Anda di halaman 1dari 34

1

a) Skenario
SKENARIO 1
Desain Cohort

Seorang dokter ingin melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara


kebiasaan mengkonsumsi alcohol dengan kejadian penyakit kanker hati.
Penelitian membandingkan kelompok yang meminum alcohol dengan kelompok
yang tidak meminum alcohol dan amati selama 5 tahun. Untuk membuktikan
hipotesisnya peneliti melakukan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dengan
desain cohort.

b) Klarifikasi Istilah
STEP 1
1. Desain cohort : Rancangan penelitian epidemioligi observasional analitik
Yang mempelajari hubunganan tara penyakit dengan cara
membandingkannya dimulai dari variable penyebab
(factor resiko) kemudian di ikuti pada waktu yang akan
datang.
2. Hipotesis : Jawaban sementara terhadap masalah yang masih harus
Dibuktikan kebenarannya, referensi yang harus
dirumuskan serta diterima sementara yang fakta-fakta
yang diminta sebagai petunjuk selanjutnya.

c) Rumusan Daftar Masalah


STEP 2
1. Apa tujuan penelitian kesehatan dan manfaatnya?
2. Apa saja metode penelitian?
3. Mengapa pada kasus menggunakan pendekatan kuantitatif?
4. Mengapa desain penelitian pada kasus menggunakan desain cohort?
5. Bagaimana hipotesa pada kasus tersebut?
2

d) Analisis Masalah
STEP 3
1. A. Tujuan
a. Menemukan teori atau generalisasi kedokteteran baru
b. Memperkokoh teori yang sudah ada
c. Sebagai acuan
d. Dasar merumuskan kerangka
B. manfaat
a. Digunakan untuk menggambarkan status kesehatan
b. Untuk mendukung teori yang sudah ada
c. Saranan diagnosis dalam system pelayanan kesehatan
d. Sarana menyusun rencana pelayanan kesehatan
2. Metode
a. Eksperimental : true eksperimen, kuasi eksperimen
b. Observasi : descriptif dan analitik
Ekperimen: penelitian dasar, terapan, tindakan, edukasi.
Jenis :kulitatif dan kuantitatif.
3. Menemukan pengetahuan berupa angka mengetahui apa yang ingin diketahui.
Kuantitatif : focus kepada data-data menggunakan statistika.
Kualitatif : pradigma, strategi, implementasi.
Membandingkan antara yang mengkonsumsi alkohol yang telas disesuaikan
dengan variable penelitian.
4. Cohort
a. Retrospektif : faktor resiko tidak diikuti perubahannya
b. Prosfektif :faktor resiko diikuti perubahannya.
Rumus :
Rasio relatif (RR) = A/A+B: C/C+D

5. H0 dan H1 : ditemukan di SPSS


P < 0,05 = signifikan
P >0, 05 = tidaksignifikan
Signifikan : ada hubungan antara alcohol dengan CAhepar.
3

e) Sistematika Masalah
STEP 4
1. Manfaat teori ilmiah :
a. Acuan dasar hipotesis
b. Pengkajian
c. Dasar merumuskan kerangka teori
d. Ide baru

Tujuan : Memperbaiki atau memodifikasi teori yang sudah ada.


Tujuan umum: Mencari factor resiko CAhepar.
Tujuan khusus: Hubungan alcohol dengan CAhepar.

2. Metode survey (non experiment) hanya sebagian populasi yang dilakukan


penelitian eksploratori .
Deskriptif: Berkaitan dengan jenis kelamin dan umur.
Ekperimen :Variable yang diintervensi.
Skala variabel : Numerik dan kategorik
3. Kuantitatif : Scoring
Kualitatif: descriptif (analisis), persentase
4. Mengatur kompertabilitas 2 kelompok
Menentukan besarnya angka resiko dari suatu waktu
Keseragaman observasi dari factor resiko dengan efek
5. H0 dan H1 : ditemukan di SPSS
P < 0,05 = signifikan
P >0, 05 = tidak signifikan
Signifikan :ada hubungan antara alcohol dengan CAhepar.
4

Mind Map

True Kuasi
Hipotesis
Umum

Tujuan Eksperimental

Khusus Desain
Jenis
Penelitian

Manfaat
Observasional
Pendekatan

Deskriptif Analitik
Kualitatif Kuantitatif

f) Sasaran Belajar
STEP 5
1. Tujuan dan manfaat penelitian.
2. Pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
3. Desain penelitian.
4. Hipotesis dalam penelitian

g) Belajar Mandiri
STEP 6
Belajar mandiri
5

h) Penjelasan
STEP 7

1) Tujuandanmanfaatpenelitian.

Penulisan Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian mengungkapkan tujuan umum dari apa yang akan dicapai,
sebagai tindak lanjut dari identifikasi masalah. Di dalam tujuan umum (ultimate
goal, ultimate objective) dinyatakan tujuan akhir penelitian yang hendak
dilaksanakan, yang mungkin merupakan aspek yang lebih luas atau tujuan jangka
panjangnya.1

Tujuan penelitian mengetengahkan tujuan khusus dengan indikator-indikator yang


dipakai dalam penelitian terutama berkaitan dengan variabel-variabel yang akan
diteliti. Dalam tujuan khusus (spesific objective) disebutkan secara tajam hal-hal
yang langsung diukur, dinilai, atau diperoleh dari penelitian (studi pustaka). 1

Maksud dan tujuan penelitian sering dianggap sebagai hal yang sama, tetapi
sebenarnya terdapat perbedaan antar keduanya. 1

Maksud (tujuan umum) dan tujuan (tujuan khusus) yang hanya terdiri dari satu
atau dua butir saja, mungkin cukup ditulis secara naratif dalam satu kalimat, tetapi
bila ada banyak butir dan sub-butir maka perlu dipecah dan diberi nomor, agar
lebih mudah dimengerti. 1

 Contoh 1

Dari penelitian ini akan dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi


penghentian pemberian ASI pada masyarakat urban, yang pada gilirannya
dapat dipakai sebagai masukan untuk upaya penggalakan penggunaan
ASI. 2

 Contoh 2
1) Maksud penelitian:
Menurunkan angka kematian pasien demam berdarah
2) Tujuan penelitian:
6

