Anda di halaman 1dari 3

Sesak Nafas pada Penyakit Paru-Paru (DISPNEA)

Definisi Sesak Napas


Dispnea (breathless) adalah keluhan yang sering memerlukan penanganan
darurattetapi intensitas dan tingkatannya berbeda-beda.1,2 Ada yang berupa rasa
tidak nyaman di dada yang bisa membaik sendiri, atau yang membutuhkan bantuan
nafas yang serius, hingga yang dapat berakibat fatal. Sesak nafas juga dapat
diartikansebagai merupakan suatu pengalaman subjektif seseorang akan
ketidaknyamanan bernapas yang terdiri dari sensasi yang intensitasnya berbeda.
Pengalaman itumerupakan interaksi dari fisiological, psikologikal, sosial, dan faktor
lingkungan,dan dapat diinduksi secara respon psikologikal dan kelakuan.1 Keluhan
dispneatidak selalu disebabkan karena penyakit; sering pula terjadi pada keadaaan
sehattetapi terdapat stres psikologis.2
Penyebab Sesak Napas
dapat berasal dari berbagai tempat di paruPenyakit Saluran Napas -->asma,
emfisema Adult respiratory distress syndrome(ARDS)Penyakit ParenkimalPenyakit
Vaskular Paru --> Hipertensi paru primerPenyakit pleura --> Pneumotoraks,
Penyakit Dinding Parutrauma, bronkitis kronik, CHF , Kor pulmonal , Efusi pleura ,
kelainan tulangtertelan benda asing Pneumonia, Emboli paru, hemotoraks,
neurologik sumbatan laring, Pulmonary infiltrates with eosinophilia (PIE). Penyakit
venooklusiparu, fibrosis.
Klasifikasi Dispnea
Dyspnea biasanya ditentukan dengan klasifikasi Hugh-Jones yang dapat
dibagimenjadi:o Derajat pertama: kerja tampak sama dengan mereka yang memiliki
usia sama, berjalan, naik tangga mungkin seperti orang sehat lainnya.o Derajat dua:
walaupun obstruksi tidak didapatkan, pasien tidak dapat untuk berjalan seperti
orang lainnya yang berusia sama.o Derajat tiga: walaupun tidak dapat berjalan
seperti orang sehat pada level biasa,pasiennya masih dapat berjalan satu kilometer
atau lebih dengan langkahnyasendiri.o Derajat empat: orang berjalan 50 m atau
lebih membutuhkan istirahat atau tidak dapat melanjutkannya.o Derajat lima: sesak
napas terjadi ketika ganti baju atau istirahat; dan orangtersebut biasanya tidak dapat
meninggalkan rumah.
Mekanisme
Dispnea atau sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti jika ruang

fisiologi meningkat maka akan dapat menyebabkan gangguan pada pertukaran


gasantara O2 dan CO2 sehingga menyebabkan kebutuhan ventilasi makin
meningkatsehingga terjadi sesak napas. Pada orang normal ruang mati ini hanya
berjumlahsedikit dan tidak terlalu penting, namun pada orang dalam keadaan
patologis padasaluran pernapasn maka ruang mati akan meningkat. Begitu juga jika
terjadipeningkatan tahanan jalan napas maka pertukaran gas juga akan terganggu
dan jugadapat menebab kan dispnea.Dispnea juga dapat terjadi pada orang yang
mengalami penurunan terhadapcompliance paru, semakin rendah kemampuan
terhadap compliance paru makasemakin besar gradien tekanan transmural yang
harus dibentuk selama inspirasiuntuk menghasilkan pengembangan paru yang
normal. Penyebab menurunnyacompliance paru bisa bermacam salah satu nya
adalah digantinya jaringan parudengan jaringan ikat fibrosa akibat inhalasi asbston
atau iritan yang sama.
Sumber penyebab dispnea termasuk:
1. Reseptor-reseptor mekanik pada otot-otot pernapasan, paru, dinding
dada dalamteori tegangan panjang, elemen- elemen sensoris, gelendong otot
pada khususnya berperan penting dalam membandingkan tegangan otot dengan
derajat elastisitasnya. Dispnea dapat terjadi jika tegangan yang ada tidak cukup
besar untuk satupanjang otot.2. Kemoreseptor untuk tegangan CO2 dan O2.3.
Peningkatan kerja pernapasan yang mengakibatkan sangat meningkat nya rasasesak
napas.4. Ketidak seimbangan antara kerja pernapasan dengan kapasitas ventilasi
Patofisiologi
Dispnea mungkin disebabkan gangguan fisiologis akut seperti asma
bronchial,emboli paru, pneumotoraks, atau infark miokard. Serangan
berkepanjangan selama berjam-jam hingga berhari-hari lebih disebabkan akibat
eksaserbasi penyakit paru yang kronik atau prosesif dari efusi pleura atau gagal
jantung kongestif.1
Penggambaran Patofisiologi
Konstriksi atau sensasi dada terjepit Bronkokonstriksi, edema interstitial
(asma,iskemi miokardial)Meningkatnya kerja dan usaha untuk bernapas Obstruksi
jalan napas, penyakitneuromuskular (PPOK, asma sedang sampai parah, miopati,
kiposkoliosis)Lapar udara, membutuhkan pernapasan, urge to breathe
Meningkatnya gerakanuntuk bernapas (CHF, embolisme pulmonary, obstruksi
aliran udara yang sedanghingga parah)Tidak dapat bernapas dalam, bernapas yang
tidak memuaskan Hiperinflasi (asma,PPOK) dan terbatasnya volume tidal (fibrosis
pulmonal, restriksi dinding dada)Pernapasan yang berat dan
cepat DeconditioningTabel. Penggambaran Kualitatif dan Mekanisme Patofisiologi
Sesak Napas

