DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
Anna carolina yasinda (1710003)
Ikke widyawati (1710013)
Muhamad nur hak kiki (1710023)
Indra mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan. Indra
yang kita kenal ada lima, yaitu:
Kelima indra tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar, oleh karenanya
disebut eksoreseptor.
Reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar oksigen
atau karbon dioksida, kadar glukosa dan sebagainya, disebut interoreseptor.
Sel-sel interoreseptor misalnya terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding
saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dan lain sebagainya. Akan tetapi,
sesungguhnya interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia. Interoreseptor yang
membantu koordinasi dalam sikap tubuh disebut kinestesis.
1.2 Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan saraf ?
Sistem saraf manusia adalah sebuah jaringan yang sangat khusus, yang berisi miliaran
neuron, dan bertanggung jawab untuk mengendalikan dan mengkoordinasikan semua fungsi
tubuh. Sistem ini memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan dunia luar dan terdiri dari
dua komponen, sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf perifer (PNS).
Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan sistem saraf
perifer terdiri dari semua neuron tubuh, kecuali yang ditemukan di otak dan sumsum tulang
belakang. Sistem saraf manusia yang bersangkutan dengan menerima informasi dari dunia
luar, pengolahan, dan kemudian menghasilkan respon yang tepat. Ini adalah jaringan yang
mengontrol dan mengkoordinasikan semua kegiatan tubuh, dengan mengirimkan pesan atau
sinyal dari otak ke bagian-bagian berbeda dari tubuh dan sebaliknya.
Cara sistem saraf bekerja benar-benar unik dan kompleks. Ia bekerja melalui jaringan
kompleks neuron, yang merupakan fungsi dasar sel-sel dari sistem saraf. Neuron melakukan
sinyal atau impuls antara dua komponen dari sistem saraf, yaitu pusat dan sistem saraf perifer.
Ada tiga jenis neuron, neuron sensorik, neuron motorik, dan interneuron.
Neuron sensorik mengirimkan rangsangan atau impuls yang diterima dari alat indera,
seperti mata, hidung atau kulit, sistem saraf pusat, yaitu, ke otak dan sumsum tulang belakang.
Otak pada gilirannya, memproses rangsangan tersebut dan mengirimkannya kembali ke
bagian lain dari tubuh, memberitahu mereka bagaimana bereaksi terhadap jenis tertentu dari
stimulus. Motor neuron bertanggung jawab untuk menerima sinyal dari saraf otak dan tulang
belakang, dan mengirim mereka ke bagian lain dari tubuh.
Di sisi lain, interneuron berkepentingan dengan membaca impuls, yang diterima dari neuron
sensorik dan memutuskan respon yang akan dihasilkan. Mereka terutama ditemukan di otak
dan sumsum tulang belakang. Selain neuron, sistem saraf juga mengandung sel-sel glial, yang
mendukung dan memelihara neuron. Neuron menggunakan sinyal elektrokimia, atau
neurotransmitter untuk transmisi impuls dari satu neuron yang lain. Namun, transmisi impuls
dari satu neuron ke lain tidak sesederhana kedengarannya. Jadi, mari kita cari tahu bagaimana
tepatnya neuron mengirimkan impuls ke neuron lain
Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat,
yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori
berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
Fungsi sel saraf motorik adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor
berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf
asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat .
2.2 Impuls
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar,
kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa
elektrik yang menjalari serabut saraf. Contoh rangsangan adalah sebagai berikut.
b. Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan.
e. Suara bising.
Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan
terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Gerak sadar
disadari Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau.
Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang.
b. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang
menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan tidak
melewati otak.
Telinga luar terdiri atas daun telinga (auricle/pinna), liang telinga luar (meatus
accus-ticus externus) dan gendang telinga (membran timpani). Daun telinga /aurikula
disusun oleh tulang rawan elastin yang ditutupi oleh kulit tipis yang melekat erat pada
tulang rawan. Dalam lapisan subkutis terdapat beberapa lembar otot lurik yang pada
manusia rudimenter (sisa perkembangan), akan tetapi pada binatang yang lebih rendah
yang mampu menggerakan daun telinganya, otot lurik ini lebih menonjol.
Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang
mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun
telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan
kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang
dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga
agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran
luar dan gendang telinga tidak kering.
Liang telinga luar (meatus auditori eksterna) merupakan suatu saluran yang
terbentang dari daun telinga melintasi tulang timpani hingga permukaan luar membran
timpani. Bagian permukaannya mengandung tulang rawan elastin dan ditutupi oleh
kulit yang mengandung folikel rambut, kelenjar sebasea dan modifikasi kelenjar
keringat yang dikenal sebagai kelenjar serumen. Sekret kelenjar sebacea bersama
sekret kelenjar serumen merupakan komponen penyusun serumen. Serumen
merupakan materi bewarna coklat seperti lilin dengan rasa pahit dan berfungsi sebagai
pelindung. Membran timpani menutup ujung dalam meatus akustiskus eksterna.
