat 3,
rincian ini modify, kalo memang sepakat, kami usulkan yang poin c itu di eliminasi dan kita
eleminasi ini kita bias pindahkan ke poin, tambahkan pangan di bawahnya. Ini misalnya. Tapi
ini kitapun harus kita cek juga yang non pangan ini, itu menjadi pasal 4 ayat 4. Sehingga
dengan demikian tadi, definisi oke, tapi kemudian eleborasi yang lebih jelas yang diminta
masukkan dalam batang tubuh. Izin sekali lagi pak, kemudian dari sini kita slip dua poin ini
menjadi ayat baru, di dalam bahan yang tadi kami bagikan, nah ini menggantikan pasal 4 ayat
4 sekarang ini, ini kita turunkan pasal 4 ayat 4 nya menjadi ada dua ayat lagi yang kita
tambahkan tadi rincian yang pelayanan dasar, dan rincian pelayanan non dasar. Itu ayat 4 dan
ayat 5. Ayat 4 yang sekarang ini kita jadikan ayat 6, dan ayat lainnya diturunkan. Jadi kita
mempertajam, memprkuat dan memperjelas. Sesuai dengan yang diusulkan dengan bapak ibu
sekalian. Ini yang mungkin kami sampaikan. Sekian bapak pimpinan.

KETUA RAPAT:
Silahkan pak misbakhun dulu abis pak andreas.

F-P. GOLKAR (H. MUKHAMAD MISBAKHUN, SE)


Tawaran yang ditawarkan pak dirjen tadi di konkritkan, di masukkan ditawaran kita pak.
Langsung di masukkan di pasal sebagian dari pasal 12 tadi di naikkan ke pasal 4 ayat 3, dan
sebagaian lagi ke pasal 4 ayat 4. Terus kemudian masuk ke 5 dan 6 kan? Kalo menurutku di
konkritkan saja pak, sehingga tidak melompat dari 4 ke 12. Jadi akhirnya runtun, dari 4 ayat
3, 4 ayat 4, ke 5 dan ke 6. Jadi langsung di konkritkan itu sebagai bentuk tawaran terhadap
apa yang disampaikan oleh teman-teman tadi. Kemudian saya ingin juga, diperkuat lagi tadi
yang disampaikan bu evi tadi mengenai pekerjaan umum. Pekerjaan umum itu definisi
pekerjaan umum itu pasuk ke pasal 1 mengenai yang umumnya, itu akan seperti apa?
Di pasal 12 tadi ada pekerjaan umum dan tata ruang / penataan ruang. Itu definisinya aja, ini
yang harus kita berikan penjelasan. Tapi kalo di pasal 1 nya di perngertian umumnya sudah
masuk semua, menurut saya sudah selesai. Terus saya juga ingin menyampaikan, sebenarnya
nanti saya minta tim pemerintah sinkronisasi dan harmonisasinya ini kan, kalo menurut saya
ini adopsi dari undang-undang 23 tahun 2014, mengenai ini kan ini adopsi dari situ, tadi saya
ingin menyampaikan apa yang disampaikan pak andreas cukup menarik, yaitu ini diskusi pak,
saya tidak ingin mengoreksi siapa siapa. Kalo dari term, dari sisi pandang penerimaan negara
apakah adopsi ni adalah adopsi penuh atau kita membuat leg specialist, itu aja pak terhadap
norma nya. Karena kalo menurut saya, begitu kita berbicara dengan pemerintahan daerah itu
akan menjadi leg generalist, leg specialist kan tentu di sisi penerimaan, kita bisa mengatur
lebih detail disana. Saya ingin menguatkan apa yang di bicarakan oleh pak andreas tadi.
Apakah kita dari sudut penerimaan negara itu bisa membuat penerimaan negara bukan pajak,
apakah kita membuat leg specialist nya untuk mengatur lebih khusus, dan tentu kita ini harus
menguatkan pak, karna di hadapan kita ini adalah pemerintah, sinkroniasaisi dan harmonisasi
dari struktur undang-undang iyang ada, di kaitkan dengan sisi undang-undang penerima
bukan pajak ini yang kita sedang susun ini, menurut saya penguatan bahan referensinya
ditambah lagi pak. Itu saja yang bisa saya sampaikan pak, terimakasih.

KETUA RAPAT:
Baik pak andreas silahkan

F-PDI-P (Ir. ANDREAS EDDY SUSETYO, MM)


Saya sebenarnya ingin mempertajam yang di sampaikan oleh pak dirjen, karna ini hal yang
kritis, dan ini sebaiknya dari kementrian hukum dan ham untuk mempertegas ini, karena
poinnya adalah memang kita dalam definisi segala macam itu boleh, untuk membuat nama
baru. Tetapi apakah diperbolehkan undang-undang yang menyangkut, kita ini berbicara
mengenai penerimaan negara. Tetapi undang-undang yang menyangkut urusan
kepemerintahan, karena ini kan bentuknya pelayanan, disitu kan dikatakan pemerintah wajib,
ditegaskan disitu. Karena, ini urusan kepemerintahan, dan memang akhirnya pertanyaannya
menjadi yang disampaikan oleh pak misbakhun, ini generalist atau leg specialist? Ini yang
kita minta betul-betul dari kementrian hukum supaya sinkronisasinya ini harmonisasinya ini
benar-benar ada. Sampai sejauh mana, penerimaan negara bisa mengatur, karna ini sudah
menjadi kewenangan yang sudah disepakati dengan pemerintah pusat dan daerah. Dan
mengenai bentuk yang menjadi pelayanan dasar itu sudah disebutkan, kalau itu wajib untuk
dipenuhi olebh pemerintah. Ini kan istilahnya itu ujungnya bisa panjang, nah itu sebetulnya
ini kita minta penjelasan dengan pemerintah, pada saat harmonisasi bagaimana? Mengenai
hal ini, kita memang bisa masukin saja, tapi apakah istilahnya itu tata hukumnya? Karena
gini, konsekuensinya bisa panjang karena nanti menyangkut PNBP ini adalah, penerimaan
yang menjadi hak pemerintah pusat. Padahal, di dalam undang-undang disebutkan, hak yang
pemerintah pusat itu apa saja itu ada disini. Jadi itu yang akan menjadi, kalo kita ikuti,
konsekuensinya akan panjang, jadi memang akhirnya kita masih sepakat ini akan menjadi leg
specialist terhadap undang-undang yang ada dan seterusnya. Ini yang saya minta diamati
dengan kementrian hukum ham, mengenai konsekuensi kita mengambil ini. Saya kira sekian,
terimakasih.
F-P. GERINDRA (Dr. Ir. H. KARDAYA WARNIKA, D.E.A.)
Pimpinan. Mohon ditayangkan definisinya dulu jadi seperti apa? Yang tadi sudah dirubah-
rubah iti jadi seperti apa definisinya akhirnya. Pelayanan dasar adalah pelayanan public untuk
memenuhi pelayanan dasar. Saya kira, saya bukan orang dari Sumatera yang berbahasa
Indonesia dengan baik. Secara Bahasa Indonesia, apakah ini pantas? Disebut sebagai
definisi? Ini bagaimana jadinya ini definisinya? Kalau sudah selesai definisinya baru kita
berikan penjelasannya. Kalau definisinya begini, kayaknya bagi kita bukan definisi, karena
ini bolak balik aja. Makasih.

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Pak ketua izin.

KETUA RAPAT:
Silahkahkan.

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Ada dua hal yang mungkin nanti kita coba tanggapi, yang pertama dari pak andreas yang
masalah hukum.

F-PDI-P (Ir. ANDREAS EDDY SUSETYO, MM)


Oh saya pikir, saya belum selesai kalau begitu.

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Oh sebentar pak, nanti bapak tambahin lagi.

