Keterangan :
Data dikatakan valid apabila nilai korelasi ≥ 0.202 (berdasarkan tabel R dengan n=94) atau nilai sig.(2-
tailed) < alpha (0.10)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.665 94
Keterangan :
Nilai koefisien reliabilitas diatas adalah sebesar 0.741. disesuaikandengan kriteria uji, nilai diatas lebih
besar dari 0.6 maka hasil kuesioner memlliki tingkat reliabilitas yang baik atau dengan kata lain hasilnya
bisa dipercaya.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji ini dilakukan dengan menggunakan teknik Kolmogorov – Smirnov Goodness of Fit Test.
Teknik ini digunakan karena data yang akan diuji berada dalam level interval. Suatu data dikatakan
Tabel
Unstandardized Residual
N 89
Negative -.072
nilai p = 0,199 untuk variabel peran pendampingan PPL dan peran pendampingan Babinsa,
berarti nilai p > 0,10, berarti dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik
adalah apabila tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas dapat melalui berbagai
macam pengujian, seperti Uji Park, Uji Glejser, Uji Koefisien Rank Spearman Rho, ataupun dengan cara
Maka dari gambar ini dapat disimpulkan bahwa data dari penelitian ini adalah heterogen, hal
tersebut dapat dilihat dari titik-titik yang menyebar mengikuti garis diagonal sehingga dapat dikatakan
bahwa model regresi layak dipakai untuk memenuhi asumsi uji klasik normalitas dan heteroskedastisitas.
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya
korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
bebas.
1.1. Nilai Tolerance < 10% dan nilai VIF (Variance Infaltion Factor) >10, maka Ho diterima
yang artinya terjadi multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.
1.2. Nilai Tolerance > 10% dan nilai VIF (Variance Infaltion Factor) <10, maka Ho tidak
diterima yang artinya tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas dalam model
regresi.
Tabel
Coefficientsa
Collinearity Statistics
1 (Constant)
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai tolerance untuk variabel X1(Peran
Pendampingan PPL) sebesar 0,829 dan nilai VIF (Variance Infaltion Factor) sebesar 1,206, sedangkan
nilai tolerance untuk variabel X2(Peran Pendampingan Babinsa) sebesar 0,829 dan nilai VIF (Variance
Infaltion Factor) sebesar 1,206. Dengan demikian nilai tolerance X1 (0,829 > 0,10) dan X2 (0,829 > 0,10)
dengan nilai VIF (Variance Infaltion Factor) X1 (1,206 < 10) dan X2 (1,206 < 10). Hal ini dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak yang artinya hasil uji multikolinieritas menunjukkan tidak terjadi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik
autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain
pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi.
Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hopotesis nol ditolak, yang
2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada
autokorelasi.
3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan
Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang bergantung banyaknya
Tabel
Model Summaryb
Dari hasil output di atas didapat nilai DW yang dihasilkan dari model regresi adalah
1,866. Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,10 dan jumlah data (n) = 94, seta k = 4 (k
adalah jumlah variabel independen) diperoleh nilai dU sebesar 1,623 dan 4 - dU sebesar 2,377.
Karena nilai DW (1,963) berada pada daerah antara dU dan 4 - dU, maka tidak terjadi
autokolenieritas pada data yang dipakai tersebut.
Identifikasi Masalah 1
Tabel
Uji regresi linier sederhana
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Peran Pendampingan PPL dapat mempengaruhi
Kinerja Kelompok Tani. Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan nilai t hitung dengan t tabel
atau nilai signifikansi dengan alpha. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai t hitung
untuk Peran Pendampingan PPL (5,322) lebih besar dibandingkan nilai t tabelnya (1,980) atau
dapat juga dengan menyimpulkan nilai signifikansinya (0,000) yang lebih kecil dibandingkan
dengan alphanya (0,10).
Persamaan regresi untuk pengujian tersebut adalah :
Y = 17.401 + 0.251X
Interpretas :
Koefisien Intersef : jika peran pendampingan PPL tidak menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi kinerja kelompok tani maka nilai kinerja kelompok tani
adalah 17,401.
Koefisien Regresi : Jika nilai dari peran pendampingan PPL naik satu satuan
maka nilai dari kinerja kelompok tani akan naik sebesar 0,251.
Uji Korelasi dan Koefisien determinasi Sederhana
Tabel
Uji Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model Summary
Nilai korelasi antara peran pendampingan PPL terhadap kinerja kelompok tani adalah
0,496 atau 49,6% artinya hubungan yang terjadi adalah hubungan yang positif dengan keeratan
yang cukup kuat.
Nilai koefisien determinasi untuk peran pendampingan PPL adalah 0,246 atau 24,6%
artinya variabel peran pendampingan PPL mampu mempengaruhi kinerja kelompok tani sebesar
24,6% dan sisanya 75,4% dijelaskan oleh faktor lainnya.
Identifikasi Masalah 2
Tabel
Uji regresi linier sederhana
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Peran Pendampingan
.260 .059 .428 4.413 .000
Babinsa
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa peran pendampingan Babinsa dapat
mempengaruhi hasil kinerja kelompok tani. Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan nilai t
hitung dengan t tabel atau nilai signifikansi dengan alpha. Dari tabel tersebut dapat diketahui
bahwa nilai t hitung untuk peran pendampingan Babinsa (4,413) lebih besar dibandingkan nilai t
tabelnya (1,980) atau dapat juga dengan menyimpulkan nilai signifikansinya (0,000) yang lebih
kecil dibandingkan dengan alphanya (0,10).
Persamaan regresi yang untuk pengujian tersebut adalah :
Y = 19.017 + 0,260X
Interpretas :
Koefisien Intersef : jika peran pendampingan Babinsa tidak menjadi salah satu
faktor yang mempengaruhi kinerja kelompok tani maka kinerja kelompok tani
adalah 19,017.
Koefisien Regresi : Jika nilai dari peran pendampingan Babinsa naik satu satuan
maka nilai dari kinerja kelompok tani akan naik sebesar 0,260.
Uji Korelasi dan Koefisien determinasi Sederhana
Tabel
Uji Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model Summary
Nilai korelasi antara peran pendampingan Babinsa terhadap kinerja kelompok tani adalah
0,428 atau 42,8% artinya hubungan yang terjadi adalah hubungan yang positif dengan keeratan
yang cukup kuat.
Nilai koefisien determinasi untuk peran pendampingan Babinsa adalah 0,183 atau 18,3%
artinya variabel peran pendampingan Babinsa mampu mempengaruhi kinerja kelompok tani
sebesar 18,3% dan sisanya 81,7% dijelaskan oleh faktor lainnya.
Identifikasi Masalah 3
Pengaruh Peran Pendampingan PPL Dan Peran Pendampingan Babinsa Terhadap Kinerja
Kelompok Tani
Tabel
Uji regresi linier berganda
ANOVAa
Total 267.801 88
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa peran pendampingan PPL dan peran
pendampingan Babinsa dapat mempengaruhi hasil kinerja kelompok tani. Hal tersebut dapat
dilihat dari perbandingan nilai F hitung dengan F tabel atau nilai signifikansi dengan alpha. Dari
tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai F hitung untuk peran pendampingan PPL dan peran
pendampingan Babinsa (18,913) lebih besar dibandingkan nilai F tabelnya (8,526) atau dapat
juga dengan menyimpulkan nilai signifikansinya (0,000) yang lebih kecil dibandingkan dengan
alphanya (0,10).
Persamaan regresi yang untuk pengujian tersebut adalah :
Y = 81,808 + 185,993X1 + 267,801X2
Interpretas :
Koefisien Intersef : jika peran pendampingan PPL dan peran pendampingan
Babinsa tidak menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja kelompok
tani maka kinerja kelompok tani adalah 81,808.
Koefisien Regresi X1 : Jika nilai dari peran pendampingan PPL naik satu satuan
maka nilai dari kinerja kelompok tani akan naik sebesar 185,993.
Koefisien Regresi X2 : Jika nilai dari peran pendampingan Babinsa naik satu
satuan maka nilai dari kinerja kelompok tani akan naik sebesar 267,801.
Uji Korelasi dan Koefisien determinasi Berganda
Tabel
Uji Korelasi dan Koefisien Determinasi Berganda
Model Summary
Nilai korelasi antara peran pendampingan PPL dan peran pendampingan Babinsa
terhadap kinerja kelompok tani adalah 0,553 atau 55,3% artinya hubungan yang terjadi adalah
hubungan yang positif dengan keeratan yang sangat kuat.
Nilai koefisien determinasi untuk peran pendampingan PPL dan peran pendampingan
Babinsa adalah 0,305 atau 30,5% artinya variabel peran pendampingan PPL dan peran
pendampingan Babinsa mampu mempengaruhi kinerja kelompok tani sebesar 30,5% dan sisanya
69,5% dijelaskan oleh faktor lainnya.