Permukaan luarnya ditutupi oleh lapisan tipis epidermis yang berasal dari ectoderm,
sedangkan lapisan sebelah dalam disusun oleh epitel selapis gepeng atau kuboid
rendah turunan dari endoderm. Di antara keduanya terdapat serat-serat kolagen, elastis
dan fibroblas. Gendang telinga menerima gelombang suara yang di sampaikan lewat
udara lewat liang telinga luar. Gelombang suara ini akan menggetarkan membran
timpani. Gelombang suara lalu diubah menjadi energi mekanik yang diteruskan ke
tulang-tulang pendengaran di telinga tengah.
2.4.2 Telinga tengah
Telinga tengah atau rongga telinga adalah suatu ruang yang terisi udara yang
terletak di bagian petrosum tulang pendengaran. Ruang ini berbatasan di sebelah
posterior dengan ruang-ruang udara mastoid dan disebelah anterior dengan faring
melalui saluran (tuba auditiva) Eustachius. Epitel yang melapisi rongga timpani dan
setiap bangunan di dalamnya merupakan epitel selapis gepeng atau kuboid rendah,
tetapi di bagian anterior pada pada celah tuba auditiva (tuba Eustachius) epitelnya
selapis silindris bersilia. Lamina propria tipis dan menyatu dengan periosteum.
Di bagian dalam rongga ini terdapat 3 jenis tulang pendengaran yaitu tulang
maleus, inkus dan stapes. Ketiga tulang ini merupakan tulang kompak tanpa rongga
sumsum tulang. Tulang maleus melekat pada membran timpani. Tulang maleus dan
inkus tergantung pada ligamen tipis di atap ruang timpani. Lempeng dasar stapes
melekat pada tingkap celah oval (fenestra ovalis) pada dinding dalam. Ada 2 otot kecil
yang berhubungan dengan ketiga tulang pendengaran. Otot tensor timpani terletak
dalam saluran di atas tuba auditiva, tendonya berjalan mula-mula ke arah posterior
kemudian mengait sekeliling sebuah tonjol tulang kecil untuk melintasi rongga
timpani dari dinding medial ke lateral untuk berinsersi ke dalam gagang maleus.
Tendo otot stapedius berjalan dari tonjolan tulang berbentuk piramid dalam dinding
posterior dan berjalan anterior untuk berinsersi ke dalam leher stapes. Otot-otot ini
berfungsi protektif dengan cara meredam getaran-getaran berfrekuensi tinggi. Dan
Fungsi rangkaian tulang dengar tersebut adalah untuk mengirimkan getaran suara dari
gendang telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela
oval.
Tingkap oval pada dinding medial ditutupi oleh lempeng dasar stapes,
memisahkan rongga timpani dari perilimf dalam skal vestibuli koklea. Oleh karenanya
getaran-getaran membrana timpani diteruskan oleh rangkaian tulang-tulang
pendengaran ke perilimf telinga dalam. Untuk menjaga keseimbangan tekanan di
rongga-rongga perilimf terdapat suatu katup pengaman yang terletak dalam dinding
medial rongga timpani di bawah dan belakang tingkap oval dan diliputi oleh suatu
membran elastis yang dikenal sebagai tingkap bulat (fenestra rotundum). Membran ini
memisahkan rongga timpani dari perilimf dalam skala timpani koklea.
Tuba auditiva (Eustachius) menghubungkan rongga timpani dengan nasofarings
lumennya gepeng, dengan dinding medial dan lateral bagian tulang rawan biasanya
saling berhadapan menutup lumen. Epitelnya bervariasi dari epitel bertingkat, selapis
silindris bersilia dengan sel goblet dekat farings. Dengan menelan dinding tuba saling
terpisah sehingga lumen terbuka dan udara dapat masuk ke rongga telinga tengah.
Dengan demikian tekanan udara pada kedua sisi membran timpani menjadi seimbang.
2. Labirin Membranasea
Labirin membransea terletak di dalam labirin tulang, merupakan suatu sistem
saluran yang saling berhubungan dilapisi epitel dan mengandung endolimf. Labirin
ini dipisahkan dari labirin tulang oleh ruang perilimf yang berisi cairan perilimf.
Pada beberapa tempat terdapat lembaran-lembaran jaringan ikat yang mengandung
pembuluh darah melintasi ruang perilimf untuk menggantung labirin
membranasea. Labirin membranasea terdiri atas:
1. Kanalis semisirkularis membranasea
2. Ultrikulus
3. Sakulus
4. Duktus endolimfatikus merupakan gabungan duktus ultrikularis dan duktus
sakularis.