F-PDI-P (Ir. ANDREAS EDDY SUSETYO, MM)


Oh oke silahkan

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Satu yang masalah hukum tadi, tolong ditanyakan kepada pak andreas pak yunan. Yang kedua
yang pertanyaan pak kardaya, kan tadi sampaikan ini aslinya kebutuhan apakah yang mau
alternatifnya kita ganti degan pelayanan, ini kita tawarkan pak. Kemudian untuk
menyambung itu saya ingin tanggapan dari ahli Bahasa juga pak. Izin pak ketua, pak yunan
akan menyampaikan.
YUNAN / KEMENKUMHAM
Terimakasih pimpinan. Yang pertama bahwa tadi soal penjelasan sudah clear, tapi saya ulangi
sebentar bahwa penjelasan memang tafsir resmi dari ayat yang diterangkan, karena memang
tidak boleh mendistorsi atau apalagi menjadi norma. Antara lain memang itu dibenarkan
dalam undang-undang 12 itu, memberikan conrtoh dalam memperjelas pasal atau ayat yang
dijelaskan itu. Kemudian, yang kedua adalah bahwa memang kemarin juga sudah disebutkan
bisa memuat ketentuan umum yang ada dalam suatu pertaran perundangan, bisa dengan
persis apalagi dengan peraturan dari fraksinya atau terhadap undang-undang lain yang punya
kebutuhan khusus. Sesuai dengan perkataan pak andreas bahwa oleh karena itu di kita dalam
hal ini pemerintah akan mematok dari undang-undang nomor 23, bahwa apa yang di
definisikan ini bisa merubah pada konten elaborasinya karena ini dihubungkan dengan
konteksnya. Karena di undang-undang 23 bicara soal konkuren, dalam menguraikan
konkuren. Nah maka oleh karena itu, secara khusus dengan menggunakan template yang ada
23 itu, elaborasi itu tentu di kontekskan juga dengan undang-undang PNBP yang mengurus
urusan pemerintah pusat. Jadi ini memang berbeda ini khusus kepada hal hal yang terkait
yang menjadi lingkup dari undang-undang PNBP. Oleh karena itu, memang bisa
dialternatifkan menjadi bahwa di pasal 4 ayat 3 itu menyebutkan ada jenisnya, kemudian
pada pasal 4 ayat 4 saat itu sudah bisa disebutkan dari salah satu elaborasi disesuaikan
dengan lingkup, dan ini khusus terhadap perlakuannya terhadap PNBP. Demikian juga
kepada pelayanan non dasar, seperti yang sudah diterangkan oleh bapak dirjen. Sementara
seperti itu.

KETUA RAPAT:
Diizinkan untuk ibu ahli Bahasa.

EBAH / AHLI BAHASA


Baik, pimpinan dan anggota yang terhormat. Sebetulnya emang kalo dari segi pendefinisian
lebih tepat yang tadi, karena kalo yang ini, yang sebelum diganti pelayanan seperti yang
sudah disampaikan pak kardaya, kami ini menyebutkan dalam ahli Bahasa adalah definisi
yang muter muter bolak balik, jadi pelayanan adalah pelayanan untuk memenuhi pelayanan,
jadi kapan sampainya? Dari segi definisi, lebih tepat kembali ke asal, tanpa ada kata
pelayanan lagi, karena kalo begitu akan terus muter seperti itu. Terima kasih.
F-P. GERINDRA (Dr. Ir. H. KARDAYA WARNIKA, D.E.A.)
Saya tanya kementrian hukum dan ham, kalau definisnya katakanlah yang terakhir ini disebut
secara istilah ahli bahasa definisi bulat maka lebih bagus yang pertama nah itu kan yang
pertama clear adalah pelayanan publik. Jadi pelayanan publik adalah pelayanan yang
dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasar. Permasalahanya ini kan kita
tuntaskan di dalam penjelasan itu kebutuhan dasar itu meliputi yang ini pasal 12 dan kalau
perlu ada contoh undang - undang no 23 ya kita pakai referensinya tapi jangan geser geser
agak tidak repot jadi itu yang sudah diterima. Tapi pertanyaan saya sekarang ke kementrian
hukum dan HAM apakah bisa yang dijelaskanya itu karena yang di dalam frasa batang
tubuhnya itu ada kata kata kebutuhan dasar jadi yang dijelaskan itu adalah pengertian dari
yang dimaksud kebutuhan dasar itu apa gitu kalau menurut saya begiotu solusinya.

YUNAN / KEMENKUMHAM
Mohon izin pimpinan, kita bahwa memang ada alternatif dalam hal ini bisa menuangkanya
dalam penjelasan atau dielaborasi. Tapi dari struktur ayat pasal yang sudah kita buat dari atas
dengan sistem regulasi mulai dari a b c sampai pelayanan ini kita menggunakan tabulasi.
Lazimnya pola yang kita gunakan ini oleh peraturan perundang – undangan yang lain itu juga
sama polanya jadi tidak menyatu di dalam penjelasan jadi lebih jelas menyatukanya di dalam
breakdown batang tubuh nah disitu biasanya ada dua pilihan biasanya yang pertama adalah
limitatif yang kedua adalah bisa memberikan ruang jadi rumusan.

F-P. GERINDRA (Dr. Ir. H. KARDAYA WARNIKA, D.E.A.)


Mungkin pertanyaan saya yang salah, atau tidak jelas karena di dalam batang tubuh itu ada
kata kata pelayana dasar dan kata kata kebutuhan dasar itu kan pelayanan dasar adalah
elayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat atau apa nah pertanyaan saya,
bisa tidak nanti yang berikutnya itu apakah yang dibawahnya yang fraksinya dimaksud
kebutuhan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat ini adalah bisa ga? Bukan yang dijelaskan
atau yang diturunkannya itu bukan yang dimaksud pelayanan dasar, tapi yang dimaksud
kebutuhan dasar dimaksud ayat ini adalah bla bla bla secara legal bisa ga?

YUNAN / KEMENKUMHAM
Saya kira pak yang disebutkan yang ditentukan di dalam pasal struktur tadi adalah justru
pelayanan dasarnya itu lah yang harus lebih diperjelas apa sesungguhnya isi dari pelayanan
dasar itu bukan kebutuhan dasar karena itu hanya tentu menerangkan pelayanannya itu seperti
itu jadi ya itu bisa meliputi seperti tadi ini jadi limitatif atau paling sedikit meliputi yang
artinya tidak bisa memberikan ruang. Terima kasih

KETUA RAPAT:
yang di batang tubuh nanti itu pak, dibentuk?

YUNAN / KEMENKUMHAM
ya itu lazim

KETUA RAPAT:
Ya begitu saja ya, nanti kita dapat detailnya di batang tubuh

F-P. GERINDRA (Dr. Ir. H. KARDAYA WARNIKA, D.E.A.)


Gini pertanyaanya tadi itu jadi yang kalau pelayanan dasarnya sudah jelas apa itu untuk
memenuhi kebutuhan dasar. Untuk memenuhi kebutuhan dasar contohnya pendidikan kan
kebutuhan dasar pak. Pelayanannya kan menyediakan sekolah kebutuhanya pendidikan dan
kesehatan. Pelayananya membuat rumah sakit. Tadi kan bapak ini contohnya pelayanan kan
bukan karena itu contoh dari kebutuhan. Pendidikan , kesehatan itu kebutuhan. Pelayanan itu
antara lain membuat sekolah. Pelayanan dari sekolah antata lain menyediakan puskesmas itu
pelayanan pak. Jadi sekali lagi ini bagaimana struktur bisa menjelaskan tidak, tapi balik
dahulu ke definisi saja jadi bagaimana ini pakai yang mana jadi jangan sampai definisi nya
lain kita sudah membahas sampai ke mana – mana lain lagi

YUNAN / KEMENKUMHAM
Jadi mohon izin pak agar kita semua bisa maju bapak ibu sekalian, saya tawarkan seperti ini.
Satu, coba definisi di atas dari masukan pak Kardaya, intinya lebih tepat kebutuhan jadi
definisi sesuai dengan undang – undang nomor 23,. Nah kemudian, kami sepakat bahwa
fokus kepada pelayanan karena core di undang – undang ini tentang penerimaan dari
pelayanan ini. Sehingga pelayanan ini kita jelaskan apa saja yang dasar jadi bapak pimpinan,
ambilah masukan empat yang baru pak: pendidikan, kesehatan, perumahan rakyat, dan
kawasan pemukiman ketentraman dan sosial sesuai dengan undang-undang pasal 23.
Kaset 3

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Boleh kami lanjutkan ga pak?

