BAB I
PENGANTAR SKILL LABORATORIUM
A. CAPAIAN KOMPETENSI
Peserta didik mampu melakukan prosedur pemasangan infus sesuai standar.
B. STRATEGI PRAKTIKUM
1. Persiapan
a. Mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil.
b. Mahasiswa dibekali dengan buku modul Skill Lab.
c. Mahasiswa yang akan praktik skill lab wajib membaca materi skill lab terlebih
dahulu.
d. Mahasiswa berkolaborasi dengan staf laboratorium untuk mempersiapkan alat-alat
dan ruangan yang dibutuhkan untuk praktik prosedur.
e. Mahasiswa dan tutor berdoa bersama sebelum memulai kegiatan skill lab.
2. Pelaksanaan
a. Tutor menyampaikan penjelasan tentang materi prosedur, kemudian memberikan
contoh demonstrasi dengan metode simulasi.
b. Setelah mahasiswa mendapat penjelasan materi dan melihat contoh demonstrasi,
mahasiswa melakukan demonstrasi dengan bimbingan. Masing-masing mahasiswa
diberikan kesempatan untuk melakukan demonstrasi.
c. Setelah melakukan demonstrasi, mahasiswa wajib melakukan redemonstrasi untuk
mengulang kembali pembelajaran praktik prosedur.
d. Setelah melakukan beberapa kali pembelajaran praktik prosedur, mahasiswa akan
dievaluasi oleh tutor.
3. Skill Lab Mandiri
a. Mahasiswa hadir skill lab mandiri pada jadwal yang telah ditentukan.
b. Pada skill lab mandiri, mahasiswa mengulang kembali pembelajaran praktik
prosedur dengan menggunakan buku panduan skill lab, tanpa bimbingan tutor.
1
Disusun oleh: Meike Angelia, S.Kep.Ners, 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Buku Modul Skill Lab Pemasangan Infus
D. EVALUASI
Evaluasi dilakukan oleh tutor dengan menggunakan lembar evaluasi. Evaluasi
dilakukan setiap akhir pertemuan skill lab dan pada saat OSCE, yang mencakup komponen
penilaian Skill, Kognitif dan Behaviour/Attitude. Pembobotan nilai yang ditentukan oleh
penyelenggara Program Pendidikan yang bersangkutan.
2
Disusun oleh: Meike Angelia, S.Kep.Ners, 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Buku Modul Skill Lab Pemasangan Infus
E. DAFTAR REFERENSI
1. Wajib
a. Jean, Smith-Temple, dan Johnson, Joyce Young. (2010). Buku Saku Prosedur Klinis
Keperawatan. EGC: Jakarta
b. https://youtu.be/v43ej5lCeBo?list=PLPXJmiOQ23vzXsbiPZD2ycT1kJPRPXZbG
c. https://youtu.be/ZVklPwGALpI?list=PLPXJmiOQ23vzXsbiPZD2ycT1kJPRPXZbG
d. https://youtu.be/kwdCF72yDRo
2. Disarankan
a. Bobick, James E. dan Balaban, Naomi, E. (2014). Seri Ilmu Pengetahuan Anatomi dan
Fisiologi.Jakarta: Indeks
b. Timurawan, AR. (2017). Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Wilis
https://books.google.co.id/books?id=E99mDgAAQBAJ
c. https://www.bastamanography.id/mengenal-jenis-dan-macam-ukuran-jarum-
infus/
d. https://www.youtube.com/watch?v=gAiBL0Eyhjg
e. https://youtu.be/4TXQyv5_lGI
3
Disusun oleh: Meike Angelia, S.Kep.Ners, 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Buku Modul Skill Lab Pemasangan Infus
BAB II
KONSEP- KONSEP TEORI
A. PENGERTIAN
Pemasangan infus intravena adalah memasukkan jarum atau kanula ke dalam vena
(pembuluh balik) untuk dilewati larutan infus/pengobatan, dengan tujuan agar sejumlah
larutan atau obat dapat masuk ke dalam tubuh melalui vena dalam jangka waktu tertentu.
Tindakan ini sering merupakan tindakan life saving seperti pada kehilangan larutan yang
banyak, dehidrasi dan syok, karena itu keberhasilan terapi dan cara pemberian yang aman
memerlukan pengetahuan dasar tentang keseimbangan larutan dan elektrolit serta asam
basa.
5
Disusun oleh: Meike Angelia, S.Kep.Ners, 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Buku Modul Skill Lab Pemasangan Infus
6
Disusun oleh: Meike Angelia, S.Kep.Ners, 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Buku Modul Skill Lab Pemasangan Infus
7
Disusun oleh: Meike Angelia, S.Kep.Ners, 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Buku Modul Skill Lab Pemasangan Infus
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang paling berkaitan dengan indikasi pemasangan IV kateter
untuk pemasangan infus adalah:
1. Resiko atau aktual kekurangan volume larutan berhubungan dengan gangguan asupan
larutan per oral; kehilangan volume larutan aktif.
2. Resiko infeksi pada area penusukan.
Vena yang memungkinkan adalah pada permukaan dorsal tangan (Vena supervisial
dorsalis, vena basalika, vena sefalika), lengan bagian dalam (vena basalika, vena sefalika,
vena kubital median, vena median lengan bawah, dan vena radialis), permukaan dorsal
(Vena safena magna, ramus dorsalis).
- Sakit sebelumnya: jangan gunakan ekstremitas yang sakit pada pasien dengan
stroke.