- Memperoleh data faktor risiko untuk timbulnya rejatan berulang


pada pasien demam berdarah dengue
- Mengetahui efektivitas pemberian cairan 'X' untuk mencegah
rejatan berulang pada pasien demam berdarah dengue. 2

Secara umum tujuan semua jenis penelitian kesehatan:


(1) Menemukan/menguji fakta baru maupun fakta lama sehubungan dengan
bidang kesehatan/kedokteran
(2) Mengadakan analisis terhadap hubungan/interaksi antara fakta-fakta yang
ditemukan dalam bidang kesehatan/kedokteran
(3) Menjelaskan tentang fakta yang ditemukan serta hubungannya dengan
teori-teori yang ada
(4) Mengembangkan alat, teori atau konsep baru dalam bidang kesehatan atau
kedokteran yang memberi kemungkinan bagi peningkatan kesehatan
masyarakat khususnya dan peningkatan kesejahteraan umat manusia pada
umumnya. 3

Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Menjelaskan mengenai manfaat penelitian. Pada bagian ini diuraikan manfaat apa
yang diharapkan diperoleh dari penelitian yang dilakukan nanti. Biasanya
disebutkan manfaat akademis (ilmiah) dan manfaat praktis (pelayanan masyarakat
dan pengembangan penelitian itu sendiri).1

Biasanya disebutkan manfaat dalam:

(1) Bidang akademik/ilmiah


(2) Bidang pelayanan masyarakat
(3) Pengembangan penelitian itu sendiri. 3

Penelitian dapat bersifat


(1) Quick yielding (hasil penelitian dapat segera diterapkan dalam
praktik/kebijakan seperti kebanyakan penelitian klinis)
7

(2) Non-quick yielding (hasilnya tidak segera diterapkan, seperti kebanyakan


penelitian ilmu-ilmu kedokteran dasar). 2

Manfaat penelitian kesehatan:


(1) Hasil penelitian dapat digunakan untuk menggambarkan tentang keadaan
atau status kesehatan individu, kelompok maupun masyarakat
(2) Hasil penelitian kesehatan dapat digunakan untuk menggambarkan
kemampuan sumber daya dan kemungkinan sumbernya tersebut guna
mendukung pengembangan pelayanan kesehatan yang direncanakan
(3) Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana diagnosis dalam mencari
sebab masalah kesehatan/kegagalan-kegagalan yang terjadi di dalam
sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikian akan memudahkan
pencarian alternatif pemecahan masalah-masalah tersebut
(4) Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana untuk menyusun
kebijaksanaan dalam menyusun strategi pengembangan sistem pelayanan
kesehatan
(5) Hasil penelitian kesehatan dapat melukiskan kemampuan dalam
pembiayaan, peralatan dan ketenagakerjaan baik secara kuantitas maupun
secara kualitas guna mendukung sistem kesehatan. 3

2) Pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

A. Pendekatan Kuantitatif

Definisi

Pendekatan kuantitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian,


proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data
sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek pengukuran,
perhitungan, rumus dan kepastian data numerik.4

Karakeristik Penelitian Kuantitatif


8

a. Menggunakan pola berpikir deduktif (rasional – empiris atau topdown),


yang berusaha memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan
konsep-konsep yang umum untuk menjelaskan fenomena-fenomena
yang bersifat khusus.
b. Logika yang dipakai adalah logika positivistik dan menghindari hal-hal
yang bersifat subjektif.
c. Proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan.
d. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyususun ilmu
nomotetik yaitu ilmu yang berupaya membuat hukum-hukum dari
generalisasinya.
e. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang
dibutuhkan, serta alat pengumpul data yang dipakai sesuai dengan apa
yang telah direncanakan sebelumnya.
f. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan
alat yang objektif dan baku.
g. Peneliti menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian,
dalam arti dirinya tidak terlibat secara emosional dengan subjek
penelitian.
h. Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul.
i. Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, lepas dari konteks
waktu dan situasi.5

Prosedur Penelitian Kuantitatif


Penelitian kuantitatif pelaksanaannya berdasarkan prosedur yang telah
direncanakan sebelumnya. Adapun prosedur penelitian kuantitatif terdiri
dari tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut.
a. Identifikasi permasalahan
b. Studi literatur.
c. Pengembangan kerangka konsep
d. Identifikasi dan definisi variabel, hipotesis, dan pertanyaan penelitian.
e. Pengembangan disain penelitian.
f. Teknik sampling.
9

g. Pengumpulan dan kuantifikasi data.


h. Analisis data.
i. Interpretasi dan komunikasi hasil penelitian.5

Pada tahap ini, peneliti kuantitatif akan melakukan proses kajian terhadap
teori-teori atau hasil studi terdahulu. Proses ini disebut theoritical
assessmentkajian terhadap teori atau hasil studi terdahulu difokuskan pada
konsep utama yang digunakan. Konsep utama dalam hal ini adalah
variabel dependennya. Misalnya jika seorang peneliti tertarik untuk
mengetahui pemanfaatan kartu sehat oleh masyarakat miskin, maka yang
perlu digali adalah teori-teori atau hasil studi terdahulu tentang Kebijakan
di Bidang Kesehatan dan Pelayanan Puskesmas. 4

Peneliti dapat menemukan penjelasan baik secara tersurat maupun tersirat


mengenai variabel independen ketika menggali teori tentang pemanfaatan
kartu sehat. Jika peneliti menemukan ada beberapa teori atau hasil
penelitian terdahulu tentang gejala yang ingin ditelitinya, peneliti dapat
melakukan perbandingan teori atau memilih satu teori yang akan dipakai
dengan alasan ilmiah dan bukan alasan pribadi. Pada tahap ini, peneliti
dapat menyusun penjelasan tentang konsep-konsep yang akan digunakan,
variabel-variabel, dan proposisi-proposisi yang terkait. Konsep merupakan
suatu gagasan yang dinyatakan dalam suatu simbol atau kata. Pada teori,
selain kita dapat menemukan conceptual definition dari konsep yang
muncul sebagai konsekuensi dari pendefinisian konsep tersebut, kita juga
dapat menemukan concept cruster (kelompok konsep), yaitu konsep lain
yang memiliki hubungan dengan konsep yang sedang kita gunakan.
Variabel dalam penelitian kuantitatif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent
variable). Variabel bebas adalah suatu variabel yang ada atau terjadi
mendahului variabel terikatnya. Keberadaan variabel ini dalam penelitian
kuantitatif merupakan variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau
topik penelitian. Sementara itu, variabel terikat maupun variabel yang
diakibatkan atau yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Keberadaan
10

variabel ini sebagai variabel yang dijelaskan dalam fokus/topik penelitian.