KETUA RAPAT:
Silahkan dilanjut,

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


jadi…

KETUA RAPAT:
jadi a b c d e ini nanti maksudnya itu yang…

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


ini yang susai dengan pelayanan pak, yang sesuai dengan panja itu, ini kita mengacu kepada
undang-undang nomor 23.

KETUA RAPAT:
Nanti itu yang di breakdown ke batang tubuh ya?

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Ya ini di batang tubuh pak ini.

KETUA RAPAT:
Oh ini di batang tubuh ya?

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Iya ini kita di batang tubuh pak, kita konkrit usulnya di batang tubuh, supaya jelas.

KETUA RAPAT:
Baik, udah cukup ga?
ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN
Belum selesai, nanti saya lanjutkan.

F-PKS (Ir. H.A. Junaidi Auly, MM)


Pimpinan, definisi saya sudah sepakat daritadi, kalau penjelasan ini kemudian ini dimasukan
ke dalam batang tubuh, saya tetap mengatakan bahwa itu kebutuhan dasar bukan pelayanan
dasar, karena definisinya adalah pelayanan dasar adalah pelayanan public untuk memenuhi
kebutuhan dasar warga negara. Yang perlu diperjelas adalah kebutuhan dasarnya, bukan
pelayanannya. Kemudian yang masuk ke dalam batang tubuh saya sepakat dan lengkap
sesuai dengan yang disebutkan di dalam undang-undang nomor 23 tahun 2014. Bahwa,
terkait dengan yang lebih konkritnya di pasal bawahnya yang dimasukan disini dalam pasal 4
ayat 5, ini kan juga sudah dijelaskan dalam hal diperlukan untuk memberikan layanan yang
lebih baik, pendanaan dan pelayanan dapat bersumber dari kontribusi dan seterusnya dan
seterusnya. Artinya, nanti di dalam ketika penentuan PNBP dan kemudian tarif dan
sebagainya juga dijelaskan kenapa nanti misalnya kalau dari kebutuhan dasar itu
pelayanannya masih membutuhkan kontribusi dari masyarakat, karena memang pada
dasarnya pelayanan dalam kebutuhan dasar ini adalah tugas dari negara, bahwa kemudian ada
kontribusi yaa nanti dalam penentuan dasar dijelaskan kenapa ini masih dikenakan? Karna
bla bla bla dan seterusnya, dengan kondisi negara pada saat itu diberlakukan. Saya kita
demikian.

KETUA RAPAT:
Silahkan dilanjut.

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Ya kami lanjutkan pimpinan. Jadi kami ulangi lagi…

KETUA RAPAT:
Pak dirjen, silahkan jawab pertanyaan dari PKS dulu.

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Iya pak, kami lanjutkan ini dulu, saya kembali ke atas definisi, tadi pelayanan dasar ini adalah
pelayanan public untuk memenuhi kebutuhan warga negara pak, ini kami sepakat tetap
seperti itu, nah kemudian, sejalan dengan juga undang-undang 23, pelayanan ini kemudian di
break down pak, supaya ini akan ada PNBP nya, bukan kebutuhan yang ada PNBP nya, tapi
pelayanan yang ada PNBP nya.

KETUA RAPAT:
Oh iya itu maksud saya, pak junaidy, apakah kita setuju untuk pelayanan ini yang kita
tonjolkan bukan kebutuhannya, karna ini kan PNBP, itu maksud pak dirjen

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Kemudian, dari situ kita lihat konsisten dari undang-undang 23 pak. Rincian ini adalah
rincian dari pelayanan dasar di undang-undang 23 pak, jadi kit konsisten. Nah, cuma disini,
kita tambahkan perbaikan pak, meliputi pelayanan di bidang Pendidikan, kesehatan, dan lain-
lain sampai dengan e pak. Dan ini usulan kami langsung konkritkan saja pak kalau pun bisa
maju. Kemudian di ayat 5 nya, kita tambahkan mengenai pelayanan non dasar, sebagaimana
yang dimaksud ayat 3 huruf b, meliputi pelayanan selain dari pelayanan dasar yang
sebagaimana dimaksud ayat 4. Jadi diluar itu adalah, pelayanan non dasar pak. Nah
kemudian, yang baru pak bawahnya lanjut, kita jadikan ayat 6 pak sudah kami sampaikan,
jadi kita menganggap hal yang modify yang baru yang lebih jelas, kemudian yang lama pun
itu menjadi ayat 7 bukan ayat 5 itu. Ini kami usulkan, untuk bisa jadi jelas dan bisa lebih ada
kepastian kedepannya, dan bisa diputuskan bapak, terimakasih.

F-PPP (Dra. ELVIANA, M.Si)


Pimpinan.

KETUA RAPAT:
Iya silahkan.

F-PPP (Dra. ELVIANA, M.Si)


Saya setuju maksud pak dirjen. Namun yang perlu kita ingat pak dirjen, yang keberatan
hampir semua fraksi itu adalah pasal 4 ayat 5 ini, bahwa kebutuhan dasar itu dimasukkan ke
dalam objek PNBP. Jadi seperti apapun di atasnya silahkan gitu, tetapi yang kebutuhan dasar
itu tidak masuk PNBP, jadi sah sah saja seperti yang pak dirjen uraikan itu, dan itu sudah pas
gitu mengkombain beberapa pasal dan di modify untuk menjadi masuk kesini. Tapi sekali
lagi, pasal 4 ayat 5 dalam hal diperlukan untuk memberi layanan yang lebih baik, pendanaan
pelayanan dasar dapat juga bersumber dari kontribusi masyarakat, tapi ini yang setiap
membaca itu kawan-kawan pikirannya kesini, ini untung aja kami masih sepi, kalau sepi
begini pimpinan poin ini saya minta di pending, jangan kita bahas ini. Bahwa pelayanan dasar
itu dipungut PNBP nya, nanti pasti dating teman-teman yang lain, pasti masuk ini lagi. Kita
tidak bisa mengetuk dengan posisi anggota yang hanya segini pimpinan.

KETUA RAPAT:
Baik bu elvi

F-PPP (Dra. ELVIANA, M.Si)


Kita sedang menyempurnakan pengelolaan penerimaan negara bukan pajak melalui revisi ini,
makasih.

KETUA RAPAT:
Kalo bisa kita putuskan dulu 4, 5, 6. Kalo kita udah sepakat kita ketok ini, yaa?

F-PKS (Ir. H.A. Junaidi Auly, MM)


Pimpinan, saya masih ingin memperjelas kebutuhan pimpinan. Karna dari definisikan sudah
jelas, pelayanan dasar adalah pelayanan public untuk memenuhi kebutuhan dasar warga
negara, jadi yang perlu diperjelas disini adalah kebutuhan dasarnya bahwa kebutuhan dasar
itu adalah bla bla bla, maka pelayanannya itu, gitu. Jadi, coba menurut saya juga kalo
pendekatan juga dari ahli Bahasa juga bisa memperkuat itu. Karna yang dibutuhkan disini
adalah penjelasan tentang kebutuhan dasarnya.

KETUA RAPAT:
Baik, karna ini suara dari fraksi, silahkan dari kemenkumham dan ahli Bahasa untuk
menjelaskan ini apakah memungkinkan kita untuk masukan kebutuhan dasar juga selain
pelayanan dasar itu sendiri, sebagai dasar untuk kita melangkah ke pelayanan dasar.

