PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan telah ditempatkan dalam suatu pola dalam pemikiran baru yang
disebut paradigma sehat yang menetapkan isu sehat sebagai bagian utama pembangunan
kesehatan. Lebih lanjut paradigma ini dijabarkan sebagai suatu konsep nasional
pembangunan yang berwawasan kesehatan.
Perencanaan Program Gizi atau yang biasa disingkat PPG merupakan proses belajar
untuk mendapatkan kemampuan profesionl kesehatan masyarakat, yaitu menerapkan
diagnosa komunitas yang intinya mengenali mengembangkan program penanganan masalah
kesehatan masyarakat yang bersifat promotif dan preventif, bertindak sebagai manager
madya yang dapat berfungsi sebagai pelaksana, pengelola, pendidikan dan peneliti,
melakukan pendekatan pada masyarakat dan bekerja dalam tim.
Kegiatan PPG dilakukan dengan melibatkan institusi yang berorientasi langsung pada
peningkatan derajat kesehatan masyarakat seperti dinas kesehatan kabupaten / kota maupun
institusi yang dapat memberi kontribusi dalam bidang kesehatan , misalnya puskesms dan
posyandu. PPG ini terdiri dari pengumpulan data di setiap rumah untuk memperoleh
informasi mengenai masalah – masalah gizi masyarakt di lingkungan tersebut.
Gizi adalah zat – zat ( kimia / bukan obat ) yang terdapat dalam makanan karena
makanan maka harus dikonsunsi untuk memilih kebutuhan tubuh, merupakan sesuatu yang
diharapakn. Namum kenyataannya makanan yang dikonsumsi bisa kurang dari kebutuhan
bisa juga lebih dari kebutuhan tubuh. Dan inilah uang disebut sebagai masalah gizi.
Masalah gizi adalah gangguan kesehatan dan kesejahteraan seseorang, kelompok
orang atau masyarakat sebagai akibat adanya ketidakseimbangan antara asupan ( intake )
dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi penyakit ( infeksi ).
Badan kesehatan dunia (WHO, 2011) memperkirakan bahwa 54% kematian anak
disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk. Di Indonesia, saat ini tercatat 4,5% dari 22 juta
balita atau 900 ribu balita di Indonesia mengalami gizi kurang atau gizi buruk dan
mengakibatkan lebih dari 80% kematian anak (Kemenkes,2012). Hasil Riskesdas (2010),
menunjukkan pravelensi gizi kurang menjadi 17,9% dan gizi buruk menjadi 4,9%, artinya
kemungkinan besar sasaran pada tahun 2014 sebesar 15,0% untuk gizi kurang dan 3,5%
untuk gizi buruk dapat tercapai (Depkes RI, 2010).
Selain permasalahan gizi pada balita, kami juga melihat dan mengambil data pada ibu
hamil terkait dengan gizi pada ibu hamil. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang
penting untuk diperhatikan dalam siklus kehidupan seorang perempuan karena sepanjang
masa kehamilannya dapat terjadi komplikasi yang tidak diharapkan. Setiap ibu hamil akan
menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap ibu hamil
memerlukan asuhan selama masa kehamilannya (Salmah, 2006). Angka kematian ibu (AKI)
merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan suatu negara. Jumlah
kematian ibu di negara berkembang tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara
dan Asia Selatan (WHO, 2013).
Tidak hanya pada balita dan ibu hamil tapi pada wanita usia subur ( WUS ) juga
terjadi permasalahan gizi. Anemia merupakan salah satu masalah gizi pada remaja yang
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. World Health Organization (WHO)
menyebutkan anemia termasuk 10 masalah kesehatan terbesar pada abad modern ini.
Prevalensi anemia di dunia sangat tinggi, terutama di negara-negara berkembang.
Pengertian dari WUS sendiri adalah wanita dalam usia reproduksi yaitu usia 15- 49
tahun baik yang berstatus kawin, janda maupun yang belum menikah. Dalam pengertian
WUS yang belum menikah yaitu wanita yang berusia 20-29 tahun yang belum pernah
menikah. Kesehatan pranikah merupakan suatu proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang ditujukan pada
masyarakat reproduktif pranikah. Pelayanan kesehatan diawali dengan pemeliharaan
kesehatan para calon ibu (Depkes RI,2003).
