Anda di halaman 1dari 13

 Hasil Analisi Uji Validitas

Korelasi Antara Nilai Korelasi (Pearson Probabilitas Korelasi Kesimpulan


Correlation) [Sig.(2-Tailed)]
Pertanyaan Variabel X1 0.852 0.000 Valid
dengan Total
Pertanyaan Variabel X2 0.782 0.000 Valid
dengan Total
Pertanyaan Variabel Y 0..726 0.000 Valid
dengan Total

Keterangan :

Data dikatakan valid apabila nilai korelasi ≥ 0.202 (berdasarkan tabel R dengan n=94) atau nilai sig.(2-
tailed) < alpha (0.10)

Maka dapat disimpulkan kuesioner tersebut valid

 Hasil Uji Reliabiliti

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.665 94

Kategori koefisien reliabilitas (Guilford, 1956: 145) adalah sebagai berikut:

 0,80 < r< 1,00 reliabilitas sangat tinggi


 0,60 < r< 0,80 reliabilitas tinggi
 0,40 < r< 0,60 reliabilitas sedang
 0,20 < r< 0,40 reliabilitas rendah.
 -1,00 r11 0,20 reliabilitas sangat rendah (tidak reliable).

Keterangan :

Nilai koefisien reliabilitas diatas adalah sebesar 0.741. disesuaikandengan kriteria uji, nilai diatas lebih
besar dari 0.6 maka hasil kuesioner memlliki tingkat reliabilitas yang baik atau dengan kata lain hasilnya
bisa dipercaya.
Uji Asumsi Klasik

 Uji Normalitas

Uji ini dilakukan dengan menggunakan teknik Kolmogorov – Smirnov Goodness of Fit Test.

Teknik ini digunakan karena data yang akan diuji berada dalam level interval. Suatu data dikatakan

normal jika nilai p > 0.10.

Tabel

Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 89

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.45380678

Most Extreme Absolute .082


Differences
Positive .082

Negative -.072

Test Statistic .082

Asymp. Sig. (2-tailed) .198c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber: Hasil Olahan SPSS 22.0, 2014

Berdasarkan pada tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dapat dijelaskan bahwa

nilai p = 0,199 untuk variabel peran pendampingan PPL dan peran pendampingan Babinsa,

berarti nilai p > 0,10, berarti dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik

adalah apabila tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas dapat melalui berbagai

macam pengujian, seperti Uji Park, Uji Glejser, Uji Koefisien Rank Spearman Rho, ataupun dengan cara

melihat pola titik pada Scatterplots Regresi.

Sumber: Hasil Olahan SPSS 22.0, 2014

Maka dari gambar ini dapat disimpulkan bahwa data dari penelitian ini adalah heterogen, hal

tersebut dapat dilihat dari titik-titik yang menyebar mengikuti garis diagonal sehingga dapat dikatakan

bahwa model regresi layak dipakai untuk memenuhi asumsi uji klasik normalitas dan heteroskedastisitas.
 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya

korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

bebas.

Dengan dasar pengambilan keputusan:

1.1. Nilai Tolerance < 10% dan nilai VIF (Variance Infaltion Factor) >10, maka Ho diterima

yang artinya terjadi multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.

1.2. Nilai Tolerance > 10% dan nilai VIF (Variance Infaltion Factor) <10, maka Ho tidak

diterima yang artinya tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas dalam model

regresi.

Tabel

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 (Constant)

Peran Pendampingan PPL .829 1.206

Peran Pendampingan Babinsa .829 1.206

a. Dependent Variable: Kinerja Kelompok Tani

Sumber: Hasil Olahan SPSS 22.0, 2014

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai tolerance untuk variabel X1(Peran

Pendampingan PPL) sebesar 0,829 dan nilai VIF (Variance Infaltion Factor) sebesar 1,206, sedangkan

nilai tolerance untuk variabel X2(Peran Pendampingan Babinsa) sebesar 0,829 dan nilai VIF (Variance

Infaltion Factor) sebesar 1,206. Dengan demikian nilai tolerance X1 (0,829 > 0,10) dan X2 (0,829 > 0,10)
dengan nilai VIF (Variance Infaltion Factor) X1 (1,206 < 10) dan X2 (1,206 < 10). Hal ini dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak yang artinya hasil uji multikolinieritas menunjukkan tidak terjadi

multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.