F-P. DEMOKRAT (EVI ZAINAL ABIDIN, B. Comm)


Mohon izin pimpinan, mohon maaf sebelum dikembalikan kepada pemerintah, saya mungkin
ingin memperkuat usulan dari PKS dalam hal ini pak junaidy, memang jika kita bisa megurai
apa saja yang dimaksud dengan kebutuhan dasarnya terlebih dahulu, itu akan memudahkan
kita untuk memahami bersama pelayanan yang dimaksud. Jadi, jika di dalam penjelasan ini
dalam mendefinisikan pelayanan dasar, kebutuhan dasarnya juga diuraikan maka itu akt
memberikan gambaran yang jauh lebih clear, demikian terimakasih.

KETUA RAPAT:
Baik dua fraksi ini pak.

F-PPP (Dra. ELVIANA, M.Si)


Sedikit lagi pimpinan, sebelum masuk ke pemerintah, kenapa tidak saya sepakat dengan pak
junaidy, pasal 4 ayat 4 itu disambungkan saja gitu. Pelayanan dasar sebagaimana dimaksud
pada ayat 3 adalah pelayanan public untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara sebagai
berikut, begitu. Jadi penjelasan ini masuk ke batang tubuh.

KETUA RAPAT:
Silahkan pak dirjen

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Jadi begini pak ketua, jadi intinya saya mau catat bahwa bu elvi ini tambah pintar pak kalau
mau mendekati makan siang. Intinya pak, kebutuhan dan pelayanan ini beda-beda tipis,
sebenarnya kalo kita membacanya, Pendidikan itu ya pelayanan, maksudnya juga Pendidikan
itu juga kebutuhan, intinya pak. Kita tidak menampikan seolah ini, tapi ini kita kaitkan sama
jasanya pak, jadi Pendidikan, Kesehatan itu kebutuhan pak intinya itu. Nah exit nya itu yang
disampaikan bu elvi, jadi kami sependapat kalo disini kita tambahkan kalimat tadi. Supaya bu
elvi dan pak junaidy juga lebih yakin.

F-PKS (Ir. H.A. Junaidi Auly, MM)


Tapi bukan pasal 4 ayat 4, tapi masukan pasal 4 ayat 3 tadi, poin 1. Sudah betul? Sudah bisa?

F-P. GOLKAR (H. MUKHAMAD MISBAKHUN, SE)


Sudah betul pak, yang penting kan konsennya bapak kita konsisten pak antara definisi sama
anaknya, jadi kita menghargai, bisa dibetulakan dengan ahli Bahasa. Saya ingin ngomong
politiknya dulu pak yang tadi disampaikan, jadi kita disini adalah pelayanan dasar yang
dimaksud disini adalah yang terkait dengan kebutuhan dasar tadi, jadi kita ingin memperluas
bahwa pelayanan dasar yang dimaksud ini adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar itu, jadi
kita mengkombain itu sehingga meliputi Pendidikan apa saja, tinggal ahli Bahasa yang
menyesuaikan. Ini masukan yang sangat menarik pak. Terimakasih

EBAH / AHLI BAHASA


Karena dari definisi adalah menjadi deskripsi dalam batang tubuh, jadi adalah nya diganti
menjadi merupakan, agar tidak berupa definisi.

F-P. DEMOKRAT (EVI ZAINAL ABIDIN, B. Comm)


Bidangnya tapi yang harus disepakati dulu, karna tadi ada yang di hapus dari situ, ada yang
dihapus tadi, c nya itu bukan perumahan rakyat, itu d. ada satu poin yang penting tadi.
Askolani / dirjen anggaran
Itu umum kalo ga salah,

F-P. DEMOKRAT (EVI ZAINAL ABIDIN, B. Comm)


Mohon maaf kalo saya bisa menyampaikan, pekerjaan umum itu pengertian yang kami
pahami itu termasuk adalah air, sani tasi, jembatan, jalan. Jadi itu sesuatu yang dasar,
sehingga kalau pekerjaan umu mini keluar itu maka tidak memenuhi kaidah dari kebutuhan
dasar itu sendiri, sedangkan penataan ruang juga harus masuk, karna penataan ruang itu
masuk bagian dari rencana pembangunan, dan itu adalah sesuatu yang mendasar dibutuhkan
oleh sebuah masyarakat atau komunitas, atau negara. Demikian.

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Pak ketua kami potong

KETUA RAPAT:
Silahkan silahkan.

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Kita masukan lagi aja pak ketua, supaya ibu ibu dua meyakini itu. Diketuk pak ketua,
terimakasih.

KETUA RAPAT:
Baik, kalau sudah begini bisa kita ketuk ya? Setuju semua ya? Baik. Pasal 4 ayat 4, kita
setujui. Kita lanjut ke pasal 4 ayat 5, silahkan.
F-P. GOLKAR (H. MUKHAMAD MISBAKHUN, SE)
Pak mohon izin, bapak pada saat ngomong di setujui itu bapak harus membacakan pak
supaya terekam disini pak, konkrit isinya seperti apa.

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Baik, dibacakan oleh bu aini. Mulai definisi sampai ayat 4.

AINI / DIREKTUR PNBP


Jadi pelayanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 1 e terdiri dari pelayanan dasar dan
non dasar. Dalam definisi pelayanan dasar adalah pelayanan public untuk memenuhi
kebutuhan dasar warga negara. Pelayanan non dasar adalah pelayanan public untuk
memenuhi kebutuhan diluar kebutuhan dasar warga negara. Pasal 4 ayat 4 pelayanan dasar
sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 huruf a merupakan pelayanan public untuk memenuhi
kebutuhan dasar warga negara meliputi pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan, pekerjaan
umum dan penataan ruang

F-P. GOLKAR (H. MUKHAMAD MISBAKHUN, SE)


Huruf a nya harus ibu baca

AINI / DIREKTUR PNBP


Pelayanan di bidang a) pendidikan, b) kesehatan, c) pekerjaan umum dan penataan ruang, d)
perumahan rakyat dan kawasan pemukiman, e) ketentraman, ketertiban umum dan
perlindungan masyarakat, f) sosial. Izin dahulu sedikit saja bapak untuk tanda baca harus titik
koma ada konjungsi sebelum f terima kasih.

KETUA RAPAT:
Baik bu dibaca ulang mulai dari e

AINI / DIREKTUR PNBP


Pelayanan di bidang a) pendidikan; b) kesehatan; c) pekerjaan umum dan penataan ruang; d)
perumahan rakyat dan kawasan pemukiman; e) ketentraman, ketertiban umum dan
perlindungan masyarakat; dan f) sosial.
KETUA RAPAT:
Baik apakah ini bisa dapat kita setujui?

SEMUA:
Setuju

KETUA RAPAT:
Baik pasal 4 ayat 4 bisa kita setujui. Lanjut ke ayat 5 silahkan pak dirjen.

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Izin ke atas sebentar pak, jadi mohon arahan untuk penjelasan apakah penjelasan ini
disepakati atau harus dilengkapin. Disesuaikan pak yang sudah pending sebelumnya
penjelasannya diperkuat. Terima kasih.

KETUA RAPAT:
Ya disesuaikan dengan batang tubuh supaya kuat. Baik, silahkan yang pasal 4 ayat 5.

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Baik pasal 4 ayat 5 bu Aini

AINI / DIREKTUR PNBP


Baik pasla 4 ayat 5 pelayanan dasar sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 3 huruf b)
meliputi pelayanan selain dari dari tadi pelayanan dasar sebagaimana dimaksud pak dirjen
pada ayat 4

KETUA RAPAT:
Baik apakah ada komentar atau kita setuju?