Jika digambarkan dalam bentuk bagan, maka akan berbentuk seperti
gambar berikut ini.4

Gambar2.1Hubunganantarvariableterikatdanvariablebebas.4

Metode Penelitian Kuantitatif


Metode yang dipergunakan dalam penelitian kuantitatif, khusunyakuantitatif
analitik adalah metode deduktif. Dalam metode ini teori ilmiahyang telah diterima
kebenarannya dijadikan acuan dalam mencari kebenaranselanjutnya.5
Pada dasarnya metodailmiah merupakan cara ilmu memperoleh dan menyusun
tubuhpengetahuannya berdasarkan :
a) Kerangka pemikiran yang bersifat logis dengan argumentasi yang bersifat
konsisten dengan pengetahuansebelumnya yang telah berhasil disusun
b) Menjabarkan hipotesisyangmerupakan deduksi dari kerangka pemikiran
tersebut
c) Melakukan verifikasi terhadap hipotesis termaksud untuk menguji
kebenaranpernyataannya secara faktual.5
Kerangka berpikir ilmiah pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah sebagai
berikut.
a) Perumusan masalah, yang merupakan pertanyaan mengenai objek empiris
yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang
terkait di dalamnya.
11

b) Penyusunan kerangka berpikir dalam penyusunan hipotesis yang


merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin
terdapat antara berbagai faktor yang saling mengait dan membentuk
konstelasi permasalahan. Kerangka berpikir ini disusun secara rasional
berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan
memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan dengan permasalahan.
c) Perumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaan
terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan
dari dari kerangka berpikir yang dikembangkan.
d) Pengujian hipotesis yang merupakan pengumpulan fakta-fakta yang
relevan dengan hipotesis, yang diajukan untuk memperlihatkan apakah
terdapat fakta-fakta yang mendukung hipoteisis tersebut atau tidak.
e) Penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian apakah hipotesis yang
diajukan itu ditolak atau diterima. 5

B. Pendekatan Kualitatif

Definisi

Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses,


hipotesis, turun ke lapangan, analisis data.6

Karakteristik Penelitian Kualitaif


a. Menggunakan pola berpikir induktif (empiris – rasional atau
bottomup).Metode kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan
grounded theory, yaitu teori yang timbul dari data bukan dari hipotesis
sepertidalam metode kuantitatif. Atas dasar itu penelitian bersifat
generating theory, sehingga teori yang dihasilkan berupa teori
substansif.
b. Perspektif emic/partisipan sangat diutamakan dan dihargai tinggi. Minat
peneliti banyak tercurah pada bagaimana persepsi dan makna menurut
sudut pandang partisipan yang diteliti, sehingga bias menemukan apa
yang disebut sebagai fakta fenomenologis.
12

c. Penelitian kualitatif tidak menggunakan rancangan penelitian yang


baku. Rancangan penelitian berkembang selama proses penelitian.
d. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami, mencari makna di
balik data, untuk menemukan kebenaran, baik kebenaran empiris
sensual, dan empiris logis.
e. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, sumber data yang
dibutuhkan, dan alat pengumpul data bisa berubah-ubah sesuai dengan
kebutuhan.
f. Pengumpulan data dilakukan atas dasar prinsip fenomenologis, yaitu
dengan memahami secara mendalam gejala atau fenomena yang
dihadapi.
g. Peneliti berfungsi pula sebagai alat pengumpul data sehingga
keberadaanya tidak terpisahkan dengan apa yang diteliti.
h. Analisis data dapat dilakukan selama penelitian sedang dan telah
berlangsung.
i. Hasil penelitian berupa deskripsi dan interpretasi dalam konteks/waktu
serta situasi tertentu.5

Prosedur Penelitian Kualitatif


Prosedur pelaksanaan penelitian kualitatif bersifat fleksibel sesuaidengan
kebutuhan, serta situasi dan kondisi di lapangan. Secara garis besartahapan
penelitian kualitatif adalah sebagai berikut.
a. Merumuskan masalah sebagai fokus penelitian.
b. Mengumpulkan data di lapangan.
c. Menganalisis data.
d. Merumuskan hasil studi.
e. Menyusun rekomendasi untuk pembuatan keputusan.5

Metode Penelitian Kualitatif

Tentang metode penelitian kualitatif, Creswellmendefinisikannyasebagaisuatu


pendekatanatau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala
sentral. Untuk mengerti gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai peserta
13

penelitian atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan yang umum dan agak
luas. lnformasi yang disampaikan oleh partisipan kemudian dikumpulkan,
lnformasi tersebut biasanya berupa kata atau teks. Data yang berupa kata-kata
atau teks tersebut kemudian dianalisis. Hasil analisis itu dapat berupa
penggambaran atau deskripsi atau dapat pula dalam bentuk tema-tema. Dari
data-data itu peneliti membuat interpretasi untuk menangkap arti yang terdalam.
Sesudahnya peneliti membuat permenungan pribadi (self-reflection) dan
menjabarkannya dengan penelitian-penelitian ilmuwan lain yang dibuat
sebelumnya. Hasil akhir dari penelitian kualitatif dituangkan dalam bentuk
laporan tertulis. Laporan tersebut agakfleksibel karena tidakada ketentuan baku
tentang struktur dan bentuk laporan hasil penelitian kualitatif. Tentu saja hasil
penelitian kualitatif sangat dipengaruhi oleh pandangan, pemikiran, dan
pengetahuan peneliti karena data tersebut diinterpretasikan oleh peneliti. Oleh
karena itu, sebagian orang menganggap penelitian kualitatif agak bias karena
pengaruh dari peneliti sendiri dalam analisis data. 5