5. Sakus endolimfatikus merupakan ujung buntu duktus endolimfatikus
6. Duktus reuniens, saluran kecil penghubung antara sakulus dengan duktus
koklearis
7. Duktus koklearis mengandung organ Corti yang merupakan organ
pendengaran.
Terdapat badan-badan akhir saraf sensorik dalam ampula saluran semisirkularis
(krista ampularis) dan dalam ultrikulus dan sakulus (makula sakuli dan ultrikuli)
yang berfungsi sebagai indera statik dan kinetik.
Sakulus dan Ultrikulus, dinding sakulus dan ultrikulus dibentuk oleh lapisan
jaringan ikat tebal yang mengandung pembuluh darah, sedangkan lapisan
dalamnya dilapisi epitel selapis gepeng sampai selapis kuboid rendah. Pada sakulus
dan ultrikulus terdapat reseptor sensorik yang disebut makula sakuli dan makula
ultrikuli. Makula sakuli terletak paling banyak pada dinding sehingga berfungsi
untuk mendeteksi percepatan vertikal lurus sementara makula ultrikuli terletak
kebanyakan di lantai /dasar sehingga berfungsi untuk mendeteksi percepatan
horizontal lurus.
Makula disusun oleh 2 jenis sel neuroepitel (disebut sel rambut) yaitu tipe I dan
II serta sel penyokong yang duduk di lamina basal.Serat-serat saraf dari bagian
vestibular nervus vestibulo-akustikus (N.VIII) akan mempersarafi sel-sel
neuroepitel ini. Sel rambut I berbentuk seperti kerucut dengan bagian dasar yang
membulat berisi inti dan leher yang pendek. Sel ini dikelilingi suatu jala terdiri atas
badan akhir saraf dengan beberapa serat saraf eferen, mungkin bersifat
penghambat/ inhibitorik. Sel rambut tipe II berbentuk silindris dengan badan akhir
saraf aferen maupun eferen menempel pada bagian bawahnya. Kedua sel ini
mengandung stereosilia pada apikal, sedangkan pada bagian tepi stereosilia
terdapat kinosilia. Sel penyokong (sustentakular) merupakan sel berbentuk silindris
tinggi, terletak pada lamina basal dan mempunyai mikrovili pada permukaan
apikal dengan beberapa granul sekretoris. Pada permukaan makula terdapat suatu
lapisan gelatin dengan ketebalan 22 mikrometer yang dikenal sebagai membran
otolitik. Membran ini mengandung banyak badan-badan kristal yang kecil yang
disebut otokonia atau otolit yang mengandung kalsium karbonat dan suatu protein.
Mikrovili pada sel penyokong dan stereosilia serta kinosilia sel rambut terbenam
dalam membran otolitik. Perubahan posisi kepala mengakibatkan perubahan dalam
tekanan atau tegangan dalam membran otolitik dengan akibat terjadi rangsangan
pada sel rambut. Rangsangan ini diterima oleh badan akhir saraf yang terletak di
antara sel-sel rambut.
2.5.1 Koklea
Koklea tulang berjalan spiral dengan 23/4 putaran sekiitar modiolus yang juga
merupakan tempat keluarnya lamina spiralis. Dari lamina spiralis menjulur ke
dinding luar koklea suatu membran basilaris. Pada tempat perlekatan membran
basilaris ke dinding luar koklea terdapat penebalan periosteum yang dikenal
sebagai ligamentum spiralis. Di samping itu juga terdapat membran vestibularis
(Reissner) yang membentang sepanjang koklea dari lamina spiralis ke dinding
luar. Kedua membran ini akan membagi saluran koklea tulang menjadi tiga bagian
yaitu
Membran basilaris yang merupakan landasan organ Corti dibentuk oleh serat-
serat kolagen. Permukaan bawah yang menghadap ke skala timpani diliputi oleh
jaringan ikat fibrosa yang mengandung pembuluh darah dan sel mesotel. Membran
vestibularis merupakan suatu lembaran jaringan ikat tipis yang diliputi oleh epitel
selapis gepeng pada bagian yang menghadap skala vestibuli.
1. Sel tiang dalam merupakan sel berbentuk kerucut yang ramping dengan bagian
basal yang lebar mengandung inti, berdiri di atas membran basilaris serta
bagian leher yang sempit dan agak melebar di bagian apeks.
2. Sel tiang luar mempunyai bentuk yang serupa dengan sel tiang dalam hanya
lebih panjang. Di antara sel tiang dalam dan luar terdapat terowongan dalam.
3. Sel falangs luar merupakan sel berbentuk silindris yang melekat pada
membrana basilaris. Bagian puncaknya berbentuk mangkuk untuk menopang
bagaian basal sel rambut luar yang mengandung serat-serat saraf aferen dan
eferen pada bagian basalnya yang melintas di antara sel-sel falangs dalam
untuk menuju ke sel-sel rambut luar. Sel-sel falangs luar dan sel rambut luar
terdapat dalam suatu ruang yaitu terowongan Nuel. Ruang ini akan
berhubungan dengan terowongan dalam.