F-P. GOLKAR (H. MUKHAMAD MISBAKHUN, SE)


Saya setuju pak tinggal penjelasannya tadi diperluas meliputi apa saja jadi ini yang perlu
diperluas disitu
KETUA RAPAT:
Baik bu Aini, inheren kalau tadi dasar ada penjelasannya non dasarpun saya kira harus ada
juga silahkan tambahkan itu,

AINI / DIREKTUR PNBP


Penjelasan. Untuk pelayanan dasar ini kan sudah akan disesuaikan dengan batang tubuh ya di
penjelasan. Dan dengan demikian yang non dasar juga akan kami sesuaikan dengan batang
tubuh dengan ditambahkan contoh yang lebih banyak siap.

KETUA RAPAT:
Baik apakah dapat disetujui?

Kaset 4

F-PKS (Ir. H.A. Junaidi Auly, MM)


Pimpinan, saya setuju hanya barangkali kalau yang pasal penjelasan tentang pelayanan dasar
itu sudah masuk ke batang tubuh dan itu sudah jelas rinciannya. Barangkali juga penjelasan
tentang ini perlu ditampilkan dahulu gitu supaya karena yang pasal ini kan sudah masuk
sebelum batang tubuh sehingga penjelasannya juga sudah tidak terlalu rumit lagi gitu, untuk
yang ini saya kira barangkali perlu ada penjelasan dulu kalimatnya seperti apa begitu.

KETUA RAPAT:
Apa bisa di tampilkan?

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Nanti pak jun, kalau setuju nanti kita masukan ke dalam penjelasan pak.

AINI / DIREKTUR PNBP


Di undang-undang kan ada pak, jadi nanti contohnya dalam pelayanan di bidang pertanahan,
lingkungan hidup, perhubungan, komunikasi dan informatika, penanaman modal,
kepemudaan dan olahraga, kebudayaan, kepustakaan, kearsipan dan lain-lain. Itu ada di
undang-undang nomor 23.
ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN
Jadi nanti, pak jun, kalau disetujui pak ketua kita masukan di penjelasan pak, untuk yang non
dasar nanti kita lengkapkan sesuai dengan yang ini.

KETUA RAPAT:
Baik, dari pemerintah mengusulkan penjelasannya dimasukan dari pasal 4 ayat 5 tersebut
dimaksud adalah penjelasan bahwa dia aka nada di batang tubuh, apakah bisa kita setujukan
atau bagaimana? Silahkan.

F-P. GOLKAR (H. MUKHAMAD MISBAKHUN, SE)


Belum bisa disetujuin pak, justru kalau pasal 4 ayat 5 berkaitan dengan non dasar, kalo kita
perebutkan terlalu spesifik, ruangnya pemerintah terlalu sempit.

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Makanya pak, kita pake di penjelasan pak.

F-P. GOLKAR (H. MUKHAMAD MISBAKHUN, SE)


Iya, saya setuju itu pak, makanya kalo kita masukkan ke dalam, ruangnya pemerintah yang
justru sempit, justru kita persempit ruangnya pemerintah itu di dasarnya. Nah non dasarnya
supaya daya jangkau PNBP nya itu bisa luas dan meliputi objek yang bisa luas, dan
optimalisasinya penerimaannya itu justru ini yang kita kasih ruang spisius kepada
pemerintah. Itu pak, setuju saya pak.

KETUA RAPAT:
Kalo pasal 4 ayat 5, misbakhun pro DPR sekali ini Pro Pemerintah yah? Silahkan, ada
pendapat bu Elvi?

F-PPP (Dra. ELVIANA, M.Si)


Karna bunyi pasal 4 nya itu sudah jelas, bahwa itu diluar yang dasar, saya pikir memang
tepatnya penjelasan, saat ini saya sangat setuju dengan pak dirjen.

KETUA RAPAT:
Baik PKS, setuju? Kalo setuju kita ketok. Baik ya, pasal 4 ayat 5 sesuai dengan yang ibu
bacakan tadi kita setujui dengan penjelasan pada batang tubuh. Lanjut ke pasal 4 ayat 6.

F-PPP (Dra. ELVIANA, M.Si)


Mas maaf, ketiknya setuju, dan penjelasannya di lengkapi kalimatnya.

AINI / DIREKTUR PNBP


Yak, pasal 4 ayat 6; penyelenggaraan pelayanan dasar merupakan tanggung jawab pemerintah
sesuai dengan Undang-undang dasar di dukung anggaran sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.

KETUA RAPAT:
Baik kita setujui pasal 4 ayat 6. (ketok palu) lanjut ke pasal 4 ayat 7.

F-P. GOLKAR (H. MUKHAMAD MISBAKHUN, SE)


Pimpinan, saya usul untuk skors dulu untuk makan siang.

KETUA RAPAT:
Kita selesaikan sampai pasal 4 ayat 7 ini saja.

F-P. GOLKAR (H. MUKHAMAD MISBAKHUN, SE)


Pasal 4 ayat 7 ini cukup krusial.

KETUA RAPAT:
Gapapa, kalo ga sepakat kita skors. Di bunyikan dulu sama pemerintah, baru kita putuskan.
Silahkan pemerintah.

AINI / DIREKTUR PNBP


Pasal 4 ayat 7, dalam hal diperlukan untuk memberikan layanan yang lebih baik, pendanaan
layanan dasar dapat juga bersumber dari kontribusi masyarakat dengan tetap memperhatikan
aspek keadilan, dan dampak pengenaan tarif terhadap masyarakat.

KETUA RAPAT:
Baik, silahkan argumentasinya. Kalo butuh dukungan fraksi gapapa, disampaikan kita belum
bisa mengambil keputusan, ga masalah. Silahkan golkar dulu.

F-P. GOLKAR (H. MUKHAMAD MISBAKHUN, SE)


Dalam hal diperlukan untuk memberikan layanan yang lebih baik, pendanaan layanan dasar
dapat juga bersumber dari kontribusi masyarakat dengan tetap memperhatikan aspek
keadilan, dan dampak pengenaan tarif terhadap masyarakat, kami setuju. Dasar
argumentasinya begini, contoh bantuan operasional sekolah, BOS ini terhadap beberapa
sekolah, sekolah ini berkeluh kesah pak, karna apa? Begitu mereka menerima BOS, mereka
tidak boleh melakukan pungutan yang lain. Sementara kebutuhan yang di supply oleh BOS
ini, tidak menjangkau semua kebutuhan yang dibutuhkan sekolah. Begitu mereka
mengadakan pemungutan, misalnya contoh pungutan di luar BOS ini mereka tidak berani,
karna kalo mereka mengadakan pungutan, BOS nya dihapus. Nah ini kalo menurut saya,
diberikan ruang untuk masyarakat. Karena apa? Kami memberikan dukungan, karena kita
tetap memperhatikan aspek keadilan dan dampak pengenaan tarif tersebut terhadap
masyarakat. Kalimat ini melekat di dalam pasal ini, tetap memperhatikan aspek keadilan dan
pengenaan. Contoh di pesantren di tempat saya juga banyak, pesantren yang menerima BOS
banyak, tetapi pesantren tetap bisa mengenakan terhadap yang mampu. Yang tidak mampu ya
tetap menerima BOS itu. Tadi kan disebutkan mengenai Pendidikan dasar, yang kebutuhan
dasarnya kan ini yang berkaitan dengan pelayanan. Ya kan? Pelayanan dasar kepada
masyarakat. Contoh juga, masyarakat ini kan terkenal dari kegotong-royongannya, tiba-tiba
mendapatkan, kalo dulu PBID, yang berkaitan dengan fasilitas. Kemudian, misalnya
masyarakat gotong-royong bangun jembatan dengan dana yang dari pemerintah, misalnya
Cuma butuhnya 300 jt, dari pemerintah misalnya Cuma150 jt, kegotong-royongannya itu kan
ada. Nah menurut saya, aspek-aspek ini penting dilakukan oleh pemerintah. Tetapi ruang
tetap memberhatikan aspek keadilan dan dampak pengenaan terhadap tarif kepada
masyarakat, ini juga harus diperhatikan. Itu saja, dan diberikan penjelasan tetap
memperhatikan aspek keadilan dan dampak pengenaan tarif terhadap masyarakat ini
dijelaskan dalam sebuah penjelasan yang memadai, sehingga tidak menjadi beban bagi
masyarakat. Terimakasih.