 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik

autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain

pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi.

Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan

sebagai berikut:

1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hopotesis nol ditolak, yang

berarti terdapat autokorelasi.

2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada

autokorelasi.

3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan

kesimpulan yang pasti.

Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang bergantung banyaknya

observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan.

Tabel

Hasil Uji Autokolinieritas

Model Summaryb

Model Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .289 1.47061 1.866

a. Predictors: (Constant), Peran Pendampingan Babinsa, Peran Pendampingan PPL

b. Dependent Variable: Kinerja Kelompok Tani

Sumber: Hasil Olahan SPSS 22.0, 2014

Dari hasil output di atas didapat nilai DW yang dihasilkan dari model regresi adalah
1,866. Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,10 dan jumlah data (n) = 94, seta k = 4 (k
adalah jumlah variabel independen) diperoleh nilai dU sebesar 1,623 dan 4 - dU sebesar 2,377.
Karena nilai DW (1,963) berada pada daerah antara dU dan 4 - dU, maka tidak terjadi
autokolenieritas pada data yang dipakai tersebut.
Identifikasi Masalah 1

Pengaruh Peran Pendampingan PPL Terhadap Kinerja Kelompok Tani

 Uji Regresi linier Sederhana

Tabel
Uji regresi linier sederhana

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 17.401 3.510 4.958 .000

Peran Pendampingan PPL .251 .047 .496 5.322 .000

a. Dependent Variable: Kinerja Kelompok Tani


Sumber: Hasil Olahan SPSS 22.0, 2014

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Peran Pendampingan PPL dapat mempengaruhi
Kinerja Kelompok Tani. Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan nilai t hitung dengan t tabel
atau nilai signifikansi dengan alpha. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai t hitung
untuk Peran Pendampingan PPL (5,322) lebih besar dibandingkan nilai t tabelnya (1,980) atau
dapat juga dengan menyimpulkan nilai signifikansinya (0,000) yang lebih kecil dibandingkan
dengan alphanya (0,10).
Persamaan regresi untuk pengujian tersebut adalah :
Y = 17.401 + 0.251X
Interpretas :
 Koefisien Intersef : jika peran pendampingan PPL tidak menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi kinerja kelompok tani maka nilai kinerja kelompok tani
adalah 17,401.
 Koefisien Regresi : Jika nilai dari peran pendampingan PPL naik satu satuan
maka nilai dari kinerja kelompok tani akan naik sebesar 0,251.
 Uji Korelasi dan Koefisien determinasi Sederhana

Tabel
Uji Korelasi dan Koefisien Determinasi

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .496a .246 .237 1.52389

a. Predictors: (Constant), Peran Pendampingan PPL


Sumber: Hasil Olahan SPSS 22.0, 2014

Nilai korelasi antara peran pendampingan PPL terhadap kinerja kelompok tani adalah
0,496 atau 49,6% artinya hubungan yang terjadi adalah hubungan yang positif dengan keeratan
yang cukup kuat.
Nilai koefisien determinasi untuk peran pendampingan PPL adalah 0,246 atau 24,6%
artinya variabel peran pendampingan PPL mampu mempengaruhi kinerja kelompok tani sebesar
24,6% dan sisanya 75,4% dijelaskan oleh faktor lainnya.
Identifikasi Masalah 2

Pengaruh Peran Pendampingan Babinsa Terhadap Kinerja Kelompok Tani

 Uji Regresi linier Sederhana

Tabel
Uji regresi linier sederhana

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 19.017 3.866 4.919 .000

Peran Pendampingan
.260 .059 .428 4.413 .000
Babinsa

a. Dependent Variable: Kinerja Kelompok Tani

Sumber: Hasil Olahan SPSS 22.0, 2014

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa peran pendampingan Babinsa dapat
mempengaruhi hasil kinerja kelompok tani. Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan nilai t
hitung dengan t tabel atau nilai signifikansi dengan alpha. Dari tabel tersebut dapat diketahui
bahwa nilai t hitung untuk peran pendampingan Babinsa (4,413) lebih besar dibandingkan nilai t
tabelnya (1,980) atau dapat juga dengan menyimpulkan nilai signifikansinya (0,000) yang lebih
kecil dibandingkan dengan alphanya (0,10).
Persamaan regresi yang untuk pengujian tersebut adalah :
Y = 19.017 + 0,260X
Interpretas :
 Koefisien Intersef : jika peran pendampingan Babinsa tidak menjadi salah satu
faktor yang mempengaruhi kinerja kelompok tani maka kinerja kelompok tani
adalah 19,017.
 Koefisien Regresi : Jika nilai dari peran pendampingan Babinsa naik satu satuan
maka nilai dari kinerja kelompok tani akan naik sebesar 0,260.
 Uji Korelasi dan Koefisien determinasi Sederhana

Tabel
Uji Korelasi dan Koefisien Determinasi

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .428a .183 .173 1.58596

a. Predictors: (Constant), Peran Pendampingan Babinsa


Sumber: Hasil Olahan SPSS 22.0, 2014

Nilai korelasi antara peran pendampingan Babinsa terhadap kinerja kelompok tani adalah
0,428 atau 42,8% artinya hubungan yang terjadi adalah hubungan yang positif dengan keeratan
yang cukup kuat.
Nilai koefisien determinasi untuk peran pendampingan Babinsa adalah 0,183 atau 18,3%
artinya variabel peran pendampingan Babinsa mampu mempengaruhi kinerja kelompok tani
sebesar 18,3% dan sisanya 81,7% dijelaskan oleh faktor lainnya.
Identifikasi Masalah 3

Pengaruh Peran Pendampingan PPL Dan Peran Pendampingan Babinsa Terhadap Kinerja

Kelompok Tani

 Uji Regresi linier Berganda

Tabel
Uji regresi linier berganda

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 81.808 2 40.904 18.913 .000b

Residual 185.993 86 2.163

Total 267.801 88

a. Dependent Variable: Kinerja Kelompok Tani


b. Predictors: (Constant), Peran Pendampingan Babinsa, Peran Pendampingan PPL
Sumber: Hasil Olahan SPSS 22.0, 2014

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa peran pendampingan PPL dan peran
pendampingan Babinsa dapat mempengaruhi hasil kinerja kelompok tani. Hal tersebut dapat
dilihat dari perbandingan nilai F hitung dengan F tabel atau nilai signifikansi dengan alpha. Dari
tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai F hitung untuk peran pendampingan PPL dan peran
pendampingan Babinsa (18,913) lebih besar dibandingkan nilai F tabelnya (8,526) atau dapat
juga dengan menyimpulkan nilai signifikansinya (0,000) yang lebih kecil dibandingkan dengan
alphanya (0,10).
Persamaan regresi yang untuk pengujian tersebut adalah :
Y = 81,808 + 185,993X1 + 267,801X2
Interpretas :
 Koefisien Intersef : jika peran pendampingan PPL dan peran pendampingan
Babinsa tidak menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja kelompok
tani maka kinerja kelompok tani adalah 81,808.
 Koefisien Regresi X1 : Jika nilai dari peran pendampingan PPL naik satu satuan
maka nilai dari kinerja kelompok tani akan naik sebesar 185,993.
 Koefisien Regresi X2 : Jika nilai dari peran pendampingan Babinsa naik satu
satuan maka nilai dari kinerja kelompok tani akan naik sebesar 267,801.
 Uji Korelasi dan Koefisien determinasi Berganda

Tabel
Uji Korelasi dan Koefisien Determinasi Berganda

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .553a .305 .289 1.47061

a. Predictors: (Constant), Peran Pendampingan Babinsa, Peran


Pendampingan PPL
Sumber: Hasil Olahan SPSS 22.0, 2014

Nilai korelasi antara peran pendampingan PPL dan peran pendampingan Babinsa
terhadap kinerja kelompok tani adalah 0,553 atau 55,3% artinya hubungan yang terjadi adalah
hubungan yang positif dengan keeratan yang sangat kuat.
Nilai koefisien determinasi untuk peran pendampingan PPL dan peran pendampingan
Babinsa adalah 0,305 atau 30,5% artinya variabel peran pendampingan PPL dan peran
pendampingan Babinsa mampu mempengaruhi kinerja kelompok tani sebesar 30,5% dan sisanya
69,5% dijelaskan oleh faktor lainnya.

Anda mungkin juga menyukai