4. Sel falangs dalam terletak berdampingan dengan sel tiang dalam. Seperti sel
falangs luar sel ini juga menyanggah sel rambut dalam.
6. Sel Hansen membatasi sisi luar organ Corti. Sel ini berbentuk silindris terletak
antara sel falangs luar dengan sel-sel Claudius yang berbentuk kuboid. Sel-sel
Claudius ter- letak di atas sel-sel Boettcher yang berbentuk kuboid rendah.
b. Mekanisme Keseimbangan
Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran
setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ
keseimbangan yang ada di dalam utrikulus dan sakulus. Ujung dari setup
saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor,
sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus.
Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan
yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang
mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini
disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka
terhadap gerakan kepala. Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus
terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang
melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala
mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang
akan dikirim ke otak.
2.6 Gangguan system pendengaran
bertambahnya usia
keturunan
penyakit
kondisi congenital
trauma akustik
A. Penyebab-penyebab umum gangguan pendengaran konduktif
1. Infeksi bagian tengah telinga (otitis media)
Infeksi telinga bagian tengah merupakan kelainan yang umum terjadi,
terutama pada anak-anak kecil. Infeksi akut telinga tengah sangat menyakitkan
dan harus segera ditangani. Jika tidak segera ditangani, gendang telinga bisa
rusak. Gendang telinga yang sehat akan membaik sendiri dengan menutup
kerusakan tersebut dengan jaringan parut. Namun, akumulasi jaringan parut
sebagai akibat dari sering terjadinya infeksi bisa juga menyebabkan gangguan
pendengaran konduktif yang lebih sulit diatasi.
1. Othematoma
Pada beberapa kasus kelainan pada telinga terjadi kelainan yang disebut
othematoma atau popular dengan sebutan ‘telinga bunga kol’, suatu kondisi
dimana terjadi gangguan pada tulang rawan telinga yang dibarengi dengan
pendarahan internal serta pertumbuhan jaringan telinga yang berlebihan
(sehingga telinga tampak berumbai laksana bunga kol). Kelainan ini diakibatkan
oleh hilangnya aurikel dan kanal auditori sejak lahir. (encharta ensiklopedi)
2. Penyumbatan
Kotoran telinga (serumen) bisa menyumbat saluran telinga dan
menyebabkan gatal-gatal, nyeri serta tuli yang bersifat sementara. Dokter akan
membuang serumen dengan cara menyemburnya secara perlahan dengan
menggunakan air hangat (irigasi). Tetapi jika dari telinga keluar nanah, terjadi
perforasi gendang telinga atau terdapat infeksi telinga yang berulang, maka tidak
dilakukan irigasi. Jika terdapat perforasi gendang telinga, air bisa masuk ke
telinga tengah dan kemungkinan akan memperburuk infeksi. Pada keadaan ini,
serumen dibuang dengan menggunakan alat yang tumpul atau dengan alat
penghisap. Biasanya tidak digunakan pelarut serumen karena bisa menimbulkan
iritasi atau reaksi alergi pada kulit saluran telinga, dan tidak mampu melarutkan
serumen secara adekuat.
3. Perikondritis
Perikondritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar.
Perikondritis bisa terjadi akibat:
- cedera
- gigitan serangga
- pemecahan bisul dengan sengaja.
Nanah akan terkumpul diantara kartilago dan lapisan jaringan ikat di sekitarnya
(perikondrium). Kadang nanah menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago,
menyebabkan kerusakan pada kartilago dan pada akhirnya menyebabkan kelainan
bentuk telinga. Meskipun bersifat merusak dan menahun, tetapi perikondritis
cenderung hanya menyebabkan gejala-gejala yang ringan. Untuk membuang
nanahnya, dibuat sayatan sehingga darah bisa kembali mengalir ke kartilago. Untuk
infeksi yang lebih ringan diberikan antibiotik per-oral, sedangkan untuk infeksi yang
lebih berat diberikan dalam bentuk suntikan. Pemilihan antibiotik berdasarkan
beratnya infeksi dan bakteri penyebabnya. (medicastore)
Ada banyak lagi gangguan yang terjadi pada alat pendengaran kita ini, misalnya
tumor, cedera, eksim, otitis dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organ pendengaran merupakan organ yang komplek pada bagian tubuh manusia.
Hal itu terlihat dari struktur anatomi, bahasan tentang fisiologi, proses mendengar yang
rumit dan berbagai gangguan yang dapat ditimbulkan oleh sistem pendengaran.
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar,
telinga tengah, dan telinga dalam.
DAFTAR PUSTAKA