Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN SAFETY

IDENTIFIKASI PASIEN

Dosen Pembimbing : Ns Septiyani, S.Kep., M.Kep

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 2 :

1. Adi Akbar Sanjaya 8. Tasya Ema Furi


2. Emelia Susanti 9. Tiara Apriliani
3. Meidyah Pitaloka 10. Vioni Febrianti
4. Rahmat Walupan 11. Vemi Eliya Mega S
5. Riadha Pratiwi 12. Yuni Mellianti
6. Paski Asma Sari 13. Yunita Herlina
7. Selverida Boru G

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN AJARAN 2018/2019

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 15 Januari 2019

Penulis

2
Daftar Isi

Kata Pengantar ....................................................................................................................

Daftar Isi...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................
A. Latar Belakang .........................................................................................................
B. Tujuan ......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................


A. Pengertian Identifikasi Pasien ..................................................................................
B. Macam - Macam Gelang Identifikasi Pasien ...........................................................
C. Kebijakan Identifikasi Pasien Di Rumah Sakit ........................................................
D. Tatalaksana Pemberian Gelang Identifikasi Pasien .................................................
E. Prosedur Pemasangan Gelang Identifikasi ...............................................................
F. Algoritma Identifikasi Pasien...................................................................................

BAB III PENUTUP .............................................................................................................


A. Kesimpulan ..............................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................
Daftar Pustaka ......................................................................................................................

3
BAB I

LATAR BELAKANG

A. Pendahuluan

Ketepatan identifikasi pasien menjadi hal yang penting, bahkan berhubungan

dengan keselamatan pasien. Kesalahan karena keliru merupakan hal yang amat tabu

dan sangat berat hukumnya. Kesalahan karena keliru pasien dapat terjadi dalam

semua aspek diagnosis dan pengobatan. Perlu proses kolaboratif untuk memperbaiki

proses identifikasi uuntuk mengurangi kesalahan identifikasi pasien. Tidak semua

pasien rumah sakit dapat mengungkapkan identitas secara lengkap dan benar.

Beberapa keadaan seperti pasien dalam keadaan terbius, mengalami disorientasi,

tidak sadar sepenuhnya, bertukar tempat tidur atau kamar atau lokasi dalam rumah

sakit atau kondisi lain dapat menyebabkan kesalahan dalam identifikasi pasien.

Proses identifikasi pasien perlu dilakukan dari sejak awal pasien masuk rumah

sakit yang kemudian identitas tersebut akan selalu dan konfirmasi dalam segala

proses di rumah sakit, seperti saat sebelum memberikan obat, darah atau produk

darah atau sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan.

Sebelum memberikan pengobatan dan tindakan atau prosedur . Hal ini dilakukan

agar tidak terjadi kesalahan identifikasi pasien yang nantinya bisa berakibat fatal

jika pasien menerima prosedur medis yang tidak sesuai dengan kondisi pasien

4
seperti salah pemberian obat, salah pengambilan darah bahkan salah tindakan

medis.

Penyusunan kebijakan dan atau prosedur ini harus dikerjakan untuk berbagai

pihak agar hasilnya dipastikan dapat mengatasi semua permasalahan identifikasi

yang mungkin terjadi.

B. Tujuan

 Tujuan umum

Sebagai panduan materi dalam penatalaksanaan identifikasi pasien

 Tujuan khusus

Tujuan identifikasi pasien antara lain :

1. Untuk memberikan identitas pada pasien.

2. Untuk membedakan pasien.

3. Untuk menghindari ( mal praktek ) Mengurangi kejadian / kesalahan yang

berhubungan dengan salah identifikasi. Kesalahan ini dapat berupa: salah

pasien, kesalahan prosedur, kesalahan medikasi, kesalahan transfusi, dan

kesalahan pemeriksaan diagnostik.

4. Memastikan identitas pasien dengan benar sebelum petugas memberikan

obat, melakukan tindakan/prosedur, mengambil darah/sample,

memberikan darah atau produk darah, melakukan pengobatan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Identifikasi adalah pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang

bukti – bukti dari seseorang sehingga kita dapat menetapkan dan mempersamakan

keterangan tersebut dengan individu seseorang.

Pasien adalah seorang individu yang mencari atau menerima perawatan medis.

