Anda di halaman 1dari 2

3 Konsep Dasar Usia >35 tahun

a. Pengertian
adalah wanita pada usia 35 tahun atau lebih (Manuaba, 2012).
b. Resiko yang mungkin terjadi pada ibu hamil dengan primitua menurut Rochjati,
2011), antara lain :
1) Hipertensi atau tekanan darah tinggi
2) Pre eklamsi
3) Ketuban pecah dini
4) Persalinan tidak lancar atau macet
5) Perdarahan postpartum
c. Kebutuhan pertolongan medik, bila terdapat kelainan yaitu :
1) Janin tidak dapat lahir normal, biasa dengan tenaga ibu sendiri.
2) Persalinan membutuhkan kemungkinan operasi sesar.
3) Bayi yang lahir kurang bulan membutuhkan perawatan khusus.

d. Penanganan ibu hamil dengan usai >35 tahun menurut Rochjati (2011), yaitu :
1) Memberikan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) agar melakukan
perawatan yang teratur.
2) Menemukan sedini mungkin adanya penyakit dari ibu maupun kelainan atau
faktor resiko dari kehamilan.
3) Merencanakan persalinan aman, agar ibu dan bayi hidup sehat.
4) Melakukan rujukan terencana dengan kesiapan mental, biaya dan transportasi
untuk melahirkan di RS.
e. Penatalaksanaan resiko komplikasi ibu hamil dengan primitua
1) Hipertensi
Tekanan darah tinggi sering terjadi ketika hamil dan lebih mudah menyerang
pada ibuhamil usia≥ 35 tahun. Tekanan darah tinggi semasa hamil sukar dielakkan
karena bermula dari dalam tubuh sebagai komplikasi kehamilan. Tetapi dengan
pemeriksaan awal, tekanan darah tinggi dapat diatasi. Untuk mengatasi masalah
ini, ibu hamil akan diberi terapi “anti hipertensi” melalu terapi ini, tekanan darah
ibubisa turun atau stabil ( Manuaba, 2008 ).
2) Pre - eklamsi
Setiap kunjungan prenatal, tekanan darah dan berat badan harus selaludiukur,
apabila terjadi kenaikan yang tidak wajar dilakukan pemeriksaan protein urine.
Deteksi dini pre eklamsi di lakukan teratur terutama trimester ketiga kehamilan
(Manuaba, 2011).
3) Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan
mulai dan ditunggu satu jam sebelum terjadi in partu. Sebagian besar ketuban
pecah diniadalah hamil 37 minggu, sedangkan dibawah 26 minggu tidak terlalu
banyak ( Manuaba, 2008 ).
4) Persalinan tidak lancar atau macet
Pertolongan persalinan dapat dilakukan dengan partus spontan, ekstraksi vacuum,
ekstraksi forcep, manual aid pada letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal,
seksio sesarea dan lain-lain (Manuaba, 2008).
5) Perdarahan postpartum
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi
perdarahan post partum : menghentikan perdarahan, mencegah timbulnya syok,
mengganti darah yang hilang (Mochtar, 2012).
Cara mencegah perdarahan postpartum yaitu memeriksa keadaan fisik, keadaan
umum, kadar Hb, golongan darah dan bila mungkin tersedia donor darah. Sambil
mengawasi persalinan, dipersiapkan keperluan untuk infuse dan uterotonika.
Setelah ketubah pecah, kepala janin mulai membuka vulva, infuse dipasang dan
sewaktu bayi lahir diberikan 1 ampul methergin atau kombinasi dengan 5 satuan
sintosium.

Anda mungkin juga menyukai