Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

PENGARUH TERAPI THOUGHT STOPPING TERHADAP TINGKAT


INSOMNIA PADA PASIEN TBC DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH
SAKIT UMUM NEGARA TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis Paru merupakan penyakit saluran pernafasan yang menular

dimana penyakit ini disebabkan oleh microbakterium tuberkulosis (NANDA NIC-

NOC, 2015). Pada tahun 2013 terdapat 8.6 juta kasus Tuberkulosis Paru,

sedangkan pada tahun 2012 dimana 1,1 juta orang (13%) diantaranya adalah

pasien degan HIV positi. Sekitar 75% dari jumlah tersebuat pasiennya berasal dari

Afrika. Pada tahun 2012terdapat 450.000 yang menderita TB MDR dan 170.000

diantaranya meninggal dunia. pada tahun 2012 kasus anak yang menderita TB

diantara seluruh kasus TB secara global mencapai 6% atau 530.000 orang

pertahunnya atau sekitar 8% dari total kematian yang disebabkan oleh TB (WHO,

2012).

Indonesia merupakan negara berkembang dimana memiliki penduduk yang

padat, dimana di negara kita penderita TB paru pada tahun 2014 ada 324.539

orang, kemudian penderita TB dengan HIV positif mencapai angka 16.133 orang

sedangkan penderita TB yang HIV positif yang mendapatkan PPK mencapai 566

oranga. Pada tahun 2014 ada 9.399 orang yang menderita TB MDR dan pada

tahun 2015 mengalami peningkatan yang signifikan yaitu jumlah penderita TB

MDR 15.380 orang (Kementrian Kesehatan RI, 2016).


Di Provinsi Bali, TB termasuk dalam sepuluh besar penyakit yang ditemukan

di Puskesmas Sentinel, Puskesmas, dan Rumah Sakit di Provinsi Bali pada tahun

2012 dengan angka prevalensi TB paru mencapai 50 per 100.000 penduduk.

Denpasar memiliki proporsi suspek TB yang mengalami multi drug resistance

(TB-MDR) terbanyak diantara kabupaten/kota Provinsi Bali pada tahun 2012

yaitu mencapai 46,93% (46 kasus). Angka suspek TB-MDR di Kota Denpasar

pada tahun 2012-2013 mengalami penurunan yang relatif kecil yaitu sebesar

37,33% (Dikes Provinsi Bali, 2013).

Setiap manusia memiliki kebutuhan khusus yang harus dipenuhi, baik secara

fisiologis maupun psikologis. Terdapat banyak kebutuhan fisiologis manusia,

salah satunya adalah istirahat dan tidur. Tidur merupakan kebutuhan penting bagi

setiap orang, karena dengan tidur seseorang dapat memulihkan stamina tubuh dan

pembentukan daya tahan tubuh (Putu Arysta Dewi, 2013). Pada usia dewasa (18-

40 tahun) jumlah kebutuhan tidur perhari 7-8 jam perhari, pada usia 40-60 tahun

keatas mempunyai kebutuhan tidur 7 jam perhari sedangan usia 60 tahun ketas

kebutuhan tidur yang harus dipenuhi selama 6 jam perhari ( Kemenkes RI).

Berdasarkan penelitian Putu Arysta Dewi isomnia merupakan salah satu

gangguan tidur yang paling sering dikeluhkan di dunia praktik kedokteran.

Insomnia dapat didefinisikan sebagai kesulitan dalam memulai tidur,

mempertahankan tidur, bangun pagi, serta mengantuk di siang hari. Gangguan

tidur ini dapat menyerang semua usia. Prevalensi insomnia yang didefinisikan

sebagai gangguan tidur kronis yaitu sebanyak 50-70% dari semua lansia yang

berusia >65 tahun, penelitian sebelumnya juga menyebutkan di uthailand, hampir

50% pasien yang berusia >60 tahun mengalami insomnia. Di Indonesia lansia
termasuk lima besar terbanyak di dunia dengan jumlah lansia sesuai sensus

penduduk 2010 berjumlah 18,1 juta jiwa (9,6% dr total penduduk).

Berdasarkan penelitian Sri Laela penurunan nilai postpartum pada group orang tua

yang mana diberikan intervensi keperawatan dan terapi thought stopping secara

signifikanm lebih besar daripada group yang hanya diberikan intervensi

keperawatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecemasan orangtua prematur

bayi yang dirawat dengan intervensi keperawatan dan berpikir menghentikan

terapi menurun dari tinggi ke sedang kecemasan (14.46) dan kecemasan orang tua

yang tidak diobati dengan terapi penghentian pikiran menurun dari tinggi ke

kecemasan sedang (12,32).

Berdasarkan data tersebut, kejadian TB paru dan data insomnia mendorong

penulis untuk membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh Terapi Thought

Stopping Terhadap Tingkat Insomnia Pada Pasien TB Paru Di Ruang Flamboyan

Rumah Sakit Umun Negara Tahun 2018”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang penulis dapat merumuskan masalah,

yaitu “Adakah Pengaruh Terapi Thought Stopping Terhadap Tingkat Insomnia

Pada Pasien TB paru Di Rumah Sakit Umum Negara Tahun 2018?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan umum dari penelitian ini adalah

mengetahui pengaruh terapi thought stopping terhadap Tingkat Insomnia Pada

Pasien TB paru Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Negara Tahun 2018.
1.3.2 Tujuan Khusus

Berdasarkan rumusan masalah didapatkan beberapa beberapa tujuan khusus

yaitu:

1) Mengetahui tingkat insomnia pada pasien TB paru sebelum melakukan

terapi thought stopping di ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Negara

tahun 2018.

2) Mengetahui tingkat insomnia pada pasien TB paru sesudah melakukan

terapi thought stopping di ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Negara

tahun 2018.

3) Menganalisis perbedaan tingkat insomnia pada pasien TB paru sebelum dan

sesudah melalukan terapi thought stopping di ruang Flamboyan Rumah

Sakit Umum Negara tahun 2018.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1) Manfaat bagi Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Negara yaitu dapat

menerapkan tentang terapi thought stopping kepada seluruh pasien TB paru

yang mengalami insomnia untuk meningkatkan kualitas tidur pada pasien.

2) Manfaat bagi STIKES Jembrana yaitu penelitian ini akan bermanfaat untuk

memberikan informasi dalam melakukan penelitian lebih lanjut tentang

insomnia pada pasien TB paru.


3) Bagi peneliti selanjutnya juga ber manfaat sebagai acuan atau perbandingan

peneliti yang berhubungan dengan penanganan insomnia pada pasien TB

Paru.

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Bagi pasien TB paru yang mengalami insomnia dapat dijadikan acuan atau

pedoman yang dapat menambah pengetahuan untuk meningkatkan minat

pasien dalam melakukan terapi thought stopping.

2) Bagi Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Negara hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberikan gambaran insomnia pada pasien TB paru

dan pentingnya terap thought stopping dilakukan.


BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan / Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi-eksperiment dengan

pretest-posttestt with control group design. Yang dimaksud dengan penelitian

quasi-eksperimen yaitu eksperimen semu yang menggunakan kelompok

pembanding untuk mengetahui efek perlakuan.

4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan teknik sampling

tertentu untuk bisa memenuhi atu mewakili populasi. Peneliti tetap memilih

sampel dengan menetapkan kriteria inklusi yaitu batasan karakteristik reponden

yang masuk dalam penelitian dan kriteria eksklusi adalah karkteristik responden

yang harus dikeluarkan yang jika dijadikan sampel akan mengakibatkan penelitian

bias.

1) Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :


a. Seluruh Pasien TB paru yang bersedia mengikuti kegiatan terapi yang

dibuktikan dengan inform consent.

b. Pasien TB paru yang sedang dirawat di Ruang Flamboyan Rumah Sakit

Umum Negara.

c. Pasien TB paru yang mengalami insomnia.

2) Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Pasien TB paru yang tidak kooperatif.

b. Pasien TB paru yang mengundurkan diri saat proses melakukan terapi

thought stopping.

4.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel merupakan cara-cara yang ditempuh dalam

mengambil sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan

keseluruhan subjek penelitian. Cara pengambilan sampel dapat digolongkan

menjadi dua, yaitu Probability Sampling dan Non Probability Sampling. Dalam

penelitian ini mempergunakan Non Probability Sampling dengan teknik sampling

jenuh yaitu teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel.
4.4 Kerangka Operasional Penelitian

Melakukan persiapan penelitian

Menentukan sampel sesuai dengan kriteria


inklusi

Pemeriksaan tingkat insomnia sebelum


melakukan terapi thought stopping

Terapi thought stopping dilakukan selama 45-


60 menit

Pemeriksaan tingkat insomnia setelah melakukan


terapi thought stopping

Melakukan pengolahan data dan analisis data

Penyajian data dan penulisan hasi penelitian


4.5 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan

pengukuran secara cermat terhadap suatu objek. Definisi operasional pasa

penelitian ini adalah sebagai berikut :

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


1 Terapi Terapi yang - Terapi Thought -
Thought membantu Stopping
Stopping menghilangkan berdurasi 45-60
atau menghentikan menit dan
pikiran negatif dilakukan
untuk mengatasi sebanyak 3 kali
insomnia, yang dalam
dilakukan oleh seminngu
pasien TB paru di
Ruang Flamboyan
Rumah Sakit
Umum Negara.
2 Tingkat Mengukur tingkat Lembar Interval
Insomnia insomnia pada Kuesioner
pasien TB paru
sebelum dan
sesudah melakukan
terapi Thought
Stopping

Anda mungkin juga menyukai