Identifikasi pasien adalah suatu sistem identifikasi kepada pasien untuk

membedakan antara pasien satu dengan yang lain sehingga memperlancar atau

mempermudah dalam pemberian pelayanan kepada pasien.

Identifikasi pasien adalah proses mencocokkan gelang identifikasipasien pada

pergelangan tangan kiri/kanan yang tercantum nama lengkap, tanggal lahir dan

nomor Rekam Medis dengan identitas orang yang akan diberikan, dilakuka

tindakan/prosedur, diambil darah/sample, diberikan darah atau produk darah,

dilakukan pengobatan.

Gelang identifikasi pasien adalah suatu alat berupa gelang identifikasi yang

dipasangkan kepada pasien secara individual yang digunakan sebagai identitas

pasien selama dirawat di RS.

6
B. Macam- Macam Warna Gelang Identitas Pasien

a. Gelang warna pink untuk pasien perempuan.

b. Gelang warna biru untuk pasien laki – laki.

c. Gelang warna merah untuk penanda pasien mempunyai riwayat alergi.

d. Gelang warna kuning untuk penanda pasien mempunyai resiko jatuh.

e. Gelang warna ungu untuk penanda DO Not Resucitate

C. Kebijakan Identifikasi di Rumah Sakit , menggunakan:

1. Gelang identifikasi pasien yang akan dipasangkan minimal meliputi :

a. nama lengkap pasien ( sesuai e KTP)

b. tanggal lahir atau

c. nomor rekam medis pasien

d. alamat, tanggal masuk rumah sakit boleh dicantumkan atau boleh juga

tidak dicantumkan

2. Identifiksi dilakukan dengan mengecek dua dari tiga identitas tersebut

diatas.

3. Cara identifikasiadalah:

a. Menanyakan secara verbal kepada pasien nama lengkap dan bila

mungkin tanggal lahir.

7
b. Melihat secara visual pada gelang identitas pasien dua identitas

tersebut untuk dicocokkan dengan identitas pasien yang akan

diberikan obat, injeksi, dilakukan tindakan/ prosedur diambil darah/

sample, diberikan darah atau produk darah, dan dilakukan

pengobatan.

 Identifikasi pasien tidak boleh menggunakan nomor kamar atau

lokasi pasien.

D. Identifikasi pasien dilakukan pada saat :

1. Pemberian obat.

2. Pemberian darah atau produk darah.

3. Pengambilan darah atau spesimen lain untuk pemeriksaan klinis.

4. Sebelum memberikan pengobatan.

5. Sebelum memberikan tindakan.

E. Manfaat dan Bahaya Jika Menolak Menggunakan Gelang

Untuk mengantisipasi dan mencegah hal yang tidak diharapkan pada pasien

maka petugas khususnya yang merawat pasien perlu menjelaskan manfaat dan

bahaya jika pasien menolak menggunakan gelang, dan perlu jugadibuat peraturan

rumah sakit yang mewajibkan setiap pasien yang dirawat harus menggunakan

gelang pasien.

8
Adapun prosedur tetap dalam menjelaskan manfaat dan bahaya jika

menggunakan gelang yaitu;

a. Setiap hari petugas pendaftara rawat inap menyiapkan gelang pasien

b. Setiap dokter atau perawat menganamnesa pasien dan menegakkan diagnose

masuk di unit gawat darurat, perawat menginformasikan kepada petugas

pendaftaran rawat inap jika pasien memiliki kondisi alergi atau risiko jatuh.

c. Petugas mengisi identitas pada gelang pasien. Pemilihan warna gelang

disesuaikan dengan jenis kelamin serta kondisi pasien jika pasien tersebut

berisiko jatuh atau alergi obat.

d. Gelang pasien diserahkan ke petugas keperawatan agar gelang tersebut segera

dipasangkan di tangan kanan atau tangan kiri pasien.

e. Sebelum pemasangan gelang, perawat menjelaskan manfaat dan bahaya jika

pasien / keluarganya menolak menggunakan gelang.

f. Perawat juga harus menyampaikan atau mengingatkan pasien ketika perawat

atau dokter atau petugas lainnya agar mengidentifikasi terlebih dahulu sebelum

memberikan pelayanan.