KETUA RAPAT:
Baik, silahkan ibu Evi.
F-P. DEMOKRAT (EVI ZAINAL ABIDIN, B. Comm)
Terima kaish pimpinan. Saya mungkin disini malah meminta pihak pemerintah melakukan
double check tentang pemenuhan kebutuhan dasar karena seingat saya ada undang undang
menyebutkan bahwa kebutuhan dasar itu adalah sesuatu hal yang wajib yang dipenuhi
pemerintah. Karena itu kita butuh sekali berhati – hati dalam menentukan pasal 4 ayat 7 ini
jika kita mengambil 1 sampel tentang kebutuhan dasar yaitu pendidikan, mungkin agar tidak
melebar ke pembahasan yang lain yang mungkin juga sudah digunakan sebagai sampel oleh
yang lain sodara Misbakhun dari Golkar. Kalau kemudian pemberian BOS itu dianggap
kurang memadai maka yang harus dibenahi adalah besaran anggaran BOSnya bukan
pungutan terhadap penerimanya dan kita juga tidak bisa membandingkan antara sekolah
dasar penerima BOS dengan sekolah swasta penerima BOS tentu sangat berbeda. Karena
Lembaga sekolah swasta dipenuhi sendiri oleh Lembaga tersebut sehingga suatu kewajaran
jika Lembaga tersebut masih melakukan pungutan terhadap santri – santrinya tapi tidak
demikian jika dengan Lembaga Pendidikan yang dikelola oleh negara seperti sekolah negeri
karena mulai dari bangunan, gaji – gajinya dan semuanya sudah dipenuhi oleh pemerintah
melalui anggaran pemerintah. Oleh karena itu saya menyarankan pasal 4 ayat 7 ini akan
memicu berbagai perdebatan dan sekali lagi ketidakhadiran berbagai fraksi dalam rapat siang
hari ini akan sangat mempersulit partai fraksi yang tidak hadir dalam menerima kita
melanjutkan pasal 4 ayat 7. Jadi secara konkret saya mengusulkan agar rapat panja pada siang
hari ini bisa ditunda terlebih dahulu pimpinan. Terima kasih.

KETUA RAPAT:
Baik, setuju semua?

F-PKS (Ir. H.A. Junaidi Auly, MM)


Pimpinan, pimpinan, sebelum ditunda saya ingin memberikan masukan pada dasarnya
pelayanan dasar itu kewajiban pemerintah oleh karena itu ada berbagai alternative yang bisa
saya tawarkan yang pertama bahwa tidak memberi ruang khusu terhadap pendidikan,
kesehatan dan sosial untuk ditarik PNBP terkait pelayanan dasar yang lainnya oke. Atau
kalaupun mau menggunakan bahasa yang lain, dalam hal sangat – sangat: diperlukan untuk
memberikan layanan yang lebih baik dalam pendanaan pelayanan dasar dapat juga bersumber
dari kontribusi masyarakat dengan sangat tepat kalau perlu dua kali. Demikian pimpinan.
Terima kasih.

KETUA RAPAT:
Baik. Ya kalau kita sambung dari belakangnya yaitu pasal 4 ayat 6, secara tegas dikatakan
bahwa pelayanan dasar adalah tanggung jawab pemerintah sesuai undang – undang dasar dan
didukung anggaran sesuai ketentuan perundang – undangan jadi bisa dianggarkan itu di
undang – undang daerah. Nah refer kepada itu maka, ini jadi debat pasal 4 ayat 7 ini yang
kami rasakan kurang full untuk bahas pada hari ini karena hanya ada dari 5 fraksi ini saja.
Jadi daripada nanti kita ketok nanti timbul pertanyaan dari 5 fraksi yang lain, maka kami
menyarankan untuk kita tunda pembahasan ini pada masa siding minggu depan sekali lagi.

F-PKB. (NUR CHAYATI, SH)


Pak dirjen coba dilihat dan dihimpun itu pemasukan dari PNBP yang dikategorikan
pelayanan dasar itu berapa? Jumlahnya berapa?

KETUA RAPAT:
Presentasi saja kalau bisa pak dirjen atau angka nominalnya saja juga boleh.

F-P. GOLKAR (H. MUKHAMAD MISBAKHUN, SE)


Kan universitas bu ya? Pendidikan?

KETUA RAPAT:
Iya saya menghitung juga dari pendidikan dan kesehatan ini besar. Ya BPJS saja kita kasih 9
triliun tersendiri itu BPJS dan dana BOS juga lebih besar daripada itu tapi masih juga
pemerintah mengutip 24 triliun ini seharusnya kita buat clear ini.

F-PPP (Dra. ELVIANA, M.Si)


Kita pimpinan, saya mau sharing saja pak. Kalau saya pak dirjen ya sebagai selaku pengelola
PTS sebenarnya ini boomerang ke saya. Kalau nanti gratis negeri, swasta bisa tutup pasti tapi
tidak mungkin karena ribuan lulusan SLT tidak tertampung bisa jadi boomerang ini tapi saya
memungkiri keinginan di depan mata saya anak Jambi yang menyampaikan aspirasinya
dahulu tidak ad UKT tidak ada dulu mahasiswa kita bayar uang praktek, bayar uang
pembangunan. Sekarang dimasukan namanya uang kuliah tunggal makanya SPP jurusan
kesenian saja anak miskin paling rendah tiga juta delapan ratus di PTS saya saja hanya dua
juta empat ratus sudah masuk semuanya. Nah, terus kita baca ini bahan yang diberikan
narasumber pada waktu konsinyering 24 Januari 2017. Ada daftar kelemahan pemungutan
PNBP selama ini. Ada presentasi berapa PNBP yang tidak kesetor? Berapa banyak PNBP
yang belum setor digunakan tanpa mengikuti aturan penggunaan PNBP, jadi kita benahi ini
kecil lah uang 24 triliun itu. Jadi kita minta nah belum lagi jadi saya setuju dengan ibu
nurhayati pkb tadi saya lihat ibu sebutnya juga tidak lihat berapa sebenarnya realnya dan
berapa sebenarnya yang kita bisa pungut dari tambang, perikanan. Nah kalau itu bisa kenapa
tidak kita minta tolong orang biar dipikirkan PTS ini bakal jadi seperti apa.

F-PKS (Ir. H.A. Junaidi Auly, MM)


Pimpinan, sepertinya kita sudah berkali – kali deh kita minta komposisi penerimaan PNBP ini
tapi dari kemarin kita belum dapat – dapat juga ini. Saya ga masuk berarti

KETUA RAPAT:
Waktu paparan APBN juga dikasih oleh mereka namun memang tidak rinci hanya dari
pendidikan sekian dari sana sekian

F-P. GOLKAR (H. MUKHAMAD MISBAKHUN, SE)