Berdasarkan laporan Puskemas Batakte per Agustus 2018, terdapat 1765 balita
dengan sebaran per desa sebagai berikut:
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
kegiatan ini adalah apa saja faktor determinan yang mempengaruhi status gizi balita,
ibu hamil, dan WUS di wilayah kerja Puskesmas Batakte Kabupaten Kupang Provinsi
NTT Tahun 2018.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor determinan yang mempengaruhi status gizi balita, ibu
hamil, WUS di wilayah kerja Puskesmas Batakte Kabupaten Kupang Provinsi
NTT Tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui presentase balita underweight
Mengetahui presentase balita stunting
Mengetahui presentase balita wasting
Mengetahui presentase ibu hamil yang anemia
Mengetahui presentase WUS yang mengonsumsi TTD
Mengetahui presentase bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah ( Berat
badan <2500 g )
Mengetahui presentase bayi usia <6 bulan yang mendapat ASI
Eksklusif
Mengetahui presentase bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif
Mengetahui presentase ibu hamil yang mendapatkan TTD minimal 90
tablet selama kehamilan
Mengetahui presentase ibu hamil KEK yang mendapat makanan
tambahan
Mengetahui presentase bayi baru lahir yang mendapat IMD
Mengetahui presentase balita yang ditimbang berat badannya
Mengetahui presentase balita yang memiliki buku KIA atau KMS
Mengetahui presentase balita 6 – 59 bulan yang dapat kapsul vit. A
Mengetahui presentase ibu nifas yang mendapat kapsul vit. A
Mengetahui presentase rumah tangga yang mengonsumsi garam
beryodium
Mengetahui presentase asupan energi pada balita
Mengetahui presentase asupan protein pada balita
Mengetahui presentase asupan karbohidrat pada balita
Mengetahui presentase asupan lemak pada balita
Mengetahui presentase asupan Fe pada balita
Mengetahui presentase asupan asupan Vit. A pada balita
D. Kegiatan
Kegiatan yang dilakasanakan adalah :
1. Melakukan baseline data
2. Melakukan analisis data
3. Melakukan penyajian data
4. Menyusun rencana intervensi gizi
5. Menyusun dan menyajikan laporan hasil pelaksanaan program perencanaan gizi
E. Waktu
Mata kuliah perencanaan program gizi ini mempunyai bobot 2 SKS yang terdiri dari 1
SKS teori dan 1 SKS praktek. Praktek PPG dilaksanakan selama 5 hari praktek kerja
lapangan di desa. Pelaksanaan praktek PPG mulai tanggal 05 – 09 November 2018
untuk kelas A dan B.
F. Lokasi
Lokasi yang digunakan adalah 12 desa di wilayah kerja puskesmas batakte Kabupaten
Kupang.
G. Peserta
Mahasiswa yang memenuhi syarat sebagai berikut:
Mahasiswa jurusan gizi yang telah lulus mata kuliah yang disajikan pada
semester I sampai dengan IV
Sudah melakukan pengisian KRS mata kuliah semester V
Mengikuti kuliah tatap muka
Telah mengikuti dengan aktif pembekalan PPG
Mahasiswa yang mengikuti PKL sebanyak 91 orang ( Kelas A 47 orang dan
Kelas B 44 orang )
H. Pembimbing
Pembimbing adalah seorang yang telah ditunjuk oleh pihak jurusan gizi untuk
memberikan bimbingan dan pembinaan serta layanan konsultasi kepada mahasiswa
selama praktek berlangsung. Bimbingan yang diberikan dapat merupakan bimbingan
teknis operasional dan bimbingan non teknis. Pembimbing yang dimaksud adalah
kepala wilayah kecamatan, petugas gizi puskesmas, dan kepala desa.
Supervisor adalah staf pengajar pada jurusan gizi poltekkes kemenkes kupang yang
diberi tugas untuk melaksanakan bimbingan dan penilan terhadap mahasiswa praktek.
Syarat – syarat untuk menjadi supervisor :
1. Pendidikan minimal D3
2. Staf pengajar yang telah bekerja minimal 2 tahun
3. Memiliki kemauan dan kemampuan dalam kegiatan supervisi
4. Pernah melakukan penentuan status gizi dengan antropometri
5. Pernah melakukan survei konsumsi
6. Pernah melakukan program intervensi gizi di lapangan
7. Pernah mengorganisir kegiatan praktek
BAB II
A. Analisis Situasi
a. Keadaan geografis
b. Keadaan demografi
c. Sarana dan prasarana pendukung kesehatan masyarakat.
B. Hasil Baseline
a. Masalah gizi yang ditemukan (sesuai dengan master table).
Frequency Percent
5 1 2,2
Total 42 93,3
Missing System 3 6,7
Total 45 100,0
ASUPAN ENERGI
ASUPAN PROTEIN
ASUPAN KHARBOHIDRAT
ASUPAN VITAMIN A
PEKERJAAN IBU
ASI EKSKLUSIF
PENGETAHUAN
PERILAKU
Remaja
UMUR
BERAT BADAN
TINGGI BADAN
Jenis Kelamin
Umur
Hamil anak ke
Usia kehamilan
lilasblm
Frequency Percent
Berat badan
Tinggi badan
Pekerjaan istri
pekerjaan suami
bb sebelum hamil
Asupan energy
Asupan protein
Asupan kharbohidrat
Pengetahuan
Perilaku
b. Prioritas masalah.
BAB III
A. Tujuan
Untuk melakukan manajemen dari diagnosis yang telah ditetapkn sebelumnya
mengikuti manajemen dari faktor – faktor resiko, faktor perilaku, faktor lingkungan
dan aspek gizi dari status kesehatan pasien.
B. Bentuk- bentuk kegiatan intervensi
1. Implementasi : upaya menterjemahkan data assesment ke penyusunan strategi,
kegiatan, atau intervensi yang dapat memenuhi kebutuhan pasien atau klien yang
ditetapkan.
2. Intervensi harus spesifik
Apa ?
Dimana ?
Kapan ?
Bagaimana?
3. Intervensi harus diterapkan secra bertahap untuk memberi kesempatan
beradaptasi, dan meningkatnya komplain dari pasien.
4. Selalu mengacu kepada tujuan.
5. Tentukan output yang dikehendaki serta target yang hendak dicapai.
6. Tentukan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai target yang dimaksud.
BAB IV
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Nama mahasiswa :
Nim :
2.
3.
4.
5.
B. ABSENSI MAHASISWA
Tanggal
No Nama
5 6 7 8 9
1. Erna Kaho Hinga
2. Gidon Rata Loid
3. M. Rosiadi
4. Mardik S. Manu
5. Nova M. Malua
6. Yutriani Tadja
7. Tamara Djaranjoera
8. Yohana Selan