g. Penjelasan manfaat dan bahaya jika pasien menolak menggunakan gelang

sebagai berikut:

9
 Manfaat pemasangan gelang, meliputi:

 Petugas dapat mengidentifikasi pasien dengan mudah sebelum

memberikan pelayanan, pengobatan atau tindakan

 Petugas mampu mengenali pasien dengan pasien yang berisiko

jatuh dan mempunyai indikasi alergi obat. Yang dilihat dari warna

gelang yang dipakai pasien

 Mencegah terjadinya kesalaha dan kekeliruan pada saat

pemberian pelayanan, pengobatan dan tindakan

 Bahaya jika pasien menolak menggunakan gelang, meliputi:

 Petugas mengalami kesulitan dalam proses identifikasi

 Petugas maupun pasien mempunyai risiko besar terjadinya

kesalahan dalam pemberian pelayanan

 Dapat menimbulkan peningkatan angka kejadian yang tidak

diharapkan (KTD) di Rumah Sakit

Pemilihan gelang juga memerlukan kebijakan/ perhatian khusus oleh rumah

sakit, spesifikasi gelang yang baik antara lain:

a. Gelang tidak mudah terlepas, yang dimaksud adalah gelang digunakan satu kali

pakai dan tidak bias dilepas, kecuali dengan cara kanibal

10
b. Identitas yang tercantum pada gelang pasien tidak mudah terhapus atau sifatnya

permanen

c. Jenis gelang juga harus nyaman ketika dipakai oleh pasien, dan berbahan lentur

tanpa melukai tangan pasien

F. Saat pemasangan gelang identifikasi petugas harus :

1. Jelaskan manfaat gelang pasien.

2. Jelaskan bahaya untuk pasien yang menolak, melepas, menutupi gelang.

3. Meminta pasien untuk mengingatkan petugas bila akan melakukan tindakan

atau memberi obat, memberikan pengobatan tidak mengkonfirmasi nama dan

mengecek gelang identifikasi.

4. Jika pasien menolak menggunakan gelang pengenal, petugas harus lebih

waspada dan mencari cara lain untuk mengidentifikasi pasien dengan benar

sebelum dilakukan prosedur kepada pasien.

Contoh pemberian identitas pada gelang pasien :


a. Pasien dengan jenis kelamin laki-laki

11
b. Pasien Bayi Baru Lahir Lahir

G. Tata Laksana Pemasangan Gelang Identifikasi Pasien

1. Gelang identifikasi pasien dipasangkan di pergelangan tangan (kanan atau kiri)

2. Petugas menjelaskan manfaat pemasangan gelangidentitas yaitu:

a. Jelaskan manfaat gelang pasien yaitu mencegah salah orang sebelum pasien

diberikan obat, dilakukan tindakan/ prosedur diambil darah/ sample, diberikan

darah atau produk darah, dan dilakukan pengobatan

b. Jelaskan bahaya untuk pasien yang menolak,melepas, menutupi gelang yaitu

dapat terjadi salah obat/ tindakan/ prosedur/ tranfusi dll

c. Minta pasien utuk mengingatkan petugas bila akan melakukan tindakan atau

member obat memberikan pengobatan tidak menanyakan nama dan tanggal

lahir serta tak mengecek kegelang identitas

3. Memastikan bahwa gelang terpasang dengan nyaman dan aman.

4. Pelepasan gelang identifikasi pasien hanya ketika proses pemulangan pasien

telah selesai.

5. Ketika pasien dipindahkan dari satu unit ke unit lainnya, perawat yang

menerima pasien bertanggung jawab untuk menanyakan kembali identitas

pasien dan menyesuaikan dengan rekam medisnya.

12
Prosedur

1. Prosedur identifikasi neonatus

a. Gelang pasien neonatus berisi identifikasi ibu yang melahirkan pasien jika

nama pasien belum teregistrasi.

b. Setelah nama neonatus teregistrasi, identifikasi mengenai ibu pasien dapat

diganti dengan identifikasi pasien tersebut jika bayi sudah diberi nama.

c. Gelang identifikasi warna pink untuk bayi perempuan dan warna biru

untuk laki – laki.

2. Prosedur identifikasi pasien anak

a. Gelang identifikasi anak berisi nama pasien, nomor rekam medis, tanggal

lahir dan nama orang tua atau wali pasien.

b. Gelang identifikasi untuk bayi perempuan pink dan biru untuk laki – laki.

3. Prosedur identifikasi pasien dengan alergi

a. Pasien harus di pastikan memilik riwayat alergi atau tidak sebelum di

rawat inap.

b. Gelang identifikasi alergi berwarna merah dikenakan di salah satu

pergelangan tangan dan harus dicatumkan nama alergen dengan jelas.

c. Data alergi harus terdokumentasi di rekam medis pasien.

d. Satu gelang alergi dapat memuat maximal 3 ( tiga ) identifikasi alergi

pasien, jika lebih dari tiga alergi dapat ditambahkan gelang identifikasi

alergi baru sesuai dengan kelipatan tiga.

13
e. Jika ditemukan alergi baru, gelang identifikasi alergi baru harus

dikenakan.

4. Prosedur identifikasi pasien dengan resiko jatuh

a. Pasien dengan resiko jatuh adalah pasien dengan agitasi, agresi, delirium

yang belum membaik, geriatri dan pasien lain dengan kebutuhan kekang.

b. Gelang identifikasi pasien dengan resiko jatuh berwarna kuning yang

dikenakan di salah satu pergelangan tangan dengan mencantumkan nama

pasien, jenis kelamin, nomor rekam medis, dan tanggal lahir.

c. Pasien agitasi, agresi dan kebutuhan kekang yang beresiko membahayakan

dirinya dan merusak gelang yang dikenakan dipergelangan tangan dapat

dikenakan di pergelangan kaki dan apabila pasien sudah membaik dan

tenang, gelang tidak perlu dipindahkan.

5. Prosedur identifikasi neonatus

d. Gelang pasien neonatus berisi identifikasi ibu yang melahirkan pasien jika

nama pasien belum teregistrasi.

e. Setelah nama neonatus teregistrasi, identifikasi mengenai ibu pasien dapat

diganti dengan identifikasi pasien tersebut jika bayi sudah diberi nama.

f. Gelang identifikasi warna pink untuk bayi perempuan dan warna biru

untuk laki – laki.

6. Prosedur identifikasi pasien anak

c. Gelang identifikasi anak berisi nama pasien, nomor rekam medis, tanggal

lahir dan nama orang tua atau wali pasien.

14
d. Gelang identifikasi untuk bayi perempuan pink dan biru untuk laki – laki.

7. Pasien dengan Nama yang Sama di Ruang Rawat

a) Jika terdapat pasien dengan nama yang sama, harus diinformasikan kepada

perawat yang bertugas setiap kali pergantian jaga.

b) Berikan label / penanda berupa ‘pasien dengan nama yang sama’ di lembar

pencatatan, lembar obat-obatan, dan lembar tindakan.

c) Kartu bertanda ‘pasien dengan nama yang sama’ harus dipasang di tempat

tidur pasien agar petugas dapat memverifikasi identitas pasien.

8. Pasien yang identitasnya tidak diketahui

a) Pasien akan dilabel menurut prosedur setempat sampai pasien dapat

diidentifikasi dengan benar. Contoh pelabelan yang diberikan berupa:

Pria/Wanita Tidak Dikenal; Alfa alfa, dan sebagainya.

b) Saat pasien sudah dapat diidentifikasi, berikan gelang pengenal baru dengan

identitas yang benar.

9. Melepas Gelang Pengenal

a) Gelang pengenal hanya dilepas saat pasien pulang atau keluar dari rumah

sakit.

b) Yang bertugas melepas gelang pengenal adalah perawat yang

bertanggungjawab terhadap pasien selama masa perawatan di rumah sakit.

15
c) Gelang pengenal dilepas setelah semua proses selesai dilakukan. Proses ini

meliputi: pemberian obat-obatan kepada pasien dan pemberian penjelasan

mengenai rencana perawatan selanjutnya kepada pasien dan keluarga.

d) Gelang pengenal yang sudah tidak dipakai harus digunting menjadi

potongan-potongan kecil sebelum dibuang ke tempat sampah.

e) Terdapat kondisi-kondisi yang memerlukan pelepasan gelang pengenal

sementara (saat masih dirawat di rumah sakit), misalnya lokasi pemasangan

gelang pengenal mengganggu suatu prosedur. Segera setelah prosedur selesai

dilakukan, gelang pengenal dipasang kembali.

16
Algoritma Identifikasi Pasien

Pasien masuk rumah


sakit

Melalui IGD / Klinik Dirawat untuk menjalani


operasi elektif

Apakah terdapat rekam Apakah terdapat rekam


medis sebelumnya medis sebelumnya

Ya Tidak Ya Tidak

• Identitas pasien diperiksa dari rekam • Identitas pasien diperiksa dan • Lengkapi
medis.
 Lengkapi dibandingkan dengan rekam medis. identitas
 Buatlah gelang pengenal berisi  Buatlah gelang pengenal berisi nama
identitas pasien
nama depan dan tengah, tanggal depan dan tengah, tanggal lahir,
lahir, nomor rekam medis pasien • Gelang
nomor rekam medis
 Bila pasien Alergi, buatlah gelang  Gelang  Bila pasien Alergi, buatlah gelang
identifikasi
identifikasi alergi berisi nama, pengenal identifikasi alergi berisi nama, umur, dibuat dan
umur, No RM, Jenis Alergi dibuat No RM, Jenis Alergi diperiksa ulang
 Bila pasien berisiko jatuh, buatlah dan  Bila pasien berisiko jatuh, buatlah pada pasien
gelang• Lengkapi
identifikasi alergi berisi diperiksa gelang identifikasi alergi berisi nama,
nama, umur, No RM, Tingkat Risiko ulang umur, No RM, Tingkat Risiko Jatuh
Jatuh identitas pasien pada  Data di gelang identifikasi diperiksa
 Data di• gelang
Gelang pengenal
identifikasi diperiksa ulang pada pasien
pasien
dibuat dan
ulang pada pasien

Gelang pengenal dipakaikan ke pergelangan tangan


pasien yang dominan (misalnya: tangan yang digunakan)

 Gelang pengenal pasien diperiksa, pasien diminta untuk menyebutkan nama lengkap dan tanggal
lahirnya sebelum menjalani prosedur, seperti:
- Pengambilan darah/ sampel cairan tubuh lainnya
- Transfusi darah
- Pemberian obat-obatan
- Intervensi pembedahan dan prosedur invasif lainnya
- Transfer pasien
- Prosedur pemeriksaan radiologi (rontgen, MRI, dan sebagainya)

 Gelang identifikasi harus diperiksa setiap pergantian jaga oleh  Lepas gelang identifikasi saat pasien
perawat berikutnya untuk memastikan gelang terpasang pulang / keluar dari rumah sakit
dengan baik dan terbaca. 17
 Lepas gelang risiko jatuh bila pasien
 Ganti gelang identifikasi jika terdapat kesalahan data sudah tidak berisiko untuk jatuh
 Jangan mencoret atau menimpa tulisan sebelumnya dengan
data baru
DAFTAR PUSTAKA

1. Nasution CR. Kemenkes Target Tujuh RS Capai Akreditasi JCI. Workshop

Bimbingan Teknis Akreditasi Rumah Sakit dengan Standar Internasiona; 2012 Mar 5;

Jakarta.

2. Menkes. Program Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Nosokomial Merupakan

Unsur Patient Safety. 2011 Nov 7; Jakarta.

3. Menkes. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1961. 2011.

4. JCI. Joint Commission International Standar Akreditasi Rumah Sakit. 4th ed. USA:

Gramedia; 2011.

5. Machfoedz I. Metodologi Penelitian. Fitramaya; 2005.

6. Sugiyono. Metode Penelitian Manajemen. Alfabeta; 2013.

7. World Health Organization W, Joint Commission International, The Joint

Commission. Patient Safety Solutions. WHO; 2007.

8. Anggraeni D, Hakim L, Widjiati C. Evaluasi Pelaksanaan Sistem Identifikasi Pasien

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit. 2014;28:97–102.

9. Raharjo S, Ayuningtyas D. Analisi Faktor Kontribusi Resiko Klinis Terjadinya

Adverse Outcome di IGD RS X Tahun 2006. Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. 2006;

18

Anda mungkin juga menyukai