- Kesukaan pasien: jika memungkinkan, pertimbangkan kesukaan alami pasien
untuk sebelah kiri atau kanan dan juga sisi.
12
Disusun oleh: Meike Angelia, S.Kep.Ners, 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Buku Modul Skill Lab Pemasangan Infus
13
Disusun oleh: Meike Angelia, S.Kep.Ners, 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Buku Modul Skill Lab Pemasangan Infus
14
Disusun oleh: Meike Angelia, S.Kep.Ners, 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Buku Modul Skill Lab Pemasangan Infus
15
Disusun oleh: Meike Angelia, S.Kep.Ners, 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Buku Modul Skill Lab Pemasangan Infus
16
Disusun oleh: Meike Angelia, S.Kep.Ners, 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Buku Modul Skill Lab Pemasangan Infus
17
Disusun oleh: Meike Angelia, S.Kep.Ners, 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Buku Modul Skill Lab Pemasangan Infus
dikenali jika tempat penusukan lebih besar daripada tempat yang sama di ekstremitas
yang berlawanan. Suatu cara yang lebih dipercaya untuk memastikan infiltrasi adalah
dengan memasang tourniquet di atas atau di daerah proksimal dari tempat pemasangan
infus dan mengencangkan tourniquet tersebut secukupnya untuk menghentikan aliran
vena. Jika infus tetap menetes meskipun ada obstruksi vena, berarti terjadi infilrasi.
3. Iritasi vena
Kondisi ini ditandai dengan nyeri selama diinfus, kemerahan pada kulit di atas area
insersi. Iritasi vena bisa terjadi karena larutan dengan pH tinggi, pH rendah atau
osmolaritas yang tinggi (misalnya: Phenytoin, voncomycin, eritromycin dan nafellin).
4. Hematoma
Hematoma terjadi sebagai akibat kebocoran darah ke jaringan di sekitar area
inersi. Hal ini disebabkan oleh pecahnya vena yang berlawanan selama penusukan vena,
jarum keluar vena, dan tekanan yang tidak sesuai yang diberikan ke tempat penusukan
setelah jarum atau kateter dilepaskan. Tanda dan gejala hematoma yaitu ekimosis,
pembengkakan segera pada tempat penusukan, dan kebocoran darah pada tempat
penusukan.
5. Tromboflebitis
Tromboflebitis menggambarkan adanya bekuan ditambah peradangan dalam vena.
Karakteristik Tromboflebitis adalah adanya nyeri yang terlokalisasi, kemerahan, rasa
hangat, dan pembengkakan di sekitar area insersi atau sepanjang vena, imobilisasi
ekstremitas karena adanya rasa tidak nyaman dan pembengkakan, kecepatan aliran
yang tersendat, demam, malaise, dan leukositosis.
6. Trombisis
Trombisis ditandai dengan nyeri, kemerahan, bengkak pada vena, dan aliran infus
berhenti. Trombisis disebabkan oleh injuri sel endotel dinding vena, pelekatan platelet.
7. Occlusion
Occlusion ditandai dengan tidak adanya penambahan aliran ketika botol dinaikkan,
aliran balik darah di selang infus, dan tidak nyaman pada area pemasangan/insersi.
Occlusion disebabkan oleh gangguan aliran IV, aliran balik darah ketika pasien berjalan,
dan selang diklem terlalu lama.
8. Spasme Vena
Kondisi ini ditandai dengan nyeri sepanjang vena, kulit pucat di sekitar vena, aliran
berhenti meskipun klem sudah dibuka maksimal. Spasme Vena bisa disebabkan oleh
pemberian darah atau larutan yang dingin, iritasi vena oleh obat atau larutan yang
mudah mgiritasi vena dan aliran yang terlalu cepat.
18
Disusun oleh: Meike Angelia, S.Kep.Ners, 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Buku Modul Skill Lab Pemasangan Infus
9. Reaksi Vasovagal
Digambarkan dengan klien tiba-tiba terjadi kollaps pada vena, dingin, berkeringat,
pingsan, pusing, mual dan penurunan tekanan darah. Reaksi vasovagal bisa disebabkan
oleh nyeri kecemasan.
10. Kerusakan Syaraf, tendon dan ligament
Kondisi ini ditandai oleh nyeri ekstrem, kebas/mati rasa, dan kontraksi otot. Efek
lambat yang bisa muncul adalah paralysis, mati rasa dan deformitas. Kondisi ini
disebabkan oleh tehnik pemasangan yang tidak tepat sehingga menimbulkan injuri di
sekitar syaraf, tendon dan ligament.
19
Disusun oleh: Meike Angelia, S.Kep.Ners, 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Buku Modul Skill Lab Pemasangan Infus
BAB II
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
21
Disusun oleh: Meike Angelia, S.Kep.Ners, 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Buku Modul Skill Lab Pemasangan Infus
22
Disusun oleh: Meike Angelia, S.Kep.Ners, 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Buku Modul Skill Lab Pemasangan Infus
24
Disusun oleh: Meike Angelia, S.Kep.Ners, 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Buku Modul Skill Lab Pemasangan Infus
25
Disusun oleh: Meike Angelia, S.Kep.Ners, 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Buku Modul Skill Lab Pemasangan Infus
26
Disusun oleh: Meike Angelia, S.Kep.Ners, 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Buku Modul Skill Lab Pemasangan Infus
Keterangan: Banjarmasin,
0 = Tidak dilakukan sama sekali Evaluator,
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna (……………………………………………………………)
27
Disusun oleh: Meike Angelia, S.Kep.Ners, 2018