Sebenarnya terhadap ini nih sebelum diskorsing ya diskusinya. Sebenarnya ini kan pilihan
karena dilihat dari Pendidikan ini paling banyak dari pendidikan tingi. Saya sekarang kalau
pergi ke unair, pergi ke brawijaya, ke padang, ke sam ratulangi dan sebagainya, saya akui
fasilitas mereka banyak yang baru dan mereka karena masing – masing karena mekanisme
melalui BLU jadi masing – masing universitas punya BLU. Nah ini tujuannya sebenarnya
agar universitas itu bisa mempunyai dana dan bisa swa-kelola dan kemudian mereka bisa
melakukan pembangunan nah ini kan tantangan bagi kita apakah kemudian ada optimalisasi
penerimaan terhadap fasilitas – fasilitas tadi yang ada disana. Kalau kita lihat system
pendidikan di amerika sana, dimanapun khususnya pendidikan tinggi itukan esklusif untuk
mereka yang mampu. Kenapa kemudian pemerintah mengatakan Pendidikan dasar itu dua
belas tahun bukan 6 tahun. Itu hak negara terhadap warga negara memberikan Pendidikan
sampai ditingkat atas dengan pendidikan sampai tingkat atas itu diharapkan mereka pertama;
employeenya terpenuhi, kebutuhan kelas masyarakat menengah terpenuhi karena kebutuhan
mereka terhadap keahlian dasar terhadap tenaga kerja terpenuhi nah kemudian siapa yang
berhak? Banyak tokoh inspiratif karena ketidakmampuan ekonomi tapi kemampuan
intelektual ini kan bisa jadi cerita – cerita tersendiri. Ada beasiswa LPDP ini jadi ruang.
Pemerintah memberikan space dalam return nya tetapi ada ide yang menarik, jika kita mau
menghapuskan itu maka trade of nya apa dari sisi kebijakan public? Apakah dengan
menaikan royality fee Freeport itu in the short time dalam jangka pendek itu reciprocal atau
memberikan switch off yang memadai apakah kemudian kita tidak kembali ke pengertian
PNBP itu sendiri yang mempunyai dampak langsung terhadap sector yang dipungut
PNBPnya. Kalau universitas ini kita hapus kita switch off maka tidak bisa karena melanggar
dari makna dasar PNBP itu sendiri. Pungutan itu harus kembali kepada sector itu sendiri dan
kenbali kepada bidang itu. Nah ini yang harus kita pikirkan khususnya untuk pendidikan
tinggi nah ini yang harus kita pikirkan bersama. Saya setuju bahwa kalau bisa sampai apapun
itu tapi tugas negara memberikan pelayanan dasar dari sisi pendidikan 12 tahun. Kebijakan
konstitusional sudah diberikan 20% untuk pendidikan dijalankan. Kesehatan dan sebagainya
kalau misalnya hal – hal yang sifatnya diberikan tapi kan di pasal sebelumnya sudah
dikatakan bahwa negara memberikan anggaran menyediakan ini dan itu. Jadi menurut saya
diskusi kita harus lebih komprehensif lebih dingin dan saya setuju untuk ditunda karena
menyangkut hajat hidup yang sangat luas dan sangat penting.

F-PPP (Dra. ELVIANA, M.Si)


Pak khun punya anak diluar negeri. Begini pimpinan. Ini fakta ya mumpung kita punya ruang
yang memadai ngomong soal ini. Fakta yang terjadi sekarang misalnya begini ekonomi
UNAND jumlah kursi tersedia 200 lalu dibuatlah tarif pengisian formulir. Anak – anak
miskin tidak sanggup mengisi akibatnya sekarang kita lihat yang isi PTN itu orang kaya
semua. Tempat anak saya bilang di UNPAD bayar anak saya cuman 6 juta tapi yang lain –
lain orang kaya anak hakim, anak pengacara yang paling banyak. Jadi sekali lagi saya cermati
ini uang kuliah tunggal luar biasa. Anak saya di negeri loh ini.

KETUA RAPAT:
Pak Misbakhun nanti ya pak PKS terlebih dahulu. Nanti baru ditimpangi lagi.

F-PKS (Ir. H.A. Junaidi Auly, MM)


Ya saya kira realita – realita seperti itu jangan menutup mana kita untuk memberikan sesuatu
yang terbaik untuk penyusunan undang – undang ini. Oleh karena itu saya kira sebelum
ditunda ingin barangkali menyampaikan ke pemerintah bahwa bisa melengkapi data – data
misalnya kalaupun tadi secara global disebutkan, menurut saya yang dimaksudkan pelayanan
dasar dan non dasar ini petanya seperti apa dari segi PNBP baik dari segi nominal maupun
presentasi. Jadi kita bisa mensubstitusi karena tadi kita sudah memberikan ruang untuk
pelayanan non dasar diberikan ruang yang lebih luas untuk pemerintah sehingga bisa saja dari
perluasan PNBP di bidang pelayanan non dasar ini bisa menutup menggantikan yang di
pelayanan dasar ini. Jadi saya kira perlu dilengkapi data – data dari nominal maupun
presentasenya. Makasih pimpinan.

F-P. DEMOKRAT (EVI ZAINAL ABIDIN, B. Comm)


Mohon izin sebelum pak Misbakhun, karena pak Misbakhun masternya disini. Mohon
mengalah sebentar pak, saya hanya ingin berbagi tentang bagaimana tragisnya kondisi
perguruan tinggi negeri di negeri ini. Yang pertama adalah pernah saya sebutkan beberapa
waktu lalu saya punya keponakan pinter berprestasi dan SMA terkenal paling bonavit di kota
Malang tes kedokteran dinyatakan lulus. Lalu harus mengisi yang tadi UKT itu lalu untuk
bersaing dengan yang lain – lainnya itu antar orang tua sudah berbagi rahasia saling bisik
demikian antara dosen – dosennya. Kalau pasang 500 juta lewat. Dia tidak akan masuk.
Karena yang sanggup membayar diatas 500 juta banyak. Oleh karena itu ini kondisi yang
sangat mengenaskan dan ini tidak bisa diteruskan. Anak pandai ya memang layak diterima.
Kemudian keponakan saya yang lain kuliah di UI hukum masuk kelas internasional.
Sekarang jadi lulusan terbaik melanjutkan sekolahnya di Belanda. Tapi, dengan catatan waktu
di UI banyak kuliahnya per semesternya 36 juta. Jadilah inilah kenyataanya kalau orang
tuanya tidak mampu ya tidak mungkin masuk negeri dan tragisnya lagi beasiswa – beasiswa
dari pemerintah hanya diperuntukan bagi mahasiswa yang sekolah di universitas negeri kan
konyol negeri kita ini. Kita carikan dari BI segala macam untuk guru – guru yang sekolah di
swasta ya tidak bisa diterima karena sekolah di swasta. Ya ayok mumpung kita punya
kesempatan untuk menyelamatkan ini investasi untuk anak – anak kita kasihan ini. Kalau
dulu orang tua cepat ubanan karena apa berat mengirim anaknya kuliah kalau sekarang
anaknya juga sudah ubanan pak. Terima kasih.

F-PPP (Dra. ELVIANA, M.Si)


Kita tidak boleh mengomentari pendapat orang lain. Memang pemerintah sudah menanggung
uang biaya pendidikan dasar nol sampai 12 tahun. Tetapi jangan lupa di undang – undang
sisdiknas ada satu pasal dibuat celah yaitu komite sekolah boleh memungut kepada
masyarakat ini ga bener ada disitu. Hapus komite sekolah baru beres. Komite sekolah itu
rapat tidak semuanya hadir lalu keluar SKnya. Uang ini uang itu dan berapa banyaknya kasus
kepala sekolah masuk penjara karena kong kali kong dengan komite sekolah. Ini saya setuju
dengan bu Evi bahwa konyol gitu ya kalo dilanjutkan dan pak dirjen saya pesan ke
pemerintah bahwa saya tidak mendukung upaya untuk menambah PNBP, tetapi hal – hal
yang penting ini sebelum ada perintah dari yang Maha kuasa saya tidak akan berenti
memperjuangkan ini.