Tahapan penelitian kualitatif

(1) Pertama, dimulai dengan identifikasi masalah yang menjadi sasaran dalam
penelitian. ldentifikasi masalah menyangkut spesifikasi isu atau gejala yang
hendak dipelajari. Bagian ini juga memuat penegasan bahwa isu tersebut
layak diteliti. Pembaca diyakinkan akan pentingnya penelitian ini.
(2) Kedua, kelanjutan dari tahap sebelumnya, yaitu pembahasan atau
penelusuran kepustakaan (literature review). Pada bagian ini peneliti mencari
bahan bacaan,jurnal yang memuat bahasan dan teori tentang topik yang akan
diteliti. Pertanyaan yang harus ada dalam diri peneliti yaitu apakah pernah
dibuat penelitian tentang topik atau isu ini. Pertanyaan lain yaitu apakah yang
ditekankan dalam penelitian atau studi sebelumnya. Apakah penelitian saya
ini rnerupakan peneguhan penelitian sebelumnya dalam kondisi yang berbeda
ataukah memberikan hal-hal dan pemikiran yang baru yang tidak dibahas
atau ditekankan pada penelitian-penelitian sebelurnnya. Pertanyaan penting
lainnya yaitu apakah kelebihan dari studi atau penelitian itu dibandingkan
dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
14

(3) Ketiga, menentukan tujuan dari penelitian. Pada bagian ini peneliti
rnengidentifikasi maksud utarna dari penelitiannya.
(4) Keempat, pengumpulan data. Pengumpulan data rnenyangkut pula pernilihan
dan penentuan calon partisipan yang potensial. Termasuk dalam bagian ini
adalah penentuan jumlah partisipan yang akan terlibat. Hal penting lainnya
yaitu rnempertimbangkan keterjangkauan dan kemampuan para partisipan
untuk terlibat secara aktif dalam penelitian ini.
(5) Kelima, analisis dan penafsiran (interpretation) data. Data yang tersedia,
yang biasanya dalam bentuk teks, dianalisis. Bagian analisis ini biasanya
rnenyangkut klasifikasi dan pengkode-an data. Data yang begitu banyak
diringkas, diklasifikasi dan dikategorisasi atau pengkodean. Ide-ide yang
merniliki pengertian yang sama disatukan. Nantinya akan muncul beberapa
ide dan berkembang menjadi tema-tema. Tema-tema ini nantinya ditafsirkan
atau diinterpretasi oleh peneliti sehingga nantinya menghasilkan gagasan atau
teori yang baru.
(6) Keenam, tahap terakhir dari tahapan penelitian adalah pelaporan. Karena
coraknya deskriptif, maka metode penelitian kualitatif biasanya
menghasilkan suatu laporan yang cukup tebal. Situasi, lingkungan dan
pengalaman partisipan digarnbarkan secara luas dan mendalarn sehingga para
pembaca akan marnpu menempatkan diri dan rnerasakan apa yang
sebenarnya terjadi. Laporan hasil penelitian rnernposisikan pembaca sebagai
orang yang terlibat dalam keadaan tersebut.6

C. Perbedaan Kuantitatif dan Kualitatif


15

Gambar 2.2 Perbedaan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.7


16

Gambar 2.3Perbandingan singkat antara penelitian kuantitatif dan kualitatif.8

3) Desainpenelitian.
a. Observasional

Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-


aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna
kejadian yang dilihat dari perspektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang
diamati tersebut. Hasil observasi menjadi data penting karena beberapa hal, antara
lain:

Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal
yang diteliti
17

a) Observasi memungkinkan peneliti untuk bersifat terbuka, berorientasi


pada penemuan dari pada pembuktian danmempertahankan pilihan untuk
meneliti masalah secara induktif.
b) Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek
penelitian sendiri kurang sadari.
c) Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang
karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara
terbuka dalam wawancara. 3

Karakteristik Penelitian Deskriptif

Adapun kareteristik penelitian deskriptif yaitu:

a) Lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung. Penelitian kualitatif


mengadakan penelitian pada konteks dari suatu kebutuhan adanya (alami)
tanpa dilakukan perubahan dan intervensi oleh peneliti.

Manusia merupakan alat (instrumen) utama pengumpulan datakualitatif


menghendaki peneliti atau dengan bantuan orang lain sebagi alat utama
pengumpulan data.

a. Agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-


kenyataan yang ada di lapangan.
b. Analisis data dilakukan secara induktif. Penelitian kualitatif tidak
dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari fakta empiris. Penelitian
terjun ke lapangan, mempelajari, menganalisis, menafsirkan, dan
menarik kesimpulan dari fenomena yang ada dilapangan.
c. Penelitian bersifat deskriptif analitik. Data yang diperoleh (berupa
kata-kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan
atau angka statistik, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang
memiliki arti lebih kaya dari sekedar angka atau frekuensi. Peneliti
segera melakukan analisis data dengan memberi pemaparan gambaran
mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif.
d. Tekanan penelitian berada pada proses. Penelitian kualitatif lebih
banyak mementingkan segi proses dari pada hasil. Pertanyaan apa
18

(yang dilakukan), mengapa (hal itu dilakukan) dan bagimana (cara


melakukannya) uraian naratif merajut pemaparan suatu fenomena.
e. Pembatasan penelitian berdasarkan fokus. Penelitian kualitatif
menghendaki ditetapkannya batas atas dasar fokus. Dalam pemikiran
fokus terliput di dalam perumusan latar belakang studi dan
permasalahan. Fokus juga berarti penentuan keluasan permasalahan
dan batas penelitian.
f. Perencanaan bersifat lentur dan terbuka. Perencanaan (desain) dalam
penelitian kualitatif tidak bersifat ketat atau kaku, sehingga sulit untuk
diubah. Perencanaan penelitian disusun bersifat lentur dan terbuka
disesuaikan dengan kondisi sebenarnya yang ada di lapangan studi.
Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama. Pemaparan sebagai
hasil interpretasi dalam penelitian kualitatif dikehendaki merupakan
kesepakatan yang diperundingkan dengan subjek-subjek yang
dijadikan sumber data.
g. Pembentukan teori berasal dari dasar. Penelitian kualitatif
manekankan pada kepercayaan terhadap apa adanya yang dilihat,
sehingga bersifat netral. Analisis induktif memeberi makna bukan
maksud menjaring data untuk membuktikan hipotesis yang telah
dirumuskan.
h. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif. Metode ini
digunakan karena lebih mudah mengadakan penyesuaian dengan
kenyataan yang berdimensi ganda dan lebih mudah menyajikan secara
langsung hakikat hubungan antara peneliti dan subjek penelitian. 3

Metode Penelitian Deskriptif


Kuantitatif adalah suatu metodeyang bertujuan untuk membuat gambar atau
deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif yang menggunakan angka, mulai
dari pengumpulan data,penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan dan
hasilnya.Jenis Penelitian iniadalah kuantitatif dengan menggunakan rancangan
penelitian deskriptif observasional. Penelitian digunakan untuk melihat gambaran
dari fenomena, deskripsikegiatan dilakukan secara sistematisdan lebih
19

menekankan pada data factual dari pada penyimpulan. Penelitian observasi


merupakan penelitian yg tidak melakukan manipulasi atau intervensi pada subyek
peneliti. penelitian ini hanya melakukan pengamatan (observasi) pada subjek
penelitian. 3

Observasional
1. Studi Cross-Sectional

Dalam pengukuran cross-sectional peneliti melakukan observasi atau pengukuran


variable pada saat tertentu. Subjek yang diamati hanya di observasi satu kali saja
dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut. Jadi,
pada studi Cross Sectional peneliti tidak melakukan tindak lanjut terhadap
pengukuran yang dilakukan.
Desain cross-sectional merupakan desain yang dapat digunakan untuk penelitian
deskriptif, namun juga dapat untuk penelitian analitik sehingga sering digunakan
3
untuk studi klinis maupun lapangan.

Kelebihan :
a.Keuntungan yang utama dari desain cross-sectional adalah memungkinkan
penggunaan populasi dari masyarakat umum, tidak hanya para pasien yang
mencari pengobatan, hingga generalisasinya cukup memadai.
b.Desain ini relatif mudah, murah, dan hasilnya cepat dapat diperoleh.
c.Dapat dipakai untuk meneliti banyak variabel sekaligus.
d.Jarang terancam loss to follow-up (drop out).
e.Dapat dimasukkan ke dalam tahapan pertama suatu penelitian cohort atau
eksperimen, tanpa atau dengan sedikit sekali menambah biaya.
f.Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang bersifat lebih
konklusif. 3
Contoh : Ingin diketahui peran kadar kolesterol, trigliserida, hemoglobin, jumlah
konsumsi rokok, dan usia terhadap tekanan darah diastolok guru lelaki di Jakarta.
Hubungan antara berbagai variabel independen (faktor risiko) dengan variabel
20

dependen (tekanan darah) dinyatakan dalam persamaan regresi multiple. 3


Kekurangan :
a.Sulit untuk menemukan sebab dan akibat karena pengambilan data risiko dan
efek pada saat yang bersamaan (temporal relationship tidak jelas).
b.Studi prevalens lebih banyak menjaring subjek yang mempunyai masa sakit
yang panjang dari pada yang mempunyai masa sakit yang pendek, karena individu
yang cepat sembuh atau cepat meninggal mempunyai kesempatan yang lebih kecil
untuk terjaring dalam studi. Bila karakteristik pasien yang cepat sembuh atau
meninggal itu berbeda dengan mereka yang mempunyai masa sakit panjang,
terdapat salah interpretasi hasil penelitian.
c.Dibutuhkan jumlah subjek yang cukup banyak , terutama bila variabel yang
dipelajari banyak.
d.Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidens, maupun prognosis.
e.Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang.
f.Mungkin terjadi bias prevalens atau bias insidens karena efek faktor suatu risiko
selama selang waktu tertentu dapat disalahtafsirkan sebagai efek suatu penyakit. 3

2.Studi Kasus-Kontrol (Case Control)


Pada desain ini peneliti melakukan pengukuran variabel tergantung, yakni efek,
sedangkan variabel bebasnya di cari secara retrospektif, karena itu studi kasus-
kontrol disebut studi longitudinal, artinya subjek tidak hanya di observasi pada
satu saat tetapi diikuti selama periode yang ditentukan. Pada studi ini dilakukan
identifikasi subjek (kasus) yang telah terkena penyakit (efek), kemudian ditelusuri
secara retrospektif ada atau tidak adanya factor risiko yang didug aberperan.
Pemilihan subyek sebagai control ini dapat dilakukan dengan cara serasi
(matching) atau tanpa matching. 3
Contoh : Hubungan antara pemberian susu formla pada masa neonates(formula
dini) berkaitan dengan peningkatan kejadian asma dibawah usia 1 tahun (asma
dini)
Pada studi kasus kontrol yaitu dengan mencari bayi dengan dan tanpa asma.
Kelebihan :
a.Studi kasus-kontrol dapat, atau kadang bahkan merupakan satu-satunya, cara
21

untuk meneliti kasus yang jarang atau masa latennya panjang


b.Hasil dapat diperoleh dengan cepat
c.Biaya yang diperlukan relatif lebih sedikit
d.Memerlukan subjek penelitian yang lebih sedikit
e.Memungkinkan untuk mengidentifikasi berbagai faktor risiko sekaligus dalam
satu penelitian. 3
Kelebihan :
1.Data mengenai pajanan faktor risiko diperoleh dengan mengandalkan daya ingat
atau catatan medis sehingga dapat menyebabkan recall bias. Data sekunder
catatan medis rutin yang sering dipakai sebagai sumber data juga tidak begitu
akurat.
2.Validasi mengenai informasi kadang – kadang sukar diperoleh
3.Oleh karena kasus maupun kontrol dipilih oleh peneliti maka sukar untuk
meyakinkan bahwa kedua kelompok itu sebanding dalam berbagai faktor
eksternal dan sumber bias lainnya
4.Tidak dapat memberikan incidence rates
5.Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih dari 1 variabel dependen, hanya
berkaitan dengan satu penyakit atau efek. 3

3.Studi Cohort
Berlawanan dengan studi kasus-kontrol yang dimulai dengan identifikasi efek.
Pada penelitian cohort yang diidentifikasi dulu adalah kasusnya, kemudian subjek
diikuti secara prospektif selama periode tertentu untuk mencari ada tidaknya efek.
Pada penelitian cohort murni (internal), yang diamati adalah subjek yang belum
mengalami pajanan faktor risiko serta belum mengalami faktor efek. Subjek yang
terpajan menjadi kelompok yang diteliti, sedang subjek yang tidak terpajan
menjadi kontrol. Kedua kelompok tersebut kemudian diikuti selama periode
waktu tertentu, dan ditentukan apakah telah terjadi efek atau penyakit yang diteliti
sedangkan pada studi cohort eksternal apabila subjek yang dipilih sudah terkena
faktor risiko namun belum mengalami efek dan kelompok pembanding dipilih
dari subjek lain yang tanpa pajanan faktor risiko dan tanpa efek. 3
22

Modifikasi Rancangan Studi Cohort


a.Studi Cohort Retrospektif
Pada desain ini, peneliti mengidentifikasi faktor risiko dan efek pada cohort yang
telah terjadi di masa lalu namun kejadian efek ditelusur prospektif dilihat dari saat
pajanan risiko. Jenis analisis yang digunakan sama dengan pada studi cohort
prospektif. Kesahihan hasil studi ini sangat bergantung pada kualitas data pada
rekam medis atau catatan yang dipergunakan sebagai sumber data. 3
b.Studi CohortBerganda
Pada studi cohort berganda dengan kelompok pembanding eksternal, penelitian
dimulai dengan kedua kelompok subjek dari populasi yang berbeda, yakni satu
kelompok dengan faktor risiko dan kelompok lain tanpa faktor risiko. Desain ini
lebih sering digunakan ketimbang studi kohort dengan kelompok pembanding
internal. Pendekatan metodologis pada rancangan penelitian kohort berganda ini
dapat dilaksanakan dengan cara prospektif maupun retrospektif. 3
c.Nested case-control study
Jenis studi ini secara harfiah berarti terdapatnya bentuk studi kasus-kontrol yang
bersarang (nested) di dalam rancangan penelitian kohort. Data yang digunakan
adalah data yang diperoleh dari studi cohort. Setelah penelitian cohort selesai
maka diperoleh sejumlah subjek dengan efek yang positif yang berasal dari
kelompok yang terpajan dan kelompok kontrol.
Keunggulan studi ini, yaitu penghematan biaya karena pemeriksaan laboratorik
pada faktor risiko hanya dilakukan pada kelompok kasus dan kantrol bukan pada
semua subjek penelitian studi cohort, selain itu studi ini lebih unggul dibanding
studi kasus-kontrol biasa karena sampel kontrolnya ditarik dari populasi yang
sama dengan populasi kasus. 3
Contoh : Hubungan antara pemberian susu formula pada masa neonates(formula
dini) berkaitan dengan peningkatan kejadian asma dibawah usia 1 tahun (asma
dini)
Jika pada studi cohort, yaitu dengan mengamati bayi baru lahir, mencatat yang
diberi formula dini dan yang tidak. 3
Kelebihan :
23

1.Studi cohort merupakan desain terbaik dalam menentukan insidens dan


perjalanan penyakit atau efek yang diteliti
2.Studi cohort merupakan desain terbaik dalam menerangkan dinamika antara
hubungan faktor risiko dengan efek secara temporal
3.Studi cohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat fatal dan
progresif
4.Studi cohort dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu
faktor risiko tertentu
5.Karena pengamatan dilakukan secara kontinu dan longitudinal, studi cohort
memiliki kekuatan yang andal untuk meneliti berbagai masalah kesehatan yang
makin meningkat. 3
Kekurangan :
1.Studi cohort biasanya memerlukan waktu yang lama
2.Sarana dan biaya biasanya mahal
3.Studi cohort seringkali rumit
4.Kurang efisien dari segi waktu dan biaya untuk meneliti kasus jarang
5.Terancam drop out atau terjadinya perubahan intensitas pajanan atau faktor
risiko dapat mengganggu analisis lain
6.Pada keadaan tertentu dapat menimbulkan masalah etika karena peneliti
membiarkan subjek terkena pajanan yang dicurigai atau dianggap dapat
merugikan subjek. 3

b. Eksperimental

Rancangan penelitian eksperimental adalah rancangan studi yang dikembangkan


untuk mempelajari fenomena dalam kerangka hubungan ‘sebab-akibat’. Korelasi
hubungan sebab-akibat dipelajari dengan memberikan ‘perlakuan’ atau
‘manipulasi’ pada subjek penelitian untuk kemudian dipelajari efek perlakuan
tersebut. Rancangan eksperimental memiliki kapasitas uji korelasi yang paling
tinggi dibanding dengan rancangan analitis observasional. Pada penelitian cohort
dan kasus kontrol, pengujian dilakukan hanya pada taraf ada atau tidak adanya
korelasi antara faktor risiko dan efek (penyakit), sementara kedalaman korelasi
sebab-akibat tidak dapat dibuktikan secara empiris. Kesimpulan adanya
24

mekanisme hubungan sebab-akibat pada penelitian observasional hanya sampai


pada level dugaan atau ‘dugaan keras’ berdasarkan landasan teoritis atau
penelaahan logis yang dilakukan peneliti. 3

Bagaimana korelasi sebab akibat dapat diungkap melalui rancangan


eksperimental, adalah dengan adanya ‘manipulasi’ atau ‘perlakuan’ peneliti
terhadap subjek penelitian, lalu efek manipulasi tersebut diamati. Secara klasik
rancangan eksperimental diwujudkan dalam bentuk penelitian yang membagi
subjek penelitian menjadi dua kelompok yang sama persis kondisinya; satu
kelompok diberi perlakuan disebut sebagai kelompok perlakuan atau kelompok
eksperimen, sementara kelompok lain tidak diberi perlakuan atau kelompok
kontrol. 3

Terdapat tiga ciri esensial dalam rancangan penelitian eksperimental, yakni:

1. Manipulasi suatu variabel,


2. Mengamati perubahan (efek) pada variabel lain (variabel dependen), dan
3. Pengendalian pengaruh variabel lain yang tidak dikehendaki.

Berdasarkan modus pengendalian situasi penelitian, rancangan eksperimen dibagi


menjadi dua jenis, yakni: (1) eksperimen murni, dan (2) eksperimen semu atau
kauasi. 3

Sistem notasi
Sebelum membicarakan desain dan eksperimental, sistem notasiyang digunakan
perlu diketahui terlebih dahulu. Sistem notasi tersebut adalah sebagai berikut:
X : Digunakan untuk mewakili pemaparan (exposure) suatukelompok yang diuji
terhadap suatu perlakuan eksperimentalpada variabel bebas yang kemudian efek
padavariable tergantungnya akan diukur.
O : Menunjukkan adanya suatu pengukuran atau observasiterhadap variable
tergantung yang sedang diteliti padaindividu, kelompok atau obyek tertentu.
R : menunjukkan bahwa individu atau kelompok telah dipilihdan ditentukan
secara random.5
25

Jenis-jenis desain ekperimental


Ditinjau berdasarkan tingkat pengendalian variable, desainpenelitian
eksperimental dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
a.Desain penelitian pra-eksperimental
b. desaian penelitian eksperimental semu
c. desain penelitian eksperimental sungguhan. 5

1) Desain penelitian pra-eksperimental


Desain penelitian pra-eksperimental ada tiga jenis yaitu 1)one-shot case study, 2)
one-group pre-post tes design, dan 3)static group design.5

a) One-shot case study


Prosedur desain penelitian one-shot case study adalahsebagai berikut.
Sekolompok subjek dikenai perlakuantertentu (sebagai variable bebas) kemudian
dilakukanpengukuran terhadap variable bebas. Desain penelitian inisecara visual
dapat digambarkan sebagai.5

Gambar 3.1. Desain penelitian one-shot case study.5

b) One group pretest-posttest design


Prosedur desain penelitian ini adalah : a) dilakukanpengukuran variable
tergantung dari satu kelompoksubjek (pretest), b) subjek diberi perlakuan untuk
jangkawaktu tertentu (exposure), c) dilakukan pengukuran ke-2(posttest) terhadap
variable bebas, dan d) hasilpengukuran prestest dibandingan dengan
hasilpengukuran posttest.Prosedur one group pretest-posttest design dapat
digambarkan sebagai berikut.5
26

Gambar 3.2. Desain penelitian one group pretest-posttest. 5

c) Static Group Comparison


Desain ketiga adalah static group comparison yangmerupakan modifikasi dari
desain b. Dalam desain initerdapat dua kelompok yang dipilih sebagai objek
penelitian. Kelompok pertama mendapatkan perlakuansedang kelompok kedua
tidak mendapat perlakuan.Kelompok kedua ini berfungsi sebagai
kelompokpembanding / pengontrol. Desainnya adalah sebagaiberikut:5

Gambar 3.3. Desain penelitian Static Group Comparison.5

2) Desain penelitian eksperimen semu (quasy-experiment)


Desain penelitian eksperimen semu berupaya mengungkaphubungan sebab akibat
dengan cara melibatkan kelompokkontrol dan kelompok ekperimen tetapi
pemilihan keduakelompok tersebut tidak dilakukan secara acak, Kedua kelompok
tersebut ada secara alami.
Desain penelitian jenis ini dapat digambarkan sebagaiberikut.5
27

Gambar 3.3. Desain penelitian eksperimen semu.5

3) Desain eksperimen sungguhan (true-experiment)


Desain ini memiliki karakteristik dilibatkannya kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen yang ditentukan secaraacak. Ada tiga jenis desain penelitian yang
termasuk desaineksperimental sungguhan , yaitu : 1) pasca-tets dengankelompok
eksperimen dan control yang diacak, 2) pra-testdan pasca-test dengan kelompok
eksperimen dan control yang diacak, dan 3) gabungan desain pertama dan kedua. 5

(1) Pasca-tes dengan pemilihan kelompok secara acak


Pada rancangan ini kelompok eksperimen diberi perlakuan sedangkan kelompok
kontrol tidak.Pengukuran hanya diberikan satu kali yaitu setelahperlakuan
diberikan kepada kelompok eksperimen. Desain ini dapat digambarkan sebagai
berikut. 5

Gambar 3.4. Desain pasca tes dengan pemilihan kelompok secara acak. 5
28

(2) Pra dan pasca test dengan pemilihan kelompok secara


acak
Dalam rancangan ini ada dua kelompok yang dipilihsecara acak. Kelompok
pertama diberi perlakuan (kel.Ekperimen) dan kelopok kedua tidak diberi
perlakuan (kel. Kontrol). Observasi atau pengkukuran dilakukanuntuk kedua
kelompok baik sebelum maupun sesudahpemberian perlakuan. Desain ini dapat
digambarkanberikut ini.5

Gambar 3.5. Desain pra dan pasca tes dengan pemilihan kelompok secara acak.5

(3) Desain Solomon


Desain yang merupakan penggabungan dari desain 1) dandesain 2) disebut desain
Solomon atau Randomized Solomon Four-Group Design. Ada empat kelompok
yangdilibatkan dalam penelitian ini : dua kelompok kontrol dan dua kelompok
eksperimen. Pada satu pasangankelompok eskperimen dan kontrol diawali dengan
prates,sedangkan pada pasangan yang lain tidak. Gambardari desain Solomon
adalah sebagai berikut.5

Gambar 3.6. Desain Solomon.5


4) Hipotesisdalampenelitian
29

Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari kata hypo dan thesis, hypo artinya sementara kebenarannya
dan thesis artinya pernyataan atau teori. Jadi hipotesis adalah pernyataan
sementara yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis ini merupakan jawaban
sementara berdasarkan pada teori yang belum dibuktikan dengan data atau
fakta.Pembuktian dilakukan dengan pengujian hipotesis melalui uji
statistik.Dalam hal ini hipotesis menjadi panduan dalam menganalisis hasil
penelitian, sementara hasil penelitian harus dapat menjawab tujuan penelitian
terutama tujuan khusus, jadi sebelum merumuskan hipotesis harus dilihat dulu
tujuan penelitiannya.Hasil pengujian yang diperoleh dapat disimpulkan benar atau
salah, berhubungan atau tidak, diterima atau ditolak.Hasil akhir penelitian tersebut
merupakan kesimpulan penelitian sebagai generalisasi dan representasi dari
populasi secara keseluruhan.9

Fungsi Hipotesis dalam penelitian:

1) Mengarahkan dalam mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti


2) Memberikan batasan penelitian
3) Lebih fokus dan memberikan arah dalam pengumpulan data
4) Sebagai panduan dalam pengujian hipotesis melalui uji statistik yang
sesuai. 9

Ciri-ciri hipotesis:

1) Hipotesis dibuat sederhana dan jelas serta ada batasannya


2) Dinyatakan dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan
3) Berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang akan diteliti
4) Terdiri dari variabel-variabel yang dapat diukur sehingga dapat dilakukan
pengujian. 9

Adapun syarat-syarat hipotesis yang baik adalah sebagai berikut:

a) Dinyatakan dalam kalimat deklaratif yang jelas dan sederhana


b) Mempunyai landasan teori yang kuat
30

c) Menyatakan hubungan antara suatu variabel tergantung dengan satu atau


lebih variabel bebas
d) Memungkinkan untuk diuji
e) Rumusan khas dan menggambarkan variabel-variabel yang diukur. Di sisi
lain ia juga harus cukup longgar sehingga membuka kemungkinan untuk
dilakukannya generalisasi. Rumusan yang terlalu umum atau bermakna ganda
harus dihindarkan
f) Dikemukakan a priori. Hipotesis harus dikemukakan sebelum penelitian
dimulai, sebelum data terkumpul. Hipotesis yang dirumuskan setelah peneliti
melihat data, pada dasarnya merupakan hipotesis multipel yang mempunyai
konsekuensi dalam uji hipotesis (Kemungkinan bahwa kemaknaan yang
diperoleh disebabkan oleh faktor peluang atau kesalahan tipe I). 9

Jenis-jenis rumusan hipotesis dalam statistika

1) Hipotesis Nol (Ho)

Merupakan hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel


yang satu dengan variabel yang lainnya atau hipotesis yang menyatakan
tidak ada perbedaan antara variabel yang satu dengan yang lainnya.9

Contoh:

a. Tidak ada hubungan pengetahuan petugas dengan terjadinya


keterlambatan pelaporan
b. Tidak ada perbedaan tingkat kepuasan antara pasien di Puskesmas
A dan B dalam hal pelayanan. 9
2) Hipotesis Alternatif (Ha)

Merupakan hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara variabel yang


satu dengan variabel yang lainnya atau hipotesis yang menyatakan ada
perbedaan antara variabel yang satu dengan yang lainnya.9

Contoh :

a. Ada hubungan pengetahuan petugas dengan terjadinya


keterlambatan pelaporan
31

b. Ada perbedaan tingkat kepuasan antara pasien di Puskesmas A dan


B dalam hal pelayanan. 9

Arah atau bentuk uji hipotesis

Dalam hipotesis alternatif dapat ditentukan arah uji statistik apakah satu
arah (one tail) atau dua arah (two tail).

1) Satu arah atau satu sisi (one tail)

Merupakan hipotesis alternatif yang menyatakan adanya perbedaan dengan


pernyataan bahwa hal yang satu lebih tinggi atau lebih rendah dari hal
lainnya.

Contoh:

Pola asuh ibu yang tidak bekerja lebih baik dibandingkan dengan pola
asuh ibu yang bekerja.

2) Dua arah atau dua sisi (two tail)

Merupakan hipotesis alternatif yang menyatakan adanya hubungan atau


perbedaan tanpa melihat hal yang satu lebih tinggi atau lebih rendah dari
hal lainnya.

Contoh:

Pola asuh ibu yang tidak bekerja berbeda dibandingkan dengan pola asuh
ibu yang bekerja.9

3) Hipotesis Deskriptif

Merupakan hipotesis terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel


walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori.

Contoh:

Sebagian besar petugas surveilans DBD di puskesmas terlambat


megirimkan laporan ke Dinas Kesehatan
32

Rumusan Masalah: Apakah petugas surveilans puskesmas di RS sering


terlambat mengirimkan laporan ke Dinas Kesehatan?

Ho : petugas surveilans DBD di puskesmas tidak terlambat mengirimkan


laporan ke Dinas Kesehatan

Ha : petugas surveilans DBD di puskesmas sering terlambat mengirimkan


laporan ke Dinas Kesehatan. 9

4) Hipotesis Komparatif

Merupakan hipotesis terhadap perbandingan nilai dua sampel atau lebih.


Hipotesis Komparatif terdiri dari beberapa macam yaitu: komparatif
berpasangan dan komparatif independen.

Contoh: (komparatif berpasangan)

Rumusan Masalah: Apakah ada perbedaan rata-rata berat badan antara


sebelum dan sesudah diet?

Ho : Tidak terdapat perbedaan rata-rata berat badan antara sebelum dan


sesudah diet

Ha : Terdapat perbedaan rata-rata berat badan antara sebelum dan sesudah


diet

Contoh: (komparatif independen)

Rumusan Masalah: Apakah ada perbedaan pemberian ASI ekslusif oleh


ibu bekerja dan ibu yang tidak bekerja?

Ho: Tidak ada perbedaan pemberian ASI ekslusif oleh ibu bekerja dan ibu
yang tidak bekerja

Ha: Ada perbedaan pemberian ASI ekslusif oleh ibu bekerja dan ibu yang
tidak bekerja. 9

5) Hipotesis Asosiatif

Merupakan hipotesis terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih.


33

Contoh:

Ho: Tidak ada hubungan pengetahuan petugas dengan terjadinya


keterlambatan pelaporan

Ha: Ada hubungan pengetahuan petugas dengan terjadinya keterlambatan


pelaporan. 9
34

DAFTAR PUSTAKA

1. Jasaputra D, Santosa S. Metodologi Penelitian Biomedis. Edisi 2. Bandung:


Danamartha Sejahtera Utama; 2008.
2. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke-
5. Jakarta: Sagung Seto; 2014.
3. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi 1. Jakarta: Rineka
Cipta; 2018.
4. Mulyadi M. Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar
Menggabungkannya. Jurna Stud Komun dan Media; 2011;15(1):127–38.
5. Kuntjojo. Metodologi Penelitian. Kediri; 2009.
6. Conny R. MetodePenelltlan Kualltatlf, Jenis, Karakteristik dan
Keunggulannya. Jakarta: PT Grasindo; 2010.
7. Suryana. Metodologi Penelitian Model Praktif Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif. Jakarta:UPI; 2010.
8. Arikunto J. Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan. Edisi
1. Jogjakarta: DIVA Press; 2011.
9. Masturoh I. Metodologi Penelitian Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia; 2018.

Anda mungkin juga menyukai