Penegakan Diagnosis

Anamnesis
Saat mengevaluasi pasien dengan nafas yang pendek, satu hal yang harus
ditentukanpertama kali adalah berapa lama hal tersebut telah termanifestasi. Pasien
yangsebelumnya dalam keadaan baik dan kemudian mengalami sesak nafas akut
(selama beberapa jam sampai hari) dapat saja memiliki jenis penyakit akut yang
mengenai:4
• Saluran pernafasan (serangan akut asma),• Parenkim paru (acute pulmonary
edema atau proses infeksi akut seperti bakterial
pneumonia),
• Rongga pleura (pneumotoraks)

• Vaskularisasi paru (emboli paru)


Presentasi dari subakut (selama beberapa hari hingga minggu) dapat memberi
kesan yakni:
• Eksaserbasi penyakit saluran nafas yang ada sebelumnya (asma atau chronic
bronchitis)
• Infeksi parenkimal yang berjalan lambat (Pneumocystis carinii, pneumonia pada
pasien AIDS, mycobacterial or fungal pneumonia)
• Proses inflamasi non
-
infeksi yang berjalan relatif lambat (Wegener’s
granulomatosis, eosinophilic pneumonia, bronchiolitis obliterans
with organizingpneumonia, dll)
• Penyakit neuro muskular (Guillain
-Barre´ syndrome, myasthenia gravis),
• Penyakit pleura (efusi pleura dengan berbagai penyebab atau penyakit jantung
kronik)Sebuah presentasi kronik (selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun)
seringdiindikasikan sebagai penyakit paru obstruksi kronik, penyakit paru
interstisialkronik, atau penyakit jantung kronik.4Pasien seharusnya ditanya
penggambaran dari ketidaknyamanannya seperti efek dari posisi mereka, infeksi,
dan stimulus lingkungan pada dyspnea, contohnyaadalah:2

Orthopnea

Dispnea yang terjadi pada posisi berbaring. Pada umumnyamerupakan indikator


dari CHF, perusakan mekanikal dari diafragma diasosiasikandengan obesitas, atau
asma dipicu reflux esofageal dan paralisis diafragma bilateral.

Platipneu

Dispnea yang terjadi pada posisi tegak dan akan membaik jikapenderita dalam posisi
berbaring. Keadaan ini terjadi pada abnormalitas vaskularisasi paru seperti pada
COPD berat.

Trepopneu

Jika dengan posisi bertumpu pada sebuah sisi, penderita dispneadapat bernafas
lebih enak. Hal ini dapat ditemui pada penyakit jantung.

Exertional Dispnea

dispnea yang disebabkan karena melakukan aktivitas.Intensitas aktivitas dapat


dijadikan ukuran beratnya gangguan nafas.

Nocturnal dyspnea

mengindikasikan CHF atau asma.

Intermittent episodes of dyspnea

menunjukkan episode dari iskemi miokard, bronkospasme, atau embolisme


pulmonary.Keluhan sesak nafas juga dapat disebabkan oleh keadaan psikologis. Jika
seseorangmengeluh sesak nafas tetapi dalam exercise tidak timbul maka dapat
dipastikan

Anda mungkin juga menyukai