Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
• Pada tahun 1859 dikembangkan pemetaan topografi pertama oleh Aime Laus
sedat ( seorang kolonel dr korps ahli tehnik angkatan darat Perancis) dan berhasil
dengan baik
• Pada tahun 1894 dinas survei pantai dan geodesi Amerika Serikat memanfaatkan
fotogrametri untuk pemetaan daerah perbatasan Kanada danAlaska
• Pada tahun 1902 Wright brothers penemu pesawat udara fotogrametri semakin
berkembang pesat
3
BAB IPENDAHULUAN
Pada era pembangunan ini, kebutuhan akan informasi mengenai posisi suatu obyek di muka
bumi semakin diperlukan. Posisi suatu obyek terkait langsung dengan kualitas penyajian informasi
spasial yang umumnya dipresentasikan dalam bentuk peta. Sebagaimana kemajuan di bidang ilmu
dan teknologi yang semakin pesat, teknologi pemetaan pun sudah sedemikian berkembang, baik
dalam teknik akuisisi data maupun proses pengolahan dan penyajiannya. Alat serta metode akuisisi
data dapat dipilih dengan mempertimbangkan berbagai aspek, salah satunya terkait dengan obyek
atau daerah yang akan dipetakan. Fotogrametri merupakan salah satu metode akuisisi data untuk
mendapatkan informasi ukuran dan bentuk obyek melalui analisis terhadap rekaman gambar pada
film atau media elektronik. Metode fotogrametri telah diaplikasikan dan dikembangkan setelah
ditemukannya fotografi pada abad ke-18.
fotogrametri udara adalah metode fotogrametri yang dilakukan melalui pemotretan udara
dan berkembang seiring dengan ditemukannya pesawat yang digunakan sebagai wahana
pemotretan. Pada saat itu fotogrametri jarak dekat mengadaptasi perkembangan fotogrametri
udara dengan menggunakan kamera yang sama agar didapat hasil yang sama baiknya. Metode
fotogrametri udara menggunakan kamera metrik yang memiliki fixed focus sehingga memiliki fokus
yang sama pula jika seandainya akan digunakan untuk kasus non-topografi. Kelebihan yang dimiliki
oleh metode fotogrametri jarak dekat terutama adalah tidak memerlukan biaya besar dalam
pelaksanaan pengukuran, akuisisi data dapat dilakukan dengan cepat, dapat diaplikasikan untuk
mengukur obyek yang tidak dapat dijangkau dan obyek dengan dimensi kecil, serta visualisasi obyek
disajikan dalam bentuk foto. Di samping kelebihan yang telah disebutkan, teknik fotogrametri jarak
dekat juga tidak lepas dari kekurangan yang dimiliki, antara lain hasil ukuran yang tidak dapat
diperoleh secara langsung serta kesalahan yang terjadi pada saat pengambilan dan pemrosesan foto
dapat menyulitkan pekerjaan. Selain itu pengukuran untuk obyek kecil dan sulit dijangkau tidak
dapat dilakukan dengan metode fotogrametri udara. Kendala tersebut menjadi keterbatasan bidang
fotogrametri untuk aplikasi jarak dekat pada saat itu. Seiring berkembangnya teknologi dan
komputerisasi, penggunaan kamera nonmetrik yang relatif murah dapat diterapkan pada metode
fotogrametri jarak dekat.
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang perlu diketahui adalah seberapa besar pengaruh
perubahan jarak pemotretan terhadap ketelitian koordinat hasil pengukuran pada teknik
fotogrametri jarak dekat.
Jarak pengambilan foto dari obyek ke kamera akan berpengaruh terhadap cakupan foto. Selain itu
jarak pengambilan foto juga berkaitan dengan resolusi spasial yang akan berpengaruh terhadap
ketelitian yang dihasilkan. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui ketelitian koordinat hasil pengukuran fotogrametri jarak dekat
terhadap perubahan jarak pemotretan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan dalam penerapan teknik fotogrametri
jarak dekat. Ketelitian koordinat dipengaruhi oleh jarak pengambilan foto. Jarak pengambilan foto
serta cakupan foto yang optimal diharapkan dapat menghasilkan koordinat titik dengan ketelitian
yang tinggi sehingga teknik fotogrametri jarak dekat dapat diterapkan lebih lanjut terkait
dengan pengukuran obyek dengan dimensi yang relatif kecil.