KETUA RAPAT:
Silahkan pak, silahkan pak

F-P. GOLKAR (H. MUKHAMAD MISBAKHUN, SE)


Saya tidak ingin mengomentari siapapun. Ada kondisi – kondisi realitas di dunia pendidikan
kita ya iya itu kondisi masyarakat kita. Saya ini dahulu kalau tidak masuk islam tidak bisa
sekolah pak. Saya cuman mengandalkan bakat saya yang ada disini dan saya bisa masuk.
Realitas itu iya kita punya simpati terhadap situasi dan kondisi itu. Saya tadi tidak
menyatakan ingin menolak tidak. Tidak mengatakan. Yang harus kita disiplinkan adalah satu
kita bicara tentang PNBP kalau kita memang mau menghapuskan itu lalu trade off nya apa
yang ingin saya sampaikan. Trade off nya bahwa untuk universitas dengan fasilitas kalau
perlu kita kasih lebih bagus. Pertama, universitas sekarang dengan ada istilah itu dia sekarang
dengan kemampuan mereka atas APBN dari pengelolaan dana pendidikan sudah sangat
terbatas. Coba di dunia pendidikan kita sekarang ini itu semuanya konsentrasinya ke
pendidikan rendah, menengah dan atas. Pembangunan – pembangunan universitas sekarang
itu diperoleh dari PNBP termasuk operasional kecuali gaji dosen itu mereka dari kementrian
pendidikan tinggi. Tetapi kalau dari fasilitas – fasilitas itu rata – rata. Inilah kalau menurut
saya, saya tidak ada masalah dengan itu. Yang perlu kita tingkatkan sekarang ini adalah
bagaimana kita apakah tidak ingin melihat dosen itu menjadi kehidupanya bagus dan
intelektualitasnya terjaga dan universitas mempunyai buku yang bagus, perpustakaan yang
bagus, pelayanan kesehatan bagus, kemudian pelayanan pendidikan bagus. Kita semua
menginginkan itu ya saya banyak mendapatkan cerita misalnya kalau ingin ada orang pinter
masuk kedokteran seperti yang dicontohkan tadi, kualitasya bagus banyak. Anak – anak yang
tidak mampu dan kemudian mendapatkan beasiswa dari itu banyak ceritanya. Saya kebetulan
kenal beberapa rektor yang menyatakan saya memprotes. Mengapa karena banyak istilahnya
bangku dijual belikan lewat SBMPTN apalah itu jalur undangan dan sebagainya. Kalau jalur
undangan itu pak kalau kita masuk, ini kan pricing nya sudah ada. Tapi mereka katakan porsi
kita terhadap mahasiswa miskin tidak pernah berkurang dari 25% dan mereka kita bayari
beasiswa melalui kampus ini sendiri ada. Yang orang miskin disediakan. Yang 75% kita
mneggunakan yang ini berapa persen yang ini berapa persen. Cerita drama ini ada. Karena
dia daerahnya jauh tidak bisa mendapatkan dan sebagainya. Bukan berarti karena kami anak
saya sekolah di luar negeri jadi kehilangan simpati dan sebagainya ya tidak. Yang kita
pikirkan sekarang adalah bagaiman yang sudah berkualitas ini tidak turun karena kita
mengambil policy tentang 1. Kita hapuskan tentang itunya. Bagaimana nanti? Untuk
menggantikan itu. Itu kan yang sedang kita pikirkan kan kita kemudian yang tidak ada kita
ada – adakan. Ini kan sudah ada terus ini kalau kita tidak adakan maka menggantikan yang
sudah ada ini bagaimana karena sekarnag kita bicara tentang ruang PNBP dimana uang yang
kita pungut itu harus kembali kepada sector dan bidang yang ada disitu bukan pajak ini yang
tidak memiliki dampak langsung terhadap pungutan itu. Universitas memungut itu karena dia
ingin memperbaiki fasilitas sekolahnya, membayar gaji guru per mata kuliahnya, tunjangan
fungsional mereka tingkatkan dan sebagai – sebagainya. Karena dosen sekarnag dengan
nomor induk nasionalnya sekarang punya tunjangan dosen, tunjangan guru, tunjangan ini
berdasarkan jam mengajar dan tiap tahun kita putuskan dan kemarin mentri keuangan
memutuskan untuk memotong 23 triliun karena guru kekurangan jam mengajar, dosen
kekurangan jam mengajar ya kan itu yang terjadi. Tunjangan fungsional saja dipotong 23
triliun tapi apa yang terjadi masyarakat yang dibawah UMP protes – protes ke kementrian
keuangan karena terkait banyak guru yang belum dibayar tunjangan fungsionalnya padahal
saat rapat dengan kita bu Menteri keuangan berkatas bahwa pengurangan tunjangan
fungsional guru karena kekurangan jam mengajar tetapi yang terjadi di daerah adalah tidak
seperti itu. Jadi inilah yang saya ingin katakana bahwa kita pikirkan sekarang bukan
pungutannya tapi bagaimana pungutan ini kalau kita tidak adakan siapa yang akan
menggantikan tidak mungkin kita ambil misalnya PNBP dari migas. Karena migas pasti akan
menuntut PNBP mereka untuk kembali ke sector migas. Ya kan itu. Kita tidak mungkin dari
sumber daya yang lain. Kalau menurut saya sangat penting keterlibatan semua partai sangat
penting sekian sebelum ditunda. Terima kasih.

KETUA RAPAT:
Baik sebelum memberikan closing statement pak dirjen, saya hanya ingin membuka bahwa
semua undang – undang ini titik tolaknya adalah undang – undang dasar 1945 dan Pancasila.
Kalau di undang – undang dasar itu jelas sekali di pembukaan alinea adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa sehingga pemerintah dan negara menjadi penanggung jawab dalam hal
mencerdaskan kehidupan bangsa itu lah karena harus dianggarkan di APBN dan masalahnya
APBN tidak cukup untuk menganggarkan tersebut. Maka itulah PNBP yang seperti ini. Tetapi
di lain pihak jangan juga sampai persoalan seperti yang tadi disampaikan bu Elvia tidak ada
ketidakseimbangan seperti katakanlah kenapa UI bisa 36 juta sekolah di kampung saya tidak
sampai seperti itu dan kalau kita refer kepada universitas – universitas maju di dunia yang
peringkat 1 sampai 15 dunia, itu rata – rata uang sekolahnya setahun 45 ribu dollar nah ini
membuat kita juga harus kedepan yang akan kita berikan layanan masyarakat ini seperti apa.
Jika kita sudah bisa membreakdown layanan seperti apa. Baru nanti kita bisa sepakat dengan
proses pemungutan ini saya rasa nanti kalau bisa dijalankan dahulu pak dirjen bagaimana
proses mencerdaskan kehidupan bangsa ini harus kita berikan pelayanannya sehingga muncul
angka – angka tadi yang disampaikan pemerintah tersebut. Kalau reason why nya jelas saya
kira kita tidak keberatan juga untuk tetap dijalankan proses PNBP atau diperbaiki di beberapa
sector item – item lain. Saya kira demikian karena tanggung jawab mencerdaskan kehidupan
bangsa itu juga bukan berarti terbatas kepada mahasiwa dan pelajar saja tetapi guru dan dosen
juga harus kita berikan pelayanan yang baik agar bisa menghasilkan anak didik yang cerdas.
Silahkan pak dirjen untuk memberikan closing statementnya sebelum kita akhiri.

ASKOLANI / DIRJEN ANGGARAN


Ya terima kasih pimpinan, mungkin masukan dari bapak ibu sekalian tadi bagus untuk kita
bisa merenung lagi mengenai pasal yang tadi kita coba diskusikan di penghujung dan insya
allah minggu depan kami siap untuk diskusikan itu lebih dalam dan lengkap. Demikian
pimpinan terima kasih.

KETUA RAPAT:
Baik bapak ibu sekalian terima kasih, kita telah menyelesaikan definisi dan penjelasan dan
terpending di pasal 4 ayat 7 dan kita akan segera selesaikan dalam pertemuan selanjutnya
pada minggu depan hari senin mungkin dan kami mengucapkan terima kasih kepada peserta
panja dan pemerintah dan terhadap rekan – rekan serta kehadiran semuanya. Dengan
mengucap syukur alhamburilah maka rapat ini kita tutup dilanjutkan hari senin berikut
minggu depan. wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai